"Maaf, maaf..." Kevin langsung meminta maaf. Dia ternyata menabrak orang buta. Karena dia memakai kacamata hitam, tongkatnya tertabrak dan jatuh, dia juga memakai topi dan kacamata hitam dan memakai baju lengan panjang berwarna hijau."Tidak apa-apa..."Orang buta itu menunduk dan terlihat merendah.Kevin hendak membantunya mengambiltongkat itu. Orang buta itu tiba-tiba mengambil sendiri dan langsung berdiri dan berjalan pergi.Aneh, mengapa pria ini berpura-pura buta? Mungkin ingin meminjam simpati orang lain untuk mendapatkan uang? Kevin tidak banyak berpikir, jadi dia bergegas ke tokonya.Dengan cepat, Kevin datang ke butik. Ketika dia masuk, Dinda sedang "menggila" di dalam toko, dia berteriak dengan keras."Aku adalah istri dari bos kalian, kalian ini siapa berani menyentuhku dan tidak mendengarkan perkataanku, aku akan menyuruh bos untuk memecat kalian. Buka lacinya, di dalam itu semua adalah uangku, berikan, aku mau pakai..."Dinda melihat semua orang melihat ke arah pintu masu
"Dinda, kamu jangan bodoh. Cepat ambil uangnya dan pergi. Jangan mengganggu aku lagi..." Kevin memberikan 10 juta ke tangan Dinda."Yang aku mau bukan ini!" Dinda mendorong kembali uangnya ke tangan Kevin. Dia menggenggam tangan Kevin dan menekannya ke wajahnya sendiri."Kevin, kamu sudah lupa. Aku adalah Dinda, apakah kamu masih ingat? Kamu bilang kita sudah bersama hampir 1 tahun, tapi aku tidak pernah memberikan wajahku untuk kamu sentuh. Sekarang aku akan berikan, kamu boleh pegang sesukanya. Apakah kamu bisa memaafkanku? Kita mulai semuanya dari awal, kita pasti bisa bahagia..."Dinda terus menggenggam erat tangan Kevin, membuat Kevin tidak bisa menarikkembali tangannya."Lepaskan! Kamu mau mengacau sampai kapan?" Kevin langsung menarik dengan kencang dan hampir membuat Dinda terjatuh."Kenapa, waktu itu kita adalah sepasang kekasih yang begitu diidamkan orang-orang. Kamu juga pernah bilang, kamu akan melindungiku seumur hidup. Walaupun aku melakukan kesalahan sebanyak apapun,
Melihat Dinda hilang dari pandangannya, Kevin menghela nafas. Dia berpikir wanita yang dulu pernah dia cintai dan benci ini, mulai hari ini semuanya sudah berakhir."Kalian lanjut kerja, 10 juta ini anggap saja bonus untuk kalian." Kevin mengambil 10 juta dari lantai dan memberikan kepada Ciko, dia kemudian pergi.Kembali ke pasar malam sudah setengah jam kemudian. Kevin berdiri di jalan raya pasar malam dan melihat keramaian. Kevin pikir apakah Lisa dan Syifa sudah pulang, dia mengeluarkan ponselnya untuk bertanya ke Syifa.Saat ini Lisa dan Syifa masih jalan di pasar malam. Lisa sampai sekarang masih sangat kesal dengan sikap Kevin."Huh, aku kesal sekali. Syifa kamu sudah lihat, orang itu sangat tenang bahkan tidak merasa malu. Dia seperti merasa dirinya bisa bersanding dengan aku Lisa! Apakah kamu pernah bertemu dengan orang yang begitu memalukan?"Lisa sejak keluar tadi, terus mengulangi perkataan ini, Syifa sudah bosan mendengarnya."Lisa, jangan berfikir sembarangan. Kevin meman
Syifa dan Lisa membantu orang buta itu berjalan ke luar dari pasar malam. Mereka mendengar orang buta itu berkata bahwa dia datang dengan seorang teman dan mobilnya diparkir di pinggir jalan. Syifa dan Lisa pergi ke pinggir jalan tempat mobil diparkir oleh teman dari orang buta itu.Mereka datang ke mobil mewah Mercedes-Benz. Anehnya, orang buta itu berkata bahwa dia membawa kunci mobil temannya dan dia membuka kunci mobilnya."Silahkan duduk di mobil dulu, terima kasih telah mengantar saya keluar." Kata orang buta itu dengan sopan kepada Syifa dan Lisa."Baiklah. Syifa, aku cukup khawatir jika aku tidak melihatmu dan temanmu masuk ke dalam mobil!" Lisa benar-benar lelah setelah berjalan sekian lama. Dia juga ingin duduk di dalam mobil sebentar."Syifa, mari kita duduk di dalam mobil sebentar." Lisa membuka pintu belakang dan menarik Syifa ke dalam mobil. Dia melihatorang buta itu masih berdiri di luar dan berkata kepada orang buta itu."Kamu juga masuk mobil dan duduk sebentar." Ora
"Apakah kamu tidak tahu Pak Anas akan mencari masalah dengan kalian!" Sekarang Lisa sudah mulai takut, tapi dia tidak boleh terlalu memperlihatkannya. Jika tidak, Rendi pasti semakin sombong dan membuat mereka terpojok. Lisa hanya bisa menggunakanPak Anas untuk menakuti Rendi dan memastikan keamanan mereka."Hmm." Rendi tersenyum, dia dengan santai melihat ke Lisa."Sepertinya keluarga kalian dan Anas tidak terlalu dekat.""Apa maksudmu?" Tanya Lisa yang kaget.Rendi menggelengkan kepalanya. Walaupun keluarga mereka sudah minta maaf ke keluarga Lisa. Tapi Anas juga tidak melepaskan keluarga mereka. Ketua Anas terus menekan grup lisa dari segala sisi, bisa dikatakan, operasi bisnis keluarganya terpuruk dan pendapatan turun drastis, jika keadaan seperti ini terus berlanjut, perusahaannya tidak akan bisa bertahan.Sebenarnya, Anas juga mengikuti perintah Azka, dan mereka terus menekan perusahaan keluarga Rendi.Ayah Rendi melihat bahwa penurunan tersebut sulit untuk dipulihkan, maka dia
"Baiklah." Karena Azka berkata begitu, berarti bukan masalah besar dan dia bisa menyelesaikannya dengan benar. Kevin merasa sedikit lebih tenang dan dia menutup telepon dulu.Tidak sampai 10 menit, Azka meneleponnya lagi."Tuan muda, nomor ayah Rendi tidak bisa ditelepon, aku juga mendengar bahwa dia akan memindahkan semua asetnya keluar kota. Waktu itu aku menggunakan Anas, ketua perdagangan kota bengkuluu untuk memperingatkannya. Sepertinya gerak-gerik dia belakangan ini tidak wajar, sangat mungkin dia akan membalas dendam kepada Lisa sebelum pergi dari kota ini. Jika begitu, masalahnya mungkin sedikit repot..."Ucapan Azka sedikit berat."Kamu berada di kota sekarang? Aku ke tempat kamu." Mendengar Azka tidak yakin, Kevin mulai panik lagi. Dia harus datang sendiri ke tempat Kong Lianxian. Malam ini menemani Syifa mereka jalan-jalan karenadiminta tolong oleh Andre. Kalau terjadi sesuatu dengan mereka, Kevin tidak punya muka untuk bertemu dengan Andre."Iya, saya akan menyuruh orang
"Huh." Ayah Rendi tersenyum pelan, dia melirik ke Rendi."Kamu jangan diam saja, pergi mandi sana, biar kita bisa mulai."Rendi mengiyakan, kemudian tersenyum jahat ke arah Lisa dan berlari ke kamar mandi. Terdengar suara air."Kalian... mau apa?" Tanya Syifa dengan suara bergetar."Ahh?" Ayah Rendi tersenyum mengerikan,dia bertanya balik."Pria dan wanita berada dalam 1 kamar, menurut kamu mau apa, main catur?"Pikiran Syifa menjadi kosong dan seluruh tubuhnya terasa lemas. Detak jantung Lisa berdetak kencang. "Boom" ... "Boom" ... "Boom", seperti hitungan mundur menuju kematian.Suara air mengalir tiba-tiba berhenti. Baik Syifa dan Lisa langsung terkejut.Rendi membungkus handuk di bagian bawah tubuhnya, menyeka rambutnya yang basah dengan handuk dan berjalan keluar, otot-ototnya yang kuat masih basah dengan butiran air.Ayah Rendi juga mulai melepas pakaiannya."Tidak, aku mohon jangan...." Lisa tahu bahwa dalam 10 menit, dia mungkin akan kehilangan keperawanannya. Dia berlutut d
"Kenapa? Apakah ucapanku tidak berguna?" Kata Azka dengan suara dalam. Ucapan ini langsung mengagetkan ayah Rendi, sekarang dia sangat percaya bahwa orang ini adalah Azka."Iya, saya akan mendengarkan anda, saya akan segera berhenti..."Kata ayah Rendi dengan panik. Dia melirik ke arah Rendi, Rendi dengan tidak rela melepaskan Lisa. Lisa membungkuk dan terus meludah karena jijik oleh ciuman paksa Rendi tadi.Rendi sangat tidak mengerti ayahnya, sekarang keluarga mereka sudah memutuskan untuk berbisnis ke luar kota. Jadi tidak perlu takut lagi dengan Anas ketua perdagangan, tapi kenapa ayahnya malah melemah di saat-saat penting ini?"Apa yang kamu lakukan kepada mereka?" Tanya Azka, di sampingnya duduk Kevin yang juga terus memperhatikan jawaban ayah Rendi selanjutnya.Ayah Rendi sangat ketakutan, dia melihat kearah Lisa yang terus meludah. Tangan yang memegang telepon mulai bergetar."Uhh... anakku.... mencium Lisa beberapa kali dan wanita satunya lagi.... kami tidak menyentuhnya..."
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.