Ketika mereka masuk, Fadli dan Doni sudah terkejut, jadi mereka terus duduk dan tidak berani mengangkat kepalanya."Untuk apa basa basi dengan dua tikus ini?" Kata salah seorang bawahan josua, setelah itu dia langsung menendang kursi mereka dan membuat Fadli dan Doni terjatuh ke lantai."Berdiri sekarang juga!" Hendi bawahan dari Josua berteriak, Fadli dan Doni langsung berdiri."Apakah pakaian mahal semua ini layak kamu pakai?" Hendi meraih pakaian Fadli dan berkata, dia mengambil pisau orang lain dari sakunya, sambil mengangkat pakaian Fadli dan bersiap untuk memotong pakaian itu.Fadli mundur ke belakang, pakaian ini adalah pakaian termahal yang pernah dia pakai seumur hidupnya, tidak ternilai baginya."Brengsek! Jika kamj mundur lagi akan aku bunuh kamu!" Hendi berteriak dengan kencang, setelah itu dia langsung mengarahkan pisaunya dan merobek baju yang bernilai 600 ribu itu.Fadli melihat lengan bajunya yang sudah robek, hatinya tidak tahu sesakit apa. Pakaian ini rencananya akan
"Lepaskan!"Hendi berteriak dengan keras, semua pengikut yang berdiri di depan Fisha langsung menjauh. Teriakan "Ahh" Kakak Hendi diikuti pukulan keras ke arah kepala Fadli dengan kursi. Kursinya hancur berantakan.Kepala Fadli terasa begitu sakit, seperti ada serpihan yang masuk ke dalam kepalanya, membuat kesadarannya menjadi tidak jelas. Walaupun begitu, dia tetap melindungi Fisha di belakangnya."Kakak…" Ketika kursinya hancur berantakan, Fisha ketakutan setengah mati. Dia menutup telinganya dan menutup matanya, menundukkan kepalanya dan badannya terlihat meringkuk.Ketika dia membuka matanya, Fadli masih melindunginya dari depan, hanya saja kepalanya mengucurkan darah segar. Fisha begitu terkejut, juga kesal dan terharu. Dia memeluk kepala Fadli dan menangis tanpa suara."Kakak, bagaimana denganmu, bagaimana denganmu...""Ternyata mereka kakak adik, hajar mereka! Jika mereka mati, aku yang tanggung." Josua berteriak dengan kesal dari samping."Dan hajar juga yang satu lagi, wanit
"Bagaimana keadaan kalian?" Kevin melihat ke arah Fadli dan Doni. Kepalanya penuh dengan darah dan badannya penuh dengan bekas sepatu. Lengan dan kaki juga penuh dengan luka. Kevin merasa sangat sedih melihatnya.Melihat Kevin menyelamatkan mereka, Fisha dan Indri merasa terharu dalam hati. Mereka merasa Kevin sangat berani. Melihat ekspresi seriusnya, sama sekali tidak ada rasa takut. Mereka merasa pria ini sangat hebat dan bernyali, seluruh tubuhnya mengeluarkan aura pria sejati."Tidak apa-apa..." Kata Fadli, kelopak matanya sudah tidak bisa terbuka. Dia dan Doni duduk lemas di lantai."Kakak, kamu tidak apa-apa..." Perhatian Fisha langsung mengarah ke kakaknya lagi. Dia memeluk Fadli dan menangis dengan kencang, Indri juga berada di samping Doni untuk menjaganya."Tidak apa-apa, kakak baik-baik saja, yang penting kamu tidak apa-apa." Kata Fadli sambil tersenyum.Kevin langsung menelepon rumah sakit dan menyuruh mereka mengutus ambulan ke sini."Apa yang terjadi? Tuan muda Josua, A
"Romi, ada sebuah pepatah berkata, "Sesuatu yang terkonsentrasi adalah hal yang terbaik", tidak apa-apa, aku memaklumi mu karena tidak pernah belajar dan pasti kamu tidak pernah mendengar pepatah itu, bukan salah kamu!" Kata Adrian menyindir Romi."Kamu…" Romi berjalan dengan kesal ke arah Adrian dan ingin berdebat dengannya."Ah.." Ketika dia sampai di depan Adrian, belum sempat berbicara, dia langsung dilempar oleh Geri dengan teknik lemparan melalui bahu dan terjatuh ke lantai. Romi berteriak kesakitan dan Geri sudah kembali lagi ke sisi Adrian."Bagus sekali, akhirnya kamu tahu bagaimana caranya membantu tuanmu menghajar orang jahat." Adrian berkata sambil mengelus kepala Geri, seperti sedang mengelus seekor anjing."Bagus! Bocah ini sepertinya cukup hebat. Biarkan dia menghajar mereka bertiga, tidak perlu menyimpan tenaga, bunuh saja mereka. Aku yang tanggung jawab." Kata Josua sambil menunjuk ke arah Kevin."Baik, ikuti perintah Tuan muda Josua!" Adrian merasa jika kali ini bisa
"Sialan, setiap hari aku memberimu makan dan minum. Sekarang kamu lebih kenal dekat dengan musuhku, untuk apa aku memelihara anjing seperti kamu?" Adrian menendang perut Geri dengan kencang dan membuatnya berteriak kesakitan."Tuan, tidak seperti itu, aku tidak mengkhianati Anda..."Kata Geri dengan bodoh. Sejak kenal dengan Adrian, dia tidak pernah berpikir untuk mengkhianati Adrian."Martin! Cepat berdiri..." Kevin terus berteriak dari samping."Kamu juga tidak perlu memakai topeng aku lagi, badut jelek!" Teriak Adrian dengan kesal. Dia langsung menendang ke arah wajahnya, dia ingin menghancurkan topengnya dan membiarkan orang-orang melihat wajah jeleknya. Tapi Geri menggunakan tangannya untuk melindungi topengnya. Adrian menendangnya berkali-kali dan topeng ini seperti nyawa Geri, dia rela mati untuk topeng itu.Adrian tidak tahu bahwa karena dia memberikan Geri sebuah topeng, Geri menjadi sangat setia dengannya. Karena topeng itu menutup wajah Geri yang sering ditertawakan itu, set
"Ah..." Tiba-tiba, Geri berteriak seperti orang gila. Dia membuka matanya dengan cepat, seluruh matanya penuh dengan garis darah merah! Dia mengangkat pisau di tangannya dan berlari ke arah Kevin, pisau yang tajam itu akan segera menusuknya!"Cepat tusuk! Tidak masalah jika kamu membunuhnya, aku dan Tuan muda Josua akan membantu mengeluarkan kamu..." Melihat Geri akan segera membunuh Kevin, Adrian sangat bersemangat. Sikapnya juga menjadi lebih lembut, dia berusaha mengontrol Geri dan menyelesaikan pembunuhan ini.Tidak hanya dia, Tuan muda Josua juga sangat bersemangat. Tatapan mereka penuh dengan kesenangan, mereka berteriak dalam hati."Bunuh dia, bunuh dia..."Tapi Geri tiba-tiba berhenti, dia melihat ke wajah Kevin. Matanya tetap begitu merah, hanya saja di dalam benaknya, seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak.Kevin menatap Geri dengan tegas, jika Geri masih ingin menusuknya, dia hanya punya 80% kemungkinan untuk menghindar. Tapi jika tidak bisa menghindar, maka dia hanya b
"Aku membunuh tuanku, aku membunuh tuanku..." Kali ini, Geri menjadi panik. Dia juga tidak pernah berpikir dirinya akan membunuh Adrian."Dengarkan aku, Martin!" Kevin memeluk Geri yang panik itu, dia menatap ke dalam matanya."Dia sudah mati! Kamu tidak usah takut, aku akan menjamin keselamatan kamu.""Tapi dia adalah penyelamatku, tidak ada dia berarti tidak ada aku. Setiap hari aku diberikan makan, dia memberikan semua sandang dan pangan kepadaku dan ternyata aku malah membunuhnya...." Geri merasa sangat kacau dalam hatinya, dia juga sangat merasa bersalah."Dia tidak pernah menganggap kamu sebagai manusia dan hanya menganggap kamu seperti seekor anjing. Kamu tidak perlu merasa menyesal. Apakah kamu lupa bagaimana dia menendangmu? Jika kamu tidak ingin melakukan sesuatu untuknya, wujud aslinya akan keluar..." Kevin berusaha menghibur Geri dan akhirnya Geri bisa merasa lebih tenang."Sekarang Adrian sudah mati, mulai sekarang kamu sudah mandiri, kamu tidak perlu mendengar perintah o
"Iya, Anda benar, kami memang pantas ditampar...." Saat ini, Josua hanya bisa menuruti mereka."Fisha, Indri, menurut kalian bagaimana kita harus menghajar beberapa sampah ini!" Kata Fadli sambil melihat ke arah Fisha dan Indri."Iya, bagaimana jika kalian juga menampar mereka saja?" Kata Doni."Sudahlah, mereka sudah terluka parah." Bagaimanapun Fisha adalah wanita, pasti lebih lembut hatinya."Tidak bisa, terlalu ringan bagi mereka." Fadli langsung berkata, rasa kesal di dalam hatinya masih belum hilang. Fadli menatap ke arah Josua."Tampar pipi kalian sendiri!"Josua mana berani tidak menurut? Mereka semua mulai dari bersujud, setelah itu langsung menampar pipi. Mereka sama sekali tidak berani berpura-pura, karena takut jika Fadli dan lainnya marah, pasti akan membunuhmereka.Dua mayat di sana sudah membuat mereka menggigil, jadi semuanya menampar diri mereka dengan sangat kuat. Josua yang hanya menampar 4 kali, sudah membuat wajahnya bengkak, keningnya juga sudah menghitam.Romi
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.