"Oh, begitu." Kevin langsung mengerti setelah mendengar penjelasan Indra. Azka yang membantunya. Azka ingin Kevin mulai mengambil alih beberapa proyek komersial dan melatih dirinya. Bagaimanapun, dia akan mengambil alih bisnis besar keluarga di masa depan. Dia melirik ke arah keluarga Nkna yang terus memelototinya, dia tahu mereka tidak akan membiarkan dirinya pergi begitu saja."Kalau begitu, mohon manajer Indra antar dokumennya ke restoran di dekat Plaza." Kata Kevin dengan sopan dan kemudian memutuskan teleponnya."Apakah itu manajer Indra?" Tanya Nina kepada Kevin dengan sedikit khawatir. Jika ketahuan oleh manajer Indra bahwa dia ijin sakit dan datang ke Plaza untuk belanja, dia pasti akan dipecat."Kalau begitu aku pergi dulu, Manajer aindra tidak boleh melihatku!" Melihat Kevin mengangguk, Nina langsung mau berjalan pergi."Kamu mau pergi ke mana!" Ibunya langsung menarik Nina."Jangan kira aku tidak tahu, kalian berdua sedang berakting di depanku! Urusan hari ini harus diseles
"Kamu, lepaskan!" Raya malu dan marah. Dia berteriak dengan keras ke wajah Kevin."Aku akan melepaskanmu, tapi kamu harus janji tidak akan memukulku." Kata Kevin dengan tegas."Pergi, memangnya kamu siapa!" Raya tidak akan melemah kepada Kevin. Matanya melirik ke arah lain."Tolong, kalian lihat orang ini mencabuliku..." Raya tiba-tiba menggigit tangan Kevin dan membuatnya berteriak, tangannya kemudian terlepas. Di tangan kanannya terlihat bekas gigitan yang jelas, bahkan ada sedikit darah yang keluar dari sana. Raya berdiri di depan Kevin dengan bangga."Gigitan yang bagus!""Gigit saja orang miskin ini!" Vano dan orang tua Nina menyindirnya.Nina sudah berlari ke samping Kevin dan memeriksa luka Kevin dengan hati-hati."Itu seperti... manajer Indra..." Senyuman di wajah Raya pelan-pelan menghilang, dia tiba-tiba melihat manajer Indta masuk ke dalam restoran."Ah! Di mana? Astaga, itu bemar manajer Indra..." Ibu Nina melihat manajer Indra dan berteriak dengan panik. Mereka langsung p
"Ternyata begitu, ini hanya sedikit salah paham saja." Manajer Indrw tertawa canggung. Dia mendekat ke samping Nina. "Nina, apakah kamu sudah merasa baikan? Hari ini perubahaan karyawan di bank kita, kamu punya kesempatan besar. Semoga mulai sekarang kamu berusaha dengan baik, pertahankan semangatmu ini, semua milikmu pasti akan menjadi milikmu suatu hari nanti." Semua orang pasti mengerti apa maksud manajer Indra.Kedua orang tuanya beserta Raya dan Vano langsung bingung. Apa yang terjadi? Si bocah miskin Kevin ini bicara 2 kalimat saja, langsung menyelesaikan masalahnya? Manajer Indrq kenapa harus memberi muka kepada Kevin? Dia hanyalah seorang mahasiswa miskin di universitas Bintang bukan?"Tuan Kevin, Silahkan duduk. Ini adalah informasi rinci dari dua bangunan apartemen yang saya temukan untuk Anda. Lokasi spesifik mereka dekat Distrik. Menurut perkiraan saya, sekitar 89 milyat sudah dapat diperoleh..."89 milyar! Mendengar angka ini, kedua orang tuanya beserta Raya dan Vano sem
"Prime Hidupkan!" Kevin berteriak ke arah Ferrari. Semalam Kevin sudah memasukkan suaranya ke dalam Ferrari dan juga memberikan nama Prime kepada Ferrari."Orang ini sakit ya?"...Ketika semua orang mengeluh, Ferrari bergerak. Ferrarinya pelan-pelan mundur. Wanita yang sedang siaran langsung tadi langsung terjatuh."Berputar di tempat!" Kevin sekali lagi berteriak. Kali ini, suara mesin Ferrari beneran mulai berdengung dan mulai berputar dengan kecepatan tinggi di tempat. Semua orang di sekeliling langsung ketakutan dan takut Ferrariini menabrak mereka. Hanya Kevin yang berdiri di sana, dia sangat mengerti dengan kestabilan Ferrari ini. Jika Ferrari dia yang tipe tertinggi ini juga kehilangan control, perusahaan Ferrari pasti akan ditutup."Berhenti!" Mengikuti perintah dari Kevin, Ferrarinya lalu berhenti. Kevin menekan kuncinya dan pintu otomatis terbuka, di hadapan semua orang yang terkejut, dia masuk ke dalam mobilnya. Setelah menjemput Indra, suara Ferrari seperti roket menghil
Setelah mengantarkan Indra kembali ke Bank, Kevin pergi ke Guest House. Dia menanyakan perihal pencarian Elmira kepada Azka. Seperti yang dulu, pria dan wanita yang membawa Elmira pergi itu masih tidak ada kabarnya.Kevin sangat sedih, tapi juga tidak berdaya. Membayangkan kondisi Elmira membuat Kevin sangat khawatir dan sedih.Ponselnya berbunyi dan terlihat telepon dari Dinda. Di hati Kevin, Dinda sudah tidak penting lagi. Tidak peduli Dinda akan memarahinya atau pamer kepadanya, dia sudah tidak ada hubungan dengan dirinya.Dinda menelepon Kevin hampir beberapa kali. Kevin juga membiarkan ponselnya berdering sendiri dan tidak diangkat. Pada akhirnya karena kesal, dia langsung menolak panggilan dari Dinda. Dan akhirnya Dinda tidak menelepon lagi.Kevin berbaring di ranjang. Suara dansenyum Elmira muncul lagi di benaknya. Dia sepertinya melihat Elmira muncul di hadapannya, tapi ketika dia membisikkan kata "Elmira" di mulutnya, dia mengulurkan tangan dan menyentuh wajahnya. Elmira men
Membiarkan seorang yang miskin untuk menemani mereka jalan-jalan, Lisa pasti tidak rela."Syifa, kamu suruh Andre beritahu kepada Kevin, biar dia pulang saja, kita bisa jalan sendiri." Kata Lisa sambil menarik tangan Syifa, tatapannya begitu tegas."Lisa, kamu juga tahu kalau kita jalan sendiri pasti berbahaya, apalagi kita berdua wanita. Belakangan ini sering muncul berita wanita yang diperkosa, ada yang bahkan kehilangan nyawanya, apakah kamu tidak takut? Karena itulah, Andre menyuruh Kevin mengikuti kita." Syifa menjelaskan panjang lebar kepada Lisa."Apa yang perlu ditakutkan, pasar malam begitu ramai, mana mungkin kita dalam bahaya?" Walaupun berkata begitu, setelah diingatkan oleh Syifa, Lisa juga sedikit takut "Walaupun dia menyuruh Kevin datang, jika kita bertemu dengan bahaya, mungkin saja dia lari lebih cepat dari kita.""Tidak akan, aku masih percaya dengan karakter Kevin. Kamu lupa, waktu di Hotel, Kevin juga yang sudah membantumu." Syifa tahu Lisa sedikit takut, dia lalu
Lisa tidak ingin terlalu dekat dengan Kevin. Dia menunjukkan liontin yang dia pilih kepada pedagangnya dan memintanya untuk menghitungnya. Pedagangnya adalah seorang wanita tua yang sudah keriput."Totalnya 120 ribu." Wanita tua itu selesai hitung dan membungkusnya untuk Lisa. Dia mengambil beberapa tali merah dari samping dan menyerahkannya kepada Lisa"Nona, jika tali liontin itu kotor, tukar sajadengan ini. Selain itu, benang merah ini memiliki fungsi lain.""Benarkah?" Lisa dan Syifa tercengang."Ini sangat efektif, berikan aku tanganmu." Tangan kering wanita tua itu memegang tangan Lisa, dia menarik tali merah dan perlahan-lahan meletakkan tali merah di jari telunjuk Lisa. Setelah diikat terlihat seperti cincin, Lisa memandang Syifa dan keduanya masih tidak mengerti apa artinya."Anak muda, berikan tanganmu." Wanita tua itu melihat ke arah Kevin.Kevin memberikan tangannya kepada wanita tua. Wanita tua itu dengan pelan mengikat satu ujung tali merahnya ke jari telunjuk Kevin."N
"Maaf, maaf..." Kevin langsung meminta maaf. Dia ternyata menabrak orang buta. Karena dia memakai kacamata hitam, tongkatnya tertabrak dan jatuh, dia juga memakai topi dan kacamata hitam dan memakai baju lengan panjang berwarna hijau."Tidak apa-apa..."Orang buta itu menunduk dan terlihat merendah.Kevin hendak membantunya mengambiltongkat itu. Orang buta itu tiba-tiba mengambil sendiri dan langsung berdiri dan berjalan pergi.Aneh, mengapa pria ini berpura-pura buta? Mungkin ingin meminjam simpati orang lain untuk mendapatkan uang? Kevin tidak banyak berpikir, jadi dia bergegas ke tokonya.Dengan cepat, Kevin datang ke butik. Ketika dia masuk, Dinda sedang "menggila" di dalam toko, dia berteriak dengan keras."Aku adalah istri dari bos kalian, kalian ini siapa berani menyentuhku dan tidak mendengarkan perkataanku, aku akan menyuruh bos untuk memecat kalian. Buka lacinya, di dalam itu semua adalah uangku, berikan, aku mau pakai..."Dinda melihat semua orang melihat ke arah pintu masu
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi