"Kenapa tidak tampak Adrian?" Dinda mengikuti Dimas kurang lebih sudah beberapa hari, dia juga pernah bertemu dengan Adrian."Dia mengutarakan perasaannya pada kakakku, namun ditabrak oleh seorang priabusuk. Sekarang dia terbaring di rumah sakit." Saat Dimas berbicara, jaraknya sangat dekat. Tatapan matanya hanya fokus di bibir Dinda, hatinya merasa geli."Oh begitu. Apakah kakak sepupumu telah datang?" Dinda tahu keluarga Dimas sangat berduit, jadi dia ingin segera menjalin hubungan baik dengan keluarganya."Kakak, kemari dan temui calon adik iparmu." kata Dimas terhadap Devina yang berada di antara orang-orang."Kakak sepupu..." Dinda mengikuti arah pandangan Dimas, senyumannya menjadi kaku saat melihat Kevin yang berdiri di sisi Devina.Beberapa hari ini, Dinda tidak pergi kuliah. Ini karena sejak dia mengembalikan bajudi butik milik Kevin, dan ini pertama kalinya bertemu dengan Kevin.Suasana hatinya bergelombang tidak terkendali."Sayangku, ada apa?" Dimas melihat Dinda fokus p
"Memang." kata Dimas bangga "Saat itu Dinda menangis histeris, saat aku bertanya mengapa, ternyata dia punya hutang sebanyak 300 jutaan. Mungkin dia melihat aku punya uang, jadi dia menarik tanganku dan memintaku membantunya melunasi hutang, dengan begitu dia bersedia menjadi pacarku, terserah mau dimainkan seperti apa. Jujur saja, aku tidak kekurangan wanita. Tapi penampilannya ini sangat sesuai dengan seleraku. 30 juta saja bukan apa-apa, jadi aku memberikannya dengan santai. Begitulah, dia sekarang menjadi pacarku.""Dimas dermawan, 300 juta dihabiskan dengan begitu saja.""Dimas, karena dia sesuai dengan seleramu, kamu pasti akan bermain lebih lama kan? Dan tidak akan sama seperti yang dulu, tidak sampai 1 bulan sudah diputuskan."L"Omong kosong. Aku ini sudah kehabisan uang sebanyak 300 juta. Jika aku tidak 'meneliti' sampai kedalam-dalamnya, bukankah uang ini dikeluarkan sia-sia?" Meski Dimas adalah keturunan kedua orang kaya, tapi dia menghabiskan uang juga sangat jeli."Aku s
"Aku hanya ingin memberitahumu, Dimas itu hanya ingin mempermainkanmu. Ketika kamu tidak di sana, dia berkata bahwa dia hanya ingin menidurimu. Dan sebelum kamu datang kemari, aku melihat langsung dia sedang merangkul dan mencium seorang wanita..." Kata Kevin dengan nada cemas."Lalu kenapa?" kata Dinda dengan santai dan ini langsung membuat Kevin membisu "Intinya, aku tahu, Dimas hanya ingin bermain denganku. Tapi dia memang telah membantuku melunasi hutang dan membelikanku pakaian yang bagus, juga kosmetik. Ini semua sudah cukup.""Tentu saja. Dia memang mempermainkanku, tapi bukankah aku sendiri juga sedang memanfaatkannya? Apalagi jika aku menikah dengannya, seketika aku berubah menjadi nyonya kaya. Meski aku tidak menikah dengannya, aku juga tidak perlu takut. Dia membawaku untuk berkenalan dengan begitu banyak keturunan keluarga kaya. Aku tidak percaya aku tidak bisa menaklukkan satu pria. Aku cukup dapatkan satu dan aku akan hidup enak. Jelas pilihan ini lebih baik daripada mem
Dimas telah mengepalkan tinjunya dan di detik selanjutnya akan melayang di wajah Kevin."Jangan sentuh dia!" Saat ini, dari belakang tubuh Dimas terdengar suara nyaring. Dimas menolehkan kepala, melihat orang-orang membuka jalan dan Devina berjalan mendekat dengan ekspresi serius.Devina menatap Dimas, dia selangkah demi selangkah berjalan ke antara Dimas dan Kevin, lalu berdiri di depan Kevin, menatap Dimas."Apa maksudmu?" tanya Dimas dengan tidak senang."Dia milikku. Kamu tidak boleh melakukan apa pun terhadapnya." ucapan Devina ini sangat jelas."Dia melakukan sesuatu pada pacarku. Aku tidak boleh memukulnya?" kata Dimas dengan emosi kesal."Kevin, apakah kamu menyentuhnya?" Devina tetap menatap Dimas, dia bertanya pada Kevin tanpa menolehkan kepalanya."Tidak. Aku tidak melakukan apa pun padanya, dia yang berbohong." Kevin berkata sambil melihat Dinda, wanita ini sangat beracun."Pacarku telah mengatakan bahwa dia tidak melakukannya." kata Devina dingin."Apa kamu tidak mendenga
Devina hanya menatap dingin Dimas dan Dinda. Dia tahu Kevin sangat miskin. Ucapan Dinda bisa jadi ada benarnya, tapi sebagian besar pasti telah ditambah bumbu. Dia percaya pada Kevin. Malam itu "pria penuh keberanian" yang berani menabrak mobil hingga terbalik itu, pasti tidak seperti yang dikatakan Dinda."Kakak sepupu, apa kamu masih tidak percaya?" Dinda berbicara sambil mengeluarkan ponsel. "Obrolan kami saat itu masih kusimpan. Tentu saja, kamu jangan salah paham. Aku bukannya masih memikirkan kebaikannya, melainkan hanya ingin mengingatkan saja, jangan pernah mau dengan pria miskin ini.""Aku akan membacakan apa yang Kevin katakan padaku waktu itu." Saat mengatakannya, Dinda mengeluarkan ponsel dan membuka kolom obrolan dengan Kevin. Lalu membacakannya "Dinda, apakah kamu sudah tidur? Bukankah kamu bilang ingin makan mie? Pedagang yang ada di dekat kampus sudah tutup. Jadi aku naik sepeda pergi keluar untuk membelinya. Sekarang aku baru pulang. Jika kamu belum tidur, aku akan m
"Sayangku, kamu telah membuat kami tahu Kevin adalah anjing penjilat seperti apa. Saat itu sikapmu seperti apa? sebaiknya kamu ceritakan juga. Aku tidak berharap kamu punya informasi rahasia dengan orang menjijikkan ini." kata Dimas sambil meraba pinggang langsing Dinda.Semua orang juga penasaran menatap Dinda. Jangan-jangan Dinda termakan oleh 'sikap gombal' itu dan selama pacaran melakukan hubungan intim?"Sayangku, kamu tenang saja. Aku mana mungkin membiarkan dia menyentuhku?" Dinda berbicara dengan manis pada Dimas, tatapan sinisnya diarahkan kepada Kevin, di dalam tatapan itu tersirat sebuah kebencian. "Aku berpacaran dengannya hanya setahun, selain membiarkan dia menggandeng tanganku, aku tidak pernah melakukan apapun dengannya. Meski kami pergi ke hotel yang murah, yang ada aku tidur di atas ranjang, dia tidur di lantai. Jika dia berani sedikit niat lain, aku akan langsung memutuskannya.""Astaga, selama setahun hanya bergandengan tangan? Bocah ini kasihan sekali. Aku dan pa
Dinda melihat situasi sekarang berjalan sesuai harapannya. Melihat ekspresi kecewa Kevin, suasana hatinya semakin senang. Dia harusberusaha lagi agar Devina dapat menolak Kevin.Dengan begitu, Devina tidak akan membiayai Kevin lagi, Kevin tidak punya uang, hubungannya dengan Elmira juga tidak akan bertahan. hingga pada akhirnya Kevin akan terkhianati oleh semua orang dan kembali menjadi si miskin yang tidak punya apa-apa!"Demi bisa kembali denganku, dia berusaha menunjukkan kebolehannya di kampus, berpakaian bagus dan mentraktirku makan di Restoran mahal, menyumbangkan uang kepada rakyat miskin untuk mendapatkan hatiku lagi. Dia juga membelikanku banyak pakaian, saat aku minum-minum dengannya di cafe, dia berusaha membawaku ke hotel. Itu semua adalah perbuatan buruk yang dilakukan oleh pria busuk ini. Jika bukan karena aku punya tindakan pencegahan, aku pasti sudah terjerumus di dalamnya." ujar Dinda dengan ucapan tajam sambil menunjuk Kevin."Sadis sekali.""Bocah ini harus segera
Selesai mengatakannya, Devina berbalik badan dan berlari meninggalkan desakan orang-orang."Ka-kamu..., Kevin, jika Devina kenapa-kenapa, aku tidak akan mengampunimu!" Sahira memperingati Kevin, lalu bergegas mengejar Devina."Devina, tunggu aku..."Saat ini, Kevin baru perlahan mengangkat kepalanya, menatap arah Devina pergi, lalu menghela nafas.Aku sudah memiliki Elmira, jadi, maafkan aku...Devina telah pergi. Kevin semakin menjadi objek utama pandangan mereka. Kevin perlahan berjalan keluar dari gerombolanorang."Cepatlah pergi, tempat ini tidak layak kamu datangi." Seorang pria muda mendorong dan mengusir Kevin dengan sombong. Kevin melototinya, hingga membuat pria itu ketakutan.Ini adalah akhir yang diinginkan Dinda. Dia melihat bayangan punggung Kevin yang seperti telah kehilangan roh. Sinar dalam mata Dinda menjadi dingin. Mulutnya bergumam pelan."Kevin, aku pernah bilang, hinaanmu terhadapku akan kubalas berlipat ganda..."Karena masalah ini, Kevin sedih sampai seharian,
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan
"Kalian itu, kelas ini bukan rumah kalian. Kalau kamu berbicara sekeras itu, sepertinya kalian sudah mengerti dengan pelajaran aku! Kalau begitu aku akan bertanya, jika tidak bisa, aku akan memberikan nilai nol kepada kalian!Dari depan, seorang dosen pria yang memakai kacamata berbicara. Elmira, Meri, Dara dan Natasha berdiri semua. Dosen di universitas biasanya tidak mengenali mahasiswanya sendiri, jadi dosen ini juga tidak tahu Natasha bukan anak di kelasnya.Elmira merasa tidak nyaman, sejak kecil sampai sekarang, dia tidak pernah dimarahi guru di depan umum. Sekarang malah langsung ditunjuk oleh dosen di depan semua orang. Di dalam hati Meri dan Dara masih merasa kesal dengan Natasha."Dengarkan baik-baik, apa definisi mode?" Tanya dosen kepada Elmira dan teman temannya. Ini adalah pelajaran yang sedang dia ajarkan tadi, beberapa wanita ini terus berbicara, mereka pasti tidak bisa menjawab.Mode?Elmira pernah belajar tentang ini, tapi dia tidak menghafalnya. Apalagi Meri dan Da
Elmira menemani Natasha kembali ke asramanya, setelah membantu Natasha ganti baju, mereka ngobrol sebentar, barulah Elmira pergi. Bisa menambah satu teman baik dan mengurangi satu musuh, Elmira tentu merasa sangat senang. Melihat pintu ruangannya pelan-pelan tertutup. Senyuman Natasha menjadi semakin jahat, dia mulai mengoceh."Demi mencari perhatian kalian berdua, hari ini aku harus berlutut di tengah hujan, hampir saja flu! Kalau bukan demi menikah dengan Tuan muda Damar, mana mungkin aku meminta maaf kepada kalian! Huh, tunggu hubungan kita semakin dekat, Tuan muda Damar akan mulai membalaskan dendamnya. Sampai saat itu, kita lihat bagaimana kalian akan menangis."Natasha menelepon Damar."Tuan muda Damar, sekarang aku sudah berhasil memperdekat hubungan dengan Kevin. Tunggu beberapa hari lagi, mungkin dia tidak akan waspada lagi padaku." Kata Natasha."Iya, bagus sekali." Kata Damar mengangguk. Efisiensi Natasha sangat cepat, dia tidak membuat kesalahan dalam langkah ini."Tuan
"Aku tahu kamu sangat membenciku, tapi aku akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang pernah aku lakukan." Kata Natasha. Dia memberikan termos di tangannya kepada Kevin, lalu berkata dengan lembut."Hari ini hujan, lebih gampang flu. Ini adalah Sup yang aku masak, cepat diminum, bisa menahan flu.""Tidak perlu, silahkan pergi!" Kata Kevin sambil mendorong termosnya." Kevin!" Saat ini, Elmira dan yang lainnya berjalan keluar perpustakaan.Mendengar suara Elmira, Kevin dan Natasha langsung terkejut. Melihat Natasha yang berada di samping Kevin, Elmira langsung bingung dan berdiri di tempat.Sejak ingatannya kembali, Kevin sudah memberitahu semuanya. Dirinya bisa dibawa oleh Martin dari bandara, semua karena Natasha. Dan kali itu juga hampir merenggut nyawanya."Elmira! Kamu kenapa?" Tanya Kevin dengan perhatian, dia langsung berjalan ke depan Elmira dan merangkul bahunya.Elmira!Natasha tidak pernah menyangka Elmira berada di Universitas Santara, dia selalu mengira Elmira suda
"Orang macam apa itu! Benar benar menyebalkan!" Kata Meri yang marah melihat kepergian Natasha."Huh, mau bertengkar denganku, kalian masih muda!" Kata Natasha sambil berjalan keluar kantin. Kejadian tadi membuat hatinya lebih senang, dia sangat menyukai perasaan merundung orang seperti ini. Ketika hampir sampai Kediaman keluarga, Natasha kembali menunjukkan sikap mahasiswa yang polos lagi." Kevin, ini adalah makanan yang aku belikan untukmu. Kamu pasti capek terus berjaga disini, jadi aku ambilkan makanan untukmu. Cepat makan." Kata Natasha sambil berjalan ke depan Kevin dan memberikan makanannya."Tidak perlu..." Kevin mendorong makanannya dan berjalan ke arah asramanya Natasha terus mengikuti di belakang Kevin."Tuan muda Kevin!"Saat ini, dari belakang terdengar suara, Meri dan Dara membawa makanan untuk Kevin dan bergegas kemari."Mampus, ternyata mereka, apakah mereka juga mengenali Kevin?"Melihat orang yang berjalan kemari adalah dua orang wanita yang tadi bertengkar deng
Siang hari, Natasha keluar dari Kediaman keluarga. Dia langsung menyapa Kevin, tapi Kevin bahkan tidak ingin melihatnya, dia hanya merasa Natasha menyebalkan. Natasha tersenyum dan berekspresi seperti merasa bersalah. Setelah dia menjauh, dia diam-diam menoleh ke arah Kevin dan bergumam."Bocah sialan, apakah kamu mengira aku ingin bersikap baik padamu? Kalau bukan Tuan muda Damar yang menyuruhku untuk mendekatimu, dengan tampang kamu sekarang, jika semua pria di dunia sudah matipun, aku tidak akan menyukaimu. Sekarang kamu masih bisa sombong! Konyol sekali! Kedepannya pasti akan ada waktunya kamu menangis."Natasha masuk ke kantin, setelah selesai makan, dia pergi mengambil makanan lagi.Kebetulan, Meri dan Dara juga sedang mengambil makanan untuk Kevin. Sejak Rani, Bunga, Meri dan Dara datang ke Universitas Santara, mereka sering mengambilkan makanan untuk Kevin. Rani dan Bunga sedang menemani Elmira belajar di perpustakaan, jadi hari ini mereka berdua yang datang mengambil makanan.
"Kamu tidak perlu tahu, Natasha, aku mencintaimu setulus hati. Aku ingin sekali menikah denganmu, tapi aku harus membalas dendam ini! Apakah kamu mau membantuku?"Kata Damar sambil menarik tangan Natasha, dagunya mendekat ke kening Natasha."Aku adalah orangmu sekarang, mana mungkin aku tidak mau?"Natasha berpikir, jika dia bisa menikah dengan Damar, maka kehidupannya akan sempurna, dia akan terus bahagia selamanya."Baik! Natasha, aku tahu kamu pasti akan membantuku!"Mata Damar terlihat bersinar."Aku beritahu, kamu pergi ke samping Kevin dulu. Setelah itu, apapun cara yang kamu gunakan, kamu harus bisa mendapatkan kepercayaannya. Kamu adalah pacarnya dulu, jadi pasti lebih gampang, kemudian kita baru jalankan langkah selanjutnya!"Damar menceritakan strategi yang telahdipikirkan kepada Natasha. Natasha walaupun merasakan firasat buruk, tapi dia tetap mengangguk, sambil berbicara."Tuan muda Damar, aku melakukannya demi kamu. Setelah membalas Kevin, kamu jangan meninggalkan aku!"