Bibir Dinda bergetar sambil menatap Mario, dia merasa sangat menderita saat ini dan dia juga merasa Mario sangat jahat."Ayo, pergi… naik sepeda yang sudah aku sewa saja!" Mario menarik pergelangan tangan Dinda, lalu berjalan ke arah sepeda yang terparkir rapi.Tiba-tiba Dinda melepaskan genggaman tangannya, lalu berlari hingga pinggir jalan dan melambaikan tangan untuk menghentikan mobil taksi, dia ingin segera kembali ke kampus.Mario merasa sangat kesal setengah mati, dia pun berteriak dengan marah dan memanggil Dinda dengan panggilan "Brengsek".Keesokan harinya, Elmira telah berangkat ke kampus pagi harinya, dalam satu bulan ini, dia telah ketinggalan banyak sekali mata kuliahnya dan dia harus menebusnya. Sedangkan Kevin, dia terbangun pada jam 8, lalu perlahan-lahan berjalan ke kantin kampus untuk mencari sarapan, kemudian pergi ke asrama untuk menemui Andre dan teman yang lainnya.Sambil menyantap sarapannya Kevin melihat ponselnya. Di situs resmi kampus wajah Mario telah terpam
"Mario, apakah kamu seorang pria? Meminta uang pada seorang wanita, apa kamu tidak tahu malu?" Dinda kesal setengah mati ketika mendengar Mario meminta uang kepadanya, dia juga merasa ini sungguh memalukan, "Aku sudah menemanimu beberapa bulan ini, kamu pikir aku ini gratis? Masih untung aku tidak meminta ganti rugi padamu, ini malah balik minta uang, apa hati nuranimu sudah tidak ada rasa malu?""Aku sudah menghabiskan 6 hingga 700 juta untukmu, kamu pikir dirimu itu emas atau berlian? Kenapa kamu begitu berharga?" Mario telah berhutang 2 milyar dan sekarang Dinda malah ingin kabur, tentu dia merasa ini sangat tidak adil, "Baiklah, karena kamu mengungkit masalah ini, aku juga akan menghargaimu, bagaimanapun juga kamu sudah melakukan hal gila berkali-kali denganku di hotel, kamu cukup membayarku 350 juta saja, maka aku akan diam sekarang.""Kamu sudah gila!" Dinda memelototi Mario dengan tak berdaya, lalu mengeluarkan ekspresi tak peduli, "Terserah kamu mau bilang apa, sekalipun itu 2
Apakah Kevin masih mempedulikanku? Dinda tidak bisa menahan dirinya untuk memikirkan hal ini. Uang sebesar 2 milyar itu telah terbukti bahwa Mario lah yang mengambilnya, itu berarti uang yang ada di Kevin sebesar 1 milyar lebih itu adalah miliknya sendiri. Berarti secara tidak langsung, Kevin adalah orang yang kaya, selain itu di perjamuan tadi malam, Kevin bahkan mendapatkan sebuah kalung berlian dengan harga 800 juta, saat ini dia benar-benar tidak kekurangan uang.Jadi, jika Kevin bersedia untuk membantu Dinda, maka semua masalah akan segera terselesaikan! Memikirkan sampai di sini, Dinda mulai merasa semangat, dia seperti telah menemukan titik terang, tapi yang paling penting saat ini adalah, apakah Kevin akan membantunya?Lagi pula, aku pernah menjadi mantan kekasihnya Kevin, dulu ketika masih menjadi kekasihnya, dia selalu memenuhi semua permintaanku dan sekarang meskipun aku telah mencampakkannya, pasti dalam hatinya masih ada aku. Terakhir saat di perpustakaan, bukankah aku sud
Kevin ragu-ragu sejenak."Apa aku tidak boleh bertemu denganmu? Dulu kamu bisa menemuiku saat dini hari seperti ini, apakah hubungan aku dan kamu sudah memudar sekarang?" Tanya Dinda dengan penuh kesedihan, "Baiklah kalau begitu, karena kamu tidak ingin menemuiku, maka tidak ada lagi yang bisa aku katakan, anggap saja apa yang sudah kita lalui telah berlalu…"Perkataan Dinda penuh dengan kecewa, tapi tetap enggan untuk menutup teleponnya."Baiklah, aku akan menemuimu." Kata Kevin dengan datar."Oke, keluarlah, sampai ketemu di cafe depan kampus." Selesai berbicara, Dinda langsung menutup teleponnya, seperti takut Kevin akan berubah pikiran.Saat ini, Dinda yang sedang berada di cafe tengah mengeluarkan perlengkapan riasan wajahnya dan merapikan riasannya, terlihat Dinda memancarkan senyum licik di matanya.Kevin, Kevin, aku tidak menyangka, sudah sekian lama kita berpisah, tapi kamu masih belum bisa melupakanku. Hanya satu telepon saja dariku sudah bisa membuatmu datang untuk menemuik
"Mungkin kamu tidak akan percaya dengan apa yang aku katakan, tapi ketika aku jalan bersama dengan Mario, hatiku selalu ada kamu, aku terus merasa hubunganku dengan Mario bukanlah kemauan dari diriku sendiri, hanya saja aku tidak bisa mengendalikan tubuhku..." Dinda menatap mata Kevin dan berkata dengan 'tulus'."Kalau begitu kamu juga merasa terpaksa saat diajak memesan kamar bersama Mario?" Qin Lang menyesap minumannya dan berkata dengan senyum datar. Raut wajah Dinda terlihat jelas terkejut, sepertinya Kevin masih memperdulikan masalah dia dengan Mario, otak Dinda berputar dengan cepat."Aku tahu kamu tidak peduli dengan hal ini, tapi jika aku berpikir kembali, aku juga merasa diriku sungguh sangat bodoh, kenapa aku bisa memesan kamar dengan orang menjijikkan seperti dia, aku sungguh bodoh, terlalu murahan!" Dinda mulai mengeluarkan jurusnya, merendahkan dirinya untuk maju, agar Kevin bisa semakin mengasihani dirinya, Dinda pun dengan 'sukarela' melayangkan beberapa tamparan ke waj
Tapi Kevin malah menarik tangan Dinda, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Aku tidak ingin ke toilet, kamu pergi saja sendiri." Dinda terkejut setelah mendengarkannya, dia merasa sangat marah, apa maksud Kevin ini, dia sudah bertindak sejauh ini, tapi dia masih tidak puas. Ataukah wanita secantik dia sudah tidak mampu untuk menggodanya? Terlepas apa pun alasannya, Dinda sama sekali tidak bisa menerimanya."Kevin, apa maksudmu?" Raut wajah Dinda berubah seketika."Aku tidak bermaksud apa-apa, aku hanya berharap kamu bisa sedikit menghargai dirimu sendiri." Kevin merasa sangat jijik setelah memikirkan perkataan Dinda, dia bahkan berpikir kenapa dirinya dulu bisa menyukai manusia seperti ini?"Kamu benar-benar sudah tidak menyukaiku lagi, selama kamu bersedia untuk memulai kembali, sekarang juga aku bersedia untuk kembali padamu." Dinda berterus terang.Kevin kembali merasa mual."Maaf, aku sudah memiliki Elmira." Akhirnya, dia memiliki kekuatan untuk melontarkan kata ini."Kamu..." Dind
"Kamu..." Melihat senyum di wajah kevin, amarah Dinda meledak, "Bukankah kemarin kamu mendapatkan kalung berlian senilai 800 juta? Pinjamkan kalung itu padaku, aku janji, ayahku akan segera mengembalikannya.""Kalung itu sudah kuberikan kepada Elmira dan bukan lagi menjadi milikku, bagaimana mungkin meminta kembali barang yang sudah kuberikan kepada kekasihku?""Bodoh ya kamu, minta kembali kalung itu untukku!" Bola mata Dinda hendak melompat keluar."Dinda!" Kevin berteriak dengan keras hingga membuat gendang telinga Dinda kesakitan, tatapan Kevin saat ini penuh dengan ejekan melihatnya, "Aku bisa meminjamkan uang jika memang uangku masih ada, tapi jika aku tidak bisa meminjamkan uang itu padamu, apa kamu harus berkata seperti itu? Apakah ada peraturan yang mengharuskan Kevin harus meminjamkan uang pada Dinda?" Perkataan ini membuat Dinda tidak berkutik."Baiklah, sudah kuduga kenapa kamu begitu mudah untuk diajak keluar, ternyata kedatanganmu bukan untuk membantuku, melainkan untuk
Hingga bayangan wanita cantik itu menghilang, Kevin baru menolehkan kembali kepalanya, tanpa dia sadari dirinya tersenyum tipis ketika bayangan wajah wanita itu melintas di benaknya.Karina? Apakah wanita itu pemilik dari tempat ini? Kevin langsung bergegas berjalan ke arah para penjaga pintu, mereka juga sedang membicarakan kecantikan wanita tadi.Kevin mendehem, lalu bertanya kepada mereka semua, ternyata benar apa yang dia pikirkan, wanita cantik itu memang pemilik dari tempat ini dan bernama Karina.Kevin kembali masuk ke dalam bar tersebut, dia ingin membicarakan masalah akuisisi mengenai tempat ini dengan Karina, daripada nanti dia berikan kepada orang lain. Sesuai dengan apa yang dia lihat tadi, Kevin mengikuti arah jalannya hingga masuk ke dalam area kantornya."Apa ini ruangannya?" Kevin berjalan masuk ke dalam sebuah ruangan, tidak ada satu orang pun di dalam sana, hanya ada satu meja panjang dan belasan kursi yang tertata rapi. Dia berpikir mungkinkah salah tempat? Kevin pu
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan