Ternyata sebelum Luna dan Kevin masuk ke restoran, Erik sudah duduk di meja sebelah melihat keadaan di sini. Setelah kejadian di Sports Center sebelumnya, Erik dan Luna sudah berhubungan. Sebenarnya rencana dia dan Luna hari ini adalah menggunakan Wily untuk menghabisi Kevin, tapi tidak disangka ternyata kemampuan Kevin sehebat ini, malah Wily sendiri yang kena pukul."Semuanya cepat lihat, dua manusia tengik ini berkelahi sampai seperti apa demi merebut Luna? Yang satu masih bisa berdiri, tapi lihat yang satunya, sudah tergeletak di lantai seperti anjing mati. Wanita yang diperebutkan mereka sekarang berada di pelukanku, aduh, benar-benar menyedihkan, haha!" Ucap Erik dengan bangga.Orang-orang di sekitarnya tidak ada yang mengenal Kevin dan Wily, tapi kebanyakan dari mereka mengenal Erik, maka mereka semua mulai membicarakannya."Dua orang ini benar-benar tidak punya otak, berani-beraninya merebut pacar milik Tuan muda Erik, bukannya sama saja cari mati?""Aduh, dua orang ini sudah
"Tuan muda Erik, kamu sedang memikirkan apa?" Tanya Luna sambil merangkul lengan Erik, Erik tidak menjawabnya. Melihat ransel milik Kevin masih ada di atas ranjang, Luna ingin membuangnya, tapi setelahranselnya diangkat, ada sebuah buku yang keluar."Apa ini?"Dengan bingung Luna memungut buku itu, di judul buku ini tertulis sebuah nama "Elmira", setelah dibaca beberapa halaman, dia tahu ini adalah buku harian, maka dia tertawa-tawa sambil melihat Erik."Tuan muda Erik, Kevin mencuri buku harian orang lain!""Mana, aku ingin melihatnya."Mendengar Luna menyebut nama "Elmira", tiba-tiba dia mengingat dulu Kevin pernah memanggil Dinara dengan nama "Elmira", maka dia jadi sangat tertarik.Erik membacanya halaman demi halaman, tiba-tiba dia tertawa ketika melihat satu halaman."Tuan muda Erik, kamu melihat sesuatu yangmenarik?" Tanya Luna."Bukan, aku hanya berpikir, jika Tuan muda Arhan melihat buku harian ini, mungkin dia akan semakin senang, jadi aku tidak bisa menahan tawa." Ucap E
Orang lain terkejut mendengar kata-kata Arhan, tapi kemudian mereka semua tertawa-tawa."Benar, Tuan muda Arhan masih belum menikah, mau mencintai siapapun adalah kebebasan Tuan muda Arhan sendiri.""Harta Tuan muda Arhan sebanyak itu, walaupun dia menginginkan sepasang adik kakak ini memangnya kenapa?""Benar, orang seperti Tuan muda Arhan ini bukannya sudah biasa memiliki pasangan lebih dari satu? Uang Tuan muda Arhan juga bisa merawat ratusan wanita."Hati Erik senang ketika mendengar Arhan ingin mengejar Dinara, tiba-tiba dia berteriak."Tuan muda Arhan, jika kamu ingin mengejar nona Dinara, aku mungkin punya caranya."Tatapan Arhan dan orang lainnya tertuju pada Erik."Tuan muda Erik, kamu jangan asal bicara, kuingat kamu juga pernah mengejar Nona Dinara, tapi kamu sudah ditolak oleh Nona Dinara sebelum selesai makan, sepertinya di hari itu juga ada manusia tengik yang menyatakan perasaannya kepada Nona Dinara, tapi keadaanmu jauh lebih suram daripada manusia tengik itu." Ucap Mi
Keesokan harinya, Dinara menerima telepon dari Arhan, katanya dia ingin datang ke Universitas Neo bertemu dengannya, walaupun Dinara bingung, tapi dia juga tidak enak menolaknya, sekitar jam 10 pagi, dia bertemu dengan Arhan di gerbang kampus.Dinara terkejut, penampilan Arhan hari ini sangat biasa, tidak ada bedanya dengan Kevin, dia juga tidak membawa mobilnya, tapi dia datang menaiki sepeda, sama sekali tidak terlihat seperti tuan muda keluarga nomor satu, dia lebih terlihat seperti manusia tengik."Tuan muda Arhan, kamu..." Dinara kebingungan."Oh, kurasa sebagai orang yang kaya, aku juga harus merasakan sulitnya menjadi orang bawah, bagaimanapun juga uangku datang dari warga biasa, jadi kuputuskan untuk menjadi manusia tengik beberapa saat." Ucap Tuan muda Arhan sambil tersenyum."Oh begitu…" Dinara terkejut, merasa hobi Tuan muda Arhan ini sangat spesial, kemudian dia membawa Tuan muda Arhan berjalan-jalan di kampusnga sambil melihat-lihat pemandangan.Di saat sudah hampir jam 1
