Syifa dan Lisa membantu orang buta itu berjalan ke luar dari pasar malam. Mereka mendengar orang buta itu berkata bahwa dia datang dengan seorang teman dan mobilnya diparkir di pinggir jalan. Syifa dan Lisa pergi ke pinggir jalan tempat mobil diparkir oleh teman dari orang buta itu.Mereka datang ke mobil mewah Mercedes-Benz. Anehnya, orang buta itu berkata bahwa dia membawa kunci mobil temannya dan dia membuka kunci mobilnya."Silahkan duduk di mobil dulu, terima kasih telah mengantar saya keluar." Kata orang buta itu dengan sopan kepada Syifa dan Lisa."Baiklah. Syifa, aku cukup khawatir jika aku tidak melihatmu dan temanmu masuk ke dalam mobil!" Lisa benar-benar lelah setelah berjalan sekian lama. Dia juga ingin duduk di dalam mobil sebentar."Syifa, mari kita duduk di dalam mobil sebentar." Lisa membuka pintu belakang dan menarik Syifa ke dalam mobil. Dia melihatorang buta itu masih berdiri di luar dan berkata kepada orang buta itu."Kamu juga masuk mobil dan duduk sebentar." Ora
"Apakah kamu tidak tahu Pak Anas akan mencari masalah dengan kalian!" Sekarang Lisa sudah mulai takut, tapi dia tidak boleh terlalu memperlihatkannya. Jika tidak, Rendi pasti semakin sombong dan membuat mereka terpojok. Lisa hanya bisa menggunakanPak Anas untuk menakuti Rendi dan memastikan keamanan mereka."Hmm." Rendi tersenyum, dia dengan santai melihat ke Lisa."Sepertinya keluarga kalian dan Anas tidak terlalu dekat.""Apa maksudmu?" Tanya Lisa yang kaget.Rendi menggelengkan kepalanya. Walaupun keluarga mereka sudah minta maaf ke keluarga Lisa. Tapi Anas juga tidak melepaskan keluarga mereka. Ketua Anas terus menekan grup lisa dari segala sisi, bisa dikatakan, operasi bisnis keluarganya terpuruk dan pendapatan turun drastis, jika keadaan seperti ini terus berlanjut, perusahaannya tidak akan bisa bertahan.Sebenarnya, Anas juga mengikuti perintah Azka, dan mereka terus menekan perusahaan keluarga Rendi.Ayah Rendi melihat bahwa penurunan tersebut sulit untuk dipulihkan, maka dia
"Baiklah." Karena Azka berkata begitu, berarti bukan masalah besar dan dia bisa menyelesaikannya dengan benar. Kevin merasa sedikit lebih tenang dan dia menutup telepon dulu.Tidak sampai 10 menit, Azka meneleponnya lagi."Tuan muda, nomor ayah Rendi tidak bisa ditelepon, aku juga mendengar bahwa dia akan memindahkan semua asetnya keluar kota. Waktu itu aku menggunakan Anas, ketua perdagangan kota bengkuluu untuk memperingatkannya. Sepertinya gerak-gerik dia belakangan ini tidak wajar, sangat mungkin dia akan membalas dendam kepada Lisa sebelum pergi dari kota ini. Jika begitu, masalahnya mungkin sedikit repot..."Ucapan Azka sedikit berat."Kamu berada di kota sekarang? Aku ke tempat kamu." Mendengar Azka tidak yakin, Kevin mulai panik lagi. Dia harus datang sendiri ke tempat Kong Lianxian. Malam ini menemani Syifa mereka jalan-jalan karenadiminta tolong oleh Andre. Kalau terjadi sesuatu dengan mereka, Kevin tidak punya muka untuk bertemu dengan Andre."Iya, saya akan menyuruh orang
"Huh." Ayah Rendi tersenyum pelan, dia melirik ke Rendi."Kamu jangan diam saja, pergi mandi sana, biar kita bisa mulai."Rendi mengiyakan, kemudian tersenyum jahat ke arah Lisa dan berlari ke kamar mandi. Terdengar suara air."Kalian... mau apa?" Tanya Syifa dengan suara bergetar."Ahh?" Ayah Rendi tersenyum mengerikan,dia bertanya balik."Pria dan wanita berada dalam 1 kamar, menurut kamu mau apa, main catur?"Pikiran Syifa menjadi kosong dan seluruh tubuhnya terasa lemas. Detak jantung Lisa berdetak kencang. "Boom" ... "Boom" ... "Boom", seperti hitungan mundur menuju kematian.Suara air mengalir tiba-tiba berhenti. Baik Syifa dan Lisa langsung terkejut.Rendi membungkus handuk di bagian bawah tubuhnya, menyeka rambutnya yang basah dengan handuk dan berjalan keluar, otot-ototnya yang kuat masih basah dengan butiran air.Ayah Rendi juga mulai melepas pakaiannya."Tidak, aku mohon jangan...." Lisa tahu bahwa dalam 10 menit, dia mungkin akan kehilangan keperawanannya. Dia berlutut d
"Kenapa? Apakah ucapanku tidak berguna?" Kata Azka dengan suara dalam. Ucapan ini langsung mengagetkan ayah Rendi, sekarang dia sangat percaya bahwa orang ini adalah Azka."Iya, saya akan mendengarkan anda, saya akan segera berhenti..."Kata ayah Rendi dengan panik. Dia melirik ke arah Rendi, Rendi dengan tidak rela melepaskan Lisa. Lisa membungkuk dan terus meludah karena jijik oleh ciuman paksa Rendi tadi.Rendi sangat tidak mengerti ayahnya, sekarang keluarga mereka sudah memutuskan untuk berbisnis ke luar kota. Jadi tidak perlu takut lagi dengan Anas ketua perdagangan, tapi kenapa ayahnya malah melemah di saat-saat penting ini?"Apa yang kamu lakukan kepada mereka?" Tanya Azka, di sampingnya duduk Kevin yang juga terus memperhatikan jawaban ayah Rendi selanjutnya.Ayah Rendi sangat ketakutan, dia melihat kearah Lisa yang terus meludah. Tangan yang memegang telepon mulai bergetar."Uhh... anakku.... mencium Lisa beberapa kali dan wanita satunya lagi.... kami tidak menyentuhnya..."
"Berani-beraninya kamu!"Rendi berteriak kesakitan sambil memegang selangkangannya."Dan juga pria tua ini." Kata Lisa sambil berjalan ke arah ayah Rendi, dia bersiap menendang ke arah selangkangannya juga, tapi kali ini, ayah Rendi menahan kaki Lisa."Kamu! Lepaskan, kakek tua!" Teriak Lisa dengan marah."Lepaskan? Mimpi kamu!" Ayah Rendi tersenyum dingin. Tapi Azka sudah bilang di telepon, dia hanya peduli dengan keamanan Syifa dan dia juga tidak peduli dengan yang lain. Yang berarti jika mereka melakukan apapun kepada Lisa, Azka juga tidak akan marah kepada mereka."Lepaskan, apakah kamu tidak takut Tuan Azka akan mencari masalah denganmu? Jika terjadi sesuatu denganku, dia orang pertamayang akan mencarimu." Lisa berkata dengan terburu-buru karena kakinya ditangkap oleh ayah Rendi."Hehe, Tuan Azka hanya menyuruh kami melepaskan nona Syifa. Memang kamu siapa? tuan Azka tidak peduli dengan hidup dan matimu." Kata ayah Rendi sambil tersenyum jahat. Setelah mendengar ucapannya, wajah
"Silahkan masuk ke dalam, nona. Kami akan mengantar kalian pulang." Seorang pemudabertubuh kekar mempersilahkan."Oh, maaf sudah membuat kalian menunggu lama." Sambil berkata, Syifa dan Lisa masuk ke dalam mobil. Saat ini, perhatian mereka pelan-pelan teralihkan ke mobil bernilai 2 milyar ini. Ini pertama kali mereka naik mobil semewah ini."Pak, mengapa Tuan Azka menyelamatkan saya?" Syifa bertanya ke pemuda bertubuh kekar yang duduk di depannya. Dia merasa aneh, dirinya tidak pernah bertemu dengan Azka, kenapa orangnya bisa menyelamatkannya?"Oh, Tuan Azka datang karena suruhan dari tuan muda..." Kata pemuda bertubuh kekar itu dengan jujur. Saat ini, orang yang duduk di samping pengemudi langsung batuk dan melihat ke samping sambil berkata."Kamu tahu banyak juga.""Tuan muda?" Syifa dan Lisa penasaran, mereka melanjutkan bertanya lagi."Siapa tuan muda kalian, apakah dia mengenal kami? Siapa namanya?""Anda jangan bertanya lagi, misi kami adalah memastikan Anda berdua pulang denga
"Bapak ini, kenapa?" Lisa kaget dan bertanya dengan panik. Pemuda itu malah tidak berbicara."Syifa, menurut kamu, wanita normal seperti apa yang bisa menyukai pria sampah seperti Kevin..." Lisa tidak berbicara lagi kepada Syifa, tapi kali ini Syifa langsung memotongnya dan mengganti topik lain.Mobil sampai di Universitas bintang dengan cepat. Syifa dan Lisa turun dan berterima kasih kepada beberapa pemuda itu dan juga memberitahu mereka untuk berterima kasih kepada Tuan Azka setelah mereka pulang. Melihat kepergian mobilnya, Syifa dan Lisa baru masuk ke dalam kampus mereka."Jika bukan Kevin, kita tidak akan sesial hari ini..." Lisa menutup baju robeknya, saat ini sudah tidak ada bahaya lagi. Dia dengan biasa menyalahkan semuanya ke Kevin.Syifa yang berada di sampingnya seperti memikirkan sesuatu, mendengar Lisa masih mengeluh tentang Kevin, dia mengerutkan wajahnya."Lisa, kamu ya." Syifa menghela nafas."Apakah kamu tidak menyadari sesuatu?""Menyadari apa?" Lisa masih kesal."Ap
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.