Share

Lampu Hijau

Penulis: Nabila Gemoy
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-28 06:01:13

"Tante..," panggil Sahara lalu berdiri dan segera mengajak Nurmala duduk. "Miko sih gak bilang kalau mau ajak Tante," ucap Sahara. "Mau sarapan sekalian, Tan?" tanya Sahara.

"Gak usah, Tante udah makan tadi," jawab Nurmala.

"Sahara, hari ini kamu gak usah masuk kerja. Kamu temani saja mama," kata Miko lalu pamit.

Sahara kesal dengan Miko seenaknya sendiri mengambil keputusan. Mana Sahara belum siap jika harus ngobrol lama dengan Nurmala.

"Mama... Dia siapa?" tanya Naura yang baru saja ke luar dari kamar.

"Ini Oma Nurmala, Mamanya Om Miko, sayang," jawab Sahara. Sahara mengajarkan agar Naura salim pada Nurmala.

Selesai sarapan, Sahara dan Nurmala mengobrol di ruang keluarga. Sementara Naura sedang mandi bersama pengasuhnya.

"Miko sudah banyak cerita soal kamu dan juga Naura," ucap Nurmala. "Sepertinya Miko sudah tergila-gila dengan dirimu," sambung Nurmala.

Sahara merasa malu mendengar ucapan Nurmala.

"Kenapa sampai detik ini kamu belum menerima cintanya Miko?" tanya Nurmala.

Sahara bingung harus jawab apa, namun dia harus jujur. Agar tidak ada masalah lagi di kemudian hari.

"Tante bisa lihat sendiri keadaan saya, saya bukan single lagi," jawab Sahara. "rasanya tak pantas bersanding dengan Miko," sambung Sahara.

"Pemikiran kamu sama seperti papanya Miko. Awalnya dia juga berpikir seperti kamu, namun bagiku berbeda. Apapun statusnya kalau saling cinta tak ada masalah," ucap Nurmala. "Alhamdulillah Mas Hilman sekarang sudah setuju," sambung Nurmala.

Sahara semakin bingung harus menanggapi apa mengenai hal ini. Dia masih tak menyangka kalau Nurmala akan membuka hatinya untuk seorang Sahara.

"Semua orang punya masa lalu, Sahara. Tapi bukan berarti dia tak pantas untuk bahagia di masa depan," kata Nurmala. "Saat ini kamu pikir kamu bisa menjaga Naura sendiri tanpa papanya tapi nanti belum tentu kamu bisa," kata Nurmala.

Apa yang dikatakan Nurmala benar, saat ini saja Sahara tak bisa melakukannya sendiri. Demi menutupi semua dia harus bersandiwara.

"Aku harap, kamu mau menerima Miko. Kasihan dia kalau harus menunggu kamu lebih lama lagi," kata Nurmala.

Tiba-tiba Naura datang, dia sudah tampak cantik. Nurmala memangku Naura dan menciumi ke dua pipi Naura.

"Naura mau gak main ke rumah Oma?" tanya Nurmala.

"Mau, Oma," jawab Nurmala.

"Ajak Mama ya ke rumah Oma. Nanti Oma buatin kue," kata Nurmala.

"Mama...mama ayo ke lumah Oma. Naula mau makan kue," pinta Naura dengan gaya cadelnya.

"Iya, nanti ya kalau mama libur kerja," kata Sahara.

Naura tampak kecewa, Sahara belum siap jika harus ke rumah Miko. Apalagi bertemu dan Hilman. Rasanya Naura takut jika Hilman akan menanyakan masa lalu Sahara.

"Sahara, hari ini kamu kan libur. Bagaimana kalau sekarang saja?" tanya Nurmala.

"Hah sekarang?" tanya Sahara.

"Iya, Ma. Sekarang ya, Ma," bujuk Naura.

Akhirnya Sahara mengalah, sebelum ke rumah Nurmala mereka membeli bahan kue dan masakan.

Sampai di rumah Nurmala, tak ada Hilman. Dia sedang ke kantor sehingga Sahara sedikit lega.

Mereka membuat kue, lalu di sambung dengan masak untuk makan siang. Naura tampak akrab sekali dengan Nurmala.

"Sahara, kamu pandai sekali memasak. Siapa yang mengajari kamu?" tanya Nurmala saat mencicipi masakan Sahara.

"Hanya belajar dari ponsel, Tante," jawab Sahara.

"Tante senang kalau ada temannya memasak. Nanti pas makan siang, Miko dan Mas Hilang pulang, mereka pasti suka masakan kamu," ucap Nurmala.

Sahara menjadi kembali panik, dia takut jika Hilman bertanya aneh-aneh. Sahara benar-benar belum siap dengan semuanya.

"Sahara, kamu kenapa?" tanya Nurmala yang melihat perubahan wajah Sahara.

"Tidak, Tante," jawab Sahara.

Mereka menyiapkan makan siang, sesekali mereka mengobrol soal makanan. Tepat saat jam makan siang, Miko dan Hilman datang. Hilman tampak terkejut melihat ada Sahara dan Naura.

"Om Miko, cobain kuenya. Ini Naula yang buat sama mama dan Oma," kata Naura menyodorkan sepotong kue ke mulut Miko.

Miko mencomotnya, dia mengangguk tanda bahwa kuenya enak. Naura senang sekali, berbeda dengan Hilman yang tampak biasa saja.

"Om Miko, dia siapa?" tanya Naura sambil menunjuk Hilman.

"Kenalkan, ini Opa Hilman. Beliau papanya Om Miko," jawab Miko. Naura langsung saja mendekati Hilman dan mengulurkan tangannya. Hilman meraih tangan kecil Naura.

"Senang belkenalan dengan Opa Hilman," ucap Naura.

Mereka lalu ke meja makan, Nurmala mengatakan bahwa masakan di meja makan ini merupakan karya Sahara. Miko langsung saja mencicipi makanan.

"Wah enak ini, lebih enak dari masakan mama," puji Miko. "Papa harus coba," kata Miko melirik sang papa.

Hilman segera makan, dia mulai merasakan masakan Sahara.

"Bagaimana, Pa? Enakkan?" tanya Nurmala.

Hilman hanya mengangguk, dia tak bersuara. Sahara merasa lega namun dia tetap harus waspada.

Mereka makan sambil sesekali mengobrol, mereka banyak membicarakan soal Miko yang suka pilih-pilih makanan.

"Kalau Sahara yang masak pasti Miko gak bakal lagi pilih-pilih makanan," ucap Nurmala. "Masakan Sahara kan enak," sambungnya.

"Tante bisa saja," sahut Sahara.

Sejak tadi antara Miko dan Nurmala tampak berlomba-lomba memuji Sahara. Sahara merasa kalau mereka tengah membujuk Hilman agar bisa menerima Sahara.

"Pa, benar kan kata Miko. Masakan Sahara lebih enak dibandingkan masakan mama?" tanya Miko.

"Ya sama sajalah," jawab Hilman. "Tapi bagi papa tetap nomor satu yang enak masakan mama kamu," sambung Hilman.

"Bilang aja papa gak mau jujur karena takut mama marah," ujar Miko tersenyum.

"Kamu itu sok tahu," kata Hilman.

Perlahan rasa takut Sahara pada Hilman mulai hilang. Apalagi setelah Hilman membuka suara, sepertinya tidak semenakutkan pikiran Sahara.

"Opa Hilman, punya mainan gak?" tanya Naura.

"Ya gak punya Naura," jawab Hilman. "Minta Om Miko tuh, mainannya banyak. Tapi ya mobil-mobilan," sambung Hilman.

"Ya gak mau, Naula cewek masak mobil-mobilan," kata Naura.

"Bagaimana kalau Om belikan boneka besar?" tanya Miko.

"Udah punya, di kasih sama Pakde," jawab Naura.

Nurmala melihat ke arah Sahara, seakan bertanya soal Pakde.

"Oh itu suaminya kakakku, Te," kata Sahara.

"Dimana orang tua kamu tinggal?" tanya Hilman.

"Kota Y, Om," jawab Sahara. "Kemarin kami baru ke sana jenguk beliau," sambung Sahara.

"Oh gitu," kata Hilman. Hilman melanjutkan makannya, dia tampak puas dengan jawaban Sahara.

Setelah selesai makan, mereka berkumpul di ruangan keluarga. Naura tampak asyik bermain dengan Nurmala.

"Miko, kapan kamu ajak papa menemui orang tua Sahara?" tanya Hilman.

Sahara terkejut mendengar pertanyaan Hilman. Padahal yang di tanya Miko bukan dirinya.

"Tunggu sampai Sahara mau terima aku, Pa," jawab Miko sambil melirik Sahara.

"Sahara, apa lagi yang kamu tunggu? Apa kamu tak kasihan melihat Miko jadi bujang tua?" tanya Hilang. "Segeralah menikah, dan berikan aku cucu laki-laki," kata Hilman.

Seketika semua mata tertuju pada Hilman. Namun, Hilman malah santai saja.

Bab terkait

  • Mantanku, Iparku   Solusi Untuk Suatu Masalah

    "Kenapa kalian menatap aku seperti itu? Bukannya kalian sudah kenal lama?" tanya Hilman."Aku kira papa akan menentang hubungan kami," ucap Miko."Ah...kamu terlalu berburuk sangka," ucap Hilman. "Jangan-jangan kamu juga berpikir seperti itu, Sahara," sambung Hilman.Miko senang Hilman setuju jika dia menikah dengan Sahara. Hanya saja dia masih belum mendapatkan jawaban dari Sahara.Hari sudah siang, Miko dan Hilman juga harus kembali ke kantor. Miko ke kantor sekaligus mengantar Sahara pulang."Aku jadi bingung," kata Sahara."Bingung kenapa?" tanya Miko."Kalau orang tua kamu bertemu orang tuaku, otomatis semuanya terbongkar. Orang tuaku tahunya kita sudah menikah sejak tiga tahun lalu. Sementara orang tua kamu tahunya kita belum menikah," jawab Sahara."Benar juga, apa sebaiknya kita jujur pada orang tua kamu?" tanya Miko."Pasti mereka akan marah kalau tahu masalahku. Bagaimana tanggapan orang tua kamu? Kalau tahu semuanya," jawab Sahara."Memang rumit," ucap Miko.Mereka telah sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-29
  • Mantanku, Iparku   Kena Semprot

    "Kalian benar-benar gila," ucap Hilman. "Terlebih kamu, Miko. Kenapa kamu malah menjadi pecundang," bentak Hilman. "Mau di taruh mana mukaku ini jika nanti bertemu orang tua Sahara," sambungnya."Sudahlah, Pa. Semua sudah terjadi," sahut Nurmala."Memalukan sekali," ucap Hilman. "Cepat ajak papa temui orang tua Sahara, Papa gak mau kalau sampai mereka menganggap keluarga kita tak bertanggung jawab," kata Hilman. "Iya, Pa. Nanti Miko atur waktunya," ucap Miko."Jangan nanti-nanti, Papa mau besok kita ke rumah orang tua Sahara," kata Hilman."Tapi Pa...," Ucapan Miko disela Hilman."Gak ada tapi-tapian," bantah Hilman.Miko pasrah, mereka akan ke rumah Sahara besok. Terpaksa mereka datang berempat, ini masalah orang dewasa sehingga Naura tak diajak.**"Miko, soal di rumahku, aku mau kamu atasi lagi. Kamu yang punya ide konyol ini," kata Sahara saat Miko mengantarkannya pulang."Tenang saja," ucap Miko santai.Sahara takut jika orang tuanya akan menentang pernikahan mereka nanti. Apala

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-30
  • Mantanku, Iparku   Tekanan Mertua

    Terlanjur malu, Salman memilih segera ke kamar. Dia gak mau kalau sampai Lusi meledeknya.Sementara itu, Wahyu dan Kamila tengah menemui Dokter kandungan. Mereka melakukan berbagai tes."Dari hasil tes semua bagus, kandungan Bu Kamila juga subur," ucap Dokter. "kalian baru menikah beberapa bulan, jadi wajar kalau belum hamil. Bersabar dan terus berusaha ya," ucap Dokter.Kamila senang hasilnya baik, namun raut wajah Wahyu justru berbeda. Wahyu seperti memikirkan sesuatu."Mas, kamu kenapa?" tanya Kamila. "Kamu tampak sedih sekali," sambung Kamila."Tidak apa-apa," ucap Wahyu.Sampai di rumah, ternyata Mama Wahyu datang. Kamila segera mengajak sang mertua masuk ke dalam rumah."Kalian dari mana?" tanya Yulia--Mama Wahyu."Dari dokter kandungan, Ma," jawab Kamila."Kamu hamil?'' tanya Yulia."Belum, Ma. Hanya periksa saja kesehatan kami," jawab Wahyu."Wahyu, mama kan sudah bilang. Kamu harus segera punya momongan. Ingat kamu anak mama satu-satunya jadi kamu harus kasih mama momongan. A

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-31
  • Mantanku, Iparku   Usaha Miko

    Setelah dua hari kedatangan Miko dan keluarganya, kini Miko datang lagi bersama Sahara dan Naura. Tak lupa Miko membelikan makanan kesukaan Salman."Kamu kira aku bisa disogok," sinis Salman saat Miko menyodorkan makanan kesukaan Salman. "Bawa pulang aja kembali aku gak butuh," sambung Salman.Miko meletakkan makanan itu di meja."Maafkan saya, Pa. Saya tahu saya salah. Tapi izinkan saya memperbaiki semua," kata Miko."Tak semudah itu," ucap Salman. "kamu datang ke sini untuk membujukku, kan? Kamu salah, tak semudah itu aku bisa terima kamu," kata Salman."Udah dong, Pa. Kasihan Miko loh," ucap Lusi. "Ini Kamila juga udah aku suruh ke sini, kok belum juga datang sih," kata Lusi mengalihkan pembicaraan."Anak itu jangan diharapkan lagi, sejak menikah dia malah lupa pulang," ucap Salman. "Punya dua anak perempuan gak ada yang bener," kata Salman.Sahara yang mendengar hanya diam saja. Dia merasa kasihan pada orang tuanya. Namun, dia tidak bisa jika harus menemani mereka.Meskipun Salman

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-01
  • Mantanku, Iparku   Kejujuran Sahara

    "Papa...ada apa teriak-teriak," teriak Lusi sambil berusaha membuka pintu.Tidak berapa lama pintu terbuka, mereka bertiga keluar dalam keadaan baik-baik saja. Hal itu membuat Lusi merasa lega."Ma, Kami pamit ya," kata Sahara.Naura yang sudah berada di dekat Lusi segera pamit pada Salman dan Salman.Dalam perjalanan pulang, Sahara terus memikirkan permintaan Salman. Dia masih belum bisa jika harus kembali ke rumah itu. Apalagi jika nanti dia harus bertemu dengan Kamila dan Wahyu."Berat ya," kata Miko. "Bisa tidak kamu jelaskan padaku, kenapa kamu enggan tinggal bersama mereka?" tanya Miko. "Ada banyak alasannya, tapi aku belum bisa menjelaskannya sama kamu," jawab Sahara. "Nanti kalau aku sudah siap akan aku jelaskan," sambung Sahara.Miko tak dapat memaksa Sahara, dia akan menunggu Sahara sampai Sahara siap untuk menceritakan semua padanya. Apalagi mereka sudah memutuskan akan menikah, Miko harus tahu semua tentang Sahara dan Naura. Terlebih lagi tentang siapa ayah biologisnya Na

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-02
  • Mantanku, Iparku   Bertemu Ipar

    Tak tinggal bersama mertua saja sudah membuat Kamila naik darah. Bagaimana jika dia tinggal serumah dengan Yulia? Dia pasti tak akan betah.Tak ingin memikirkan soal Yulia, Kamila memilih menutup pintu kamar dan segera istirahat. Dia tak ingin stres hanya karena memikirkan sikap Yulia.Sementara itu, Miko dan Sahara tengah menyusun rencana untuk datang kembali ke rumah Salman.Sahara sengaja belanja bersama Naura siang itu. Namun, dia dikejutkan oleh suara laki-laki yang tak asing baginya."Belanja ya," sapa Wahyu."Iya, Mas. Mas Wahyu dengan siapa ke sini?" tanya Sahara melihat kanan kiri tak ada Kamila ikut serta."Sendiri," jawab Wahyu.Wahyu ternyata diam-diam selalu mengawasi Sahara. Bahkan dia tahu kalau Sahara dan Miko akan menikah."Aku dengar kamu akan menikah dengan Miko, kenapa kamu bohong?" tanya Wahyu."Aku dan Miko sebenarnya sudah menikah secara agama. Namun, baru kali ini kami akan meresmikan pernikahan kami," jawab Sahara. "Mama dan papa juga sudah tahu semuanya," kat

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Mantanku, Iparku   Sedikit Melawan Mertua

    Gedoran demi gedoran terdengar, tapi Kamila dan Wahyu malah asyik di kamarnya. Sementara itu, tetangga Kamila merasa terganggu dengan suara Yulia."Tante, kalau mertamu jangan terlalu pagi. Orangnya pasti masih tidur," kata tetangga Kamila. "Jangan berisik juga, ganggu yang lain," sambungnya."Biarin saja, ini rumah anakku," bantah Yulia.Setelah hampir 15 menit menunggu, tiba-tiba Wahyu membuka pintu. Yulia langsung nyelonong masuk ke dalam."Kalian ngapain aja sih? Mama sampai malu karena ditegur tetangga," kata Yulia."Makanya jangan kepagian, Ma. Mama juga berisik banget sampai tidur kami terganggu," ucap Wahyu. "Ngapain lagi mama pagi-pagi ke sini? Mau bikinin Wahyu sarapan?" tanya Wahyu setengah mengejek."Istrimu mana? Masa dia masih tidur," ucap Yulia."Lagi mandi," jawab Wahyu.Tidak berapa lama, Kamila datang. Dia segera ke dapur untuk membuatkan sarapan. Dia sedikit acuh dengan kedatangan Yulia.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-03
  • Mantanku, Iparku   Pembicaraan Salman Dan Miko

    Yulia semakin murka, dia mengambil pel yang dipegang Kamila dan memukulnya ke pantat Kamila."Auw sakit, Ma. Mama kan jatuh sendiri kenapa marahnya ke aku," bantah Kamila.Kamila langsung saja lari ke kamar dan mengunci pintu dari dalam. Dia langsung menelfon Wahyu dan menceritakan semua. Bukannya marah, Wahyu malah tertawa."Mama ada-ada saja, salah dia sendiri jalan gak lihat-lihat kok malah ngamuk ke kamu," kata Wahyu."Udah kamu di kamar saja dulu," kata Wahyu. "Katanya tadi mau ke rumah orang tuamu, gak jadi?" tanya Wahyu."Gaklah, mana aku berani pergi kalau Mama di rumah," jawab Kamila.Tidak berapa lama terdengar mobil Yulia pergi dari halaman rumah Kamila. Kamila langsung menutup telfonnya dan membereskan lantai yang kotor.**Miko dan Salman bermain catur, sesekali mereka berdebat karena Salman tak ingin kalah."Kamu anak muda tuh ngalah sama yang tua," kata Salman."Ya gak bisa, Pa.

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-04

Bab terbaru

  • Mantanku, Iparku   Mas Lalu Biarlah Berlalu

    10 tahun kemudianUsia tak lagi muda, Sahara sudah mempunyai banyak cabang rumah makan di setiap daerah hal itu membuat dia sering keluar kota, terutama ke Bali.Usia Albi sudah 17 tahun dan Aldo sudah 10 tahun. Mereka ke Bali ikut Sahara memantau cabang Bali. Mereka tengah liburan semester."Bagaimana apa semua lancar?" tanya Sahara pada karyawan yang sudah dia percaya."Alhamdulillah lancar, Bu. Sejak ada pemasok sayuran dan bahan makanan yang baru semua jadi lancar. Oh ya hari ini ada pengiriman sayur dan bahan makanan lainnya. Biasanya orangnya sendiri yang mengantar," katanya."Bagus, kalau gitu aku ke dalam ya," kata Sahara.Satu jam kemudian, Sahara keluar dari ruangannya. Tak sengaja dia menabrak seorang pria yang sedang membawa sayur mayur."Maaf, Mbak," ucapnya.Pria itu menoleh ke arah Sahara, "Sahara...," panggilnya."Wahyu...kamu tinggal di Bali?" tanya Sahara."Iya, oh ya aku ke dalam antar ini. Setelah ini ada yang mau aku obrolan kan sama kamu mumpung ketemu," kata Wah

  • Mantanku, Iparku   Titip Anakku

    Wahyu mendekati sang Dokter. Dia memandang Dokter tersebut."Saya mau bicara dengan Dokter, jadi ajak Abbi pergi," kata Wahyu.Della mengajak Abbi untuk pulang, sebelum pulang dia pamit pada Wahyu dan Dokter."Apa kamu sangat mencintai Della?" tanya Wahyu."Ya, aku mencintai dia," jawab Dokter."Tolong jaga Abbi, aku titip Abbi padamu. Anggap saja Abbi anak kandungmu," kata Wahyu."Itu sudah pasti, tapi tampaknya Abbi sangat mengharapkan kamu bersama dengan dia," kata Dokter."Itu tidak mungkin, aku dan Della sudah lama bercerai," kata Wahyu. "Aku hanya ingin kamu bahagiakan Della dan Abbi. Sejak dulu aku gak bisa melakukannya," kata Wahyu.Setelah mengatakan hal itu, Wahyu kembali ke kamarnya. Dia sadar bahwa dia tak pantas lagi untuk Della. Dia ikhlas jika Della bersama pria lain. Apalagi pria itu bisa menyayangi Abbi dengan baik.**Dua bulan kemudian, hari di mana Wahyu sudah keluar dari rumah sakit jiwa. Dia sudah sembuh total."Dokter, aku titip surat ini. Berikan pada Della dan

  • Mantanku, Iparku   Apa benar dia papaku?

    Ternyata Della sedang dekat dengan seorang dokter di rumah sakit jiwa. Dokter itu merupakan teman Dinda saat SMA. Mereka memang belum memutuskan untuk menikah tapi mereka sudah saling mengenal keluarga masing-masing.Abbi tengah duduk di bangku rumah sakit jiwa bersama baby Sisternya."Mbak, kata mama papa udah gak ada. Tapi kok aku gak lihat makam papa," kata Abbi."Mbak juga gak tahu, Sayang," ucap Baby Sisternya.Abbi memilih untuk menanyakan hal itu pada orang lain. Dia menanyakan pada salah satu pembantu di rumah Aditia. Pembantu itu menceritakan pada Abbi siapa nama papa Abbi. Tapi Abbi merasa tak asing dengan nama tersebut."Mama, apa benar nama Papa aku itu Wahyu?" tanya Abbi."Kata siapa, Nak?" tanya Della."Kata Bibi," jawab Abbi. "Kata Bi Mina itu nama papa ku, aku kayak pernah lihat dia," jawab Abbi.Della langsung menegur pembantunya, namun saat itu Abbi mendengarkannya."Bi, aku gak mau ya kalau sampai Abbi tahu kalau papanya itu Mas Wahyu. Apalagi kalau sampai dia tahu

  • Mantanku, Iparku   Wahyu Gila

    Kain penutup itu terbuka, dan wajah yang tak asing bagi Miko tengah tertidur di sana."Tidak mungkin," teriak Miko.Tangis Miko pecah seketika melihat anak yang dia besarkan dengan kasih sayang telah tiada. Dia melihat Sahara tengah menangis, dia memeluk Sahara."Naura ninggalin kita, Mas. Dia pergi," kata Sahara.Miko dan Sahara terlihat lemah, Nurmala menghubungi semua keluarga lalu mengurus jenazah Naura."Mas, Naura....ini mimpi kan, Mas?" tanya Sahara berderai air mata.Miko hanya mampu memeluk Sahara erat dan menguatkannya. Walaupun sebenarnya dia sendiri sangat rapuh.Dari kejauhan, Wahyu melihat jenazah Naura di masukkan ke kamar Jenazah. Dia diam-diam masuk ke kamar Jenazah setalah petugas pergi. Dia ingin melihat Naura yang terakhir kalinya.Setelah melihat wajah Naura, Wahyu tak bisa menahan tangis. Dia menyesal telah menyebabkan semua terjadi. Namun, penyesalan itu sudah terlambat."Naura, m

  • Mantanku, Iparku   Kesedihan Sahara

    Sahara mendapatkan panggilan dari seseorang tak di kenal. Dia mengabarkan jika Naura berada di rumah sakit. Seketika Sahara menuju rumah sakit."Naura...apa ada pasien anak SD yang katanya kecelakaan, Sus?" tanya Sahara.Perawat membawa Sahara ke ruangan di mana Naura di rawat. Seseorang menunggu di sana."Maaf, Mbak. Saya benar-benar tak sangaja menabrak anak, Mbak. Saya melihat dia berlari dan saya tak bisa mengerem mendadak," kata pria itu."Keadaan anak saya bagaimana sekarang?" tanya Sahara."Kata Dokter, dia Koma, Mbak," jawabnya.Tidak berapa lama Miko datang, dia lalu meminta penjelasan pada orang yang menabrak Naura. "Saat saya turun dari mobil untuk memanggil ambulan, saya dengar ada yang bilang kalau anak Mbak di kejar seorang pria. Makanya dia buru-buru menyebrang, sepertinya tujuannya ingin ke kantor polisi," kata pria itu."Apa bapak melihat pria itu?" tanya Miko."Maaf, Pak. Saya tidak m

  • Mantanku, Iparku   Tak Ada Kata Maaf

    Kecewa itu yang di rasakan oleh Bang Omar. Teman yang dia anggap baik ternyata menusuknya dari belakang. Saat Bang Omar tengah mencari kontrakan baru, di jalan dia bertemu dengan Sahara dan Miko."Bang Omar...," panggil Miko."Eh Pak Miko," ucap Bang Omar."Abang mau kemana? Kok bawa si kecil?" tanya Sahara melihat si kecil ikut berpanas-panasan."Panjang ceritanya, Bu. Tapi ini saya mau cari kontrakan baru," jawab Bang Omar.Sahara dan Miko saling pandang, mereka merasa kasihan pada Bang Omar."Bang, mendingan Abang ikut ke rumah kamu saja. Di rumah kami masih ada kamar kosong," kata Miko. "Kasihan kalau Bang Omar kerja di kecil mau di titipkan siapa? Kalau di rumah saya kan banyak orang, ada yang jaga," kata Miko."Tidak usah, Pak Miko. Saya tidak mau merepotkan Pak Miko," tolak Bang Omar.Miko tetap memaksa hingga Bang Omar ikut ke rumah Sahara. Sampai di sana Bang Omar menceritakan soal apa yang terjadi saat

  • Mantanku, Iparku   Wahyu Sang Penghianat

    Siang itu, Miko memanggil Wahyu untuk datang ke ruangannya. Di sana sudah ada Sahara yang menunggu kedatangan Wahyu."Maaf, Pak Miko memanggil saya?" tanya Wahyu."Wahyu, apa benar kamu habis menemui Naura kemarin di sekolahannya?" tanya Miko.Wahyu tampak terkejut, dia yakin Naura yang bercerita hal itu pada Miko dan Sahara."Maksud kamu apa memberi tahu Naura kalau kamu papanya?" tanya Sahara. "Kamu harusnya bicara sama aku dulu sebelum menemui Naura, apalagi membahas soal papa Naura," kata Sahara."Maaf, Sahara. Aku hanya ingin di akui oleh anakku," kata Wahyu."Kamu ingin di akui? Emangnya kamu pernah ada buat dia? Gak kan. Pantas saja Della melarang kamu ketemu Abbi," bantah Sahara. "Aku kecewa sama kamu," ucap Sahara."Aku hanya ingin di akui dan di panggil ayah saja oleh Naura. Karena aku tak bisa melakukannya ke Abbi," kata Wahyu."Aku tahu tapi cara kamu salah. Menemui Naura tanpa izin aku, apalagi memb

  • Mantanku, Iparku   Kebebasan Wahyu

    Dua tahun berlaluWahyu sudah dinyatakan bebas, dia keluar dari lapas hari itu. Tak ada yang menjemputnya. Dia hanya berbekal alamat Bang Omar. Dia tak akan pulang ke rumah orang tuanya."Wahyu, maaf aku tak bisa menjemputmu. Istriku masih kerepotan karena anak kamu demam," kata Bang Omar."Tidak apa, Bang," ucap Wahyu."Oh ya, aku udah Carikan kamu kontrakan di sebelahku ini, udah aku bayar untuk satu bulan ke depan ya. Setelah itu bayar sendiri," kata Bang Omar."Sekali lagi terimakasih, Bang," kata Wahyu.Wahyu lalu istirahat di kontrakannya, setelah tenaganya terisi penuh. Dia mulai dari ke makam Kamila dan Dini. Dia ingin mengunjungi mantan istrinya dulu."Kamila, maafkan aku. Baru kali ini aku sempat menemui makammu," kata Wahyu. Setelah mengirim doa untuk Kamila, Wahyu ganti ke makam Dini yang memang berada di satu area.Setelah itu dia kembali ke kontrakan. Dia melihat istri Bang Omar tampak di luar deng

  • Mantanku, Iparku   Yang Hidup Pasti Kembali

    Sahara menghadiri pemakaman Dini, biar bagaimanapun dia pernah mengenal Dini sebagai sahabat Kamila."Aku gak nyangka, setelah Carry tiada, kini Dini juga meninggal," kata Sahara."Ya mau bagaimana lagi, setiap yang hidup pasti akan kembali ke yang maha kuasa hanya menunggu giliran saja," kata Miko.Sepulang dari makam, Sahara menyempatkan diri mampir ke lapas. Dia mengabari Wahyu kalau Dini telah tiada."Baru saja dia datang menemui aku, tapi kini sudah pergi," kata Wahyu. "Dia malah berpesan sama aku, kalau dia mati, dia minta aku untuk menjaga malamnya," sambung Wahyu."Aku kira dia belum ke sini sebelumnya," kata Miko."Sudah, tapi aku juga tak menyangka akan secepat itu dia pergi," kata Wahyu."Setiap yang hidup di dunia ini kan pasti akan kembali pada yang kuasa. Bukan hanya Dini kita juga nanti akan kembali. Tinggal nunggu saatnya saja," kata Miko."Benar, tapi rasanya bekal untuk kesana masih kurang," ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status