Bar, Hotel, Gedung terbengkalai, Kevin menaiki transportasi umum, dia sudah mencarinya dari selatan sampai utara, dari tengah malam sampai subuh, sambil mencoba menelepon ponsel Diana, tapi tetap tidak ada yang mengangkatnya.Kota sebesar ini, memang tidak akan mudah untuk mencari seseorang, sekarang Kevin tidak memiliki petunjuk sama sekali tentang Diana. Sampai jam 6 pagi, Kevin merasa kedua kakinya sudah tidak kuat untuk berjalan, maka dia duduk di atas tangga alun-alun untuk beristirahat sebentar.Tiba-tiba ponselnya berbunyi, Diana yang meneleponnya! Kevin langsung mengangkatnya."Halo, Diana!" Kevin masih khawatir dia akan mendengar suara penculiknya, tapi suara yang didengarnya adalah suara Diana."Ya, kamu jangan khawatir denganku lagi, aku sekarang sudah tidak apa-apa." Ucap Diana."Bagus jika kamu tidak apa-apa, kamu sekarang di mana, aku mau bertemu denganmu." Ucap Kevin dengan senang."Aku sekarang di Rumah Sakit..." Setelah mengetahui keberadaan Diana, Kevin langsung naik
"Nona Dinara." Melihat Dinara keluar, Kevin langsung berdiri."Kemarin ponselku dipegang oleh orang lain, jadi aku tidak melihat pesan yang kamu kirim..."Dinara berkata dengan datar."Lain kali aku tidak akan meminta bantuanmu lagi, dan juga, aku ingin katakan untuk terakhir kalinya, aku Dinara, bukan Elmira, tolong jangan bersikap seolah-olah aku adalah Elmira."Setelah bicara, Dinara dan Deri langsung pergi.Melihat kepergian Dinara, Kevin berkata di dalam hatinya."Elmira, maaf, aku membuatmu marah, lain kali aku akan menggunakan cara yang lebih lembut sedikit, agar kamu bisa menerimaku."Kevin masuk ke ruangan Diana, Diana sedang berbaring di ranjang, tersenyum melihat dirinya, Kevin berdiri di samping ranjangnya, berkata dengan tulus."Maaf, aku memiliki tanggung jawab yang besar atas penculikanmu.""Tidak, tidak ada hubungannya denganmu, aku tidak menyalahkanmu sama sekali." Ucap Diana, kemudian Diana menceritakan kejadian kemarin kepada Kevin."Oh ya, kemarin kamu bukannya ing
"Tidak apa-apa, aku dikurung beberapa jam ini, sekarang aku sudah tidak kenapa-kenapa, lebih baik bermain-main ke luar sebentar." Ucap Diana dengan manja.Melihat kondisi Diana memang sudah pulih, maka Kevin menyetujuinya. Mereka berdua keluar dari rumah sakit, pertama mereka pergi ke taman bermain, lalu jalan-jalan di area luar rumah sakit, Diana merasa sangat senang.Di saat Kevin menemani Diana bermain, pesawat yang terbang dari New York mendarat di Bandara Internasional. Setelah semua penumpang turun dari pesawat, ada dua pria berbadan besar yang keluar, di belakang mereka ada seorang pria muda yang mengenakan kemeja berwarna biru dan celana berwarna hitam, memakai sepatu putih.Dia berjalan keluar sambil melihat ponselnya. Dia adalah putra satu-satunya dari keluarga nomor satu di kota ini, Arhan.Dua pengawal memimpin Arhan menuruni tangga. Ada mobil yang berhenti di depan Arhan, supir turun dari mobil. Seorang wali kota juga tidak memiliki hak memasukkan mobil ke dalam tempat p
Dinara kebingungan, adiknya pernah mengatakan dulu Arhan pernah datang ke rumahnya, kenapa Arhan tidak mengetahui nama dirinya? Mungkin Tuan muda Arhan sudah terlalu lama tinggal di luar negeri, jadi dia melupakan nama dirinya."Namaku Dinara.""Dinara, nama yang bagus!" Ucap Arhan sambil tersenyum."Terima kasih Nona Dinara hari ini datang menjemputku, untuk menunjukkan rasa terima kasihku, aku ingin mentraktir Nona Dinara makan, apakah bisa?""Baik." Sebenarnya Dinara merasa sangat tidak pantas, bagaimanapun juga dirinya adalah kakaknya Diana, akan sangat aneh jika dirinya makan bersama tunangan adiknya, tapi karena Tuan muda Arhan sudah mengajaknya, maka dia juga tidak enak menolaknya."Kalian pulang dulu saja, cukup Temi yang ikut denganku." Setelah bicara, Arhan dan Dinara berjalan ke luar bandara, Temi mengikutinya dari belakang.Supir dan satu pengawal lainnya melamun, mereka sudah mengikuti Arhan bertahun-tahun, tapi mereka tidak pernah melihat Arhan sesopan dan seramah ini te
Nona kedua keluarga Dendi akan menikah dengan tuan muda Arhan? Bukannya ituberarti Diana? Kevin yang kebingungan bertanya."Kalian mengatakan nona kedua keluarga Dendi akan menikah dengan tuan muda Arhan?""Haha, manusia tengik ini sepertinya tidak tahu apa-apa, aku memberitahumu juga sepertinya tidak akan menjadi masalah. Keluarga Arhan adalah keluarga nomor satu di kota ini, kekuatannya jauh melebihi keluarga-keluarga yang ada di belakangnya. Tuan muda Arhan menyukai nona keluarga Dendi, mereka berdua akan menikah pada bulan September, dua keluarga ini adalah dua keluarga yang besar. Pernikahan ini pasti akan menjadi pernikahan yang paling megah di kota ini, agar pernikahan ini bisa berjalan dengan lancar, kepolisian pasti akan menjaga ketertiban, kami para preman ini juga tidak bisa bekerja di luar, mengerti?""Hei, untuk apa banyak bicara dengannya, wanita cantik, cepat keluarkan 1 juta, kami tidak akan mempersulit kalian lagi." Ucap pria berambut kuning.Diana ingin memberikan 1
Keempat preman itu berlari ke arah Kevin sambil tersenyum. Tapi Kevin menemukan satu ide yang bagus, dia melempar sayuran yang sedang dibakar di atas pemanggang ke arah empat preman, mereka berempat tidak menyangka Kevin akan melakukan ini. Karena tidak sempat menghindar, maka muka mereka berempat terkena sayuran yang dibungkus oleh kertas aluminium yang sangat panas, membuat mereka berempat berteriak kesakitan."Sialan, kamu tidak mau hidup lagi ya!""Hari ini aku akan menghabisimu!""Cepat kesini, sialan!"Muka mereka berempat terkena luka bakar, bibir mereka semua juga gemetar, mereka benar-benar sudah dibuat marah oleh Kevin."Semuanya, ayo kita habisi dia bersama-sama!" Ucap pria berambut kuning kepada tiga preman lainnya, tapi kali ini mereka berempat sudah pintar, setiap orang memegang kursi untuk berjaga-jaga dari serangan Kevin lagi."Kevin…" Diana menggenggam tangan Kevin dengan cemas."Jangan takut." Ucap Kevin sambil tersenyum.Kevin mengeluarkan arang yang masih panas dar
"Berani-beraninya kamu memukul bos kami, kalian tidak ingin hidup lagi ya, kami adalah orangnya Tuan muda Hansel!" Tiga preman lainnya berdiri dan berteriak dengan keras kepada Temi."Dasar sampah, kamu tidak tahu pria muda ini siapa? Dia adalah..." Temi ingin memberitahu identitas Arhan, tapi Arhan melarangnya."Aduh, kalian juga berada dalam masalah.""Cepat minta maaf kepada mereka berempat,Jika tidak kalian sendiri yang akan rugi.""Kalian terlalu tergesa-gesa."Melihat pengawal Arhan juga memukul preman itu, orang-orang di sekitarnya jadi khawatir dengan mereka."Nona Dinara." Kevin memanggil Dinara, Dinara juga sudah melihat Kevin, hanya saja dia tidak bersedia menyapanya."Nona Dinara, kamu mengenal dia?" Arhan kebingungan, pria ini terlihat seperti manusia tengik rendahan, bagaimana mungkin Dinara bisa mengenal orang seperti ini."Dia teman kuliahku." Ucap Dinara Sambil tersenyum."Oh, ternyata begitu." Arhan dan Dinaraberdiri di depan Kevin, ketika Dinara melihat ada orang
Arhan membalikkan badannya perlahan-lahan, melihat Tuan muda Hansel sambil tersenyum-senyum. Melihat muka Arhan, amarah di muka Tuan muda Hansel seketika menghilang, bibirnya mulai gemetar, tatapannya penuh dengan rasa takut dan cemas, kedua kakinya melemas, sampai hampir terjatuh di tanah."Tuan…Tuan muda Ar...""Tuan muda Hansel..." Orang lainnya cepat-cepat menopang badan Tuan muda Hansel."Anda anemia lagi? Dua orang ini bagaimana? Bagaimana jika kita mengikat mereka, suruh mereka berlutut di depan kita, lalu terakhir kita buang di sungai...""Diam!" Teriak Tuan muda Hansel dengan keras.Dia menampar orang yang bicara beberapa kali, lalu melepaskan tangan orang lainnya, membungkukkan badannya di depan Arhan, dengan takut dia mengatakan"Tuan muda Arhan, maaf, tadi saya hanya bicara dengan diri saya sendiri, bukan pada Anda..."Reaksi Tuan muda Hansel ini membuat semua orang terkejut, mereka sama sekali tidakmengetahui identitas pria muda ini, sampai bisa membuat Tuan muda Hansel
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"