"Aku membunuh tuanku, aku membunuh tuanku..." Kali ini, Geri menjadi panik. Dia juga tidak pernah berpikir dirinya akan membunuh Adrian."Dengarkan aku, Martin!" Kevin memeluk Geri yang panik itu, dia menatap ke dalam matanya."Dia sudah mati! Kamu tidak usah takut, aku akan menjamin keselamatan kamu.""Tapi dia adalah penyelamatku, tidak ada dia berarti tidak ada aku. Setiap hari aku diberikan makan, dia memberikan semua sandang dan pangan kepadaku dan ternyata aku malah membunuhnya...." Geri merasa sangat kacau dalam hatinya, dia juga sangat merasa bersalah."Dia tidak pernah menganggap kamu sebagai manusia dan hanya menganggap kamu seperti seekor anjing. Kamu tidak perlu merasa menyesal. Apakah kamu lupa bagaimana dia menendangmu? Jika kamu tidak ingin melakukan sesuatu untuknya, wujud aslinya akan keluar..." Kevin berusaha menghibur Geri dan akhirnya Geri bisa merasa lebih tenang."Sekarang Adrian sudah mati, mulai sekarang kamu sudah mandiri, kamu tidak perlu mendengar perintah o
"Iya, Anda benar, kami memang pantas ditampar...." Saat ini, Josua hanya bisa menuruti mereka."Fisha, Indri, menurut kalian bagaimana kita harus menghajar beberapa sampah ini!" Kata Fadli sambil melihat ke arah Fisha dan Indri."Iya, bagaimana jika kalian juga menampar mereka saja?" Kata Doni."Sudahlah, mereka sudah terluka parah." Bagaimanapun Fisha adalah wanita, pasti lebih lembut hatinya."Tidak bisa, terlalu ringan bagi mereka." Fadli langsung berkata, rasa kesal di dalam hatinya masih belum hilang. Fadli menatap ke arah Josua."Tampar pipi kalian sendiri!"Josua mana berani tidak menurut? Mereka semua mulai dari bersujud, setelah itu langsung menampar pipi. Mereka sama sekali tidak berani berpura-pura, karena takut jika Fadli dan lainnya marah, pasti akan membunuhmereka.Dua mayat di sana sudah membuat mereka menggigil, jadi semuanya menampar diri mereka dengan sangat kuat. Josua yang hanya menampar 4 kali, sudah membuat wajahnya bengkak, keningnya juga sudah menghitam.Romi
"Tidak perlu!" Kevin tidak bergerak, dia melihat ekspresi orang-orang yang bingung."Aku dan Geri tidak perlu ke kantor polisi, kami berdua tidak apa-apa! Nanti akan ada orang yang membereskan masalah ini untukku.""Tidak apa-apa?! Kevin, jangan bodoh lagi. Jika terus begini, orang-orang itu sudah pasti sampai kantor polisi. Kita harus cepat pergi dari sini, jika tidak, kita tidak bisa menyerahkan diri lagi."Fadli dan yang lainnya sama sekali tidak percaya ucapan Kevin. Ini adalah nyawa dua orang, mereka juga tahu dengan kondisi Kevin, mana mungkin ada yang bisa membereskan hal ini untuknya?"Tidak perlu, sekarang pergi ke kantor polisi malah akan mendapat masalah!" Kevin mendorong Fadli dan yang lainnya, dia juga tidak bisa membicarakan detail pada mereka."Kalian tunggu sebentar, aku akan menelepon dulu." Sambil berkata, Kevin langsung berjalan ke samping dan menelepon Azka."Dengarkan aku, sekarang ada dua orang mati di Shine Park. Satu orang bawahan Tuan muda Josua yang berasal d
Saat ini, di depan sebuah restoran bernama "Five Star Cafe", berhenti sebuah mobil Mercedes benz. Interior Five star cafe tidak semewah Shine Park, Hotel Barsha dan restoran mewah lainnya. Restoran ini terlihat sangat sederhana, tapi plank toko yang bernama "Five Star Cafe", tertulis dengan penuh aura dunia bawah tanah.Ini merupakan tempat yang sangat penting bagi Coki dalam perjalanan pengembangan Braja. Hari ini, Coki dan orang Braja lainnya ada di sini untuk mengadakan rapat untuk rencana pertama tahun ini."Turun!" Karina dan anaknya didorongturun dari mobil oleh dua orang pria besar. Setelah itu, satu pria lainnya mendorong Karina masuk ke dalam restoran."Ibu, aku takut." Kata Naomi dengan suara kecil, sejak mereka ditangkap oleh orang-orang ini di hotel, Naomi sudah sangat ketakutan. Saat ini ketika masuk ke dalam Cafe, Naomi merasa seperti sedang masuk ke dalam gerbang neraka."Jangan takut, Naomi jangan takut, ibu akan melindungi kamu dengan baik..." Karina memeluk Naomi d
Brian sudah menghilang 3 hari. Sejak kemarin sampai hari ini, Braja sudah menggerakkan banyak orang untuk mencari keberadaannya, tapi sampai sekarang masih tidak ada kabar sama sekali. Di luar sudah banyak rumor tentang kematian Brian.Seorang jenderal kuat seperti Brian jikamenghilang, maka akan memberikan dampak besar kepada Braja.Tapi melihat Coki masih menyeka batu gioknya dengan santai, sama sekali tidak ada perasaan khawatir sama sekali."Jika Brian mati ya sudah, untuk apa ribut begitu. Braja yang sekarang tidak akan hancur karena seorang ketua menghilang!" Kata Coki sambil menatap seluruh orang dengan tatapan dingin. Membuat jantung orang-orang berdebar kencang."Bengkulu yang sekarang, siapa yang berani melawan kelompok Braja? Walaupun memberikan mereka nyali besar sekalipun, apakah mereka berani pada kita?"Beberapa ketua yang lain juga berpikir demikian, dengan kemampuan Braja sekarang, walaupun tidak ada Brian, orang lain juga tidak ada yang berani menyentuh Braja.Setel
"Tuan Coki, orangnya sudah aku bawakan untuk anda!" Saat ini, dua pria itu akhirnya membawa Karina dan anaknya ke meja Coki."Oh..." Melihat wajah cantik Karina, Coki sedikit bengong. Saat ini akhirnya dia berhenti menyeka batu gioknya. Dia merasa wanita ini lebih enak dipandang daripada batu gioknya. Senyuman Coki tidak bisa diartikan, dia hanya melihat ke arah Karina."Kamu adalah wanita yang disukai oleh Ketua Brian, kamu memang sangat cantik. Dua hari ini, apakah Ketua Brian datang mencarimu?""Ti... tidak..." Karina berkata dengan terpatah-patah. Saat ini di benaknya muncul pemandangan di dapur yang mengerikan itu. Dia menutup matanya dan jantungnya berdebar dengan kencang."Huh.." Coki mana mungkin tidak tahu Karina sedang berbohong."Dia sudah mati, benar?""Aku sudah katakan, dia tidak datang mencariku." Kata Karina dengan sedikit kesal."Aku paling benci ada yang berbohong di depanku. Setiap orang yang sedang berbohong di depanku, harus dipotong satu jari. Tapi hari ini ada p
"Baik, bawa nona Karina ke kamarku." Kata Coki sambil mengangguk."Pong!""Ahh"Saat ini dari pintu masuk terdengar suara pintu didobrak dan teriakan kesakitan. Coki dan beberapa ketua lainya terkejut dan melihat ke arah pintu masuk, semua orang Braja jugaserentak berdiri.Karina juga terkejut, dia ikut melihat ke arah pintu masuk. Orang yang ramai ini membuat dia tidak bisa melihat apa yang terjadi, tapi bayangan seseorang tiba-tiba muncul di benaknya."Apa yang terjadi!""Sialan""Berani sekali mengacau di tempat Braja."Semua orang di Braja langsung berdiri dan berteriak. Semuanya terdengar sangat berisik.Coki dan beberapa ketua lainnya langsung berjalan ke arah pintu masuk. Mereka terkejut dan juga marah, mereka ingin lihat, siapa yang punya nyali sebesar itu, berani mencari masalah di tempat Braja. Karina menarik Naomi dan mengikuti dari belakang.Bawahan dari organisasi Braja langsung memberikan jalan agar Coki dan beberapa ketua lain bisa berjalan ke arah pintu masuk. Beberap
"Kamu? Sebaiknya kamu ganti rugi semua kerusakan hari ini. Jika tidak, jangan salahkan aku jika hotel Barsha kamu terjadi sesuatu." Kata Coki dengan keras. Kemudian dia berteriak."Josua! Keluar!""Ah…iya." Josua berjalan ke samping Coki. Ayahnya Tendi juga berjalan keluar dan berdiri di samping anaknya."Apakah bocah di belakang Azka itu yang memukulmu?" Kata Coki sambil menatap ke arah Kevin yang berada di belakang Azka. Dia tersenyum licik."Sepertinya mereka sudah bosan hidup, sampai berani mengganggu kita,. Kalian berdua ke sana dan hajar dia untukku. Tenang saja, di daerah Braja, masih tidak ada yang berani melawanku!""Sepertinya Anda juga berpikir begitu bukan, Azka?" Coki melihat Azka dan menantangnya, kemudian dia berteriak."Kenapa diam saja, cepat pergi!"Coki sudah memutuskan untuk menantang dan mengancam Azka.L"Coki, berani kamu..."bTeriak Azka dengan kesal. Dia tidak menyangka dengan statusnya tidak bisa menaklukkan Coki."Bocah sialan, ternyata kamu orangnya Azka, ka
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi