"Memang." kata Dimas bangga "Saat itu Dinda menangis histeris, saat aku bertanya mengapa, ternyata dia punya hutang sebanyak 300 jutaan. Mungkin dia melihat aku punya uang, jadi dia menarik tanganku dan memintaku membantunya melunasi hutang, dengan begitu dia bersedia menjadi pacarku, terserah mau dimainkan seperti apa. Jujur saja, aku tidak kekurangan wanita. Tapi penampilannya ini sangat sesuai dengan seleraku. 30 juta saja bukan apa-apa, jadi aku memberikannya dengan santai. Begitulah, dia sekarang menjadi pacarku.""Dimas dermawan, 300 juta dihabiskan dengan begitu saja.""Dimas, karena dia sesuai dengan seleramu, kamu pasti akan bermain lebih lama kan? Dan tidak akan sama seperti yang dulu, tidak sampai 1 bulan sudah diputuskan."L"Omong kosong. Aku ini sudah kehabisan uang sebanyak 300 juta. Jika aku tidak 'meneliti' sampai kedalam-dalamnya, bukankah uang ini dikeluarkan sia-sia?" Meski Dimas adalah keturunan kedua orang kaya, tapi dia menghabiskan uang juga sangat jeli."Aku s
"Aku hanya ingin memberitahumu, Dimas itu hanya ingin mempermainkanmu. Ketika kamu tidak di sana, dia berkata bahwa dia hanya ingin menidurimu. Dan sebelum kamu datang kemari, aku melihat langsung dia sedang merangkul dan mencium seorang wanita..." Kata Kevin dengan nada cemas."Lalu kenapa?" kata Dinda dengan santai dan ini langsung membuat Kevin membisu "Intinya, aku tahu, Dimas hanya ingin bermain denganku. Tapi dia memang telah membantuku melunasi hutang dan membelikanku pakaian yang bagus, juga kosmetik. Ini semua sudah cukup.""Tentu saja. Dia memang mempermainkanku, tapi bukankah aku sendiri juga sedang memanfaatkannya? Apalagi jika aku menikah dengannya, seketika aku berubah menjadi nyonya kaya. Meski aku tidak menikah dengannya, aku juga tidak perlu takut. Dia membawaku untuk berkenalan dengan begitu banyak keturunan keluarga kaya. Aku tidak percaya aku tidak bisa menaklukkan satu pria. Aku cukup dapatkan satu dan aku akan hidup enak. Jelas pilihan ini lebih baik daripada mem
Dimas telah mengepalkan tinjunya dan di detik selanjutnya akan melayang di wajah Kevin."Jangan sentuh dia!" Saat ini, dari belakang tubuh Dimas terdengar suara nyaring. Dimas menolehkan kepala, melihat orang-orang membuka jalan dan Devina berjalan mendekat dengan ekspresi serius.Devina menatap Dimas, dia selangkah demi selangkah berjalan ke antara Dimas dan Kevin, lalu berdiri di depan Kevin, menatap Dimas."Apa maksudmu?" tanya Dimas dengan tidak senang."Dia milikku. Kamu tidak boleh melakukan apa pun terhadapnya." ucapan Devina ini sangat jelas."Dia melakukan sesuatu pada pacarku. Aku tidak boleh memukulnya?" kata Dimas dengan emosi kesal."Kevin, apakah kamu menyentuhnya?" Devina tetap menatap Dimas, dia bertanya pada Kevin tanpa menolehkan kepalanya."Tidak. Aku tidak melakukan apa pun padanya, dia yang berbohong." Kevin berkata sambil melihat Dinda, wanita ini sangat beracun."Pacarku telah mengatakan bahwa dia tidak melakukannya." kata Devina dingin."Apa kamu tidak mendenga
Devina hanya menatap dingin Dimas dan Dinda. Dia tahu Kevin sangat miskin. Ucapan Dinda bisa jadi ada benarnya, tapi sebagian besar pasti telah ditambah bumbu. Dia percaya pada Kevin. Malam itu "pria penuh keberanian" yang berani menabrak mobil hingga terbalik itu, pasti tidak seperti yang dikatakan Dinda."Kakak sepupu, apa kamu masih tidak percaya?" Dinda berbicara sambil mengeluarkan ponsel. "Obrolan kami saat itu masih kusimpan. Tentu saja, kamu jangan salah paham. Aku bukannya masih memikirkan kebaikannya, melainkan hanya ingin mengingatkan saja, jangan pernah mau dengan pria miskin ini.""Aku akan membacakan apa yang Kevin katakan padaku waktu itu." Saat mengatakannya, Dinda mengeluarkan ponsel dan membuka kolom obrolan dengan Kevin. Lalu membacakannya "Dinda, apakah kamu sudah tidur? Bukankah kamu bilang ingin makan mie? Pedagang yang ada di dekat kampus sudah tutup. Jadi aku naik sepeda pergi keluar untuk membelinya. Sekarang aku baru pulang. Jika kamu belum tidur, aku akan m
"Sayangku, kamu telah membuat kami tahu Kevin adalah anjing penjilat seperti apa. Saat itu sikapmu seperti apa? sebaiknya kamu ceritakan juga. Aku tidak berharap kamu punya informasi rahasia dengan orang menjijikkan ini." kata Dimas sambil meraba pinggang langsing Dinda.Semua orang juga penasaran menatap Dinda. Jangan-jangan Dinda termakan oleh 'sikap gombal' itu dan selama pacaran melakukan hubungan intim?"Sayangku, kamu tenang saja. Aku mana mungkin membiarkan dia menyentuhku?" Dinda berbicara dengan manis pada Dimas, tatapan sinisnya diarahkan kepada Kevin, di dalam tatapan itu tersirat sebuah kebencian. "Aku berpacaran dengannya hanya setahun, selain membiarkan dia menggandeng tanganku, aku tidak pernah melakukan apapun dengannya. Meski kami pergi ke hotel yang murah, yang ada aku tidur di atas ranjang, dia tidur di lantai. Jika dia berani sedikit niat lain, aku akan langsung memutuskannya.""Astaga, selama setahun hanya bergandengan tangan? Bocah ini kasihan sekali. Aku dan pa
Dinda melihat situasi sekarang berjalan sesuai harapannya. Melihat ekspresi kecewa Kevin, suasana hatinya semakin senang. Dia harusberusaha lagi agar Devina dapat menolak Kevin.Dengan begitu, Devina tidak akan membiayai Kevin lagi, Kevin tidak punya uang, hubungannya dengan Elmira juga tidak akan bertahan. hingga pada akhirnya Kevin akan terkhianati oleh semua orang dan kembali menjadi si miskin yang tidak punya apa-apa!"Demi bisa kembali denganku, dia berusaha menunjukkan kebolehannya di kampus, berpakaian bagus dan mentraktirku makan di Restoran mahal, menyumbangkan uang kepada rakyat miskin untuk mendapatkan hatiku lagi. Dia juga membelikanku banyak pakaian, saat aku minum-minum dengannya di cafe, dia berusaha membawaku ke hotel. Itu semua adalah perbuatan buruk yang dilakukan oleh pria busuk ini. Jika bukan karena aku punya tindakan pencegahan, aku pasti sudah terjerumus di dalamnya." ujar Dinda dengan ucapan tajam sambil menunjuk Kevin."Sadis sekali.""Bocah ini harus segera
Selesai mengatakannya, Devina berbalik badan dan berlari meninggalkan desakan orang-orang."Ka-kamu..., Kevin, jika Devina kenapa-kenapa, aku tidak akan mengampunimu!" Sahira memperingati Kevin, lalu bergegas mengejar Devina."Devina, tunggu aku..."Saat ini, Kevin baru perlahan mengangkat kepalanya, menatap arah Devina pergi, lalu menghela nafas.Aku sudah memiliki Elmira, jadi, maafkan aku...Devina telah pergi. Kevin semakin menjadi objek utama pandangan mereka. Kevin perlahan berjalan keluar dari gerombolanorang."Cepatlah pergi, tempat ini tidak layak kamu datangi." Seorang pria muda mendorong dan mengusir Kevin dengan sombong. Kevin melototinya, hingga membuat pria itu ketakutan.Ini adalah akhir yang diinginkan Dinda. Dia melihat bayangan punggung Kevin yang seperti telah kehilangan roh. Sinar dalam mata Dinda menjadi dingin. Mulutnya bergumam pelan."Kevin, aku pernah bilang, hinaanmu terhadapku akan kubalas berlipat ganda..."Karena masalah ini, Kevin sedih sampai seharian,
Hari ini Devina berpakaian atasan motif berwarna violet dan memakai celana pendek, membuat dia tampak lebih berkelas.Devina saat ini meletakkan tangan di belakang punggung, tersenyum lembut kepada Kevin dan membuat orang yang melihatnya juga ikut tersenyum."Kamu..." Sepotong mi yang ada di mulut Kevin terjatuh ke atas mangkok. Hari itu Devina jelas-jelas sangat kecewa dan sangat marah padanya. Setelah memberinya satu tamparan, dia langsung kabur. Lalu mengapa sekarang dia kemari seperti tidak terjadi apa-apa?"Kamu pasti ingin bertanya mengapa hari itu aku sangat marah, namun sekarang muncul dihadapanmu lagi?" Devina menyebutkan pertanyaan yang ada di dalam hati Kevin, lalududuk dengan santai di hadapan Kevin."Sejujurnya, saat itu aku memang sangat marah. Setelah aku pulang, aku terlentang di atas ranjang dan menangis cukup lama. Aku merasa pria baik hati yang menolongku di malam itu, tidak seharusnya seperti yang dikatakan Dinda." Devina menatap mata Kevin, lalu menjelaskan."Set
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan