Home / Fantasi / Manusia Super Mencari Cinta Sejati / Bagian 5 — Tidak Suka Manusia Super

Share

Bagian 5 — Tidak Suka Manusia Super

Author: Mustika Jingga
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Ayah, Ibu. Aku akan mati perawan. Pikir Kiana ingin menangis tetapi daripada menangis tubuhnya hanya bergetar ketakutan.

ZRAAASH!

BUK!

Hanya ada suara sesuatu terjatuh dengan kasar. Kiana pikir itu adalah Leon yang mati duluan karena serangan beruang raksasa itu. Akan tetapi, setelah menunggu beberapa lama tidak ada hal yang membuat tubuh Kiana merasa dicabik-cabik. Penasaran Kiana membuka matanya dan melihat Leon yang bersimbah darah berdiri tepat di hadapannya.

"Kyaaa! Hantu Leon." Ujar Kiana asal sangking kagetnya.

"Sembarangan." Ucap Leon sambil mengusap wajahnya yang dipenuhi oleh darah. "Aku masih hidup tau." Ucap Leon terduduk, genggamannya pada kapak kayu terlepas.

Kiana menoleh ke belakang Leon dan melihat beruang raksasa yang sudah tergorok lehernya dengan kapak kayu. Beruang itu sudah benar-benar mati.

"Mengerikan dia benar-benar mati. Kau benar-benar bukan orang biasa ya?" Kiana malah bertanya di saat seperti itu sambil menatapi Leon yang terduduk lemas.

"Aku tidak tahu. Aku pikir, aku tadi akan mati juga. Tapi aku merasa beruang itu bergerak cukup lambat dan kelemahannya di bagian leher. Aku melompat saja ke arah sana, sesuai instingku. Hanya sekali tebasan leher beruang itu tergorok. Apa beruang selemah itu?" Ucap Leon bertanya bingung dengan polosnya.

Heh, itu bukan beruangnya yang lemah tapi kau saja yang kuat. Pikir Kiana, menatapi Leon heran bahkan orang berpengalaman bisa mati karena serangan beruang liar. Namun, Kiana tidak mengatakan apa-apa pada Leon, berharap pria itu sadar dengan sendirinya.

"Ukh!" Leon memegang lengannya yang terasa sakit. Darah kemudian mengucur dari lengan atas Leon.

"Kau terluka?" Kiana terkejut, sekaligus khawatir dan langsung memeriksa keadaan lengan Leon.

DEG!

Ada energi yang terhubung di antara mereka berdua, energi yang menenangkan untuk Leon dan juga Kiana. Bahkan Leon tidak berkedip saat menatap Kiana karena terkejut dengan apa yang terjadi.

Angin gunung berhembus menerpa mereka, bahkan Kiana pun juga terus menatapi lengan Leon yang lukanya perlahan sembuh.

Aku harus menghentikan ini, tapi bagaimana caranya, tanganku melekat padanya seperti magnet dan dilem. Kiana tidak bisa menghentikan energinya yang saling bertukar dengan tubuh Leon.

Kekuatan healer Kiana tidak pernah ia kendalikan semenjak ia berhenti menjadi seorang healer beberapa tahun yang lalu, sudah lama juga ia tidak bertemu manusia super.

Kiana tidak menyukai ketika dirinya berhubungan dengan para manusia super, karena dia adalah healer kelas C yang lemah. Ia bisa memilih kehidupannya sendiri sebagai orang biasa. Belum lagi Kiana memiliki masa lalu kelam karena manusia super. Kiana tidak membenci mereka, tetapi hal itu cukup membuat Kiana tidak ingin dekat dengan mereka lagi.

Ah sudahlah, dia sudah menyelamatkanku. Setidaknya aku harus berguna juga untuknya. Batin Kiana, kemudian menatap Leon. "Kenapa kau menatapiku begitu?" tanya Kiana sedikit risih, Leon menatapnya tidak berkedip sama sekali.

"Ah, aku seperti baru pertama kali merasa jika di-heal itu menyenangkan." Ujar Leon tersenyum senang. Ia tidak pernah merasa jika di-heal akan semenenangkan ini.

"Itu tidak mungkin, mungkin kau merasa baru pernah karena ingatanmu yang hilang." Ujar Kiana memasang ekspresi tidak percaya. "Kalau di-heal sudah pasti itu akan menenangkan tubuhmu." Jelas Kiana.

"Tapi, rasanya benar-benar aneh. Aku merasa ini pertama kalinya. Entahlah," jelas Leon, ia terus menikmati momen yang asing untuknya itu.

Kutemukan. Leon seperti mendengar suara milik orang lain dan membuatnya menoleh ke kiri dan kanan, Kiana hanya menatapnya bertanya-tanya. Namun, Leon belum mengatakan apa-apa barusan.

"Cukup sekali ini ya, ini sebagai ucapan terima kasihku." Kiana membuang mukanya ke lain arah. Walaupun, Kiana tidak memungkiri di saat seperti ini ia juga menikmatinya saat meng-heal orang lain. Tetapi tetap saja setelahnya ia merasa kelelahan dan lututnya lemas, walaupun tidak berlangsung lama karena energi manusia super milik Leon mengembalikan energi healer milik Kiana, mereka sedang bertukaran energi sekarang.

"Sering juga tidak apa-apa, kok." Leon malah melunjak.

Kiana langsung melepaskan pertukaran energi saat ia bisa dan langsung menjauh pergi. Leon tampak kecewa karenanya, kemudian Leon tersenyum karena masih banyak hari lainnya.

"Kita harus mencari sumber air untuk membersihkan tubuhmu. Aku tidak menyangka kau adalah manusia super." Kiana malah menatap Leon dingin. Ia teringat kembali dengan masa lalunya.

"Aku juga tidak menyangka jika kau seorang healer," ucap Leon meskipun lupa ingatan, Leon mengerti hubungan dirinya dengan healer walaupun baru-baru saja ia menyadari jika ia adalah salah satu dari manusia super. Entah itu seperti ingatan alami untuknya, seperti kata-kata yang tetap ia ingat.

Kiana terdiam sejenak melamun, setelah mengetahui status Leon sebenarnya.

"Ada apa?" tanya Leon mendatangi Kiana yang termenung.

Apa yang aku pikirkan sih, kenapa juga aku harus pusing mikirin kalo dia manusia super. Lagian, jika ingatannya sudah kembali, dia akan pergi pulang ke tempat asalnya juga, kan?

Kiana menatapi Leon yang tampak bingung. "Tidak apa-apa, aku hanya kepikiran sesuatu," jawab Kiana.

"Bagaimana menurutmu? Karena aku manusia super, apa kau tertarik padaku, kau juga seorang healer 'kan? Kita seharusnya cocok." Leon yakin dia dan Kiana bisa berhubungan dekat karena mereka sama.

"Haaa ... aku mau memberitahumu. Jujur saja, sebenarnya aku punya pengalaman buruk dengan manusia super. Jadi, aku tidak menyukainya dan tidak pernah terpikir olehku untuk hidup bersama dengan seorang manusia super sama sekali. Lagipula aku tidak punya perasaan untukmu." Kiana menjelaskan membuang wajahnya ke arah lain lagi. Tidak enak berkata seperti itu, namun ia juga tidak bisa berbohong dan terus memberikan Leon harapan palsu. Kiana menolak perasaan Leon yang entah tulus atau tidak itu.

"Kenapa?" Leon bertanya wajahnya tampak sedih. Kau tidak akan kulepaskan. Lagi-lagi suara yang tidak tahu dari mana asalnya menggema di telinga Leon sehingga membuat pemuda itu kebingungan sambil melihat sekelilingnya.

"Kau kenapa?" Kiana penasaran dengan tingkah Leon sambil menatap wajah pria itu heran, dari tadi Leon tampak bersikap aneh di mata Kiana.

"Apa kau mendengar ada orang yang berbicara barusan?" tanya Leon masih melirik kiri dan kanannya.

"Hah? Mana ada orang di tengah hutan begini. Apalagi, ini wilayah binatang buas." Jawab Kiana, hanya mereka berdua orang gila yang mau mempertaruhkan nyawa di tempat berbahaya karena kurang pengalaman menjelajah hutan.

"Aneh." Leon bingung sendiri.

"Lah, kau yang aneh."

"Mungkin cuma perasaanku saja." Leon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa aneh karena suara barusan begitu jelas.

"Aku hanya ingin hidup dengan normal, aku pernah trauma pada sebuah kejadian di masa lalu." Kiana melanjutkan penjelasannya setelah terputus tadi.

Leon memasang wajah tanpa ekspresi, ia merasa sedih. "Aku akan membuatmu menyukaiku." Leon yang telah tertarik pada Kiana sejak awal meyakinkan dirinya, meskipun Kiana sudah memberitahukan perasaannya.

Kiana terlihat tersenyum getir menanggapinya, apakah bisa bahkan jika Leon mengetahui bahwa hatinya telah menjadi milik Rachel sejak awal? Pria biasa yang telah menjadi temannya sejak ia pindah ke desa ini.

BRUK!

"Kiana! Hei, kau kenapa?!" panik Leon, tiba-tiba Kiana jatuh tidak sadarkan diri di pangkuannya.

Related chapters

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 6 — Masa Lalu Kelam

    Leon yang panik terdiam, setelah menyadari Kiana hanya tiba-tiba tertidur pulas ketika itu. Kemampuannya saat meng-heal Leon membuatnya kelelahan, meskipun mereka sudah saling bertukar energi sebelumnya. Tubuh Kiana masih belum terbiasa dengan kemampuannya yang sudah lama tidak ia gunakan sama sekali. Leon memutuskan membawa Kiana pulang dengan menggendong Kiana di pundaknya, berjalan menyusuri hutan.... "Huwaaaa!" Seorang gadis kecil menangis ketakutan, di tengah kobaran api besar dan di sekelilingnya tergeletak mayat-mayat orang yang sudah bersimbah darah. Di sana ada beberapa kerabat yang sudah tidak bisa tertolong. "Hiks! Hiks!" Gadis kecil itu menangis sesegukan ketakutan dengan tubuh bergetar. Di tengah kobaran api itu seorang pria dewasa berjalan tanpa ragu sedikit pun, api tidak mempengaruhi dirinya. Matanya berkilat merah, dengan aura-aura berhamburan yang bisa menghancurkan benda-benda di sekelilingnya, membuatnya terlindung dari kobaran api. Sang gadis kecil hanya b

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 7 — Pria Lugu yang Kejam

    Wajah kedua pemuda-pemudi yang baru saja kembali dari hutan ini tampak pucat kelelahan. Meskipun akhirnya mereka berhasil keluar dari hutan Kiana dan Leon membutuhkan waktu yang lama untuk bisa sampai ke rumah."Kiana kau bilang tahu jalan, tapi sampai sore hari, baru kita bisa sampai rumah." Keluh Leon dengan wajah pucat, karena tidak sedikit binatang melata yang mereka berdua jumpai di jalan."Kau gila, seandainya kita tidak berpindah tempat sampai di jalur sungai. Kita tidak akan berakhir seperti sekarang." Kiana berucap terengah-engah, rambutnya yang terikat sudah berantakan dipenuhi oleh daun-daun kering dan ranting."Tapi, kalo aku tidak ke sungai aku tidak akan tahan dengan bau-bau darah itu." Protes Leon."Kenapa kau tidak menungguku sadar saja ...."Mereka berdua berakhir ribut mempermasalahkan siapa yang salah. Tidak sadar jika di depan pintu rumah ada ayah dan ibu Kiana yang sedang menunggu kedatangan mereka."Ke mana saja kalian berdua pergi?" ayah Kiana menatap horor kedua

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 8 — Kelas Manusia Super

    Kiana dan Rachel bersiap untuk melarikan diri, berusaha untuk menyelamatkan diri menerjang Leon, walaupun hampir mustahil karena mereka telah terjebak, jalan mereka satu-satunya untuk lari telah diblokir oleh Leon yang tidak mereka kenal sekarang."Apa sekarang Leon lepas kendali? Dia seperti bukan dirinya." Gumam Kiana ketakutan. Mata Leon yang semulanya hitam berubah menjadi kuning keemasan."Aku takut." Kiana memegang tangan Rachel. Pria itu kemudian pasang badan di depan Kiana."Jangan lukai dia." Ujar Rachel lantang."Cih!" Leon mendecak sebelum sempat mengucapkan sepatah kata apa pun, kemudian ia tiba-tiba jatuh tergeletak di hadapan Kiana dan Rachel. Menyisakan Leon yang saat ini terbaring terengah-engah karena menggunakan kekuatannya secara berlebihan.Kiana langsung menghampiri Leon yang setengah sadar itu, ia harus meng-heal Leon secepatnya agar pria itu segera pulih karena sudah dua kali nyawanya diselamatkan oleh pria misterius itu."Kiana, apakah dia tidak berbahaya?" tany

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 9 — Saingan Cinta

    Di tengah lapang sunyi—tidak ada orang berlalu lalang, tampak dua orang pria yang saling berhadapan.Deru angin menerbangkan rambut kedua orang pria yang besar tubuhnya tidak jauh berbeda. Kemudian keduanya saling menyerang dan tinju tepat mendarat pada masing-masing pipi mereka...."Aku pulang!"Kiana masuk ke dalam rumahnya, untuk beberapa alasan Kiana akhirnya meninggalkan Leon sendirian hari itu untuk menjaga rumah dan ia baru saja kembali dari perjalanannya. Ia pergi ke pusat kesehatan bersama dengan orang tuanya. Beruntungnya saat itu Leon mau saja di tinggal, padahal biasanya ia selalu mengikuti Kiana."Kiana, sudah kembali! Selamat datang!" Leon bersemangat karena sudah merasa bosan sendirian dan hanya menonton televisi untuk menghilangkan kesuntukkannya."Kenapa wajahmu memar begitu?" Kiana malah tertarik dengan lebam yang terdapat di pipi Leon."Habis kepleset tadi di luar dan pipiku terbentur, hehehe." Alasan Leon kurang meyakinkan sebenarnya."Ada-ada saja, baru satu h

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 10 — Asal Usul

    Kiana tersadar jika saat ini ia ketiduran di meja kerjanya. Matanya yang masih setengah tertutup pas menatap mengarah keluar jendela, menangkap bayangan seseorang yang tengah berdiri di sebuah batang pohon tidak jauh dari rumahnya. Matanya berkilat kuning dari sosok bayangan itu, tentu saja langsung membuat Kiana membelalakkan matanya kaget. Ia mengucek matanya, memastikan dan bayangan itu menghilang setelahnya. Apa itu tadi? Buru-buru Kiana menutup gorden jendelanya dan langsung bersembunyi di balik selimut, ia merinding ketakutan. ...Kiana keluar kamar dengan lesu di pagi harinya, matanya terlihat berkantung. "Pagi Kiana. Eh, kau kenapa?" Leon menangkap wajah Kiana yang tampak tidak segar sama sekali. Pria itu sedang duduk di sofa menonton televisi awalnya."Aku semalam mimpi buruk dan berakhir tidak tidur dengan nyenyak." Jujur Kiana masuk ke dalam kamar mandi, meskipun berjalan gontai."Sebaiknya kau tidur lagi, sebentar." Leon memberi saran."Aku ada kerjaan hari ini, setela

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 11 — Pribadi Lain

    Apakah aku akan berakhir seperti ini? Kiana berpikir setengah sadar masih menggantung di udara.SYUT!Seorang pria menangkap Kiana tepat sebelum tubuhnya menyentuh bebatuan di bawah jurang. Mata pria itu berkilat marah sambil menatap portal Dungeon yang berada tepat di atas jurang. Dia adalah Leon yang saat ini tidak dalam keadaan sadarnya. Ada aura berwarna kemerahan yang menguar dari tubuh Leon.Bahkan Kiana dalam ketidak-sadaranya tampak terganggu karena energi besar yang Leon keluarkan.Tidak berkata apa-apa Leon terbang ke atas jurang membawa tubuh Kiana bersama dengannya. Kemudian ia menaruh tubuh tidak sadarkan diri Kiana di tempat yang ia kira cukup aman. Kemudian membuat pelindung untuk melindungi gadis itu.Apakah aku selamat? Kiana perlahan membuka matanya, kemudian ia melihat Leon di hadapannya memiliki tatapan yang tidak ia kenal."Sebaiknya kau beristirahat saja." Ucapnya dingin dan menutup mata Kiana dengan telapak tangannya, Kiana langsung tertidur dengan pulas. Tidak t

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 12 — Pencarian Noel Ricard

    Merasa bukan dirinya yang dipanggil oleh pria asing itu Leon, membuang wajahnya dan melanjutkan tugasnya."Tuan, Noel!" pria itu langsung memegang bahu Leon. Leon mengernyit bingung tidak mengerti menatapi pria bermasker misterius tersebut. Saat ditatap Leon seperti itu, pria itu tampak terkejut dan langsung melepaskan tangannya dari bahu Leon."Ini aku, Bian." Pria bernama Bian membuka maskernya memperlihatkan wajahnya. Sekilas Leon, merasa tidak asing dengan wajah orang di depannya. Namun, Leon tidak mengenalnya sama sekali."Anda siapa? Sepertinya Anda salah orang." Leon bergegas pergi, tidak banyak orang di sekitar situ, Leon tidak ingin membuang waktunya. Dia juga tidak mengenalnya meskipun orang itu sudah memperkenalkan dirinya."Tuan! Tunggu aku. Tidak mungkin aku salah orang, walaupun sekarang Tuan terlihat berbeda." Leon tidak perduli dan buru-buru ia bergegas kembali ke tempat tinggalnya.Haruskah aku memukulnya, jika aku membawanya ke rumah Kiana takutnya itu malah akan mem

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 13 — Kecurigaan Kiana

    "Hmm, aku kenapa Kiana?" tanya Leon kebingungan. Kiana sempat merinding karena berpikir Leon akan menjadi orang lain barusan."Tidak, tidak apa-apa. Aku hanya berbicara sendiri." Jawab Kiana. Mana mungkin Leon adalah manusia super itu, lagi pula saat pemeriksaan dia dinyatakan manusia super kelas B. Kiana melanjutkan pekerjaannya lagi, tidak ingin berpikir lebih banyak karena itu hanya akan membuatnya pusing sendiri."Apa ada yang bisa kubantu, Kiana?" tanya Leon, menawarkan bantuan."Kau beristirahatlah, tugasmu 'kan sudah selesai." Ucap Kiana menyusun barang belanjaan yang telah dibawakan oleh Leon.Leon tidak pergi ke mana-mana dan lebih memilih untuk memperhatikan Kiana.Sepertinya gadis itu mulai curiga. Leon mendengar sebuah suara di kepalanya."Hei siapa kau?!" Leon tiba-tiba berteriak membuat Kiana terkejut."Ada Leon?" Kiana ikut kebingungan juga."Diamlah! Mari kita berbicara empat mata." Pandangan Leon menggelap, dan ia merasa di pindahkan ke tempat lain...."Di mana aku?

Latest chapter

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 73 — Kedekatan

    Noel kembali tidak lama setelah ia keluar. "Cepat sekali kamu kembali. Apakah urusanmu di organisasi sudah selesai?""Aku tidak begitu perduli sih, jika organisasi itu bangkrut ataupun hancur aku masih bisa menciptakan organisasi baru lagi dari awal. Namun, sayang sekali orang yang ingin menjatuhkanku terlalu lemah." Noel menjelaskan sembari duduk di samping Kiana."Sepertinya aku salah karena mengkhawatirkan perusahaanmu." Kiana sedikit tahu tentang Noel, sebagai manusia super terkuat Noel seharusnya memiliki kekayaan yang tak terhitung jumlahnya. Kekayaan selain dari pendapatan perusahaannya. Seharusnya karena sering menghancurkan Dungeon Noel tentu saja memiliki banyak artefak langka yang berharga."Yang lainnya ingin bertemu denganmu." Noel tidak ingin membahas tentang perusahaannya lagi, lagi pula tempat itu akan bisa berfungsi seperti sediakala dalam beberapa hari lagi."Apakah mereka semua datang kemari?""Ya, sebentar lagi mereka akan sampai.""Apa mereka memang sudah serin

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 72 — Keputusan Noel

    Sudah beberapa hari dari kejadian serangan, selama itu juga Kiana memulihkan dirinya di rumah sakit. Fasilitas Manusia Super diliburkan secara total, serangan Dungeon sepenuhnya ditangani oleh pemerintah atau organisasi kecil lainnya. Organisasi Noel mengalami banyak kerugian, namun ia tidak masalah dengan hal tersebut. Kekacauan seperti itu tidak akan membuatnya langsung hancur dan jatuh miskin. Saat ini fasilitas dalam pemulihan.Ini mengesalkan sudah beberapa hari ini aku masih tidak bisa melakukan apa-apa sendiri. Kiana membatin menggerutu, menatapi punggung Noel yang sepertinya tengah menyiapkan pakaian yang dikenakan oleh Kiana.Selama beberapa hari ini Noel sendiri yang mengurus Kiana dengan tangannya, Kiana pikir ia akan membayar orang lain tetapi, ternyata ia tidak melakukannya sama sekali.Bahkan sampai ke kamar mandi Noel juga yang membantu Kiana. Beruntungnya Kiana masih bisa menggerakan tangannya walau lemah, mereka berdua sempat berdebat karena hal itu. Namun, mendengar

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 71 — Bertemu Leon

    "Berhentilah menangis seperti anak kecil begitu." Noel mengusap air mata Kiana dengan telapak tangannya begitu juga ingusnya tanpa merasa jijik sedikit pun. Wanita itu terus menangis sesegukkan yang bahkan Leon tidak tahu apa sebabnya."Bagaimana aku tidak menangis, sudah sangat lama aku tidak melihatmu."Leon tampak kebingungan saat mendengar penjelasan Kiana. "Bukankah aku baru saja menghilang?" Tampaknya waktu berhenti untuk Leon ketika Noel mengambil alih kembali tubuhnya."Hiks! Sudah banyak yang terjadi semenjak kepergianmu." Kiana masih mengeluarkan air matanya."Jangan bersedih, aku merasa kita masih sangat dekat karena kita masih bisa bertemu seperti ini, walaupun aku tidak tahu apa-apa tapi aku merasa sangat dekat denganmu daripada beberapa waktu lalu. Apa kau sangat dekat denganku?" Leon sedikit bingung dengan perasaannya, ia tidak mengerti apa yang sebenarnya ia rasakan.Tiba-tiba tanah tempat mereka berdiri bergetar. Kiana yang ingin memberi penjelasan suaranya tiba-tiba

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 70 — Kiana Tak Sadarkan Diri

    Kenapa tempat ini terasa aneh? Kiana membatin saat memasuki inti Dungeon. Ia merasakan perasaan yang cukup aneh saat itu."Sepertinya Noel telah masuk ke dalam jebakan kita.""Apakah kita bisa menyingkirkannya sekarang.""Dengan kemampuannya yang terbatas, seharusnya kali ini ia mati dan lenyap dari dunia ini.""Akhirnya dendamku akan terbalaskan." Mala merasa puas dengan apa yang akan terjadi ke depannya terhadap Noel.Saat masuk ke dalam Dungeon, Noel sejenak terdiam dan menurunkan Kiana dari gendongannya. Noel tiba-tiba membuka topeng yang ia kenakan, membuat Kiana sedikit bingung. Apa karena tidak ada orang di sini jadi dia melepaskanya?Kiana pun mengikuti apa yang Noel lakukan tersebut. Setelahnya Kiana mendapati pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu tengah tersenyum simpul."Apa yang terjadi?" Kiana tidak tahan untuk tidak bertanya."Kita tidak bisa berdiam di tempat ini lebih lama, tempat ini adalah jebakan," jelas Noel pada Kiana. "Mereka pikir tempat ini bisa melumpuhka

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 69 — Kedatangan Noel

    "Kiana kau tidak perlu terlalu khawatir begitu." Lucia menjawabnya merasa tidak enak karena perhatian Kiana."Tapi, lukamu itu cukup parah." Kiana tidak percaya dengan sikap berusaha biasanya Lucia yang membiarkan darah mengalir di lengannya."Andai Tuan Noel sebaik dirimu, mungkin aku akan jatuh cinta padanya." Lucia tampak terharu, bahkan Kiana tidak percaya jika wanita itu bisa bersikap demikian. "Tapi, Noel bukan lah dirimu. Kenapa bisa kalian berdua memiliki aura sedikit mirip, tapi dengan sifat yang bertolak belakang.""Aku tidak mirip dengannya," protes Kiana."Ya mereka mirip karena berjodoh," timpal Joan.Setelahnya Kiana terdiam. Sepertinya hanya Lucia yang merasa seperti itu. Orang lain tidak ada yang menyadarinya.Dosa apa yang pernah aku lupakan sampai pada akhirnya terjebak dengan orang-orang seperti mereka. Kiana hanya bisa membatin tidak percaya, meskipun tidak akrab mereka masih bisa bercanda disituasi genting seperti sekarang."Tidak ada waktu untuk bercanda disituas

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 68 — Tempat Berlindung

    Rasanya aku merasa bersalah karena bersembunyi di tempat ini sendirian. Ada banyak orang yang panik di luar sana. Kiana membatin di sebuah ruangan cukup sempit sembari memeluk lututnya diam.Ingatan masa lalu mulai terbayang lagi diingatan Kiana. "Ah, jangan ingat. Bukan waktunya untuk takut sekarang." Kiana bergumam pelan menepuk pelipisnya, berusaha menenangkan diri. Mengingat banyaknya nyawa yang telah melayang di hadapannya kala itu, membuat Kiana cukup merinding. Meskipun, sudah cukup terbiasa tetapi ada kala bagi Kiana teringat kenangan mengerikan tersebut.Tiba-tiba suara pintu terbuka. "Siapa yang datang?" Kiana menelan ludahnya takut, seketika tombol yang Bian berikan padanya langsung digenggam Kiana erat, walaupun saat ini belum ia tekan untuk memanggilnya. Namun, Kiana telah berada dalam keadaan paling waspadanya.Suara langkah kaki manusia terdengar menggema di ruangan—tidak hanya satu orang. Bian bilang tidak ada yang tahu tempat ini? Kenapa ada orang lain yang datang ke

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 67 — Serangan di Organisasi

    "Jadi, kau akan langsung kerja setelah ini?" tanya Kiana sebelum keluar dari mobil."Aku harus pergi ke luar kota," jawab Noel."Oh." Kiana, tidak bertanya lagi."Aku tidak akan pergi lama, sore nanti aku kembali dan pasti menjemputmu.""Oke, Pak Bos." Kiana keluar dari mobil setelahnya."Jaga dirimu baik-baik.""Ha? Aku tidak salah denger nih?""Kenapa? Tidak ada hal yang salahkan dengan hal itu.""Iya sih, cuma tumben saja. Lagi pula ini di area organisasi. Yang dijamin keamanannya.""Intinya jangan terlalu bersantai.""Kau merasakan sesuatu?""Tidak sih, cuma aku ingin kau berhati-hati. Meskipun tempat ini aman, tapi di dalam tetap ada musuh. Kau jangan merepotkanku.""Oke, oke, baiklah. Aku masuk dulu, aku akan menjaga diri. Kau tenang saja, dan fokuslah pada pekerjaanmu." Kiana pergi dengan cepat memasuki gerbang organisasi.Noel melesatkan kendaraannya setelah memastikan Kiana masuk ke dalam gerbang kantornya. Noel sadar jika Kiana masih tidak nyaman dengan keadaan kakinya, teta

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 66 — Dia Datang Lagi

    Malam kekacauan tersebut terlewati seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Namun, pada akhirnya karena pertemuan itu dunia tahu jika Noel Ricard telah memiliki pasangan hidupnya. Hancurnya gedung pertemuan tentu saja menjadi salah satu berita menghebohkan juga, karena pengenalan pasangan yang mengalami kekacauan. Berita menghebohkan tentang aksi berani yang menentang manusia super yang tercatat sebagai yang terkuat di dunia, bagi banyak orang itu adalah hal yang benar-benar nekat.Kiana langsung dibawa pulang oleh Noel ke kediamannya. Saat topeng yang ia kenakan dilepas, Noel terdiam sejenak memperhatikan wajah wanita itu."Ada apa, kenapa kau menatapku begitu?" Kiana yang sedari tadi tidak sadar, menyentuh dahinya yang terasa tidak nyaman. Kemudian ia melihat telapak tangan yang berdarah, membuatnya sontak terkejut."Kenapa kau tidak menyadari jika dahimu terluka?" tanya Noel, dengan ekspresi yang Kiana tidak mengerti sama sekali."Mungkin karena terkejut aku jadi tidak sadar jika kepala

  • Manusia Super Mencari Cinta Sejati   Bagian 65 — Malam Perjamuan

    Pagi itu Kiana menyiapkan bubur untuk Noel karena melihat pria itu dalam keadaan demam. Untung saja hari ini, adalah hari libur. Jadi, aku bisa merawatnya.Kiana meletakan bubur yang barusan ia buat di meja samping ranjang Noel. Kemudian bermaksud ingin kembali ke kamarnya dan mandi, sembari menunggu Noel bangun dari tidurnya.Namun baru saja selesai meletakkan buburnya di meja samping ranjang milik pria itu, Noel tampak sudah sedari tadi menatapi Kiana."Kau sudah bangun? Kenapa tidak berbicara sama sekali?" tanya Kiana menatap ke arah Noel yang masih memperhatikannya.Tanpa berkata-kata pria itu bangun dari tidurnya dan masih tidak menjawab pertanyaan Kiana, ia mulai kesal karena perkataannya tidak mendapat jawaban sama sekali dan mau meninggalkan ruangan itu."Mau ke mana?" tanya Noel, akhirnya membuka suara."Aku tidak mau berbicara dengan manusia patung." Kiana menjawab ketus."Biarkan aku menenangkan diri sebentar. Kau duduklah di sini." Noel akhirnya mengeluarkan sedikit kata

DMCA.com Protection Status