Share

Resah

Author: Kom Komala
last update Last Updated: 2025-03-03 04:53:05

“Tadi Mama pergoki dia jalan sama ibu-ibu, sama laki-laki juga. Laki-laki itu pakai baju rapi kantoran gitu. Pasti kerja di kantor.”

Lastri malamnya langsung laporan pada putra semata wayangnya. Padahal sudah greget dari tadi. Hanya saja, antri di klinik membuat Lastri kembali lebih lama dari yang diharapkan.

Mendengar itu, Guntur pun terkejut bukan main.

“Apa?”

Padahal, seharusnya dia tidak sekaget itu. Bukankah akan segera berpisah?

“Iya. Jangan-jangan dia selingkuh ya?” Lastri bertanya dengan niat mengompori. Sejak kejadian diusir dari rumah besannya, omongannya tidak didengar, Lastri seakan dendam pada Talia dan keluarga. Dia sudah dipermalukan.

“Aku gak tahu, Ma. Apa jangan-jangan dia mencari pria yang lebih dariku jabatannya? Ah, mana bisa. Dia kan bukan siapa-siapa. Dia tampan, Ma?” Guntur yang risau hatinya kini terpancing ingin tahu.

“Sepertinya gitu sih. Soal tampan, … em … ya dikitlah lumayan tampan.” Jawaban Lastri tentu saja membuat Guntur dirundung kesal. Kok bisa ibu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Sidang Perceraian, Beres

    Setelah beberapa minggu menunggu, hari persidangan kedua perceraian antara Talia dan Guntur akhirnya tiba. Setelah proses perceraian pertama berjalan sangat lancar, karena hanya dihadiri Talia, inilah kali berikutnya.Talia, yang telah mempersiapkan diri dengan baik, tiba di pengadilan lebih awal dengan penuh percaya diri. Sementara itu, Guntur tampak lebih tegang dan gelisah. Karena di waktu ini, Talia akan memperlihatkan bukti yang kuat, kenapa alasan mereka berpisah.Hakim memulai persidangan dengan meminta Talia untuk menyajikan bukti-bukti yang mendukung klaimnya tentang perceraian. Talia menyajikan beberapa dokumen yang menunjukkan bahwa Guntur telah melakukan perselingkuhan bersama wanita yang bernama Ineu Wulandari. Bukti dari beberapa buah pesan, didukung gambar-gambar yang memperlihatkan mereka jalan berdua. Bahkan, ada pada sebuah tempat yang hanya dipesan mereka berdua. Sebuah foto mesra pun nampak di sana.Guntur baru ngeuh

    Last Updated : 2025-03-04
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Kok Kaget?

    “Surat undangan?”Kening Talia mengernyit melihat surat undangan yang ditujukan untuk keluarganya. Terutama dirinya. Tapi, ternyata …“Baguslah, memang mereka harus segera dinikahkan. Mereka satu circle. Memang pantas bersama.”Tidak lain dan tidak bukan, yang mengganggu kegiatannya itu adalah surat undangan pernikahan Guntur dengan Ineu Wulandari. Secepat itu? Ya, jangankan sudah saling berpisah, saat bersama dengan pasangan halal saja mereka sudah saling tikung. Bahkan Talia pikir, mereka lebih cepat dari ini menikah.“Si Guntur mau nikah sama selingkuhan dia?” Titi–ibunya Talia bertanya. Sudah sedikit membaca dari tempatnya berdiri. Ia melihat jelas nama dan foto yang tertera.“Iya, Bu. Baguslah, biar mereka gak zina lagi.” Jawaban Talia membuat Titi menghela nafas. Talia bisa sekali bicara seperti itu, di tengah fitnah sering bertebaran pada dirinya.Sekarang, Talia jangankan akan segera menikah, dekat dengan pria secara seri

    Last Updated : 2025-03-05
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Balas Dendam?

    “Jangan sok kaget deh, Mas. Kamu kan pasti sengaja mau pamer resepsi pernikahan mewah kamu, ya? Aku banyak doain kamu kok, Mas. Biar kamu langgeng sama pelakor itu. Jangan khawatir.”Talia mengatakan hal itu tepat di depan wajah Guntur. Yang kini masih berpenampilan rapi. Entah sedang apa pria itu jam segini? Apa sedang meeting outdoor?“Pasti Ineu yang kirim itu. Aku gak ada inisiatif, kok. Tapi baguslah kalau sudah sampai. Aku harap kamu datang.” Guntur berpesan.“Oh pasti, Mas, aku pasti datang dengan senang hati.” Dengan penuh kesuka hatian Talia mengatakannya.“Lalu, bagaimana dengan pertanyaan aku? Kenapa kamu dekat dengan Pak Mirza? Jadi kata Ineu benar, dulu, dia melihat kalian seperti sudah dekat? Sejak kapan?” Guntur penasaran dengan hubungan Talia yang terlihat dekat dengan bosnya.“Bukan urusan kamu, Mas.” Talia pun enggan menjelaskan. “Tentu urusan aku. Kamu mantan istriku, dia juga bosku. Dia duda, Talia. Apa kamu sudah didekati oleh dia sejak dulu? Jangan-jangan benar

    Last Updated : 2025-03-05
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Jawaban Talia

    “Mas Mirza, maafkan saya. Saya sangat berterima kasih atas segala bantuan dan support dari Mas Mirza. Tapi, Mas, saya menghormati Mas Mirza seperti pada kakak saya sendiri. Maaf bila Mas kecewa pada akhirnya. Tapi, lebih baik saya katakan ini sekarang.”Talia menunduk usai mengutarakan isi hati dan perasaannya. Karena selama berhubungan dekat, memang sama sekali tidak ada rasa suka yang berlogo cinta untuk atasan mantan suaminya itu.Mirza yang sangat penuh harap pun lumayan kecewa mendengarnya. Selama ini dia coba mendekati Talia, merasa bahwa mantan istri Guntur itu bisa menjadi jodoh untuknya. Tapi …Mirza pun belum menjawab apa-apa. Dia hanya bernafas perlahan, coba faham apa yang dikatakan oleh Talia.“Maaf kalau Mas Mirza berharap lebih, atau bahkan mungkin menaruh hati pada saya. Tapi, Mas, saya tidak mau membohongi perasaannya saya. Apalagi saya juga belum siap menikah.” Kembali Talia mengatakan hal yang membuat hati Mirza tercabik-cabik. Sakit rasanya bertepuk sebelah tangan.

    Last Updated : 2025-03-06
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Berani Mengambil Kesempatan

    “Bagaimana, Mbak Talia? Ini kesempatan bagus lho.” Prasetyo kembali meminta kepastian. Talia pun segera menjawab. “Mungkin bisa saja saya persiapkan, Pak. Tapi tentu saja, tanaman itu tidak akan tumbuh dan panen dalam satu hari. Perlu sekitar satu bulan atau 40 hari untuk jenis sayuran yang sering saya kirim.” Talia menjelaskan. “Itu dia, karena kerjasama kami akan berakhir dalam waktu dua bulan, jadi Mbak Talia bisa mempersiapkannya. Karena mau tidak mau, supplier tersebut masih harus mampu memenuhi dalam waktu dua bulan ke depan. Itu sudah jadi perjanjian. Jadi bagaimana? Jika tidak sanggup, saya akan mencari supplier lain.” Talia berpikir sejenak. Sebenarnya ini adalah kesempatan baginya. Tapi, apa dia yakin bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam jumlah dua kali lipat? Mengingat lahan pun masih terbatas. “Apa Bapak bisa memberi waktu, Pak? Saya perlu waktu sekitar tiga hari untuk kep

    Last Updated : 2025-03-06
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Menantu Seperti Talia

    “Nak Talia, tunggu!”Talia melihat sekitar. Dia menatap ke sumber suara dari mana datangnya yang memanggil tadi. Suaranya seperti tidak asing?“Bu Wanda?”Begitu terkejut Talia saat ini. Wanita paruh baya yang pernah ia tolong masih menghafal dirinya. Menyebut namanya dengan jelas. Betapa lega dan senang hati Talia, ternyata Bu Wanda masih terlihat bugar.Mereka kedua mendekat saling mengikis jarak. Hingga bertemu di satu titik, Bu Wanda pun lebih dulu mengepakkan tangannya untuk memeluk Talia. Talia yang heran dan kaget dengan sikap Bu Wanda pun hanya bisa kembali membalas pelukan. Mereka pun seperti melepas rindu.“Ibu apa kabar, Bu? Kebetulan sekali kita bertemu di sini, ya?” Talia segera mengawali pertanyaan, setelah pelukan mereka terurai.“Alhamdulillah saya baik. Kamu apa kabar? Tapi kelihatannya baik juga, ya?”“Alhamdulillah, Bu.”“Kamu belanja di sini?” Pertanyaan itu membuat Talia tidak bisa berkata jujur. Apa Bu Wanda memang tidak tahu, kalau Talia lah penyuplai salah satu

    Last Updated : 2025-03-07
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Kata-katamu sadis

    “Ardhya, sini! Kita makan sama-sama. Ada Talia ini!”Talia tersentak sedikit dengan kehadiran Ardhya. Pria yang sama sekali tidak menyukainya, menurut Talia. Saat ini wanita yang berpakaian rapi dengan rambut diikat satu itu pun sedikit gelisah.Ardhya mengernyit. Dia tiba-tiba saja melihat ibunya sudah mem-booking meja untuk makan siang.“Mama, aku kira di parkiran!” tanya Ardhya dengan heran. Pria berpakaian rapi itu pun mengikis jarak dengan ibunya.Ardhya tidak mengerti juga, kenapa ada saja Talia di sana. Untuk ke dua kalinya bertemu di tempat yang sama. Padahal, menurut Ardhya, jarak rumah Talia ke tempat saat ini, lumayan jauh.“Kamu sedang apa di sini? Bukannya rumah kamu jauh dari sini, ya? Hemh, tapi namanya juga cewek, belanja sama belanja. Ke mana pun dikejar.”Belum ada angin belum ada hujan, tiba-tiba saja Talia mendengar kata-kata Ardhya yang sangat menyentil pendengarannya. Apa maksudnya?“Ardhya!” Bu Wanda menegur putranya yang tengil menurutnya, “kamu yang sopan don

    Last Updated : 2025-03-08
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Syok! Pinjam uang?

    “Apa, pinjam uang?”Lastri yang sedari tadi duduk dengan tenang, kini terperanjat kaget. Seperti dikagetkan macan jantan yang membuat bola matanya nyaris loncat.Kaget? Oh tentu. Pinjam uang sepuluh juta?“Ma, cuma sepuluh juta aja kok, Ma. Sebentar lagi sama Mas Guntur dibalikin kok, Ma. Mama jangan syok gitu ah.”Ineu dengan lihai mengikis jarak dengan calon mertuanya itu. Dia harus sebisa mungkin mengeluarkan jurus rayuan agar Lastri mau meminjamkan uang untuk pernikahan mereka.Guntur hanya terdiam seakan malu oleh ibunya. Malu dengan sikap Ineu yang berani merayu ibunya. Tapi, mau bagaimana lagi? Mereka harus segera melunasi gaun pengantin.Memang tadi datang-datang, tanpa basa-basi mereka langsung mengutarakan maksud. Ternyata, bukan hal bahagia yang Lastri dengar. Malah soal pinjam uang?“Kok bisa kalian gak punya uang sepuluh juta aja? Kamu gajian bulan kemarin masih ada lah, Tur? Terus kamu, Ineu, kamu pasti masih punya sisa uang pesangon kan?”Lastri belum terbujuk. Tanda ta

    Last Updated : 2025-03-09

Latest chapter

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Dijambret

    “Turun, woy! Turun!”Suara itu membuat Talia lumayan gentar. Kenapa ada preman yang mengikutinya? Apa dia akan dijahati? Apalagi jalan menuju sepi.Talia pun terus saja menancap gas. Dia tidak mau berhenti meski sebuah motor yang ditumpangi dua orang itu terus mengejarnya. Bahkan menghimpit kendaraannya yang nyaris terguling ke sisi kiri.Talia ingin berusaha menuju tempat yang ramai. Tapi nihil, dua orang jahat itu berhasil membuat dirinya jatuh.Brakg!“Arkh!”Talia mengerang kesakitan. Meski terlihat tidak parah dan berdarah, tapi rasa sakit pasti sudah dia rasakan.“Woi, sudah gue bilang turun. Mana uang lho?”Talia benar-benar resah dan gelisah. Dia tidak melihat orang yang mendekat. Ada motor yang berlalu lalang pun, tidak sampai membuatnya jadi pusat perhatian.Kenapa berani sekali merampok di siang bolong seperti ini? Talia benar-benar bingung bercampur dengan ketakutan.“Toloooong!” Talia berteriak meminta pertolongan. Salah satu dari dua preman itu terburu-buru turun untuk m

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Tidak Bisa Bicara Banyak

    Talia saat ini seperti akan dipermalukan oleh mantan keluarganya. Lihat saja, meski dia datang dengan Mirza, tapi sepertinya tetap dipandang sepele.“Talia, datang sama siapa? Laki-laki yang waktu itu mana?” Lastri nyeletuk dengan tatapan yang ingin mempermalukan Talia di depan beberapa orang. Tapi, kini langsung ditegur oleh Guntur yang secepatnya mendekat.“Bu, sudah. Ibu tahu, dia bosku?” Guntur membisikkan kalimat itu pada ibunya. Yang sontak saja itu membuat Lastri mematung diam. Guntur pun kembali ke kursi pelaminan.Talia dan Mirza yang menyadari pun hanya diam saja. Mereka melanjutkan langkah untuk menghampiri kedua mempelai.“Selamat ya, kalian memang cocok.” Talia menjulurkan tangan lebih dulu untuk bersalaman. Dengan penuh kepuasan, Ineu pun menyalami balik. Sedangkan Guntur di samping Ineu, sepertinya merasa gelisah.“Makasih, Talia. Makasih juga udah datang, ya? Ini pasti berat lho!” kata Ineu lagi dengan jumawa. Ingin bicara lebih dari itu, tapi ada mantan bosnya di sana

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Harus Jadi Wanita Kuat

    Talia berjalan bersama sejak awal dengan Mirza. Tidak ada lagi yang di kenali, ya kecuali keluarga dari keturunan Guntur sendiri. Tapi ya itu, mereka hanya cuek saja. Seakan tidak pernah ada hubungan kekerabatan di masa lalu.Entah mungkin otak mereka sudah diracuni oleh Lastri agar tidak menyapa Talia. Hingga saat Talia menyapa mereka pun, tak ada timbal balik yang baik. Membuat Talia jadi malas dan enggan berbaik hati pada mereka.“Ya ampun, Talia, datang juga, ya? Gak tahu malu, udah selingkuh, malah nampakkin muka.”Kalimat itu Talia dengar dari mulut salah seorang saudara Lastri. Yang juga didengar oleh Mirza.“Iya, tukang selingkuh. Bikin malu. Dia mau lepas dari ponakan kita yang seorang manajer kelas atas. Kasihan hidup dia.” Celetuk lagi yang lain. Padahal, selama ini komunikasi Talia dengan mereka juga tidak terlalu sering. Kalau bukan ada hajatan atau keluarga Guntur itu ada keperluan. Mereka tidak pernah akrab. Jadi, bukan masalah juga bagi Talia.Talia pun acuh saja. Dia

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Akhirnya Tidak sendiri

    “Bu, ayok, katanya mau ikut ke kondangan?”Talia yang sudah berpakaian rapi, juga berpoles dengan sedikit make-up tipis, mengernyit heran. Padahal ini sudah menjelang siang, tapi ibunya belum siap-siap.“Ah, Ibu nggak jadi ikut, Talia. Bapak ngajakin Ibu buat ke kebun.” Alasan ibu Talia yang tiba-tiba berubah dari sebelumnya.“Lho, katanya mau ikut? Katanya pengen lihat istri baru Mas Guntur.” Talia masih coba mengingatkan apa yang sudah ibunya katakan sebelumnya.“Nggak jadi, Talia. Lagipula Ibu malas. Takut kebawa emosi sama ibunya Guntur yang suka nyorocos itu.” Titi menambahkan lagi. Entah ada alasan apalagi yang membuat dia urung seketika.“Seriusan, Bu?” kata Talia lagi. Dia padahal sudah bersiap-siap, dan percaya diri akan hadir ke pernikahan Guntur bersama ibunya.“Iya, kamu saja sendiri ya?” Ibunya Talia nampak berkutat dengan sesuatu.Talia pun jadi bingung. Pergi sendiri memang tidak masalah baginya. Hanya saja, dia di sana perlu teman ngobrol. Entah harus dengan siapa diri

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Besok?

    “Ya sudah, Mas, silahkan kalau Mas mau ambil. Saya gak apa-apa kok.”Talia mengalah, menimbang dirinya pun tidak ada pesan dari siapapun untuk membeli makanan tersebut.“Hemh, di mana-mana kamu sukanya pencitraan, ya? Sok baik.”Mendengar itu Talia pun lumayan kesal. Padahal dirinya sudah berbaik hati untuk memberikan pancake, tapi Ardhya malah bicara aneh-aneh.“Oh ya sudah, bungkus, Mbak. Buat saya saja. Saya mau bayar. Totalnya berapa?”Ardhya bingung dengan keputusan Talia yang tiba-tiba saja berubah. Dia pikir wanita itu akan memaksa. Tapi, nyatanya malah omong belaka.“Baik, Mbak.” Pelayan mengangguk dan langsung mengemas pesanan.“Kamu sebenarnya niat ngasih gak, ya?” Ardhya pun protes lagi. Tentu saja Talia jadi sangat kesal.“Maaf ya, Mas, saya tidak suka pencitraan. Jadi saya gak akan kasih ini. Lebih baik saya makan dengan keluarga saya.”Talia langsung mengeluarkan dompet. Dia rogoh isinya untuk membayar pesanan. Sudah hafal estimasi harga, sehingga Talia pun tidak bingung

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Pinjam Uang

    Setelah keluar dari bank, Talia dikejar oleh Guntur. Tidak peduli meski dia merasa sudah bukan lagi suaminya. Tapi, Guntur masih menyimpan cemas terhadap Talia.“Talia, tunggu! Untuk apa kamu pinjam uang itu?”Ineu yang melihat Guntur lari pun merasa cemburu bukan main. Tapi, di sisi lain dia sedang menunggu panggilan dari teller yang tidak akan lama lagi. Talia menoleh dengan heran. Kenapa Guntur mengikutinya? Dia yang akan segera menghidupkan mesin motor pun urung seketika.“Ada apa ya, Mas? Bukan urusan kamu deh sepertinya, aku mau ambil uang berapapun.” Talia dengan kesalnya menjawab. “Talia, aku yakin kamu pinjam uang kan? Untuk apa? Sudah aku bilang, cerai dariku kamu pasti banyak utang.”Talia mengernyit heran. Kenapa pikiran Guntur selalu merendahkan dan menyepelekannya? Apa sulit untuk percaya kalau Talia memiliki uang dari hal lain?“Pinjam? Pinjam uang? Apa aku harus ya Mas pinjam uang ke bank? Apa kamu juga selalu berpikiran kalau aku ini miskin?”Di sekitar terlihat mas

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Kamu Pinjam Uang, Ya? Haha

    “Setelah kami menimbang dari segala aspek, kami setuju ambil kesempatan dan tawaran dari perusahaan, Pak. Dan saat ini kami juga sedang mempersiapkan lahannya. Kami sudah memulai menanam untuk siap panen nanti.” Talia kini berada di sebuah ruangan. Dimna sedang ada pertemuan bersama manajer dan kepala pergudangan. “Baguslah kalau begitu, Mbak. Silahkan Mbak dibaca dulu kontraknya. Kalau sudah, kita akan tanda tangani bersama.” Talia pun membaca setiap detail isi dari kontrak kerjasama mereka. Meski dia dulu tidak faham, sekarang perlahan dia mulai harus bisa mengerti dan memahami, bagaimana cara menimbang kerjasama yang baik. Tanpa ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Talia juga mencoba sedetail mungkin agar tidak ada penyelewengan. Dalam konteks tersebut, korupsi harga, jumlah, atau lain sebagainya. Semuanya murni dari tangan Talia langsung terpantau oleh petinggi pasar swalayan tersebut. “Baiklah, Pak, saya setuju. Semoga kami bisa konsisten, dan mampu memenuhi kebutu

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Apa?

    “Lho, Mama sudah punya nomor rekening, Ineu? Dari kapan, Ma? Aku gak denger nyebutin angka, barusan. Kapan Mama tahu nomornya? Aku juga gak lihat Mama buka hape kayak baca pesan. Ineu kan gak pegang hape.”Guntur langsung menyelidiki keheranannya. Tidak mungkin ibunya itu jadi seorang paranormal yang bisa mengetahui nomor-nomor rekening orang asing.Ineu hanya terdiam dengan gelisah. Dia berharap calon ibu mertuanya tidak bicara jujur apa yang sebenarnya telah terjadi. Tapi, Lastri namanya. Dia tentu saja akan menjawab apa adanya, apalagi ini soal uang. Mungkinkah dia dirugikan?Ineu melirik Lastri, seakan memberi pertanda agar Lastri tidak bicara dulu. Hanya saja, itu tidak bisa dilakukan. Calon mertuanya kini langsung jujur di depan Guntur.“Sebulan yang lalu, Ineu pernah pinjam uang lima juta ke Mama, Tur. Mama juga baru inget lagi. Katanya Ineu mau bayar dan dilebihin. Tapi, nyatanya baru bayar tiga juta ke Mama. Jadi, kapan mau bayar, In?” La

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Syok! Pinjam uang?

    “Apa, pinjam uang?”Lastri yang sedari tadi duduk dengan tenang, kini terperanjat kaget. Seperti dikagetkan macan jantan yang membuat bola matanya nyaris loncat.Kaget? Oh tentu. Pinjam uang sepuluh juta?“Ma, cuma sepuluh juta aja kok, Ma. Sebentar lagi sama Mas Guntur dibalikin kok, Ma. Mama jangan syok gitu ah.”Ineu dengan lihai mengikis jarak dengan calon mertuanya itu. Dia harus sebisa mungkin mengeluarkan jurus rayuan agar Lastri mau meminjamkan uang untuk pernikahan mereka.Guntur hanya terdiam seakan malu oleh ibunya. Malu dengan sikap Ineu yang berani merayu ibunya. Tapi, mau bagaimana lagi? Mereka harus segera melunasi gaun pengantin.Memang tadi datang-datang, tanpa basa-basi mereka langsung mengutarakan maksud. Ternyata, bukan hal bahagia yang Lastri dengar. Malah soal pinjam uang?“Kok bisa kalian gak punya uang sepuluh juta aja? Kamu gajian bulan kemarin masih ada lah, Tur? Terus kamu, Ineu, kamu pasti masih punya sisa uang pesangon kan?”Lastri belum terbujuk. Tanda ta

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status