"Raya, kenapa kamu tidak bicara padaku terlebih dulu, aku tidak ingin pergi hari ini." Kemarin telah terjadi masalah besar, dan Kevin tidak ingin pergi."Hei, sejak kapan aku melakukan sesuatu harus minta izin padamu dulu, jika tidak mau datang juga itu terserah padamu, tapi tunggu saja." Raya menutup teleponnya setelah dia selesai mengatakannya.Pada waktu itu Kevin memang benar telah berjanji kepada Raya untuk membantu kakaknya, Kevin adalah orang yang menepati janji, tapi karena masalah 2 milyar itu tidak bisa diselesaikan, maka dirinya juga tidak perlu terlalu bersedih dan lebih baik menemui Raya terlebih dulu.Kevin bangun untuk mandi dan segera pergi ke sebuah restoran. Saat ini di restoran itu, Raya dan Nina duduk minum jus di bawah payung, Raya dengan sengaja menutup telepon Kevin."Ada apa, apakah Kevin tidak mau datang?" Nina bertanya dengan cemas."Apakah dia bisa menolak perintahku? Kakak tenang saja, dia pasti akan datang, aku akan menghajarnya nanti jika dia tidak datang
"Tentu saja, aku akan memanfaatkan kesempatan hari ini." Nina berkata sambil berkaca. Raya, apakah kamu pikir aku akan berdandan seperti ini demi Vano? Aku melakukan semua ini demi menarik perhatian Kevin untuk mendapatkannya. Tapi Raya sama sekali tidak tahu dengan tujuan tersembunyi dari kakaknya."Kakak, bagaimana kalau kita jalan-jalan dulu sekarang? ini juga masih siang kan.." Raya merangkul lengan Nina dan hendak berbelanja di mall."Jangan, Kevin mungkin akan tiba sebentar lagi, tidak sopan jika dia datang tapi kita tidak ada ditempat." Nina tidak ingin pergi, hal penting hari ini baginya adalah bertemu dengan Kevin."Orang miskin seperti dia, apakah perlu begitu diistimewakan?" Raya mencibir.20 menit kemudian, Kevin turun dari taksi dan melihat dua wanita cantik berjalan ke arahnya dan mata Kevin terlihat bersinar. Raya hari ini cantik sekali, rambut panjang yang bergelombang, dan tubuh tingginya yang halus, membuat pria yang melihatnya tanpa sadar akan terpesona."Kamu sanga
Nina Menyuruh Vano datang agar Raya tidak curiga, karena jika Nina berkencan dengan Kevin maka akan terasa sangat aneh. Tentu saja, Nina tidak akan membiarkan Vano datang merusak kencannya dengan Kevin, dia hanya perlu mencari tempat untuk bersembunyi, maka Vano tidak bisa menemukannya lalu dia akan mencari sebuah alasan untuk menjelaskan kepada Raya.Nina sangat percaya diri dengan rencananya, dan tidak mungkin ada kesalahan."Oh, benar, aku dan sahabatku ada janji untuk ke gym bersama." Mata Raya berputar sambil melihat Kevin dengan licik, "Kevin, kamu temani kakakku disini, dan jaga dia baik-baik."Sebentar lagi Raya akan datang membawa Vano dan Kevin akan merasa canggung nantinya, dengan sikap arogan yang dimiliki Vano, maka mungkin saja dia akan memukul Kevin.Raya saat ini merasa mempermainkan Kevin, Kevin bukankah kamu si miskin yang sudah melawanku? Aku akan lihat apa yang akan kamu lakukan nanti, kamu pikir dirimu bisa membuat kakakku begitu tertarik padamu, terlalu bermimpi
"Kamu sekarang mau pergi ke mana, aku akan mengantarmu." Vano berpikir sejenak dan berkata berbicara pada Raya."Kamu lihat sekarang matahari sudah berada di atas kepalaku, dan aku masih belum makan. Begini saja, aku akan mentraktir kamu makan hari ini dan anggap saja ini sebagai rasa terimakasih ku karena sudah menemuiku hari ini." Raya berkata dengan aneh. Melihat ekspresi Vano tadi, dia merasa pasti bisa melihat adegan kakaknya dengan Kevin hari ini.Vano juga tidak menolaknya, dia ingin menggunakan kesempatan ini untuk lebih tahu tentang Nina. Raya merasa senang, dia berjalan sambil tertawa dengan Vano ke arah restoran yang dituju Nina dan Kevin tadi.Hanya saja, Raya tidak melihat sosok Nina di dalam restoran. "Bagaimana kalau kita ke restoran lain saja, restoran ini terlihat kurang bagus!" Raya dan Vano berjalan keluar, dia kehabisan akal sekarang, padahal mereka sudah sepakat akan berada di restoran ini, tapi kenapa kakaknya tiba-tiba berubah? Sekarang dia harus mencarinya di m
Nina terkejut mendengar kata-kata Kevin, Tuan muda Kevin ternyata sudah punya orang yang dia cintai. Nina segera merasakan ancaman yang besar, tidak peduli siapa itu, dia tidak boleh merebut Tuan muda Kevin darinya."Tuan muda Kevin begitu sedih, karena orang yang paling dicintai, bukankah jika kita mencintai satu sama lain harus mempunyai kepercayaan sehingga tidak akan ada salah paham jika ada masalah, tapi ini sangat jelas membuktikan jika hubungan Anda dengannya ada masalah."Nina orang yang sudah terjun di dunia masyarakat, tentu saja dia tidak akan langsung merusak hubungan orang, dia hanya perlu memberikan petunjuk dan dia percaya jika Kevin akan mengerti."Tuan Kevin, apakah kamu tulus mencintainya?" Nina berbicara setelah memperhatikan ekspresi Kevin.Kevin mengangguk dengan serius, hati Nina menjadi sesak lalu segera tersenyum datar."Karena Anda sangat tulus dengannya dan dia masih tidak mempercayai Anda, mungkin dia tidak mencintai Anda setulus Anda mencintainya, sebenarny
"Vano, kamu jangan bodoh, aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan, lagi pula aku hanya menganggapmu sebagai teman biasa saja." Nina tersenyum dingin sambil berkata."Aku sudah tahu, pasti semuanya karena bocah ini, kan?" Vano melihat Kevin dengan tatapan marah, "Dasar bocah busuk, kamu sudah berani merebut pacarku, ternyata kamu sudah bosan hidup!" Vano berkata sambil menghampiri Krvin dan dia hendak memukul Kevin dengan sombong."Plak..."Sewaktu tangan Vano akan mendarat di wajah Kevin, tangan Nina sudah lebih dulu menampar wajah Vano yang langsung membuat Vano tertegun.Jika Vano memukul Kevin, apakah hubungan Nina dan Kevin masih bisa dilanjutkan? Demi mengejar Kevin, Nina tanpa ragu menampar Vano jika Kevin merasa tersentuh dengan sikapnya sekarang, maka hati Nina akan berbunga-bunga."Sepertinya aku lebih baik pergi sekarang." Saat ini Kevin merasa canggung, dia berdiri dan berjalan ke arah luar, Nina menatapdengan marah kepada Vano dan ikut keluar bersama Kevin, sedangkan Vano
"Kakak, kamu jangan bertindak gegabah, kamu tidak memberitahuku mengganti restoran, untung saja aku pintar dan aku mencari kamu di belasan restoran, akhirnya aku bisa menemukanmu!" Raya berkata sambil tersenyum kepada Nina."Aku memang harus berterima kasih padamu..." Nina berkata dengan marah, dia melihat Raya tertawa dan benar-benar ingin menyayat Raya dengan pisau buah."Tidak perlu, itu memang sudah seharusnya." Raya tidak menemukan kebencian di mata kakaknya, "Oh ya, Kakak, aktingmu tadi sangat bagus sekali, jika bukan karena aku mengetahuinya dulu, maka aku akan berpikir kamu memukul Vano demi si miskin itu.""Kamu tidak lihat, setelah kamu pergi, Vanoi terkejut diam di sana, aku rasa dia pasti sangat terpukul kali ini, dia pasti akan segera menyatakan cinta dan melamarmu!" Raya berkata dengan bangga.Aku tadi benar-benar memukul Vano, dan dia masih ingin melamarku? Konyol sekali, dia bahkan tidak sebanding dengan Tuan Kevin, bagaimana mungkin aku suka padanya? Nina tersenyum di
"Beri tahu aku sekarang Elmira ada di mana!" Kevin berteriak kencang, dia bisa melihat jika mereka tahu keberadaan Elmira dan sengaja menutupinya."Aku sudah bilang, kita tidak tahu wanita itu mengemis di mana, kamu itu tuli atau otakmu sedang bermasalah?" Fani berkata dingin sambil melihat Kevin, tawa kedua wanita lainnya semakin menjadi."Cepat pergi dari kamar kami, aku merasa asrama ini sangat bau ketika kamu datang, kamu tidak mandi berapa bulan?" Fani mulai mendorong Kevin ke arah luar, kedua wanita lainnya juga ikut berdiri dan hendak mendorong Kevin.Saat ini amarah Kevin memuncak setelah terpancing oleh mereka, dia langsung menarik rambut Fani dengan kuat, Fani berteriak, kedua wanita lainnya ingin memukul Kevin dan Kevin langsung mendorong mereka ke arah pintu, sehingga pintu asrama rusak. Saat ini Fani menjadi takut."Katakan, Elmira ada di mana!" Kevin bertanya dengan galak, jika Fani bermain-main dengannya lagi, maka Kevin tidak akan tahu apa yang akan terjadi padanya jik
"Ayo pergi! Kita harus sampai di Istana lebih cepat." Kata Kevin yang tidak mempedulikan sarang Rani."Baik!"Di antara Rani, Bunga, Meri dan Dara, Rani dan Bunga memimpin di depan, Meri dan Dara berjalan di belakang. Dengan pantulan cahaya bulan, pemandangan di sekitarnya masih sangat jernih. Karena Kevin jalan kaki, jadi tubuh mereka bisa mengeluarkan panas, sehingga mereka tidak dingin. Setelah 1 jam lebih, mereka akhirnya bisa melihat cahaya di puncak."Tuan muda Kevin, itu adalah istana kita!" Kata Rani kepada Kevin, sambil menunjuk ke arah cahaya itu."Baik, ayo kita pergi!"Ketika Kevin semakin dekat ke Istana, mereka melihat mayat yang berserakan di tanah, ada dari organisasi lain, ada juga dari istana.Emosi keempat wanita itu juga sangat bergejolak! Mereka ingin sekali bergegas ke Istana dan menghabisi semua orang yang masuk ke istana. Ketika mereka berada sekitar 500 meter dari istana, mereka melihat banyak sekali orang di depan gerbang istana!Itu adalah orang dari organ
"Mana obatnya, cepat beri dia makan!"Teriak Kevin."Tuan muda Kevin, sudah kami berikan kepada nona Elmira." Kata Rani. Sekarang bagi Elmira, obatnya sudah tidak terlalu berguna lagi." Kevin…”Panggil Elmira dengan suara lemah."Sebenarnya…. aku tahu kamu menipuku. Penyakit aku…. aku sendiri tahu. Aku sangatbahagia, kamu bisa membawa aku datang untuk…untuk melihat pemandangan, tapi… tapi aku mungkin tidak bisa menemanimu lagi...""Tidak!" Mata Kevin penuh dengan air mata. Dia berbicara."Elmira, kamu dengarkan aku. Aku pasti akan menyembuhkanmu. Rani mengatakan di Istana ada Teratai Salju. Setelah makan Teratai Salju, penyakitmu pasti akan sembuh, percaya padaku...""Kevin…" Elmira tiba-tiba pingsan kembali."Elmira! Elmira!" Kevin terus berteriak. Setelah memastikan Elmira masih bernafas, dia langsung menyuruh Rani, Bunga untuk memegangnya. Kevin juga duduk ke atas ranjang."Elmira, kamu tidak akan mati. Kita masih belum pernah menikmati hari bahagia bersama, bagaimana kamu bi
Kevin menggendong Elmira masuk ke dalam mobil. Rani, Bunga dan Meri yang menjaga Elmira. Dara duduk di samping Kevin dan mengarahkannya.Kevin mengendarai mobilnya keluar dari Kota, dan langsung melaju ke Istana.Istana terletak di Pegunungan Puncak Emu, sekitar 2000 meter diatas permukaan laut, umumnya hanya sedikit orang yang pergi ke sana, kecuali beberapa pendaki gunung dan penjelajah. Tapi infrastrukturnya sangat hebat. Jadi bukan hanya ada jalan umum, tapi juga ada petunjuk jalan.Istana hidup di zaman modern. Tentunya semua rumah dan listrik di dalamnya itu, Istana yang membayar orang untuk memasangnya. Dengan arahan Dara, Kevin sampai di pegunungan. Pemandangan di sini berbeda dengan yang lain. Jalan dua arah yang panjang ini dikelilingi oleh gunung-gunung tinggi."Tuan muda Kevin, kematian ketua belum aku sampaikan ke istana. Kebetulan kali ini kamu juga bisa mengadakan ritual penerimaan posisi ketua di istana." Kata Meri."Sekarang semuanya tidak penting, aku hanya berhara
Melihat kondisi Elmira yang begitu lemah, keempat wanita itu merasa khawatir dan sedih!Penerbangan Kevin disiarkan di lobi bandara."Ayo kita pergi!" Kevin memapah Elmira, dan berjalan ke arah pintu masuk bersama keempat wanita. Melihat pesawat mereka terbang, seseorang keluar dari tiang lobi bandara. Dia adalah suruhan Damar yang datang memonitor Kevin. Orang ini langsung menelepon Damar"Tuan muda Damar, Kevin naik pesawat tujuan Kota! Melihat kondisi wanita itu, sepertinya sudah tidak bisa bertahan lagi!""Bagaimana dengan kondisi Kevin?" Tanya Damar."Sejak dia menyadari kondisi wanita itu, suasana hatinya terus sangat sedih! Semalam, aku melihat dia diam-diam menangis! Tapi dia juga pergi ke kediaman keluarga Zano sekali! Aku tidak tahu apa yang dibicarakannya!""Baik, bagus sekali!" Kata Damar, kemudian dia memutuskan teleponnya. Damar sedang berada di hotel. Sementara ini dia menyembunyikan Natasha di sini. Sekarang Natasha sedang berada di sampingnya, semua pembicaraan tel
"Aku merasa sangat pusing, seluruh badan lemas tidak bertenaga, kenapa bisa begini? Dokter bilang aku kena penyakit apa...." Tanya Elmira dengan suara lemas.Dia masih belum tahu kondisi dirinya. Melihat Elmira yang lemah ini, hati Kevin seperti ditusuk-tusuk."Tidak apa-apa." Kevin langsung memegang tangan Elmira. Sambil tersenyum dia berbicara“Dokter bilang kamu masuk angin yang sangat parah, jadi perlu istirahat di rumah sakit 2 hari. Kamu pasti akan sembuh!""Ooiya, baguslah kalau begitu." Elmira tersenyum datar, seperti krisan berwarna putih. Dia melanjutkan."Aku pikir Natasha sebentar lagi akan membawakan sup untukku. Mungkin setelah makan supnya, aku akan sembuh lebih cepat."Mendengar Elmira masih menganggap Natasha teman baik, Kevin sangat sakit hati. Tapi sekarang dia juga tidak boleh memberitahu Elmira faktanya.Rani dan ketiga perempuan itu juga terlihat sangat marah. Tapi mereka juga tidak berani mengatakan apapun karena takut membuat Elmira lebih parah."Aku lelah,
" Kevin, cepat berdiri!" Zano langsung menyuruh Kevin berdiri. Dia mengerutkan keningnya dan berbicara."Kamu adalah penyelamat keluargaku, jangan berlutut kepadaku. Muncul masalah seperti ini, aku tahu hatimu lebih sakit dari siapapun!" "Bagaimana dengan kondisis Elmira sekarang?" Tanya Zano. Ini adalah pertanyaan yang paling ingin dia tahu."Di tubuhnya terdapat banyak unsur racun, semua rumah sakit bilang jika Elmira sudah… sudah tidak mungkin hidup lagi. Sekarang Elmira dirawat di Rumah Sakit. Rumah Sakit sementara bisa mempertahankan nyawa Elmira. Tapi mereka juga tidak yakin 100%!""Ahh…"Setelah mendengar penjelasan Kevin, dada Zano langsung terasa sakit, dia tidak bisa berdiri tegak dan hampir saja terjatuh. Untung langsung ditangkap oleh Anjas."Ayah, bagaimana denganmu?" Tanya Anjas sambil menatap ayahnya dengan khawatir. Melihat ekspresi ayahnya membaik, dia mengeluarkan ponsel dan membuka satu foto."Ini adalah hasil pengecekan Elmira."Zano langsung mengambil dan memb
"Ooh, aku baru ingat. Elmira terluka, dia sekarang seharusnya minum sup untuk menguatkan diri!" Kata Natasha yang berusaha menutupinya. Sambil berbicara, dia membawakan supnya ke depan Elmira, dan berbicara.“Elmira, ini adalah sup tahu jamur yang aku masak, masih segar sekali. Kamu coba dulu!""Aku sudah minum, memang enak sekali!" Kevin mendekat, mangkoknya sudah kosong."Baik..." Elmira berbicara sambil menerima mangkoknya."Elmira jangan minum, tidak baik menerima sesuatu dari orang lain. Kita juga tidak tahu dia punya maksud apa!" Rani menarik tangan Elmira."Rani, jika kamu berbicara seperti itu lagi, aku akan benar-benar marah. Natasha adalah teman baikku, dia tidak akan mencelakakanku!"Elmira berbicara kepada Rani.Selesai berbicara, Elmira menerima mangkok dari tangan Natasha, dan langsung meminumnya."Natasha, sup yang kamu masak sangat enak! jika kamu buka restoran, restoran lain pasti akan bangkrut!" Canda Elmira."Iya." Natasha tersenyum kepada Elmira. Dia juga mel
"Tuan muda Damar, aku melakukan banyak hal jahat untukmu. Kamu harus memberikan kompensasi sebanyak mungkin kepadaku, jangan sampai membiarkan aku menderita sedikitpun."Kata Natasha dengan serius sambil menatap Damar."Baik, aku berjanji denganmu. Aku Damar selalu menepati janji, kamu pasti akan menjadi nyonya dari Keluarga besarku!" Damar lalu berdiri dan berjalan ke belakangnya. Dia mendekatkan wajah ke bahunya, sambil berbicara."Sayangku, sudah selesai makan? Kalau sudah, ayo kita ke atas dan nikmati kehidupan surgawi kita!"Natasha tersenyum, dia lalu berdiri dan bersandar di bahu Damar. Mereka berdua berjalan ke lantai dua.Keesokan harinya, Kevin libur hari ini, dia jalan-jalan di lingkungan kampusnya. Dia sampai di lapangan, lapangannya penuh dengan orang-orang. Ada yang bermain basket, ada yang main bulu tangkis. Di landasan lari lapangan, ada beberapa kelas yang sedang berolahraga. Kevin melihatnya, salah satu kelasnya itu adalah kelas Elmira.Saat ini, Elmira sedang berdi
Natasha menelepon Damar dan menanyakan tentang apa yang terjadi dengan Tora. Dia baru tahu ternyata Damar menyuruh orang menghajarnya sampai masuk rumah sakit. Alasannya karena Tora bersikap tidak sopan kepada Damar di depan Kediaman keluarga. Natasha memanggil mobil dan bergegas ke rumah sakit.Kevin membeli beberapa hadiah di depan rumah sakit terlebih dahulu. Setelah sampai di depan kamar Tora, dia mendorong pintunya dan berbicara."Kakak Tora, aku datang menjengukmu!"Kevin terkejut melihat pemandangan di kamar rawat inap. Natasha sedang berada di kamarnya dan duduk di samping ranjang Tora."Kenapa kamu bisa ke sini?" Kata Kevin yang penasaran.."Oh, aku mendengar satpam lain bilang bahwa kamu punya seorang teman sesama satpam yang masuk rumah sakit, jadi aku datang menjenguknya. Ternyata hari ini kamu juga datang." Kata Natasha sambil tersenyum." Kevin, hari ini terima kasih nona Natasha.Adikku pergi ke sekolah, jadi tidak ada yang menjagaku. Nona Natasha mengambilkan makanan