Hari ini dia tidur di asrama.Keesokan harinya, Kevin dan teman sekamarnya pergi ke kelas bersama, dosen pembimbing mencarinya dan mereka mengobrol di kantor, Kevin tidak menyangka jika guru pembimbing sama sekali tidak mengetahui identitasnya dan benar-benar mengira jika dia adalah siswa miskin dan bisa pindah ke Universitas Neo karena kebijakan khusus dari Departemen Pendidikan.Dosen pembimbing memperkenalkan Kevin di depan kelas, Kevin secara resmi menjadi siswa di Universitas Neo. Siswa-siswa lainnya mengira bahwa seorang keturunan generasi kedua yang kaya yang transfer status siswanya, tapi begitu mereka melihat pakaian Kevin, ketertarikan mereka seketika menghilang, bahkan ada orang yang membisik-bisik tentang pakaian Kevin dengan teman di sebelahnya.Kevin sama sekali tidak memikirkan pendapat mereka, selesai pelajaran pertama, dia keluar kelas ingin mencari Dinara ada di kelas apa. Disaat yang sama, di kelas Musik, seorang dosen pembimbing sedang memperkenalkan siswa lain.Ma
3 hari berturut-turut Kevin melihat Dinara duduk di kursinya mendengarkan dan mencatat pelajaran dengan sungguh-sungguh setiap hari. Meskipun pemuda lain mengagumi Dinara di dalam hati mereka, mereka menghormatinya. Kevin merasa sangat puas.Pada hari keempat, ketika Kevin datang ke kelas Dinara, dia melihat seorang pemuda tampan di samping Dinara, itu Raven yang ia temui di gerbang universitas pada hari pertama dia datang. Kevin berdiri di pintu melihat mereka dan samar-samar bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, sepertinya sedang berbicara tentang musik.Mata Dinara memiliki warna-warna cerah dan berkata."Kamu tahu begitu banyak, aku tidak bisa dibandingkan denganmu"Raven berkata dengan lembut."Nona Dinara, kamu terlalu memujiku. Aku masih belajar. Sepertinya kita memiliki minat yang sama , jika kamu mau, kita bisa sering-sering membahasnya bersama, itu akan sangat membantu kita berdua…"Dinara tersenyum, bersenandung lembutdan membicarakan hal-hal lain dengan Raven. Pandang
Sutradara berkata dengan lantang."Yang di panggung turun dulu, biarkan Raven dan Dinara latihan dulu, kalian biarkan Raven untuk mencoba mikrofon nya…"Gladi bersih dan latihan untuk malam orientasi memiliki susunan, biasanya siapa yang datang duluan yang bisa latihan duluan, Raven dan Dinara datang 10 menit lalu, jika harus mengantri, mereka harus menunggu setidaknya 2 jam sebelum sampai giliran mereka.Tapi keluarga mereka bukanlah keluarga biasa, Raven adalah keturunan generasi kedua yang kaya merupakan salah satu pemuda tertampan di Universitas Neo. Bisa dibilang merupakan "bintang" di malam orientasi, belum lagi Dinara, keluarganya merupakan keluarga besar 5 teratas, kelompok seperti ini bukankah harus diprioritaskan oleh sutradara?Orang-orang yang mendengar agar mereka menyerahkan posisi mereka yang seharusnya marah, sekarang merasa itu adalah hal yang wajar, dengan cepat memberikan panggung kepada mereka.Raven dan Dinara duduk di barisan kursi paling depan, mereka sedang mem
Mendengar suara Raven, api di hati Kevin langsung berkobar, mendekati kekasihku dan berani berkata seperti itu kepadaku, tidak tahu diri sekali, Kevin berkata dengan dingin."Ini mulutku, terserah jika aku ingin ketawa, kenapa aku harus menurutimu?"Biasanya Kevin jika marah tidak pernah menyerang orang itu secara lisan, tapi terhadap Raven, dia benar-benar tidak bisa berbicara dengan baik-baik.Ketika yang lainnya yang melihat Kevin melawan Raven, mereka terkejut, marah dan merasa lucu, mereka tidak suka melihat Kevin."Anak itu gila ya, siapa dia, dari kelas mana, berani sekali.""Pecundang berani melawan Tuan Raven, benar-benar tidak tahu diri.""Lihat saja pakaiannya, semuanya pakaiannya terlihat murahan. Di depan Tuan Raven, dia hanyalah sampah, tapi kenapa dia masih berani berbicara seperti itu dengan Tuan Raven. Jika Tuan Raven marah, keluarganya akan dihabisi dengan mudah!""Huh, lihat saja apakah aku bisa membuatmu menurutiku atau tidak!" Raven tersenyum dingin dan memanggil
Tidak disangka Kevin tidak pergi, tapi karena tangga naik keatas panggung ada di samping, jadi dia berjalan ke samping, saat ini Kevin sudah menaiki tangga dan naik ke atas panggung. Orang lain yang melihatnya terkejut, mereka merasa Kevin terlalu gila dan tidak tahu diri.Kevin berjalan selangkah demi selangkah ke arah Raven, sutradara membawa mikrofon dan dengan cepat menghadang di depan Kevin dan memarahinya dengan keras."Pecundang, kamu yang bukan siapa-siapa di sini, berani-beraninya melawan Tuan Raven, memangnya kamu sudah pantas ada disini? Aku adalah sutradara di sini, sekarang kamu pergi, kami tidak akan menggunakan jasamu!"Kevin dengan kasar mendorong sutradara ke samping dan sutradara itu tersungkur di lantai, beberapa orang dari bagian sutradara buru-buru mendekat ke arah sutradara dan memapahnya berdiri, mereka siap-siap maju untuk memukul Kevin, tapi dihentikan oleh Raven.Di depan Dinara, dia harus menjaga imagenya, lagipula dia memiliki kepercayaan diri untuk menghaj
"Hanya begini saja, kamu sebenarnya sedang merendahkan siapa?"Lalu dia menerjang ke arah Raven.Raven sebenarnya belum puas, sebenarnya dia ingin menghajar Kevin sepuasnya, hanya saja karena takut image dirinya rusak di depan Dinara, dia menahan dirinya. Siapa sangka Kevin tidak tahu diri dan malah ingin menyerangnya, Raven tersenyum dingin. Sekarang sesuai keinginannya, Nona Dinara jangan salahkah aku, tapi idiot tidak tahu ini yang memprovokasi ku terlebih dahulu, aku harus memberinya pelajaran.Raven dengan lincah menghindari serangan Kevin, melihat Kevin tidak sempat berbalik, Raven menendang pinggang Kevin, Kevin yang kehilangan keseimbangan terjatuh di lantai, Raven bersiap melompat ingin memukul Kevin dengan keras dengan lututnya."Jangan!" Dinara berteriak keras, Raven yang melihat tatapan ketakutan di wajah Dinara, buru-buru menghentikan serangan dan hanya menendang punggung Kevin dengan keras, dia melihat hina ke bawah arah Kevin."Kamu yang seperti ini ingin menjadi partne
Dia masih menendang di udara. Kevin sudah berlutut dan melesat di bawah tubuh Raven. Raven terkejut. Kevin melihat bokong Raven dan menendangnya, Raven kehilangan keseimbangan dan jatuh terguling beberapa kali di lantai sebelum berhenti.Ternyata semenjak Kevin mempelajari pisau dari neneknya, saat latihan biasa, Kevin sering melempar semangka ke udara dan melemparkan pisau mengenai semangka itu, tanpa disadari pengamatan dan kemampuan prediksi Kevin telah meningkat pesat.Meskipun itu adalah jurus andalan Raven , tapi jarak serangannya terlalu panjang dan Kevin diberi waktu untuk memprediksi. Dia melihat gerakan Raven dan tanpa sadar dia menggerakkan tubuhnya sehingga dia bisa mengenai Raven, mengalahkan jurus andalan Raven dengan mudah."Tuan Raven" "Tuan Raven, kamu tidak apa?" "Cepat bantu Tuan Raven berdiri"Banyak orang mengelilingi Raven dan memapahnya berdiri, Dinara juga dengan cepat mendekatinya dan menanyakan keadaannya."Aku tidak apa, hanya ceroboh saja…" Raven
Ketika mereka datang ke Sports Park dan menggunakan maps, keduanya dengan cepat menemukan tempat untuk mendaftar. Tempat itu berada di stadion dalam ruangan besar di Sports Park.Saat ini, ada lebih dari 100 orang yang datang untuk mendaftar, sederet meja disiapkan. Sisi dekat pintu adalah untuk orang yang mendaftar dan sisi dalam adalah staf. Kevin ingin pergi ke toilet, Rika mengantri sendirian, menunggu untuk mendaftar."Rika, kemarilah." Rika tiba-tiba dipegang oleh seseorang, dia dapat menebak jika itu suara Luna dan saat berbalik, benar saja itu Luna, Rika ditarik ke samping oleh Luna dan duduk.Sejak apa yang terjadi di hotel terakhir kali, mereka berdua belum saling berhubungan lagi, Luna merasa dia terlalu malu hari itu dan tidak punya muka untuk menghubungi Rika, Rika juga merasa kalau itu akan canggung, kemudian semester baru sudah dimulai dan dia juga tidak sempat menghubunginya"Kamu datang bersama Kevin, kamu bersamanya sekarang?" Luna datang untuk mendaftar sebagai rela
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan