Share

108. Tak Ternilai

"Seperti biasa, masakan kekasihku memang yang terbaik."

Kai menyuapkan potongan tomat ke dalam mulutnya dan mengunyahnya pelan. Tidak dapat menahan diri untuk berkomentar.

"Apakah aku harus mempertimbangkan untuk membuka kedai?"

"Tidak!" Kai menolak dengan cepat. Ia tidak bisa membiarkan Nathalie terlalu kelelahan. Lagipula, pasti banyak orang asing yang akan datang ke kedai tersebut dan Nathalie pasti akan bertemu dengan mereka. Kai tidak bisa membayangkan jika salah satu dari pelanggan tersebut akan memakai alasan untuk terus datang ke kedai karena ingin melihat Nathalie.

Pikiran negatifnya terlalu tinggi, dan Kai menyadari hal itu.

"Aku akan menjadi seorang pengusaha nantinya, apa kau tidak senang?" tanya Nathalie selesai ia meneguk air putih.

"Apakah aku kurang kaya hingga tidak bisa menghidupi mu?" Kai bahkan sangat yakin jika ia bisa menghidupi sampai tujuh turunan dengan hartanya.

"Itu 'kan hartamu, bukan milikku."

Nathalie masih saja melanjutkan pembicaraan yang menurutnya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status