"Anda bercanda, ada hubungan apa lagi aku dengan manusia seperti mereka, lagi pula jika ada seekor anjing yang menggigit kita, kita tidak mungkin balas menggigit, bukan?" Dinda menjelaskan dengan penuh bangga kepada yang lainnya, "Aku hanya tidak terbiasa melihat aksi mereka saja, mereka berdua bersekongkol mencuri uang di kampus kami sebesar 2 milyar dan uang itu sebenarnya akan digunakan untuk membangun pangkalan magang para mahasiswa, menurutmu apa kedua orang ini masih mempunyai hati?" Begitu orang lain mendengarnya, mereka mulai menggosipkan Kevin dan Elmira."Dinda, mulutmu itu bisa makan apa saja, tapi tidak bisa sembarangan berbicara omong kosong seperti ini." Kevin mulai kesal, jika dia membiarkan Dinda meneruskan perkataannya, bagaimana dia bisa melanjutkan acara perjamuan ini."Wah, kamu sudah mencuri uang di kampus dan sekarang kamu berani melarangku untuk mengatakannya, hebat sekali kamu? Jika memang kamu mampu, jangan beraninya mencuri di kampus." Emosi Dinda akhirnya me
"Melihat antusias semuanya yang begitu ingin bertemu dengan tuan muda besar, aku mewakili tuan muda besar ingin menyampaikan sesuatu, bahwa beliau sangat sibuk dan hanya mampir sebentar saja tadi. Beliau sangat senang melihat begitu banyak orang yang datang dan dia segera pergi..." kata Fajar sambil tersenyum.Begitu mendengarkan perkataan dari Fajar, para tamu yang ada di sana mengeluarkan suara kecewa."Bajingan." Dinda melontarkan sepatah makian kepada Kevin, dia telah dipisahkan oleh Mario. Dia merasa sedikit kesal, jika bukan karena Kevin, mungkin dia masih mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan sosok misterius tuan muda besar itu. Kevin bagaikan pembawa sial, selalu ada hal yang tidak beruntung terjadi jika bertemu dengannya."Baiklah, demi menebus rasa kecewa pada kalian, mari kita bermain sebuah permainan, semua orang yang ada di sini berkesempatan untuk memenangkan hadiah." Teriak Fajar dengan keras.Sambil berbicara, Fajar mulai menjelaskan kepada yang lain. Di dalam ruan
Ketika Dinda masih dalam khayalannya, angka kedua telah muncul. "1" dan angka ketiga juga sedang bergulir dengan cepat. Setiap meja terdiri dari 10 orang dan angka pertama adalah '1', itu berarti hadiah utama ada di antara angka 8, 9, 10.Kevin 8, Mario 9 dan Dinda 10. Dinda semakin bersemangat, dia merasa kalung berkilau itu bersinar untuknya. Dan pada saat ini, semua orang yang ada di meja itu melirik kearah mereka bertiga."Aku, aku, aku..." Dinda bergumam di dalam hatinya, seolah-olah mengontrol angka yang berputar dalam pikirannya. Tapi, dia tetap menunjukkan ekspresi santai di wajahnya, karena semua orang sedang melihat ke arahnya.Angka yang berputar di layar mulai bergerak lambat dan tangan Xie Wenjing sedang berkepal menjadi satu. Semakin pelan dan pelan."1"! Dinda langsung berdiri dengan penuh semangat, Mario juga ikut berdiri, keduanya saling berpelukan dengan gembira, setelah selesai berpelukan, Dinda hendak melontarkan beberapa kata kepada yang lainnya.Dan pada saat ini
Untung saja Fajar mengingat nama yang diucapkan oleh Tuan muda besar di depan pintu tadi. Dirinya baru merasa tenang setelah melihat raut wajah Kevin baik-baik saja. Tepat ketika Fajar hendak memberikan kalung berlian kepada Kevin."Doni? Kamu sungguh hebat dalam bersandiwara!" Saat ini, tiba-tiba terdengar suara mengejek, semua orang melihat ke arah datangnya suara dan itu adalah Dinda. Dinda berdiri dengan senyum dingin di wajahnya, lalu dengan pandangan tajam melihat ke arah Kevin, "Jangan percaya padanya, dia itu bukan Doni, namanya aslinya adalah Kevin, seorang pria Bajingan yang bersekolah di Universitas Bintang, selain itu dia bahkan mencuri uang di kampus kami sebesar 2 milyar..."Ketika Dinda mendengar Fajar menyebut nama Kevin dengan nama Doni, seketika dia menjadi bingung sesaat.Doni? Bukankah itu omong kosong? Tunggu, kenapa nama ini tidak asing? Benar, ini kan nama seorang tuan muda kaya yang ada di siaran langsung Wina.Akhirnya Dinda mengerti, Kevin menggunakan identit
"Tidak, tolong semuanya jangan percaya omongan Kevin si penipu ini. Aku punya fotonya di ponselku, dia satu universitas denganku dan dia adalah orang yang tidak tahu diri, bulan kemarin dia bahkan berani mencuri uang di kampus senilai 2 milyar, aku punya buktinya, coba kalian lihat!" Dinda mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan foto Kevin kepada yang lainnya.Namun sayangnya, semua orang tidak tertarik melihatnya, karena Fajar sudah mengakuinya, jadi tidak ada lagi yang perlu diragukan."Wanita ini sakit sepertinya?""Bukankah tadi kalung itu hampir menjadi miliknya? Sepertinya dia iri.""Ini sungguh tidak masuk akal! Kalung itu memang mahal, tapi tidak boleh memfitnah orang dengan jahat seperti ini juga, bukan?""Nona, jangan buat keributan lagi, tolong duduk!" Kata Fajar sambil mengernyit. Dinda masih ingin membuat onar, tapi dicegah oleh Mario. Fahar terlihat mulai marah, selain itu jika mereka ketahuan masuk ke sini lewat jalur belakang, maka ini akan menjadi masalah besar.Setela
Dan pada saat ini, pintu ruang perjamuan terbuka secara tiba-tiba, dari luar masuk sekitar 4 hingga 5 orang yang berpakaian seperti polisi. Semua orang tidak mengerti situasi yang sedang terjadi, ada apa ini, kenapa polisi bisa datang ke sini? Sedangkan Dinda tampak tersenyum bahagia saat melihat polisi datang.Kevinang, kamu adalah seorang penipu yang tidak tahu diri, sudah waktunya dirimu mendekam di balik jeruji besi."Pak polisi, aku yang melapor, kampus kami kehilangan uang sebesar 2 milyar dan orang yang ada di atas panggung itu adalah pencurinya, rektor kampus juga mengetahui kejadian ini, cepat bawa dia pergi dari sini!" Dinda berlari dengan penuh semangat ke hadapan polisi dan berkata sambil menunjuk Kevin yang berada di atas panggung.Kilatan kebahagiaan terpancar dari matanya, Kevin, mampus kamu!"Maaf, kami sedang berpatroli saja, bukan datang karena ada laporan." Kata kepala polisi tersebut dengan wajah serius."Bukankah aku…?" Dinda tertegun."Tapi apa yang kamu katakan
Mendengar perkataan dari kepala polisi tersebut, hati Dinda seperti tertimpa batu besar, sekujur tubuhnya gemetaran, di bawah alam sadarnya, Dinda sudah mempercayai bahwa Mario adalah pelakunya, 2 milyar itu nominal yang sangat besar, jika dia diminta untuk menggantikan uang itu, bagaimana mungkin dia bisa melakukannya, Dinda benar-benar merasa hancur seketika.Mendengar Mario yang masih berdebat dengan polisi, Dinda yang telah sedikit lebih tenang ini pun berteriak dengan suara serak, "Bukan kami pelakunya, kalian sudah salah sangka, lepaskan kami, Kevin sialan itu yang sudah mencurinya..." Suaranya sangat keras seolah-olah bukan mereka pelakunya."Bawa mereka berdua pergi!"Kepala polisi menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya dan beberapa polisi juga telah membawa Dinda serta Mario pergi.Dulu, Dinda tidak pernah memperlihatkan betapa menyedihkannya di hadapan Kevin, dia selalu bertekad bahwa dirinya harus lebih baik dari Kevin dan meninggalkan Kevin adalah suatu pilihan yang pa
"Ayo, kita makan kwetiau." Kevin dan Elmira berjalan ke warung yang menjual kwetiau. Semua warung yang ada di sana terlihat sangat ramai dan hanya ada satu warung yang tidak memiliki satu pelanggan di depannya.Sepertinya makanan yang disajikan tidak begitu enak, tapi Kevin dan Elmira memiliki hati nurani yang sangat baik, tidak mudah baginya untuk membuka warung, oleh karena itu, selama bisa membantu, maka mereka akan membantunya."Apa ada yang ingin ditambahkan di atas kwetiaunya? Ada sosis, rumput laut..." Pemilik bertanya dengan senang hati saat melihat Kevin dan Elmira mendekat, hingga saat ini pemilik warung belum menjual satu pun dagangannya."Satu tambah sosis, satu tambah potongan cabe dan bakso..." Ketika Kevin sedang berbicara kepada pemilik warung, Elmira yang sedang berdiri di sampingnya tampak memundurkan satu langkah kakinya."Dia!" Ketakutan terpancar dari mata Elmira, wajah pemilik warung tadi tidak terlihat dengan jelas saat berdiri di belakang gerobak, namun saat in
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan