Share

Keyakinan untuk berpisah.

Penulis: iva dinata
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Kak..." Aku terperanjat kaget melihat Kak Sakha ya g tiba-tiba sudah berdiri di belakangku.

"Kamu sedang apa berjongkok di situ?" ulangnya lalu mengulurkan tangannya ke arahku. "Kamu nangis?"

Sadar dengan wajahku yang sudah penuh air mata aku pun mengusapnya kasar lalu bangun dan berjalan cepat menuju motorku yang ada di halaman rumah Kak Shaka.

"Maaf aku harus pulang. Terima kasih sudah dinizinkan mampir." Aku berbicara sambil memakai jaket dan helmet.

"Tolong minggir," pintaku pada pria yang hnaya menatapku lekat tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Kuhela nafas, mengatur emosi yang sejak tadi sudah berkerumun di dalam dadaku. "Kak Shaka dengar kan? Tolong minggir!" Suara meninggi dan terdengar tegas.

"Aku antar," katanya setelah mendengus kasar dan merebut kunci motor yang aku pegang.

"Gak usah." Tolakku merebut kembali kunci motorku. "Aku bisa pulang sendiri." Dengan agak kasar aku menyingkirkan tangannya yang memegangi stir motor matic punyaku.

"Jangan sok kuat! Kamu tidak p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   "Ceraikan adikku dan keluarlah dari rumah ini detik ini juga.!!!"

    Pagi ini, seperti rencana Mas Zamar. Aku akan diantar pulang ke rumahku oleh Mas Zamar. Niatnya untuk berbicara langsung dengan Mas Aska tentang perceraian yang kami.Aku dan Mas Zamar berangkat setelah mendapat kabar dari pengacara yang aku sewa jika gugutanku sudah didaftarkan dan hanya tinggal menunggu antrian saja untuk segera di proses. Katanya paling lambat satu bulan surat panggilan akan dikirim kepada tergugat.Kami hanya berdua, sedangkan Azqiara di rumah dengan Mbak Sezha dan Aydan. Sengaja tidak membawa Qiara karena Mas Zamar tak mau ada perebutan anak saat kami membahas perceraian. Mas Zamar juga memintaku dan Qiara untuk sementara waktu tinggal di rumahnya sampai keputusan hakim keluar. Mobil Mas Zamar ditepikan di pinggir jalan depan rumahku. Tak mau menungguku, Mas Zamar langsung keluar saat melihat Mas Aska keluar dari dalam rumah dengan pakaian rapi. "Kamu mau keluar?" tanya Mas Zamar setelah membuka gerbang yang ternyata tidak di kunci. Mas Aska terlihat kaget namu

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya    "Carilah wanita yang bisa membuatmu bangga dengan sikap dan perangainya. Aku ikhlas melepasmu,"

    "Maaf, Mas. Tapi aku tidak akan menceriakan Nafisah. Sekalipun tidak pernah terlintas dalam pikiranku untuk berpisah dengan anak dan istriku. Sekali lagi Maaf, tapi perlu saya ingatkan Mas Zamar tidak punya hak mencampuri urusan rumah tangga kami." jawab Mas Aska menyatakan penolakannya. Pria itu memberi alasannya yang menurutku tak sesuai dengan tindakannya. Katanya, dia tidak ingin berpisah denganku dan Azqiara, tapi kenyataannya selama kami hidup satu atap dia bahkan tak punya waktu sekedar menemani anaknya belajar.Ucapannya benar-benar membuatku bingung antara harus senang ataukah miris mendengar penolakannya untuk berpisah. Ucapannya seakan-akan begitu mencintaiku dan tak ingin kehilangan diriku namun sikapnya menunjukkan sebaliknya. Selama ini dia hanya menjadikan aku babysitter untuk Azqiara dan pembantu di rumahnya. Semua pekerjaan rumah adalah tugasku termasuk juga segala urusan Qiara juga menjadi tanggung jawabku. Sedangkan dirinya sibuk di luar rumah yang katanya mencari

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   Segitu cintanya kamu dengan wanita itu Mas, sampai rela kehilangan putrimu demi dia"

    "Azqiara akan tetap bersamaku. Bercerai denganku itu artinya kamu memilih berpisah dengan Azqiara." Ucapan bernada ancaman keluar dari mulut lelaki yang dulu selalu mengucap kata cinta padaku sebelum badai ini datang. "Pikirkan baik-baik! Dengan mengambil keputusan berpisah, kamu akan melukai putri kita satu-satunya." Mas Aska menatapku tajam. Kilatan amarah terlihat jelas di kedua netra hitam miliknya. Kubalas tatapan tajam Mas Aska, Kuselami kedua matanya untuk mencari rasa cinta yang dulu selalu kulihat. Namun kini tak kutemukan lagi. Kupejamkan mataku, menikmati rasa sakit itu dengan kepasrahan. Inilah takdir yang harus aku jalani. Terima dan jalani meski masih ada rasa tak rela jika membayangkan kebahagiaan yang selama ini kami rajut bersama akan segera berakhir. Tenanglah, pasrahkan segalanya pada Alloh dan semua akan baik-baik saja. Kamu dan Azqiara bisa bahagia meski tanpa Mas Aska."Keputusanku sudah bulat, Mas. Aku siap. berperang di pengadilan untuk mendapatkan Azqiara.

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   Nafisah Khumaira, gadis cantik yang selama ini memenjarakan hatiku dalam jeruji masa lalu.

    Pov Shaka. Pagi itu aku diminta menggantikan rekan kerjaku untuk menjadi salah satu juri di acara Olimpiade matematika yang kebetulan diadakan di sekolah tempatku mengajar.Pak Rico, istrinya sedang hamil tua dan pagi ini dia menelpon jika istrinya itu mengalami kontraksi dan kemungkinan akan melahirkan hari ini juga. Aku tak tega untuk menolak meskipun sebenarnya aku ada acara pertemuan keluar besar dari keturunan almarhum inu bersama kakakku. Di jenjang SD, menjadi tugasku untuk mengawasi siswa-siswi pilihan yang berseragam putih merah itu. Bocah-bocah yang belum genap sepuluh tahun itu sangat antusias. Mereka mengerjakan dengan serius setiap soal yang diujikan.Di pojok ruangan seorang gadis kecil menarik perhatian. Sosoknya yang imut mengingatkanku pada seseorang di masa lalu. Mimik wajah dan ekspresinya tak asing bagiku. Bibirnya yang mengerucut sambil jari telunjuknya mengetuk-ngetuk pipinya sendiri membuatku tanpa sadar menarik ujung bibirku. 'Mirip,' gumamku dalam hati. "

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   Dia wanita bersuami.

    Siang ini aku meminta Rico menemaniku ke sekolah Azqiara. karean mendatangi sekolah di mana Azqiara mencari ilmu. Entah apa yang terjadi rasanya hatiku berbunga-bunga hingga membuatku tak berhenti tersenyum."Aku yang baru jadi bapak, kok sebelahku yang kesenengan." Celetuk Rico yang duduk di sebelahku. Kulirik, pria yang baru beberapa hari menikmati jadi bapak itu dengan ekor mataku tanpa berniat menoleh. "Gak usah lirik-lirik, fokus kedepan jalanan ramai, Bapak." ujarnya lagi. "Kamu lagi kesambet apa gimana sih? Ngomel aja,"Laki-laki itu langsung memutar tubuhnya menghadap ke arahku, "Heh, Tuan kutub utara, bukannya kamu yang lagi kesambet? Gak cuma banyak bicara pakai senyum-senyum segala lagi? Korang lagi jatuh cinta?" Tak kuhiraukan ucapannya, aku fokus dengan jalanan karena sudah tak sabar untuk bertemu dua wanita cantik yang entah sejak kapan membuatku bersemangat jika teringat wajah lucu keduanya. Sesampainya di sekolah kami segera menemui kepala sekolah untuk menyampaik

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   Aku akan menebus semua lukamu? Akan kubayar setiap rasa sakitmu dengan kebahagiaan? Itulah janjiku dan pasti akan aku tepati.

    Setelah aku memikirkannya lebih dalam lagi, kurasa ucapan Rico benar. Meski kadang lebay dan sok tahu namun kali ini aku juga setuju dengan pendapatnya. Tidak dulu mendekati Nafisah untuk menjaga perasaan suaminya. Meski kami tak saling mengenal namun aku berusaha memahami perasaan ayah Azqiara. Jika aku yang berada di posisi suami Nafisah tentu saja aku tak akan rela ada laki-laki lain yang mencintai istriku sedalam perasaanku saat ini. Mulai sekarang aku putuskan untuk tak mendekati Nafisah sampai statusnya jelas mengizinkan aku mendekat. Untuk urusan membimbing Azqiara aku lakukan sebisa mungkin di jam sekolah. Jadi aku akan datang setiap hati di jam istirahat atau menjelang jam pulang. Aku memberikan satu lembar soal untuk dikerjakan di rumah. Dan jika tidak paham bisa bertanya keesokan harinya. Sudah tiga hari kegiatan ini dan berjalan sesuai dengan harapanku. Azqiara sangat pintar dan mudah sekali memahami apa yang aku jelaskan. Inilah salah satu perbedaannya dengan Nafisah s

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   Terpuruk tapi tetap kuat.

    Pov Nafisah. [Maaf ya, hari ini aku gak bisa bantu-bantu,] ucapku menyesal pada Tiara melalui sambungan telpon. Setelah rumah sepi aku menghubungi Tiara untuk meminta izin tidak masuk kerja selama beberapa hari karena kakiku tidak bisa dibuat jalan. [Iya, gak papa. Terus gimana sudah dibawa ke dokter atau ke tukang urut? Mau aku anterin, masalah pesanan biar dihandle siti. Gak tega aku mikirin kamu sakit sendirian di rumah cuma sama Azqiara.] Tiara tahu aku sudah mendaftarkan gugatan cerai dan meminta Mas Aska keluar dari rumahku. Ada rasa haru mendengar kekhawatiran dari sahabatku itu. Meski sudah yatim piatu namun aku tak kekurangan perhatian dari orang sekitarku. Aku tak boleh lemah banyak orang yang menyayangiku. [Tidak perlu Ra, tadi pagi aku sudah ke rumah sakit di antar Mas Zamar. Ini juga habis di urut.] Jawabku jujur. [untuk sementara aku tinggal di rumah Mas Zamar sampai masalah perceraian selesai. Jadi, kamu tidak perlu khawatir disini aku ada yang jaga.] [Alhamdulil

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   Kupaksakan tersenyum agar pria itu percaya dengan kebohonganku.

    "Kak Shaka ngapain kesini?" Pria itu kesini pasti ingin tahu tentang kejadian di rumahnya. Ke apa aku menangis dan siapa laki-laki dan perempuan yang aku intip kemarin. "Nafisah kamu apa-apaan sih?" Tak perduli dengan ucapan Mbak Sezha. Kuberi tatapan tajam pria itu agar kembali keluar. "Maaf kalau kedatanganku mengganggu istirahatmu," ucap Kak Shaka. "Mungkin lain klaim saja saya datang lagi," sambungnya merasa tak enak. "Tak... Awww....." Sebuah cubitan mampir di lengan kiriku. "Maaf ya Pak guru, adik ipar saya sedang banyak masalah jadi sikapnya agak lain." Mbak Sezha mencubit lenganku sambil tersenyum. "Jangan buat Qiara malu. Shaka datang sebagai guru pembimbing Qiara," bisiknya dengan suara pelan namun tegas. Oh Astaga, aku hampir lupa. Dia pasti kesini untuk Qiara bukan untuk menemui aku. Kenapa aku jadi kepedean gini? Ya Alloh malunya. Reflek aku menggigit bibir bawahku. Mau meminta maaf tapi malu. Ku tundukkan saja kepalaku. "Silahkan duduk dulu, Pak. Sebentar saya ti

Bab terbaru

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   Extra part.

    [Kha, Nafisah mengalami kontraksi. Sepertinya akan melahirkan. Sekarang kami dalam perjalanan menuju ke rumah sakit Harapan Bunda. Kamu cepatlah menyusul.]Pesan dari Sezha yang seketika membuat Shaka panik. Dengan tangan gemetaran dia membereskan buku-bukunya. "Karena saya ada keperluan, tolong kalian kerjakan tugas harian halaman selanjutnya."Segera dia berlari keluar kelas setelah mengucapkan salam. Ruang guru yang ditujunya. Meminta tolong pada piket untuk menggantikan dirinya tiga jam ke depan. "Ada apa?" Geri yang baru masuk ruang guru langsung mengerutkan keningnya. Ada yang tak biasa dengan rekan kerjanya yang satu ini. "Istriku akan melahirkan," jawab Shaka tanpa menoleh ke lawan bicaranya. Yang nnya sibuk memasukkan barang-barangnya ke dalam ransel miliknya. "Katanya masih seminggu lagi, kok jadi sekarang. Dokter gak kompeten," gerutu Shaka sambil bergumam. Geri yang berdiri tak jauh darinya hanya mengulas senyum tipis, seolah melihat dirinya sendiri setahun yang lalu.

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    Kabar bahagia tidak hanya datang dari keluarga kecil Shaka dan Nafisah. Dari luar pulau pun terdengar kabar yang tak kalah menggembirakan. Kabar dari dua sejoli yang terikat karena keterpaksaan. Arsya dan Kirana sudah mendaftarkan pernikahan mereka ke KUA setempat. Ternyata dalam hitungan bulan cinta itu akhirnya tumbuh di hati keduanya. Pernikahan yang terjadi karena keterpaksaan itu pun kini sudah sah di mata hukum dan agama. "Kehamilan Nafisah benar-benar membawa banyak keberkahan. Banyak berita bahagia setelah hadirnya calon anakmu itu, Kha." komentar Zamar sesat setelah Shaka memberitahu tentang keadaan perkebunan yang semakin baik juga tentang hubungan Arsya dengan Kirana. "Alhamdulillah, Mas benar. Banyak hal baik setelah kehadirannya. Aku benar-benar bersyukur atas anugrah yang Alloh berikan." Shaka pun tak henti-hentinya mengucap syukur atas anugrah yang tidak pernah ia sangka akan diberikan dalam waktu secepat ini. Saat menikahi Nafisah, pria itu tak pernah berani walau

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    "Kayaknya kamu hamil deh, Naf." Seorang wanita cantik dengan hijab hijau toska berjalan masuk dengan seorang anak kecil di sebelahnya. "Mbak Sezha." Nafisah sedikit kaget melihat kakak iparnya yang tiba-tiba muncul. "Pintu gerbangnya gak dikunci. Nutupnya juga gak bener, jadi kami bisa langsung masuk." Sezha langsung menjelaskan tanpa ditanya. "Tapi aku sudah menguncinya kok," sahut Aydan dengan menepuk dadanya. "Terima kasih Aydan." Shaka mengacungkan dua jempolnya. "Sepertinya istri kamu itu hamil, Ka." Ujar Sezha mengulangi ucapannya tadi. "Beneran, Mbak" tanya Shaka dengan mata berbinar. "Dilihat dari tanda-tandanya sih gitu." Wanita berkulit putih bersih itu meletakkan tasnya diatas meja. Setelahnya memanggil Qiara yang sejak tadi memegangi tangan Bundanya. "Main sama Kak Aydan, ya. Bunda gak papa, sayang...." bujuk Sezha pada gadis kecil yang menampilkan raut wajah sedih. "Tadi Bunda muntah-muntah," jawab Qiara. Mata gadis kecil itu sudah mengembun. Nafisah mengurai s

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    "Hidup tak selamanya tentang kebahagiaan. Namun terkadang hidup itu tentang menghadapi masalah dengan senyuman dan semangat. Hidup tidak akan lebih baik tanpa masalah tapi akan lebih bijak setelah mengalami banyak ujian."Hari terus bergulir tanpa terasa sudah lima bulan berlalu setelah kembali Shaka dan Nafisah ke Jakarta. Hari-hari mereka lalui selayaknya pasangan pada umumnya. Kadang bermesraan tak jarnah juga berdebat yang diakhiri dengan pengakuan salah dari Shaka. Seminggu sekali Aska akan menjemput Qiara untuk menginap di apartemen laki-laki itu dan satu bulan sekali berkunjung ke rumah kakek dan neneknya yang ada di luar kota. Namun tentu saja mengikuti jadwal kegiatan Qiara yang semakin besar semakin padat dengan Olimpiade dan eskul sekolahnya. "Ya Alloh.... Kak Shaka, kan sudah dibilangin kalah habis mandi handuknya jangan ditaruh di kasur. Tuh.... ada jemuran kecil di balkon," omel Nafisah begitu masuk kamar. Wanita itu baru saja dari kamar putrinya, memastikan gadis kec

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸🌸

    Sudah di putuskan, Shaka dan Nafisah akan kembali ke Jakarta segera setelah kepulangan Arsya bersama Kirana. Tak mau menunggu lama satu haribsetalah kepulangan Arsya, suami Nafisah itu pun segera pamit. Sebelum pergi Shaka menyerahkan segala urusan perkebunan kembali pada Arsya. Tak lupa Shaka juga menceritakan tentang tawaran keluarga Gracia yang bersedia menanggung segala kerugian atas perbuatan Gracia dan Hartama yang sengaja berniat merusak citra baik hasil perkebunan milik mereka. "Aku sudah melaporkannya dan wanita itu sudah beberapa kali dipanggil ke kantor polisi namun masih sebagai saksi. Untuk kelanjutannya terserah kamu," ujar Shaka di malam sebelum keberangkatannya. "Silahkan, kamu putuskan sendiri apa yang menurutmu baik untuk perkebunan ini. Mulai hari perkebunan ini sepenuhnya tanggung jawabmu dan aku tidak akan ikut campur lagi. Tapi, jika boleh aku memberi saran, jangan pernah membukakan pintu untuk kucing yang pernah mencuri ikan di rumahmu." Tak bisa di pungkiri

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    Kak Shaka berdiri membelakangi pintu dengan tatapan mengarah keluar jendela. Pelan aku mendekatinya. Kulihat rahangnya mengeras dengan otot-otot leher menonjol, ekspresi marah yang jarang sekali kulihat. "Mereka sudah pergi," beritahuku namun sampai beberapa menit tak mendapat respon darinya. Mungkin Kak Shaka merasa kesal padaku. Kurasa dia merasa aku membela Gracia. "Gracia meminta maaf. Dia menyesal sudah membuat kekacauan dan merugikan banyak pihak. Katanya dia akan menggangu rugi semuanya." Kusampaikan pesan dari Gracia. Sempat tak percaya namun itulah kebenarannya. Wanita sombong itu benar-benar meminta maaf. Entah tikus atau tidak, yang pasti dia tidak mau keluarga besarnya ikut menanggung hasil perbuatannya. Aku beralih ke sofa tak jauh dari jendela. Dari posisiku saat ini terlihat jelas ekspresi wajah Kak Shaka. Wajahnya memerah dengan dada naik turun. "Semua yang terjadi tentu tak bisa dikembalikan seperti sedia kala. Tapi dengan marah dan menyimpan dendam juga tak bisa

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    Pov Nafisah."Kesepakatan?" Tak hanya Kak Shaka, aku pun sempat tertegun beberapa saat ketika mendengar ucapan Gracia. Wanita berpakaiannya seksi itu dengan gamblang mengutarakan tujuannya datang menemui kami. Tak ada basa-basi bahkan tanpa membiarkan kami duduk atau sekedar bersalaman. Begitu tak sopannya wanita itu sebagai tamu. Dari ekor mataku, kulihat Kak Shaka tersenyum tipis. Genggamannya yang sempat terlepas kembali ia kaitkan jemarinya pada jemariku. Tangannya terasa dingin, sedingin tatapannya pada ketiga orang tamu yang datang hari ini. "Kesepakatan katamu?" Ulang Kak Shaka lalu tersenyum remeh. "Iya, sebuah kesepakatan yang menguntungkan untukmu." Gracia dengan percaya dirinya. "Ck.... percaya diri sekali," gumam Kak Shaka masih dengan senyum tipisnya. Namun sedetik kemudian tatapan itu berubah sinis tat kala netra hitamnya mengarah pada pria paruh baya yang berdiri tepat di samping Gracia. Pria itu tampak sudah berumur lebih dari 60 tahun, dengan beberapa uban tersel

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    Nafisah menghela nafas panjang, berbagai pikiran berkecamuk dalam pikirannya. "Menurut Kak Shaka, apa seharusnya aku menyerahkan Qiara pada keluarga aslinya?" Shaka tersentak, tubuhnya kaku karena kaget mendengar ucapan istrinya itu. Matanya melebar dengan bibir terbuka. "Hah....."Entah pikiran dari mana tiba-tiba saja Nafisah ingin menyerahkan Qiara pada keluarga mantan suaminya. Apa dia sudah lupa sekeras apa dirinya memperjuangkan hak asuh gadis kecil itu. "Bukan aku tak sayang lagi padanya. Hanya saja....." Nafisah menunduk tak ingin melanjutkan kalimatnya. Tak ingin suasana menjadi tak nyaman. Helaan nafas terdengar dari mulut Shaka. Meski Nafisah tak mau melanjutkan kalimatnya namun Shaka tahu betul semua masalah karena kehadirannya di sisi Nafisah. "Maaf, jika situasinya jadi memburuk. Aku tak pernah berpikir wanita itu akan muncul lagi. Setelah sekian lama menghilang dan kata-kata Shaka yang membuatku yakin dia tidak akan muncul lagi untuk mengganggu kita." Pelan, Shaka m

  • Mantanku Datang setelah Suamiku Kembali pada Mantannya   🌸🌸🌸

    Apa yang dilakukan Gracia sangat berdampak pada kepercayaan perusahaan yng selama ini menggantungkan bahan utama produksinya dari perkebunannya milik Shaka. Kwalitas yang buruk membuat banyak perusahaan komplain. Tak sedikit juga yang memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan kerja sama dikarenakan selama ini keluhannya tidak pernah mendapatkan respon. Dan itu semua ulah Bimo juga beberapa karyawan yang tidak puas dengan gaji mereka sehingga dengan sadar menerimanya uang dari Gracia dan mengkhianati kepercayaan Arsya. Saat ini Shaka sedang berusaha memperbaiki keadaan. Pemasukan yang menipis dan banyaknya komplain mengharuskannya membayar ganti rugi. Tak mengapa jika hanya minta ganti rugi dan tetap melanjutkan hubungan kerja sama. Rugi sedikit asalkan tetap berjalan, itu sudah merupakan keberuntungan bagi Shaka. Sudah seminggu ini Shaka berkeliling dari perusahaan satu ke perusahaan yang lain untuk meminta maaf dan meminta kesempatan kedua untuk tetap menjadi pemasok kelapa sawit bag

DMCA.com Protection Status