"Baiklah, silahkan Tuan itu berdiri dan melakukan perkenalan diri." Luna menatap Kevin dengan kegembiraan di dalam matanya.Kevin meletakkan sumpitnya dan berdiri dengan gagah. Ketika para tamu melihat pakaian Kevin seperti pedagang kaki lima, apalagi pakaiannya juga tidak terlalu bersih dan rambutnya saling menempel satu sama lain, mereka semua langsung mulai berbisik."Pakaian dari orang itu sangat lusuh.""Apa yang dia lakukan? Sangat tidak sopan berpakaian seperti ini untuk ikut menghadiri acara reuni teman sekampung kita.""Ssst, mungkin saja dia tidak suka pamer dan dia yang sebenarnya adalah generasi kedua yang kaya. Sekarang banyak generasi keduakaya yang suka berpura-pura miskin."Kevin berbicara dengan tenang."Halo semuanya, namaku Kevin, aku bersama temanku membawa sebuah truk untuk menjual makanan di jalan dan gang-gang daerah kota ini. Salah satu makanan favorit kami adalah Kebab. Jika kalian ingin datang untuk makan, aku bisa membuatkan satu dan gratis untuk kalian sem
"Jangan pergi! Kevin, berhenti!" Teriak Luna sambil berjalan mendekati Kevin. Ke manakah Kevin ingin pergi, Luna masih belum merasa senang.Kevin merasa marah saat mendengar suara Luna sekarang, bagaimana bisa dia peduli padanya, dia masih terburu-buru ingin bertemu dengan ibunya. Ketika Kevin hendak membuka pintu dan keluar, ada seorang pria gemuk 30 tahun berjalan masuk. Dia adalah Alex, Tuan sponsor dari acara reuni teman sekampung kali ini."... Ini ..." Ketika Alex melihat wajah Kevin yang berubah warna, tidak tahu mengapa saat melihat wajah Kevin, mata Alex sedikit bergetar."Tuan muda, ini adalah tamu kita, jangan biarkan dia pergi..." Kata Luna kepada Alex dengan tergesa-gesa. Sambil berkata demikian, dia telah berdiri di depan Kevin dan menangkap Kevin. Dia mengedipkan matanya pada Alex dan berkata sambil tersenyum."Tuan muda, baru saja terjadi sesuatu hal yang tidak menyenangkan antara Kevin dan para tamu...""Oh..." Alex tertawa dan menepuk bahu Kevin dengan pelan."Tidak
"Kalian mungkin masih belum mengenal Kevin, tentu saja aku juga tidak begitu mengenalnya, tetapi aku telah bertemu dengannya secara kebetulan hari ini. Aku bisa berbagi cerita dengan kalian semua dan membiarkan kalian tahu siapakah sosok Kevin itu."Yang lainnya menunjukkan ekspresi yang bingung, mungkinkah penjual Kebab ini memiliki sisi yang tidak diketahui oleh orang?Kevin juga merasa terkejut, mungkinkah Tuan Alex ini pernah membeli Kebabnya? Kevin mengingat kembali orang yang membeli kebab padanya, tetapi dia tidak bisa mengingat ada pembeli yang seperti Tuan Alex."Hari ini aku telah melihat nenek tua yang memungut barang bekas dan jatuh darisepedanya. Kevin berinisiatif untuk membantu nenek tua itu dan mengambil barangnya. Awalnya, aku berpikir bahwa dia adalah orang baik, tetapi tak terduga bahwa dia benar-benar meminta uang dari nenek itu!"Setelah Alex melihat Kevin untuk pertama kalinya, dia telah mengenali Kevin. Dia juga tidak menyangka bahwa Kevin adalah orang yang dim
"Oh, Tuan Adri, Anda tidak perlu peduli padanya, begini..." Alex menjelaskan tentang "perbuatan" Kevin kepada Adri secara kasar dan akhirnya berkata."Coba Anda pikirkan, aku pasti tidak akan membiarkan orang yang memiliki karakter moral yang buruk seperti dia untuk makan gratis di sini. Jika dia tidak bisa mengeluarkan uangnya, aku akan meminta dia tinggal di sini untuk bekerja."Adri tidak menunjukkan sikapnya dan sedikit mengangguk. Setelah mengucapkan beberapa kata yang lebih sopan, dia keluar dari kamar dan pergi untuk melaporkannya kepada wanita paruh baya yang cantik itu."Tuan Alexi, Anda benar-benar hebat! Biasanya Tuan Adri tidak akan datang.""Iya, hotel ini juga termasuk hotel yang termewah, setidaknya Tuan Adei memiliki kekayaan bersih sampai 1 triliun. Dia adalah orang kaya lokal di kota ini. Jika kekuatannya tidak besar, Tuan Adri juga tidak akan datang ke sini, apalagi kami adalah orang dari luar kota, siapa lagi yang bisa mendapatkan layanan ini selain Tuan Alex?""Si
Kali ini, Belina datang untuk melihat Kevin tanpa sepengetahuan dari keluarga. Di depan banyak orang, identitas dari keluarga Wijaya yang tersembunyi masih harus dipertahankan.Belina berjalan masuk ke dalam, sedangkan Azka dan Adri mengikuti Belina di belakang. Belina duduk di atas kursi paling depan, Azka dan Adri berdiri di kedua sisinya, sedangkan Kevin juga berdiri di samping Belina."Ini…" Yang lainnya saling bertatapan dan tidak tahu siapakah wanita itu."Tuan Adri, Anda.." Alex sama sekali tidak mengenal kedua orang itu, sehingga dia hanya bisa bertanya kepada Adri.Adri hendak ingin memberitahunya dengan serius, tetapi Belina sedikit memiringkan kepalanya dan Adri hanya bisa menutup mulutnya dengan patuh."Di manakah Luna, keluarlah!" Teriak Belina.Luna terkejut saat mendengar namanya, kemudian dia berjalan ke depan Belina dengan takut."Apa yang kamu katakan tentang orang ini sebelumnya?" Tanya Belina sambil tersenyum, tetapi di dalam mata Luna, senyuman Belina terlihat san
Kevin merasa sangat tertekan saat melihat mata ibunya yang berkaca-kaca dan air mata bergerak di dalam mata ibunya. Dia ingin menepuk ibunya agar ibunya tidak begitu sedih.Saat ini, Belina tiba-tiba berdiri dan bergegas ke depan Alex, kemudian menamparnya sekali. Ketika Belina hendak ingin menampar Alex untuk kedua kalinya, tangannya sudah ditangkap oleh Alex."Lepaskan!" Kata Belina dengan marah."Hei, wanita jalang seperti kamu terlalu kejam bukan, apakah kamu bisa menamparku dengan sesuka hatimu?" Ketika Alex berbicara sampai setengah kalimat, Kevin tiba-tiba bergerak, lalu menendang dada Alex sampai jatuh ke bawah. Kevin menarik ibunya ke samping dan bertanya dengan cemas."Apakah kamu baik-baik saja?" Kevin telah mengerti mengapa ibunya tidak mengenalinya, sehingga dia tidak memanggilnya ibu."Anakku." Mata Belina berkaca-kaca, lalu dia mengulurkan tangannya untuk meraba wajah Kevin.Alex yang ditendang sampai jatuh ke bawah telah ditopang berdiri."Sial, dasar wanita jalang dan
"Tidak mungkin, bagaimana mungkin dia..." Kata Alex sambil menatap Azka dengan panik. Dia hanya melihat Azka menatapnya sambil tersenyum dan seluruh tubuhnya menjadi gemetar. Otaknya menjadi berdengung. Temperamen semacam ini benar-benar tidak bisa dibuat secara pura-pura, apalagi Adri juga tidak punya alasan untuk membohongi dirinya.Dia langsung yakin bahwa orang itu adalah Azka!"Tuan Azka, maafkan aku yang telah menyinggung Anda..." Alex segera berlutut dengan ketakutan.Meskipun dia tidak pernah melihat sosok Azka yang sebenarnya, tetapi dia pernah mendengar tentang perbuatan Azka. Setelah bertemu dengannya, orang-orang harus bersikap hormat padanya, apalagi tangan besinya itu juga membuat orang merasa semakin menakutkan.Dia pernah mendengar bahwa setidaknya ada puluhan nyawa yang tewas di tangannya, sedangkan dirinya malah bersikap begitu tidak sopan padanya. Jika Azka mencampuri kehidulan dirinya, konsekuensinya itu tak terbayangkan, sehingga Alex hanya bisa berlutut untuk mer
Sekelompok orang ini hanya merendahkan dirinya dan mengejeknya beberapa kata. Sekarang mereka telah memarahi diri mereka sendiri, apalagi kata-kata mereka jauh lebih beracun. Selain itu, Alex dan Lunag juga telah ditampar dengan begitu ganas. Kevin merasa bahwa apa yang telah mereka lakukan padanya telah lunas. Dia juga tidak ada keperluan lagi untuk peduli pada mereka."Kalau begitu tidak bisa!" Belina menghela nafas. 8 tahun tidak bertemu dan sifat dari putranya sendiri masih begitu murah hati. Kevin bisa melepaskannya, tetapi dia sebagai ibunya tidak bisa melepaskan mereka yang menghina putranya sendiri dengan begitu saja. Belina melirik hidangan di atas meja. Sebuah ide muncul di dalam benaknya, lalu berbalik dan berkata kepada sekelompok orang itu."Kalian semua berdiri, letakkan di lantai semua makanan yang ada dii atas meja!""Baik, baik..." Alex berulang kali menanggapinya. Sekelompok orang itu berdiri dan butuh waktu dua menit untuk meletakkan semua hidangan di atas meja ke l
Tidak lama kemudian, ratusan wanita dari Istana sudah berhadapan dengan ribuan orang dari Organisasi lainnya. Kevin menengok ke belakang, Elmira sedang dijaga oleh Meri yang terluka. Walaupun Meri dipukul oleh Raja Biru, tubuhnya sekarang lemah, tapi untuk mengatasi orang-orang lemah seperti ini bukanlah hal yang sulit baginya. Tapi Kevin tetap khawatir dengan keselamatan Elmira.Setelah memukul seorang pemimpin kecil sampai mati, Kevin berlari ke arah Elmira. Raja Biru langsung tahu wanita yang sedang pingsan di samping Meri itu sangat penting bagi Kevin! Sepertinya dia bisa memanfaatkan wanita ini.Kevin melompat ke samping Meri. Beberapa anggota organisasi menyerang Kevin dan Meri dengan pisau dan kapak. Kevin mengambil gelang di tangan Meri, menggenggamnya dengan keras, benang gelang tersebut putus seketika, menjadi beberapa butir mutiara."Awas!" Kevin melempar belasan butir mutiara tersebut ke arah mereka, seketika mereka terjatuh di tanah dan kesakitan."Semuanya, kita bunuh w
Teriak Raja Biru, dia merasa Kevin hanyalah seekor ayam lemah yang tidak tahu berasal dari mana."Aku adalah muridnya Nenek!”Ucap Kevin."Segera bawa orang kalian pergi dari Istana, kami masih bisa mengampuni kalian!""Haha, mengampuni kami? Sekarang pasukan kami yang sedang menyerangmu, kamu bilangkamu bisa memaafkan kami? Lucu!" Kata Raja Biru sambil tertawa sinis."Kamu adalah muridnya Nenek? Kalau begitu aku akan membunuhmu dulu, lalu baru menghancurkan Istana!""Bocah, mati kamu!" Raja Biru sudah menganggap Kevin adalah seekor ayam lemah, dia mau menggunakan Kevin untuk mengancam mereka semua, juga sebagai balasan atas kematian bawahannya tadi."Cari mati!"Keempat wanita ingin bergerak untuk mengatasi Raja Biru. Seketika mereka berempat berlari ke arah Raja Biru! Kedua pihak mulai bertarung. Kemampuan Raja Biru juga tidak lemah, walaupun dia dikepung oleh empat orang, tapi dia tetap tidak panik, bahkan bisa mengimbangi mereka berempat."Aku juga ikut!"Ada beberapa pemimpin
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb