Setelah bicara, pembawa acara sendiri juga sedikit terkejut, nama ini sepertinya tadi sudah pernah disebut olehnya, benar, penari di pertunjukan ini, dia pun melihat Kevin denganbingung."Siapa…" Raven terkejut mendengar nama Kevin, orang yang mensponsori pesta bukannya ayah Raven? kenapa bisa Kevin?Tunggu, nama Kevin ini kenapa sangat tidak asing didengar, Raven melihat Kevin sekilas, melihat dia berdiri diam di tempatnya, Raven tertawa-tawa di hatinya, walaupun pensponsornya bukan ayahnya, tetap tidak mungkin manusia tengik ini yang mensponsori pesta ini, pensposor itu mungkin kebetulan memiliki nama yang sama dengannya.Orang lain juga terkejut, kenapa pensponsor nya bukan ayah Tuan muda Raven? mereka semua memiliki pemikiran yang sama dengan Raven, semuanya merasa pensponsor ini kebetulan memiliki nama yang sama dengan Kevin. Karena tidak melihat tuan Kevin muncul, maka pembawa acara berkata lagi."Silahkan tuan Kevin naik ke atas panggung untuk membagikan sertifikat."Tapi teta
"Kita tidak memerlukan orang seperti ini membagikan sertifikat untuk Tuan muda Raven dan Nona Dinara! Benar tidak!""Benar!"Ucapan wanita itu langsung mendapatkan reaksi dari banyak orang, kebanyakan pria karena Dinara, kebanyakan wanita karena Raven, karena semua orang masih mengingat jelas ketika Kevin mendorong Raven dan menarik Dinara ke belakang panggung dengan kasar."Turun saja!""Kami tidak memerlukan kamu membagikan sertifikat!""Kamu siapa?""Jadi pensponsor sudah merasa hebat?"Melihat semua mahasiswa di bawah panggung bicara seperti itu terhadap Kevin, rektor merasa panik dan marah, dia berteriak dengan mikrofon."Jangan bicara sembarangan, Kevin adalah pensponsor pesta malam ini, jika tidak ada dia, maka pesta malam ini juga tidak akan bisa berjalan, kalian seharusnya berterima kasih dengannya!""Pesta malam ini paling-paling hanya memerlukan uang 200 juta, kami semua bisa mengeluarkan uang, kami tidak mau orang seperti ini membagikan sertifikat untuk Tuan muda Raven dan
Walaupun ada dari mereka yang merupakan penggemar berat Raven, tapi uang sumbangan Kevin ini terlalu besar, bisa dibilang dia juga merupakan anak orang kaya, memang ada banyak dari mereka yang sedang mendaftar bantuan biaya untuk kuliah, bagaimana mungkin mereka bisa memaki Kevin? Sekarang mereka akan mencari cara untuk memperbaiki sikap tidak sopannya terhadap Kevin.Seketika ucapan semua mahasiswa di bawahpanggung berubah."Tuan muda Kevin hebat.""Tuan muda Kevin, aku mencintaimu!""Hebat! Aku sudah mendapatkan bantuan biaya kuliah, terima kasih tuan muda Kevin atas bantuannya!""Kevin, silahkan bicara sepatah dua patah kata saja." Rektor merasa lega melihat suasana sudah menjadi tenang, dia memberikan mikrofon kepada Kevin. Suara tepuk tangan di bawah panggung semakin meriah.Kevin juga tidak enak menolaknya, maka dia mengambil mikrofonnya dan mengatakan."Sebenarnya aku menyumbang uang sebanyak ini karena tidak tahu harus diletakkan di mana lagi, maka aku memberikan uangnya kepa
"Raven, cepat ambil sertifikatnya!" Ucap Rektor dengan kesal.Hati Raven sangat tidak terima, tapi di keadaan seperti ini jika dia tidak menerimanya dan dia membuat Kevin ini marah dan berkelahi dengannya di atas panggung, maka imagenya di Universitas Neo akan hancur.Raven merebut sertifikat dari tangan Kevin, hatinya sangat kesal. Kevin tertawa, dia tahu Raven sekarang pasti sangat marah, tapi hati Kevin sekarang sangat nyaman, selama ini Raven sudah merasa sangat bangga, tapi hari ini dia harus merasakan kepahitan.Kevin berdiri di depan Dinara, mukanya seketika menjadi lembut, dia menyerahkan sertifikat ke depan Dinara."Ini sertifikat milikmu."Dinara menerima sertifikatnya sambil tersenyum."Kamu ini sangat hebat menjaga rahasia."Melihat Dinara tersenyum terhadap dirinya, Kevin merasa seluruh badannya menjadi kaku, dia langsung menggelengkan kepalanya."Aku bukan sengaja membohongimu, tapi…tapi…, ini terlalu rumit, nanti aku akan menjelaskannya padamu."Dinara hanya asal bicara
Setelah selesai foto, semua murid mulai meninggalkan tempat acara, Raven berpamitan dengan Dinara, lalu pergi bersama teman-temannya. Setelah Dinara dan beberapa penampil berfoto-foto, dia tidak menerima ajakan mereka makan-makan di luar kampus, dia lebih suka diam sendirian.Beberapa pemimpin kampus ingin mentraktir Kevin makan, tapi Kevin menolaknya dengan halus, dia meminta beberapa pemimpin tidak perlu mengurus dirinya, juga jangan menyebarluaskan berita tentang dirinya menyumbang uang, beberapa pemimpin kampus memuji sikap rendah hati Kevin.Gema dari tadi melihat Kevin, setelah beberapa pemimpin sudah pergi, dia baru menghampiri dan menepuk-nepuk bahu Kevin."Kevin, ternyata kamu sekaya ini, kamu sudah membohongi kami."Kevin tertawa-tawa."Sebelumnya aku punya sedikit uang, sekarang semuanya sudah kusumbang untuk kampus, aku sudah kembali menjadi orang miskin lagi, aku tidak membohongi kalian, uang di tanganku rasanya seperti kertas sampah, tidak bisa digunakan.""Anak orang ka
Bar, Hotel, Gedung terbengkalai, Kevin menaiki transportasi umum, dia sudah mencarinya dari selatan sampai utara, dari tengah malam sampai subuh, sambil mencoba menelepon ponsel Diana, tapi tetap tidak ada yang mengangkatnya.Kota sebesar ini, memang tidak akan mudah untuk mencari seseorang, sekarang Kevin tidak memiliki petunjuk sama sekali tentang Diana. Sampai jam 6 pagi, Kevin merasa kedua kakinya sudah tidak kuat untuk berjalan, maka dia duduk di atas tangga alun-alun untuk beristirahat sebentar.Tiba-tiba ponselnya berbunyi, Diana yang meneleponnya! Kevin langsung mengangkatnya."Halo, Diana!" Kevin masih khawatir dia akan mendengar suara penculiknya, tapi suara yang didengarnya adalah suara Diana."Ya, kamu jangan khawatir denganku lagi, aku sekarang sudah tidak apa-apa." Ucap Diana."Bagus jika kamu tidak apa-apa, kamu sekarang di mana, aku mau bertemu denganmu." Ucap Kevin dengan senang."Aku sekarang di Rumah Sakit..." Setelah mengetahui keberadaan Diana, Kevin langsung naik
"Nona Dinara." Melihat Dinara keluar, Kevin langsung berdiri."Kemarin ponselku dipegang oleh orang lain, jadi aku tidak melihat pesan yang kamu kirim..."Dinara berkata dengan datar."Lain kali aku tidak akan meminta bantuanmu lagi, dan juga, aku ingin katakan untuk terakhir kalinya, aku Dinara, bukan Elmira, tolong jangan bersikap seolah-olah aku adalah Elmira."Setelah bicara, Dinara dan Deri langsung pergi.Melihat kepergian Dinara, Kevin berkata di dalam hatinya."Elmira, maaf, aku membuatmu marah, lain kali aku akan menggunakan cara yang lebih lembut sedikit, agar kamu bisa menerimaku."Kevin masuk ke ruangan Diana, Diana sedang berbaring di ranjang, tersenyum melihat dirinya, Kevin berdiri di samping ranjangnya, berkata dengan tulus."Maaf, aku memiliki tanggung jawab yang besar atas penculikanmu.""Tidak, tidak ada hubungannya denganmu, aku tidak menyalahkanmu sama sekali." Ucap Diana, kemudian Diana menceritakan kejadian kemarin kepada Kevin."Oh ya, kemarin kamu bukannya ing
"Tidak apa-apa, aku dikurung beberapa jam ini, sekarang aku sudah tidak kenapa-kenapa, lebih baik bermain-main ke luar sebentar." Ucap Diana dengan manja.Melihat kondisi Diana memang sudah pulih, maka Kevin menyetujuinya. Mereka berdua keluar dari rumah sakit, pertama mereka pergi ke taman bermain, lalu jalan-jalan di area luar rumah sakit, Diana merasa sangat senang.Di saat Kevin menemani Diana bermain, pesawat yang terbang dari New York mendarat di Bandara Internasional. Setelah semua penumpang turun dari pesawat, ada dua pria berbadan besar yang keluar, di belakang mereka ada seorang pria muda yang mengenakan kemeja berwarna biru dan celana berwarna hitam, memakai sepatu putih.Dia berjalan keluar sambil melihat ponselnya. Dia adalah putra satu-satunya dari keluarga nomor satu di kota ini, Arhan.Dua pengawal memimpin Arhan menuruni tangga. Ada mobil yang berhenti di depan Arhan, supir turun dari mobil. Seorang wali kota juga tidak memiliki hak memasukkan mobil ke dalam tempat p
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan