Bela melihat ke arah Kevin dan menghela nafas dalam hati. Dia membawa sebuah kantong belanja dan mendekat."Kamu hebat juga, kamu sudah bersiap dan menggunakan pakaian ini untuk pergi ke rumahku? Kamu pasti akan dimarahi setengah mati oleh ibuku.""Hehe, kamu juga tahu, aku hanyalah seorang mahasiswa miskin, tidak punya baju apapun." Kata Kevin sambil tersenyum canggung."Untung aku menyiapkannya, kamu ganti dan pakai yang ini." Sambil berkata, Bela memberikan kantong belanjanya ke Kevin."Apakah kamu membelikan baju untukku?" Kata Kevin yang terkejut, dia pelan-pelan mengeluarkan barang dari kantong belanjanya dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut, di dalamnya ada pakaian, sepasang sepatu kulit dan jam tangan. Meskipun barang-barang ini tidak terlalu mewah, mereka juga termasuk dalam kategori "semi kemewahan". Bagaimanapun harganya bisa mencapai 5 juta."Dari mana kamu mendapatkan begitubanyak uang?" Perasaan Kevin yang pertama adalah dia sudah ditipu oleh Bela. Dia t
"Oh, Tante, Anda seharusnya tahu kota spesial yang dikembangkan oleh Pemerintah Kota bengkulu di Taman kota, bukan? Sederhananya, disana adalah perusahaan film dan televisi. Aku pikir industri film dan televisi dalam negeri masih banyak uangnya dalam beberapa tahun terakhir. Jadi aku membuka sebuah perusahaan kecil di sana, kemudian menyediakan peralatan untuk para awak kru, penghasilan bersih selama setahun mendekati 1 milyar." Kata Rifki merendah.Mendengar Rifki bisa mendapatkan 1 milyar pertahun, mata Ibu Bela langsung bersinar."Bagus, aku merasa jika kalian bersama pasti punya pembicaraan yang sama, tunggu Bela pulang, kamu harus berkenalan dengannya.""Ting Tong."Bel pintu berbunyi, Ibu Bela langsung pergi membuka pintu dan Rifki juga ikut dari belakang. Ketika membuka pintunya, Ibunya melihat anak bungsu dia, Bela."Akhirnya kamu pulang juga." Kata Ibunya, dia punya 3 anak perempuan dan anak bungsu ini yang paling tidak bisa diperintah. Tahun ini sudah berumur 27 tahun, tapi
"Ya bagaimana bu..," Bela dan Kevin saling bertatapan, di dalam mata mereka sama-sama terlihat rasa tidak tenang, Bela kemudian mengangkat rambutnya sambil mengatakan hubungan mereka."Sudah beberapa bulan.""Kevin, apa pekerjaan keluargamu?" Ibu Bela langsung bertanya tanpa malu. Sekarang jika dia sudah tahu, lebih gampang membandingkannya, siapa yang lebih hebat antara Kevin dan Rifki, agar tidak menyia-nyiakan kesempatan kali ini."Oh, keluarga kami membuka perusahaan internet, setaun pemasukan sekitar 2 sampai 3 milyar. Bukan termasuk perusahaan besar, cukup untuk menghidupi kami..." Kata Kevin sambil tersenyum, di perjalanan tadi, Bela sudah memberitahunya banyak hal dan dia juga mengingatnya dengan jelas."Oh, Kevin kamu ternyata suka bergurau, penghasilan 2 sampai 3 milyar masih dibilang bukan uang besar, hehe..." Mendengar keluarga Kevin mempunyai pendapatan besar pertahunnya, Ibu Bela langsung tersenyum senang. Sepertinya Kevin lebih hebat dari Rifki ini. Tatapannya kepada Ke
"Iya, apa sebenarnya ini? Ah? Kevin, Bela?" Tanya Ibu Bela yang mulai tidak sabar."Ibu, ini karena Kevin yang terlalu tidakteliti..." Bela masih ingin menyelamatkan situasi ini, tapi Rifki sudah berbicara dengan kencang kali ini."Bibi, apakah Anda masih tidak melihat jelas? Orang yang bernama Kevin ini, sejak masuk tadi sudah berbohong!" Saat ini, Rifki langsung menusuk ke arah Kevin dengan kata-kata tajamnya."Ah, kamu bilang Kevin menipuku?" Kata Ibu Bela sambil melihat ke arah Rifki dengan ekspresi tidak percaya."Betul!" Rifki berjalan ke samping Kevin sambil tersenyum dingin, dia menarik pakaian Kevin dengan pelan, " kamu memang hebat, semuanya palsu. Kamu masih berani sebut dirimu generasi kedua yang kaya!""Kamu jangan asal bicara, kenapa kamu berkata begitu. Ini adalah rumahku, aku tidak ingin melihatmu di sini, sekarang keluar dari sini!" Melihat kondisinya mulai tidak benar, Bela langsung berdiri dan berteriak ke arah Rifki."Nona Bela, kamu jangan bodoh lagi, dia adalah
"Apa…" Bela seperti tersambar petirseketika, benaknya menjadi kosong. Sekarang dia juga tidak tahu bisa berbicara apa lagi, pakaian yang disewa ini ternyata dari perusahaannya Rifki, hehe, kenapa dia serasa dipermainkan!"Betul kataku? Kevin?" Rifki melihat ke arah Kevin dengan ekspresi merendahkan dan bertanya dengan nada menantang."Sini kamu!" Ibu Bela langsung menarik Bela, sekarang hatinya sangat marah, dia mengerutkan keningnya dengan erat."Kamu ya, kamu lihat orang seperti apa yang kamu cari? Hah? Kamu bilang tidak perlu aku kenalkan jodoh untukmu! Hari ini jika bukan karena Rifki, aku tidak akan tahu bahwa orang yang kamu bawa adalah seorang penipu!"Berhadapan dengan ocehan ibunya, Belajuga tidak bisa melawan. Ibu Bela langsung menarik Bela ke belakangnya."Siapa sebenarnya kamu, apa yang kamu lakukan disini, jujur katakan padaku!" Teriak Ibu Bela sambil beralan ke depan Kevin."Aku adalah mahasiswa, aku tidak punya rumah dan tidak punya usaha apapun." Saat ini, Kevin juga
"Tidak apa-apa, Rifki, dengarkan kata Tante saja." Ibu Bela menepuk tangan Rifki dan mengangguk ke arahnya. Rifki hanya tersenyum canggung, dia berpikir bahwa dia sudah mendapatkan hati ibu mertuanya, jadi untuk mendapatkan Bela pasti lebih gampang."Kamu datang ke rumahku dan hanya berdiri diam di sana?" Ibu Bela langsung menyerang Kevin, hari ini sepertinya tidak bisa mengusirpenipu ini pergi, tapi juga tidak boleh membiarkan dia hidup dengan tenang. Ibu Bela menunjuk ke arah toilet."Pergi, bersihkan toilet di sana!""Ibu, apakah kamu tidak keterlaluan?" Kata Bela dengan ekspresi marah"Aku keterlaluan? Heh." Ibu Bela tersenyum dingin."Jika tidak mau, keluar dari sini sekarang!""Ibu..." Bela sekarang ingin bertengkar lagi dengan ibunya."Sudahlah." Kevin menarik tangan Bela dan menggelengkan kepalanya. Dia melihat ke arah Rifki yang tersenyum melihatnya dan juga Ibu Bela yang melototnya dengan sangat tajam itu, dia berkata."Aku pergi saja." Selesai berkata, Kevin berjalan ke ar
Setelah Rifki selesai bicara, Bela langsung menatapnya dengan tajam, hatinya sangat tidak senang dengannya."Oh... apa maksudnya?" Nisa dan Irgi merasa aneh, mereka lalu melihat ke arah ibunya yang sepertinya tahu sesuatu."Bela sudah menemukan pasangan." Kata Ibu Bela sambil menghela nafas."Sudah menemukan pasangan!?" Nisa, Irgi dan Lisa mereka terkejut. Nisa langsung bertanya."Kamu mencari orang seperti apa, pekerjaannya apa?""Hmm..." Ibu Bela menghela nafas dengan berat dan mengerutkan keningnya sambil menatap Bela."Dia bisa bertemu orang baik seperti apa, orang itu adalah penipu! Tadi masuk ke rumah kita dengan baju bermerek dan juga memakai sebuah jam tangan, dia bilang punya perusahaan internet, penghasilan pertahun 2 milyat, untung saja Rifki membongkar kebohongannya, jika tidak aku juga tertipu olehnya!""Ahh?" Nisa dan yang lainnya terlihat sangat terkejut."Kalian sudah mengusirnya?""Aku juga harus punya keberanian untuk mengusirnya. Tadi ketika aku ingin mengusirnya, B
Lisa mengelus pelan tangan Bela dan melihat Bela dengan tatapan kasihan. Lisa tahu tantenya ini tidak suka adanya perjodohan oleh neneknya. Awalnya mendengar tantenya mendapatkan jodoh, Lisa merasa senang untuknya, tapi ternyata adalah seorang penipu, Lisa merasa sedih. Bela masih bisa tersenyum pelan kepada Lisa."Bela, nanti kita pergi ke rumah kamu. Agar kami lihat seperti apa vila yang bernilai sangat mahal itu." Ibu Bela sementara tidak ingin mempedulikan Bela, dia tersenyum danberkata kepada Bela.Sebelumnya, Bela berdua membeli sebuah villa seharga 6 milyar di perumahan Pulau Indah, hal ini membuat seluruh keluarga merasa iri. Setelah 2 bulan lebih, tidak pernah ada yang melihatnya, jadi menggunakan kesempatan ini, Ibu Bela ingin membawa yang lain untuk pergi melihat vilanya Bela."Mau pergi ke vila di perumahan pulau Indah?" Lisa juga terkejut, universitasnya dekat dengan perumahan pulau indah. Setiap kali dia melewati vila mewah di sana, hatinya merasa sangat iri. Hari ini a
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.