Setelah beberapa saat, makanan yang dipesan oleh Arhan sudah jadi, Arhan mengambil kantong plastiknya, membayarnya, kemudian pergi dari sini."Manusia tengik, kamu benar-benar bisa menikmati hidup, aku akan menendangmu!" Sambil bicara, wanita itu sudah mengangkat kakinya, tapi Arhan tiba-tiba menatapnya, wanita itu merinding sampai hampir terjatuh.Arhan dan Dinara sudah pergi meninggalkan restoran. Tiga wanita itu juga keluar dari restoran, berlari ke taman di samping restoran, di tengah-tengah pohon delima, ada seorang pria muda yang sedang berdiri, dia adalah Raven."Bagus!" Raven mentransfer 10 juta untuk ketiga wanita ini."Terima kasih Tuan muda Raven, terima kasih Tuan muda Raven..." Ucap ketiga wanita itu sambil membungkukkan badannya."Tuan muda Raven kenapa meminta kami untuk mengejeknya? Nona Dinara sepertinya sangat melindungi manusia tengik itu, kami jadi takut.""Karena itulah yang ditulis di buku harian." Ucap Raven dengan datar."Apa? buku harian, maksud Anda apa..." K
Arhan mengantar Dinara ke asrama putri, setelah berpakaian, Dinara mengikuti Arhan kembali ke danau."Sudah aku katakan kamu tidak perlu datang." Ucap Arhan dengan cemas. Dinara tersenyum tipis dan berkata."Tidak apa-apa, anggap saja tadi aku sedang mandi air dingin, mungkin makanannya sudah dingin, ayo kita makan."Arhan dan Dinara membuka kotak makan siang, dan nasi itu memang sudah menjadi dingin. Berpikir bahwa Tuan muda Arhan baru saja mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan dirinya, Dinara merasa bahwa Arhan adalah seorang pria dengan jiwa pahlawan dan memiliki rasa tanggung jawab.Dia mengambil sedikit nasi dengan sendok dan memasukkannya ke dalam mulut, tiba-tiba, dia merasakan rasa terharu yang sangat amat dalam, sosok samar seseorang muncul dalam benak Dinara.Dia jatuh ke dalam air, dan seorang pria tanpamemperdulikan apapun, melompat ke dalam air dan menyelamatkannya, berteriak padanya, tetapi dia tidak bisa melihat wajah pria itu."Harusnya adalah Tuan muda Arhan, d
"Sejak Kapan Arhanku naik sepeda, juga dimaki dengan sebutan pecundangl! dipikir-pikir sungguh membuatku emosi!" Arhan terus bergumam, ada seorang wanita muda di dalam mobil yang langsung membantu melepas pakaian luar Arhan."Tuan muda Arhan, maaf untuk kejadian tadi, ketiga gadis itu memarahin amda sangat keterlaluan," Saat ini, Raven juga berlari ke samping dan berkata pada Arhan."Lupakanlah, jika bukan karena aku mengejar Dinara, jika ada yang berani bicara seperti ketiga orang itu padaku, akan aku habisi mereka," Kata Arhan dengan marah.Wanita muda itu membantu Arhan berpakaian, Arhan duduk di kursi. Erik tersenyum dan berkata kepadanya."Tuan muda Arhan, lihat ekspresi Nona Dinara, dia sudah mulai menunjukkan rasa cinta kepadamu.""Ya, kalian semua mengatakan Dinara sulit untuk dikejar, awalnya aku juga merasa seperti itu, tetapi setelah pagi hari ini, aku menyadari sebenarnya cukup mudah." Kata Arhan dengan sombong.Erik tertawa di sampingnya, tetapi berkata dalam hatinya."Ji
Kevin melihat Rika yang terlihat kecewa, membuat hatinya luluh, mengangguk dan berkata."Baik, aku akan pergi bersamamu, melihat pertunjukkan di upacara pembukaan merupakan hal yang cukup menarik."Rika Sangat gembira dan berkata sambil tertawa gembira."Aku hanya sukarelawan kecil, jadi tidak punya tiket, sampai di stadiun olahraga hanya bisa berdiri di depan pintu, jika kamu ingin menonton pertunjukan langsung, mungkin tidak bisa, aku akan berikan kamu kesempatan untuk berpikir lagi, apa kamu masih mau menemaniku?"Kevin mendengar dirinya tiba-tiba bercanda tidak seperti biasanya, membuatnya sedikit tertegun, seketika tidak tahu harus bagaimana menjawab, Rika melihat sikap Kevin, tidak dapat menahan tawa kecilnya."Lihat parasmu yang begitu pandai, mengapa mulutmu begitu bodoh? Berbicara dengan wanita saja tidak bisa, pantas saja masih melajang sampai sekarang, memang terlihat pantas!" Selesai berbicara, Rika tiba-tiba menyadari sesuatu, wajahnya berubah menjadi merah merona."Baik,
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan