Untung saja Fajar mengingat nama yang diucapkan oleh Tuan muda besar di depan pintu tadi. Dirinya baru merasa tenang setelah melihat raut wajah Kevin baik-baik saja. Tepat ketika Fajar hendak memberikan kalung berlian kepada Kevin."Doni? Kamu sungguh hebat dalam bersandiwara!" Saat ini, tiba-tiba terdengar suara mengejek, semua orang melihat ke arah datangnya suara dan itu adalah Dinda. Dinda berdiri dengan senyum dingin di wajahnya, lalu dengan pandangan tajam melihat ke arah Kevin, "Jangan percaya padanya, dia itu bukan Doni, namanya aslinya adalah Kevin, seorang pria Bajingan yang bersekolah di Universitas Bintang, selain itu dia bahkan mencuri uang di kampus kami sebesar 2 milyar..."Ketika Dinda mendengar Fajar menyebut nama Kevin dengan nama Doni, seketika dia menjadi bingung sesaat.Doni? Bukankah itu omong kosong? Tunggu, kenapa nama ini tidak asing? Benar, ini kan nama seorang tuan muda kaya yang ada di siaran langsung Wina.Akhirnya Dinda mengerti, Kevin menggunakan identit
"Tidak, tolong semuanya jangan percaya omongan Kevin si penipu ini. Aku punya fotonya di ponselku, dia satu universitas denganku dan dia adalah orang yang tidak tahu diri, bulan kemarin dia bahkan berani mencuri uang di kampus senilai 2 milyar, aku punya buktinya, coba kalian lihat!" Dinda mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Kevin kepada yang lainnya.Namun sayangnya, semua orang tidak tertarik melihatnya, karena Fajar sudah mengakuinya, jadi tidak ada lagi yang perlu diragukan."Wanita ini sakit sepertinya?""Bukankah tadi kalung itu hampir menjadi miliknya? Sepertinya dia iri.""Ini sungguh tidak masuk akal! Kalung itu memang mahal, tapi tidak boleh memfitnah orang dengan jahat seperti ini juga, bukan?""Nona, jangan buat keributan lagi, tolong duduk!" Kata Fajar sambil mengernyit. Dinda masih ingin membuat onar, tapi dicegah oleh Mario. Fahar terlihat mulai marah, selain itu jika mereka ketahuan masuk ke sini lewat jalur belakang, maka ini akan menjadi masalah besar.Setela
Dan pada saat ini, pintu ruang perjamuan terbuka secara tiba-tiba, dari luar masuk sekitar 4 hingga 5 orang yang berpakaian seperti polisi. Semua orang tidak mengerti situasi yang sedang terjadi, ada apa ini, kenapa polisi bisa datang ke sini? Sedangkan Dinda tampak tersenyum bahagia saat melihat polisi datang.Kevinang, kamu adalah seorang penipu yang tidak tahu diri, sudah waktunya dirimu mendekam di balik jeruji besi."Pak polisi, aku yang melapor, kampus kami kehilangan uang sebesar 2 milyar dan orang yang ada di atas panggung itu adalah pencurinya, rektor kampus juga mengetahui kejadian ini, cepat bawa dia pergi dari sini!" Dinda berlari dengan penuh semangat ke hadapan polisi dan berkata sambil menunjuk Kevin yang berada di atas panggung.Kilatan kebahagiaan terpancar dari matanya, Kevin, mampus kamu!"Maaf, kami sedang berpatroli saja, bukan datang karena ada laporan." Kata kepala polisi tersebut dengan wajah serius."Bukankah aku…?" Dinda tertegun."Tapi apa yang kamu katakan
Mendengar perkataan dari kepala polisi tersebut, hati Dinda seperti tertimpa batu besar, sekujur tubuhnya gemetaran, di bawah alam sadarnya, Dinda sudah mempercayai bahwa Mario adalah pelakunya, 2 milyar itu nominal yang sangat besar, jika dia diminta untuk menggantikan uang itu, bagaimana mungkin dia bisa melakukannya, Dinda benar-benar merasa hancur seketika.Mendengar Mario yang masih berdebat dengan polisi, Dinda yang telah sedikit lebih tenang ini pun berteriak dengan suara serak, "Bukan kami pelakunya, kalian sudah salah sangka, lepaskan kami, Kevin sialan itu yang sudah mencurinya..." Suaranya sangat keras seolah-olah bukan mereka pelakunya."Bawa mereka berdua pergi!"Kepala polisi menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya dan beberapa polisi juga telah membawa Dinda serta Mario pergi.Dulu, Dinda tidak pernah memperlihatkan betapa menyedihkannya di hadapan Kevin, dia selalu bertekad bahwa dirinya harus lebih baik dari Kevin dan meninggalkan Kevin adalah suatu pilihan yang pa
"Ayo, kita makan kwetiau." Kevin dan Elmira berjalan ke warung yang menjual kwetiau. Semua warung yang ada di sana terlihat sangat ramai dan hanya ada satu warung yang tidak memiliki satu pelanggan di depannya.Sepertinya makanan yang disajikan tidak begitu enak, tapi Kevin dan Elmira memiliki hati nurani yang sangat baik, tidak mudah baginya untuk membuka warung, oleh karena itu, selama bisa membantu, maka mereka akan membantunya."Apa ada yang ingin ditambahkan di atas kwetiaunya? Ada sosis, rumput laut..." Pemilik bertanya dengan senang hati saat melihat Kevin dan Elmira mendekat, hingga saat ini pemilik warung belum menjual satu pun dagangannya."Satu tambah sosis, satu tambah potongan cabe dan bakso..." Ketika Kevin sedang berbicara kepada pemilik warung, Elmira yang sedang berdiri di sampingnya tampak memundurkan satu langkah kakinya."Dia!" Ketakutan terpancar dari mata Elmira, wajah pemilik warung tadi tidak terlihat dengan jelas saat berdiri di belakang gerobak, namun saat in
"Baiklah." Kevin memasukan kembali ponselnya."Terima kasih, terima kasih atas kebaikan Anda yang begitu besar ini, aku akan membalasnya..." Fani berlutut sambil menganggukkan kepalanya dengan bahagia. Saat ini, dia sama sekali tidak memiliki sedikitpun niat untuk membalas dendam kepada Elmira dan Kevin, dia sudah jera.Kevin meminta Fani untuk segera bangun, karena bagaimanapun juga tidak enak jika dilihat banyak orang. Fani segera bangun, lalu dengan secepat kilat membuatkan pesanan untuk Kevin dan Elmira, dia berencana untuk memberikan kwetiau ini secara percuma kepada mereka, tapi pada akhirnya Kevin tetap memberikan uang sebesar 20 ribu padanya.Menggenggam uang senilai 20 ribu sambil memandangi bayangan Elmira dan Kevin pergi, air mata Fani pun tidak bisa dibendung. Jika bukan karena dirinya yang mencari gara-gara, bagaimana mungkin dia akan berada di titik seperti ini.Fani memasukkan uang tersebut ke saku bajunya, kemudian kembali merapikan kursi dan meja serta menunggu pelan
Bibir Dinda bergetar sambil menatap Mario, dia merasa sangat menderita saat ini dan dia juga merasa Mario sangat jahat."Ayo, pergi… naik sepeda yang sudah aku sewa saja!" Mario menarik pergelangan tangan Dinda, lalu berjalan ke arah sepeda yang terparkir rapi.Tiba-tiba Dinda melepaskan genggaman tangannya, lalu berlari hingga pinggir jalan dan melambaikan tangan untuk menghentikan mobil taksi, dia ingin segera kembali ke kampus.Mario merasa sangat kesal setengah mati, dia pun berteriak dengan marah dan memanggil Dinda dengan panggilan "Brengsek".Keesokan harinya, Elmira telah berangkat ke kampus pagi harinya, dalam satu bulan ini, dia telah ketinggalan banyak sekali mata kuliahnya dan dia harus menebusnya. Sedangkan Kevin, dia terbangun pada jam 8, lalu perlahan-lahan berjalan ke kantin kampus untuk mencari sarapan, kemudian pergi ke asrama untuk menemui Andre dan teman yang lainnya.Sambil menyantap sarapannya Kevin melihat ponselnya. Di situs resmi kampus wajah Mario telah terpam
"Mario, apakah kamu seorang pria? Meminta uang pada seorang wanita, apa kamu tidak tahu malu?" Dinda kesal setengah mati ketika mendengar Mario meminta uang kepadanya, dia juga merasa ini sungguh memalukan, "Aku sudah menemanimu beberapa bulan ini, kamu pikir aku ini gratis? Masih untung aku tidak meminta ganti rugi padamu, ini malah balik minta uang, apa hati nuranimu sudah tidak ada rasa malu?""Aku sudah menghabiskan 6 hingga 700 juta untukmu, kamu pikir dirimu itu emas atau berlian? Kenapa kamu begitu berharga?" Mario telah berhutang 2 milyar dan sekarang Dinda malah ingin kabur, tentu dia merasa ini sangat tidak adil, "Baiklah, karena kamu mengungkit masalah ini, aku juga akan menghargaimu, bagaimanapun juga kamu sudah melakukan hal gila berkali-kali denganku di hotel, kamu cukup membayarku 350 juta saja, maka aku akan diam sekarang.""Kamu sudah gila!" Dinda memelototi Mario dengan tak berdaya, lalu mengeluarkan ekspresi tak peduli, "Terserah kamu mau bilang apa, sekalipun itu 2
Tidak lama kemudian, ratusan wanita dari Istana sudah berhadapan dengan ribuan orang dari Organisasi lainnya. Kevin menengok ke belakang, Elmira sedang dijaga oleh Meri yang terluka. Walaupun Meri dipukul oleh Raja Biru, tubuhnya sekarang lemah, tapi untuk mengatasi orang-orang lemah seperti ini bukanlah hal yang sulit baginya. Tapi Kevin tetap khawatir dengan keselamatan Elmira.Setelah memukul seorang pemimpin kecil sampai mati, Kevin berlari ke arah Elmira. Raja Biru langsung tahu wanita yang sedang pingsan di samping Meri itu sangat penting bagi Kevin! Sepertinya dia bisa memanfaatkan wanita ini.Kevin melompat ke samping Meri. Beberapa anggota organisasi menyerang Kevin dan Meri dengan pisau dan kapak. Kevin mengambil gelang di tangan Meri, menggenggamnya dengan keras, benang gelang tersebut putus seketika, menjadi beberapa butir mutiara."Awas!" Kevin melempar belasan butir mutiara tersebut ke arah mereka, seketika mereka terjatuh di tanah dan kesakitan."Semuanya, kita bunuh w
Teriak Raja Biru, dia merasa Kevin hanyalah seekor ayam lemah yang tidak tahu berasal dari mana."Aku adalah muridnya Nenek!”Ucap Kevin."Segera bawa orang kalian pergi dari Istana, kami masih bisa mengampuni kalian!""Haha, mengampuni kami? Sekarang pasukan kami yang sedang menyerangmu, kamu bilangkamu bisa memaafkan kami? Lucu!" Kata Raja Biru sambil tertawa sinis."Kamu adalah muridnya Nenek? Kalau begitu aku akan membunuhmu dulu, lalu baru menghancurkan Istana!""Bocah, mati kamu!" Raja Biru sudah menganggap Kevin adalah seekor ayam lemah, dia mau menggunakan Kevin untuk mengancam mereka semua, juga sebagai balasan atas kematian bawahannya tadi."Cari mati!"Keempat wanita ingin bergerak untuk mengatasi Raja Biru. Seketika mereka berempat berlari ke arah Raja Biru! Kedua pihak mulai bertarung. Kemampuan Raja Biru juga tidak lemah, walaupun dia dikepung oleh empat orang, tapi dia tetap tidak panik, bahkan bisa mengimbangi mereka berempat."Aku juga ikut!"Ada beberapa pemimpin
"Tidak tahu malu…""Murid boleh dibunuh, tapi tidak boleh dihina, kami semua akan menghabisi kalian.""Nona Ranti, ayo kita bergerak, orang-orang yang tidak tahu malu ini sangat keterlaluan."Para pengikut dari Istana meminta Ranti memberi perintah untuk bertarung dengan mereka, tapi Ranti sebagai penanggung jawab Istana sementara, jika keputusannya membuat Istana hancur seketika, bagaimana dia bisa bertemu dengan pemimpin?Rantig terdiam."Nona Ranti tidak bicara, berarti ku anggap kamu menyetujuinya."Raja Biru tertawa, dia memanggil seorang bawahannya yang jelek, menunjuk para pengikut dari Istana dengan dagunya"Ku Beri kamu satu kesempatan, kamu boleh mengelus satu wanita yang kamu suka! Tenang saja, mereka tidak berani menyerang, jika mereka berani menyerangmu, maka kita semua akan meratakan Istana ini!"Raja Biru mendorong bawahannya itu ke arah para pengikut Istana. Para pengikut Istana menatap seorang bawahan yang sedang tertawa jahat itu, dia tidak bisa membiarkan para peng
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb