Untuk sesaat, Dinara merasa sedikit asing. Dia menatap Arhan dengan kosong dan hatinya muncul rasa ketidakpuasan dan penghinaan. Arhan yang sekarang terasa sangat asing dan bukanlah Arhan yang dia kenal. Setelah yang lainnya melihat Arhan berlutut, mereka tidak ragu-ragu lagi dan ada beberapa orang yang ikut berlari ke depan Kevin untuk berlutut.Kemudian, hal ini juga memicu semua orang berlutut di depannya. Di dalam aula yang besar, hanya ada Kevin dan sepuluh orang lainnya yang masih berdiri. Di dalam aula itu langsung dipenuhi oleh suara pertobatan dan pengampunan. Ada banyak wanita yang ketakutan sampai menangis, seolah-olah di sini adalah acara pemakaman. Kevin perlahan berjalan mendekati Dinara.Ketika Arhan melihat Kevin yang berjalan kemari, jantungnya berdegup kencang. Keringatnya terus mengalir, kemudian dia menyembahnya lebih semangat dan seluruh tubuhnya juga menjadi semakin gemetar."Tuan muda pertama, aku... Aku pantas mati, berharap Anda... Bisa mengampuniku, berikanla
Arman berbicara dengan tatapan yang dalam."Aku tidak tahu seberapa besar skalanya, tetapi Tuan Azka pernah mengatakannya padaku, bahwa aku masih belum memenuhi syarat untuk bertemu dengan keluarga Wijaya! Aku yang sudah menjadi orang terkaya di kota pun masih belum punya syarat, bisa dibayangkan berapa banyak sumber daya dan kekayaan yang dimiliki oleh keluarga Wihaya yang tersembunyi ini."Arman telah memikirkan Dinara dan berbicara dengan perasaan yang tersulit."Kamu jangan sentuh Dinara dalam waktu beberapa hari ini, tidurlah di satu kamar lainnya malam ini, jangan sekamar dengan Dinara.""Ayah!"Arhan berteriak dengan enggan. Dinara adalah wanita yang dia idamkan sejak lama, apalagi dia sudah lama menantikan hari pernikahan ini."Sebelum Kevin pergi, dia meminta aku untuk menjaga Dinara dengan baik, bukannya ini membuktikan bahwa dia telah melepaskan Dinara di dalam hatinya? Anda terlalu berhati-hati.""Diam!"Arman meraung."Ikuti saja perintahku! Bagaimana jika Tuan muda perta
Devin sedikit terkejut dan segera tersenyum."Kamu juga berada di dalam aula pada siang hari ini bukan? Kamu sangat pintar, katakanlah, sejarah hitam Kevin yang mana kamu ketahui!"Raven merasa sangat gembira. Dia berpikir bahwa dirinya tidak salah menebaknya, karena Devin dan Kevin memang ada kontradiksi yang tajam, kemudian dia segera berbicara."Aku merasa tidak yakin apakah itu adalah sejarah gelapnya atau tidak bagi Anda, tetapi aku tahu segalanya tentang dia di Universitas Neo. Aku bisa memberitahu semuanya yangkutahu pada Anda. Anda bisa menilainya sendiri dan sepertinya ada sesuatu hal yang ingin Anda ketahui."Devin menghela nafas. Dia hanya benci dirinya sendiri yang menggerakkan otaknya, yang membuat Raven ketakutan. Namun, Devin tidak terburu-buru mengenai hal-hal Kevin, kemudian dia berbicara."Baik, katakanlah satu per satu sekarang, jika tidak ada satu hal yang kubutuhkan, aku akan mengingatkanmu, aku akan sangat marah dan konsekuensinya juga akan menjadi serius, katak
Setelah itu, dia melihat ke arah mobil dan berbicara sambil tersenyum."Untuk apa kamu masih berada di dalam mobil? Kami akan kembali ke Pulau! Keluar!""Baik, Tuan muda kedua, aku turun!" Ada seorang anak muda yang turun dari mobil dan dia adalah Raven. Gani menatap Cao Ning dan berkata sambil tersenyum, "Jika kamu terampil dengan baik kali ini, aku bisa menjadikan keluarga kalian sebagai keluarga teratas pertama di kota dalam waktu tiga tahun dan aku juga bisa memberikan apapun yang kalian inginkan di masa depan, tetapi jika kamu tidak terampil dengan baik, aku juga bisa menghancurkan keluarga kalian dalam waktu semalam! Lalu menjadikan kamu yang sebagai Tuan muda menjadi pengemis yang mengemis di sepanjang jalan.""Baik."Raven tanpa sadar menelan ludahnya dan menjawabnya dengan hati-hati. Setelah menghabiskan waktu dua hari bersama Gani, dia merasa bahwa bersama orang ini selalu merasa penuh krisis dan peluang, yang membuatnya selalu takut setiap saat.Namun, Raven tahu bahwa jik
Pria dan wanita itu adalah Andrea Wijaya dan Marisa, kedua orang tuanya Gani. Andrea adalah putra ketiga dari kepala keluarga Rama Wijaya. Mereka berdua memiliki harapan yang tinggi terhadap Gani!Mereka tahu bahwa kunjungan Gani ke kota kali ini terkait dengan apakah larangan keluarga untuk Kevin dapat dicabut atau tidak dan malam hari ini, mereka datang secara khusus untuk mengetahui situasinya.Kevin adalah saingan yang terbesar bagi Gani, sehingga kedua orang itu sangat memperhatikan situasi Kevin."Anakku, apa yang terjadi dengan Kevin? Aku mendengar dia sudah kembali ke Pulau! Bukannya kamu bilang bahwa kamu pasti ada cara untuk melanjutkan larangan keluarga untuk Kevin? Mengapa dia bisa kembali?" Tanya Marisa sambil menatap Gani."Tidak masalah jika dia kembali atau tidak! Perlukah untuk diributkan?" Kata Gani dengan tidak senang."Hei, Gani, kamu jangan bersikap seperti ini, kepulangan dia adalah masalah besar bagi kita! Saat kalian masih kecil, kakek lebih menyukainya darip
Wanita itu adalah wanita Rusia yang cantik dan berambut pirang, sedangkan anak muda itu adalah Raven. Setelah mendengar suara pintu kamar yang terbuka, Raven telah menghentikan "olahraganya".Begitu dia tiba di kediaman ini bersama Gani, Gani langsung membawanya ke kamar dan membawa seorang wanita cantik dari Rusia untuknya, kemudian berbicara bahwa dia dapat melakukan apa pun yang dia inginkan dengan wanita cantik itu.Pada awalnya, Raven merasa sedikit malu. Lagi pula, dia baru saja berusia 22 tahun dan tidak memiliki banyak pengalaman tentang halitu, tetapi di bawah "ajaran" dari wanita Rusia yang cantik itu, dia segera menjadi orang yang berpengalaman.Selain ada beberapa jenis postur tubuh yang umum, Raven menggunakan imajinasinya yang kaya, lalu menggunakan beberapa gerakan sulit yang dibuat oleh dirinya untuk berhubungan mesra dengan wanita Rusia yang cantik itu.Dia hanyalah seorang mahasiswa dari Universitas Neo. Sebelumnya, dia juga pernah bersenang-senang dengan gadis-gadi
Orang-orang di aula terdiam sesaat dan tatapan mereka tertuju pada Kevin. Hati mereka penuh dengan rasa keingintahuan dan kegembiraan. Kebanyakan orang tahu bahwa Kevin adalah satu-satunya dari generasi cucu yang paling disukai oleh Rama Wijaya. Delapan tahun yang lalu, dia telah dikirim keluar oleh keluarga Wijaya untuk menerima "uji pelatihan kemiskinan". Dia sudah tidak kembali ke keluarga Wijaya selama lebih dari delapan tahun, bagaimana mungkin kemunculannya kali ini tidak membuat orangterkejut dan penasaran?Setelah keterkejutan berlalu, banyak orang yang mulai menyapa Kevin. Bagaimanapun, Kevin sangat dimungkinkan untuk mewarisi posisi kepala keluarga."Kevin, sudah kembali.""Aku sangat merindukanmu.""Kevin, apakah kamu sudah menderita banyak di luar selama delapan tahun ini?"Kevin dikelilingi oleh banyak orang dalam waktu sekejap dan semua wanita mulai mendekati Kevin, sedangkan Mia dan keempat wanita merasa kesempitan sampai keluar. Meskipun orang-orang dalam keluarga be
Kevin memeluk Andara Wijaya dan Belina. Mereka sekeluarga sudah lama tidak berkumpul selama delapan tahun dan akhirnya mereka telah berkumpul kembali hari ini. Belina memeluk Kevin dan bersandar di bahu Kevin sambil menangis.Andara juga merasa penuh kegembiraan dan terharu. Dia meletakkan satu tangannya di punggung Kevin dan satu tangan lainnya menepuk punggung Belina dengan lembut. Dia berbicara dengan lembut."Sudahlah, kita sudah berkumpul kembali dengan anak kita, untuk apa kamu menangis seperti ini, sudahlah, jangan menangis lagi."Kevin melepaskan kedua orang tuanya. Dia menatap kedua orang tuanya dengan matanya yang merah dan memanggil Belina."Ibu!""Hei, anakku!" Kata Belina. Setelah mendengar Kevin memanggilnya "ibu", dia merasa lebih bahagia."Ayah!" Kevin menatap Andara dan memanggilnya."Hei." Andara menjawabnya dan dadanya dipenuhi dengan aliran hangat, yang membuatnya ingin menangis. Andara berkedip dan menekan kembali air mata di saluran air matanya.Dia menatap Kev
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan