"Kamu jangan sembarang bicara, kami hanya teman..." Kata Kevin dengan ekspresi malu, saat berkata, dia berjalan masuk ke dalam truk makanan dan berbicara dengan Mia sambil membantu Mia berjualan.Di antara orang-orang yang berdiri di sekitar truk makanan, ada orang-orang dari berbagai negara, mereka juga tahu bahwa mereka sedang berada di luar negeri, saat berbelanja, kebanyakan dari mereka menggunakan bahasa Inggris, ada beberapa yang menggunakan bahasa indonesia yang terdengar canggung."Saya ingin satu pake tisu mint rasa." Saat ini, seorang pria bertopi putih dan berjanggut lebat berjalan ke truk makanan dan berkata pada Kevin.Kevin tertegun mendengar ini, dia tidak mengerti bahasa apa yang diucapkan oleh pria ini, entah bahasa dari negara mana, Kevin sedikit tertawa canggung.Kevin bertanya."Can You speak english?"Pria itu menepuk telinga, melambaikan tangannya, menunjukkan bahwa dia tidak mengerti, dan terus berkata kepada Kevin."Saya mahu satu pake tisu mint rasa."Orang-or
Pada saat ini, sosok wanita cantik datang dari kejauhan dan berdiri di depan Rika dan Kevin. Dia mengenakan setelan gaun biru dan putih dengan riasan menawan, seperti model yang berjalan di panggung, Itu adalah Luna!"Luna, mana ranselku?" Kevin langsung berdiri saat melihat Luna sambil menunjuknya dan berkata."Ransel? Aku buang!" Luna mencibir."Apa kamu sudah gila?" Kevin sangat marah ketika dia mendengar ransel miliknya telah hilang."Heh, pecundang tengik, apa kamu pantas memarahiku? Aku juga ingin memberitahumu,bukankah ada buku harian di dalam ransel? Sudah aku bakar halaman demi halaman!" Luna mencibir."Itu adalah barang kesayanganku, kamu malah membakarnya, wanita jalang..." Memikirkan buku harian Elmira telah dibakar menjadi abu, Kevin gemetar, sangat ingin bergegas menghampiri Luna dan menamparnya.Beberapa sukarelawan di sebelahnya menghentikannya, Rika juga menghentikan Kevin, dan berkata perlahan."Dia adalah pemandu, sebentar lagi dia akan memandu para atlet masuk ke
"Kamu duduk di sini, tidak perlu emosi dengan orang seperti ini, tidak layak...." Rika meminta Kevin untuk duduk di belakangnya, dan dia mulai membantu penonton memasuki stadion lagi.Hari sudah mulai sore, pekerjaan mengantar tamu masuk ke dalam stadion akhirnya selesai."Kita masuk ke dalam dan duduk sebentar,bagaimana?" Rika berkata pada Kevin, suasana hati Kevin juga sedikit tenang, bertanya dengan heran."Bukankah kamu bilang kamu tidak punya tiket?"Rika tersenyum dan berkata."Orang seperti kami memiliki ruang khusus untuk istirahat, di sana ada TV, dan dapat menonton siaran langsung."Ketika Rika dan Kevin hendak berjalan masuk ke dalam, tiba-tiba mendengar seseorang memanggilnya."Kevin!"Kevin mengenali suara Mia, ketika dia melihat ke belakang, Mia datang dengan gembira."Apa kalian akan masuk ke stadion? Bawa aku masuk juga!"Kevin bertanya."Seorang bos yang perhitungan seperti dirimu, tidak berjualan lagi?"Rika tersenyum dan berkata."Sekarang penonton sudah masuk ke d
Luna berjalan ke hadapan Kevin dan yang lainnya, memandang Rika dan Kevin lalu berkata."Apa kalian tidak melihat aku dan Tuan muda Erik masuk? Semua orang berdiri dan menyapa kami, hanya kalian yang duduk di sini?""Apa hubungannya kedatanganmu dengan kami?" Mia berkata sambil tertawa."Hei, kamu si jelek, berani berbicara seperti itu padaku!" Luna berkata dengan marah."Aku adalah pemandu atlet, dibandingkan denganku kamu hanyalah sampah! beraninya berbicara seperti itu padaku!" Luna berkata dengan lantang."Semua lihatlah ketiga orang ini, dua dari mereka adalah teman sekelas SMAku, mereka bersekolah di universitas yang bagus dan hebat yaitu Universitas Neo, sekarang yang satu menjadi pecundang dan satu lainnya menjadi pecundang wanita, mereka datang kemari menjadi seorang sukarelawan hanya untuk mendapatkan uang! Dan si jelek ini, aula kita di sini dipenuhi dengan pria dan wanita cantik, orang dengan penampilan seperti ini, harus diusir keluar! "Semua orang tidak memperhatikan K
"Kevin, Kevin, tidak sok hebat lagi sekarang? Sekarang malah ingin keluar sendiri, kamu benar-benar brengsek!" Luna tersenyum sombong, dan mengangkat ponsel, ponsel tersebut menunjukkan siaran langsung yang ditayangkan tadi, berkata pada Rika dengan bangga."Rika, lihatlah, malam ini seluruh Asia, bukan, seluruh dunia melihatku malam ini, dan meskipun kamu bersekolah di Universitas bergengsi seperti Universitas Neo, tapi kamu hanyalah sukarelawan kecil, sampai kamu mati pun, kamu tidak akan dapat melampaui prestasiku hari ini! Kamu akan malu sampai mati."Erik juga mencibir."Pecundang tengik, sekarang kamu ingin keluar sendiri? Aku tidak akan membiarkannya, kalian dengar, siapapun yang melemparnya keluar untukku, aku akan menambah hadiah, memberikannya 50 juta, aku tidak kekurangan uang!"50 juta! Mendengar hal ini, seluruh mata orang lain makin merah menyala. Tidak ada gunanya lagi Kevin mengayunkan bangku, beberapa anak muda ini langsung menyerang Kevin dengan penuh semangat.Kevi
Hati Mia tiba-tiba bergerak, bertanyadengan keras."Apa Ratu belum datang?"Erlangga menjawab dengan suara yang dalam."Ratu seharusnya ada di sana, tetapi tidak dapat hadir hari ini."Mia tersenyum gembira, meraih telinga Kevin, dan berbisik di telinganya."Kamu katakan kamu bisa bicara bahasa melayu!""Ha?..." Kevin tertegun, tetapi ketika dia melihat wajah Mia yang penuh kegembiraan, tiba-tiba teringat saat di alun-alun sore tadi, Mia memang bisa berbicara bahasa Melayu, dan dia tidak tahu apa yang ingin dilakukan oleh Mia, mengangkat tangannya dan berkata dengan lantang."Direktur, saya bisa bicara bahasa Melayu!"Semua orang melihat ke arah Kevin, wajah Erlangga terlihat senang, dia berkata."Sungguh? Kamu ikut aku, sebentar lagi giliran Raja berbicara, sudah terlambat, cepat ikut denganku!"Kevin menarik Mia dan Rika berjalan ke arah Erlangga."Direktur Er, bocah ini membohongi anda, aku dan dia adalah teman sekelas lama, dia sama sekali tidak bisa!" Kata Luna mencibir.Yang la
Raja berdiri, Kevin dan Rika sedikit terkejut, disenggol sedikit oleh Mia yang menjadi maskot, kedua orang ini baru tersadar.Raja mulai berbicara melalui mikrofon, memang tidak salah seorang pemimpin suatu negara, ketika dia berbicara, memiliki aura seorang Raja."Halo semua, saya sangat senang datang ke indonesia."Dia berbicara dalam bahasa Melayu, tetapi tidak ada yang memahaminya. Kevin mendengar Mia yang berpakaian maskot disampingnya, dengan volume suara kecil."Halo semuanya, saya sangat senang bisa datang ke Indonesia."Kevin merasa lega, dan langsung mengucapkannya di mikrofon."Halo semuanya, saya sangat senang bisa datang ke Indonesia."Berdiri di sampingnya, Rika mendengar bahasa Kevin dan segera berkata ke mikrofon dalam bahasa Inggris"Hello everyone, I am very happy to come to Indonesia."Tepuk tangan dan sorak-sorai meriah dari penonton berkumandang, perasaan gugup Kevin dan Rika untuk sementara sedikit terobati, dan sekarang mereka fokus mendengarkan dengan seksama
"Bukankah hanya menjadi penerjemah untuk pemimpin negara kecil? Apanya yang hebat!" Luna bergumam.Ucapan terlontar, dia sendiri juga menganggap ucapannya konyol, sekecil apapun negaranya, beliau juga merupakan pemimpin tertinggi suatu negara, datang ke indonesia akan diperlakukan sebagai tamu agung negara, dan duduk di tengah podium pemimpin."Sekretaris Provinsi" dan "Direktur Biro Olahraga" yang lainnya semuanya duduk dengan para pejabat, kurang hebat apalagi bisa menjadi penerjemah untuk sosok yang sangat amat terhormat seperti ini?Saat ini, di siaran langsung, Kevin dan Rika sudah selesai menerjemahkan untuk Raja, dapat dilihat Raja berbicara dengan kepala negara kita dan mengulurkan jempol besar, seperti sedang memuji Kevin menerjemahkan dengan sangat baik.Pemimpin negara tersenyum bahagia, dan tiba-tiba dia mengulurkan tangannya pada Kevin dan berjabat tangan dengan Kevin, memuji Kevin, lalu melepaskannya, saat ini kamera mengambil gambar lain. Orang-orang di aula kali ini le
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan