"Tiga orang berkulit putih ini cepat atau lambat akan kena karma.""Lihat bulu di kulit mereka, mereka itu monster yang masih belum berevolusi sempurna!"Pria asing ini semakin angkuh, dia menunjuk semua orang, memaki mereka dengan Bahasa Inggris."Dasar sekumpulan pengecut! Jika berani coba pukul kami!""Siapa yang berani menghalangi kami lagi, kami akan menghabisinya!""Kalian orang indonesia bukan apa-apa dibandingkan dengan kami!"Tiga pria asing ini tidak mau membuang-buang waktu di sini lagi, mereka ingin cepat-cepat membawa Rika ke hotel untuk bermain-main dengannya, mereka menyeret Rika di alun-alun."Semuanya awas, kalian semua jangan menghalangi jalan kami!"Semua orang mengikuti tiga pria asing ini, mereka benar-benar ingin menghabisi tiga orang ini, tapi mereka juga takut karena tiga orang ini adalah atlet tinju."Tuan Muda Kevin, di sini ada apa?" Rani dan yang lainnya masuk ke dalam kerumunan orang.Kevin melihat seorang pria asing sedang menyeret dan menutup mulut Rika,
Semua orang tidak percaya jika empat gadis ini mampu melawan tiga pria asing berbadan besar dengan mudah, setelah beberapa saat, suara pujian baru terdengar."Astaga, hebat sekali.""Empat wanita ini lebih hebat dari pria asing ini, tidak bisa dipercaya.""Sebenarnya ada apa ini, sangat tidak masuk akal!"Tapi keempat wanita itu sama sekali tidak peduli dengan pujian dari orang lainterhadap mereka, mereka berempat berjalan ke arah tiga pria asing, tiga pria asing sudah ketakutan, mereka merasa empat wanita ini bukan orang biasa, tapi dewi.Tiga pria asing langsung mengangkat kedua tangannya, dengan takut mereka berbicara."Stop, surrender... (berhenti, menyerah)"Semua orang menghampiri tiga pria asing, mereka semua memakinya dan memukulnya."Habisi mereka!""Pukul mereka!""Sialan!"Keempat wanita sudah berada di luar kerumunan orang, setelah semua orang memukul dan menendang tiga pria asing, ada orang yang berteriak."Baiklah, semuanya awas, jangan sampai tiga pria asing ini mati!"
Lima pria asing melihat pria paruh baya inidengan marah, sambil memaki-maki negaranya. Pria paruh baya ini terlihat tidak takut dengan lima pria asing, dia tersenyum di depan mereka berlima."Pria asing sampah, kalian cari mati ya! Hari ini aku akan membuat kalian berlutut di depanku!"Lima pria asing ini tentu saja tahu pria paruh baya ini sedang memaki mereka, hati mereka berlima sangat kesal, mereka berlima mengepung pria paruh baya ini dan akan memukulnya, semua orang di sekitar takut dan khawatir pria paruh baya ini akan mati.Pria paruh baya ini melompat setinggi dua meter, membuat pukulan lima pria asing meleset! Pria paruh baya membuka kedua kakinya, kaki kiri dan kanannya masing-masing menendang satu pria asing sampai terjatuh!Kevin memujinya di dalam hati."Kemampuan pria ini hebat juga!"Pria paruh baya menghampiri satu pria asing lainnya, menendang alat kelamin pria asing tersebut dengan lututnya, pria asing itu merasa sangat kesakitan, dia terjatuh di jalanan sambil mem
Tidak lama kemudian, polisi datang membawa beberapa orang asing ini pergi. Malam ini Kevin mentraktir Rika dan keempat muridnya makan sate, setelah itu mereka baru pulang. Malam keesokan harinya, setelah Kevin selesai dipijat selama setengah jam oleh muridnya, tiba-tiba dia menerima telepon dari Mia, Kevin langsung mengangkatnya dengan senang."Kevin, pagi hari ini aku dan raja sudah menyemayamkan badan Ratu, raja akan pulang ke negaranya lusa, sebelum pulang, dia ingin bertemu denganmu, besok di hotel kebetulan raja ada acara makan malam yang mengundang beberapa keluarga besar di kota, kamu juga harus datang!"Hari ini Mia sudah menangis seharian setelah Wira disemayamkan, jadi suaranya sekarang terdengar sangat serak. Kevin merasa sangat kasihan."Kamu tidak apa-apa?""Tidak apa-apa…" Ucap Mia, tapi setelah bicara, dia kembali menangis."Ratu sangat baik padaku, sekarang sudah tidak ada, aku sangat merindukannya, aku ingin mengelus kepalanya, mendengar dia memanggilku 'Mia'..."Kev
Pelayan langsung berbicara."Manajer, orang ini tidak memiliki surat undangan, saya sudah menyuruhnya turun tapi dia tidak mau turun, bahkan dia memukul saya! Saya sudah memanggil satpam, mereka sebentar lagi datang untuk mengusir orang ini!"Tatapan pelayan terhadap Kevin saat sedang bicara seperti sedang melihat kutu busuk.Muka manajer berubah seketika, dia adalah orang penting yang diundang oleh pihak raja, tapi pelayan bodoh ini bisa bicara dengan Kevin sekasar ini, bahkan dia juga meminta satpam mengusir Kevin.Jika pihak raja mengetahui hotel mereka memperlakukan tamu penting seperti ini, dan jima saja pihak raja melaporkan ini kepada seorang pejabat di Provinsi, maka hotel mereka akan mengalami kerugian yang sangat besar."Plak!"Manajer menampar wajah pelayan dengan keras."Tuan Kevin adalah tamu penting raja, kamu siapa? Berani-beraninya memanggil satpam mengusir tuan Kevin!"Wajah pelayan terasa sangat sakit, mendengar Kevin adalah tamu penting raja, jantung dia menjadi ber
Miswa menepuk bahu pria itu."Kenapa kamu khawatir, raja sudah mengundang kita malam ini ke sini, bukannya berarti dia memilih kota ini? Jika dia tidak memilih kota ini, untuk apa dia mengadakan acara makan malam ini?"Anak orang kaya lainnya juga berpikiran raja pasti akan menginvestasikan uang 7 miliar dolar AS ini di kota ini, mereka semua berbicara."Benar, jika tidak raja pasti akan mengadakan acara makan malam ini di bengkulu.""Jika 7 miliar itu diinvestasikan disini, maka kita semua pasti akan mendapat bagiannya, setidaknya bisa mendapatkan keuntungan dua sampai tiga kali lipat.""Benar, ini juga berkat Asian Games, kota lain tidak sebagus kota ini."Raven melihat sekelilingnya, dengan bingung dia berbicara."Kenapa Tuan muda Arhan masih tidak terlihat? Jika berhasil mendapat investasi 7 miliar dolar AS ini, maka keluarga Arhan setidaknya bisa mendapatkan 1 miliar, kenapa dia tidak datang?"Miswa berbicara."Ayahnya yang datang, tuan muda Arhan tidak datang, katanya sedang sak
"Dasar, pria ini benar-benar tidak tahu diri, berani-beraninya dia mengendarai mobil mewah milik orang lain.""Bahkan orang seperti kita belum pernah naik mobil semewah Ferrari kelas tinggi, apakah dia pantas?"Kevin memandang Miswa sambil tersenyum dan berbicara."Tuan muda Miswa, apakah kamu telah lupa dengan kejadian hari itu? Setelah aku melepas knalpot Ferrari yang aku kendarai, paparan uap panas dan api sepertinya belum berhasil membuatmu kapok? "Miswa tentu saja masih trauma akan kejadian hari itu, rambutnya terbakar habis oleh api. Setelah melihat bos mafia Dipta dari dipotong kakinya oleh Kevin, jantungnya berdebar-debar ketakutan. Dia mundur selangkah dan berbicara dengan getir."Hei bocah, jangan sombong kamu! Suatu hari, satu per satu, aku pasti akan membuatmu membayar semuanya!""Ah aku terlambat, ternyata semuanya sudah di sini! Hei, sedang apa kalian?" Suara lain datang dari arah pintu memasuki ruangan. Semua orang berbalik dan melihatnya. Sosok yang masuk itu sangat
Mendengarkan usulannya, semua orang langsung setuju."Ya, bocah ini harus diusir dari sini!""Biarkan pihak hotel memberinya sedikit pelajaran! Brengsek sekali, berani-beraninya dia mengikuti acara perjamuan ini?""Tidak, menurutku pihak hotel sebaiknya menahannya di dalam kamar kecil yang gelap dulu. Karena dia telah menyinggung banyak pihak. Ketika nanti perjamuan selesai, yang ingin balas dendam kepadanya dipersilahkan untuk membalas dendam!"Kevin mengepalkan tangannya, memandang orang-orang yang mengelilinginya dengan dingin, lalu berbicara."Aku adalah tamu undangan Raja! Tidak ada dari kalian yang berhak untuk mengusirku!"Selepas Kevin berbicara, keturunangenerasi kedua yang kaya yang mengelilinginya, terkejut sejenak kemudian tertawa terbahak-bahak."Apa? bocah ini adalah tamu undangan raja? Dia menganggap dirinya siapa, memangnya dia Tuan muda Arhan? Bahkan Tuan muda Arhan sendiri tidak mungkin diundang secara langsung oleh raja, apalagi dia?""Bocah ini pasti sedang berkha
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan