Share

Balas Dendam?

Penulis: Kom Komala
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-05 21:33:15

“Jangan sok kaget deh, Mas. Kamu kan pasti sengaja mau pamer resepsi pernikahan mewah kamu, ya? Aku banyak doain kamu kok, Mas. Biar kamu langgeng sama pelakor itu. Jangan khawatir.”

Talia mengatakan hal itu tepat di depan wajah Guntur. Yang kini masih berpenampilan rapi. Entah sedang apa pria itu jam segini? Apa sedang meeting outdoor?

“Pasti Ineu yang kirim itu. Aku gak ada inisiatif, kok. Tapi baguslah kalau sudah sampai. Aku harap kamu datang.” Guntur berpesan.

“Oh pasti, Mas, aku pasti datang dengan senang hati.” Dengan penuh kesuka hatian Talia mengatakannya.

“Lalu, bagaimana dengan pertanyaan aku? Kenapa kamu dekat dengan Pak Mirza? Jadi kata Ineu benar, dulu, dia melihat kalian seperti sudah dekat? Sejak kapan?” Guntur penasaran dengan hubungan Talia yang terlihat dekat dengan bosnya.

“Bukan urusan kamu, Mas.” Talia pun enggan menjelaskan.

“Tentu urusan aku. Kamu mantan istriku, dia juga bosku. Dia duda, Talia. Apa kamu sudah didekati oleh dia sejak dulu? Jangan-jangan benar
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Marimar
sabar dulu atuh mas Mirza. akte cerai aja belum di terima, masa idah aja belum di jalanin. santai, santai.. ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Jawaban Talia

    “Mas Mirza, maafkan saya. Saya sangat berterima kasih atas segala bantuan dan support dari Mas Mirza. Tapi, Mas, saya menghormati Mas Mirza seperti pada kakak saya sendiri. Maaf bila Mas kecewa pada akhirnya. Tapi, lebih baik saya katakan ini sekarang.”Talia menunduk usai mengutarakan isi hati dan perasaannya. Karena selama berhubungan dekat, memang sama sekali tidak ada rasa suka yang berlogo cinta untuk atasan mantan suaminya itu.Mirza yang sangat penuh harap pun lumayan kecewa mendengarnya. Selama ini dia coba mendekati Talia, merasa bahwa mantan istri Guntur itu bisa menjadi jodoh untuknya. Tapi …Mirza pun belum menjawab apa-apa. Dia hanya bernafas perlahan, coba faham apa yang dikatakan oleh Talia.“Maaf kalau Mas Mirza berharap lebih, atau bahkan mungkin menaruh hati pada saya. Tapi, Mas, saya tidak mau membohongi perasaannya saya. Apalagi saya juga belum siap menikah.” Kembali Talia mengatakan hal yang membuat hati Mirza tercabik-cabik. Sakit rasanya bertepuk sebelah tangan.

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Berani Mengambil Kesempatan

    “Bagaimana, Mbak Talia? Ini kesempatan bagus lho.” Prasetyo kembali meminta kepastian. Talia pun segera menjawab. “Mungkin bisa saja saya persiapkan, Pak. Tapi tentu saja, tanaman itu tidak akan tumbuh dan panen dalam satu hari. Perlu sekitar satu bulan atau 40 hari untuk jenis sayuran yang sering saya kirim.” Talia menjelaskan. “Itu dia, karena kerjasama kami akan berakhir dalam waktu dua bulan, jadi Mbak Talia bisa mempersiapkannya. Karena mau tidak mau, supplier tersebut masih harus mampu memenuhi dalam waktu dua bulan ke depan. Itu sudah jadi perjanjian. Jadi bagaimana? Jika tidak sanggup, saya akan mencari supplier lain.” Talia berpikir sejenak. Sebenarnya ini adalah kesempatan baginya. Tapi, apa dia yakin bisa memenuhi kebutuhan pasar dalam jumlah dua kali lipat? Mengingat lahan pun masih terbatas. “Apa Bapak bisa memberi waktu, Pak? Saya perlu waktu sekitar tiga hari untuk kep

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-06
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Menantu Seperti Talia

    “Nak Talia, tunggu!”Talia melihat sekitar. Dia menatap ke sumber suara dari mana datangnya yang memanggil tadi. Suaranya seperti tidak asing?“Bu Wanda?”Begitu terkejut Talia saat ini. Wanita paruh baya yang pernah ia tolong masih menghafal dirinya. Menyebut namanya dengan jelas. Betapa lega dan senang hati Talia, ternyata Bu Wanda masih terlihat bugar.Mereka kedua mendekat saling mengikis jarak. Hingga bertemu di satu titik, Bu Wanda pun lebih dulu mengepakkan tangannya untuk memeluk Talia. Talia yang heran dan kaget dengan sikap Bu Wanda pun hanya bisa kembali membalas pelukan. Mereka pun seperti melepas rindu.“Ibu apa kabar, Bu? Kebetulan sekali kita bertemu di sini, ya?” Talia segera mengawali pertanyaan, setelah pelukan mereka terurai.“Alhamdulillah saya baik. Kamu apa kabar? Tapi kelihatannya baik juga, ya?”“Alhamdulillah, Bu.”“Kamu belanja di sini?” Pertanyaan itu membuat Talia tidak bisa berkata jujur. Apa Bu Wanda memang tidak tahu, kalau Talia lah penyuplai salah satu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Kata-katamu sadis

    “Ardhya, sini! Kita makan sama-sama. Ada Talia ini!”Talia tersentak sedikit dengan kehadiran Ardhya. Pria yang sama sekali tidak menyukainya, menurut Talia. Saat ini wanita yang berpakaian rapi dengan rambut diikat satu itu pun sedikit gelisah.Ardhya mengernyit. Dia tiba-tiba saja melihat ibunya sudah mem-booking meja untuk makan siang.“Mama, aku kira di parkiran!” tanya Ardhya dengan heran. Pria berpakaian rapi itu pun mengikis jarak dengan ibunya.Ardhya tidak mengerti juga, kenapa ada saja Talia di sana. Untuk ke dua kalinya bertemu di tempat yang sama. Padahal, menurut Ardhya, jarak rumah Talia ke tempat saat ini, lumayan jauh.“Kamu sedang apa di sini? Bukannya rumah kamu jauh dari sini, ya? Hemh, tapi namanya juga cewek, belanja sama belanja. Ke mana pun dikejar.”Belum ada angin belum ada hujan, tiba-tiba saja Talia mendengar kata-kata Ardhya yang sangat menyentil pendengarannya. Apa maksudnya?“Ardhya!” Bu Wanda menegur putranya yang tengil menurutnya, “kamu yang sopan don

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Syok! Pinjam uang?

    “Apa, pinjam uang?”Lastri yang sedari tadi duduk dengan tenang, kini terperanjat kaget. Seperti dikagetkan macan jantan yang membuat bola matanya nyaris loncat.Kaget? Oh tentu. Pinjam uang sepuluh juta?“Ma, cuma sepuluh juta aja kok, Ma. Sebentar lagi sama Mas Guntur dibalikin kok, Ma. Mama jangan syok gitu ah.”Ineu dengan lihai mengikis jarak dengan calon mertuanya itu. Dia harus sebisa mungkin mengeluarkan jurus rayuan agar Lastri mau meminjamkan uang untuk pernikahan mereka.Guntur hanya terdiam seakan malu oleh ibunya. Malu dengan sikap Ineu yang berani merayu ibunya. Tapi, mau bagaimana lagi? Mereka harus segera melunasi gaun pengantin.Memang tadi datang-datang, tanpa basa-basi mereka langsung mengutarakan maksud. Ternyata, bukan hal bahagia yang Lastri dengar. Malah soal pinjam uang?“Kok bisa kalian gak punya uang sepuluh juta aja? Kamu gajian bulan kemarin masih ada lah, Tur? Terus kamu, Ineu, kamu pasti masih punya sisa uang pesangon kan?”Lastri belum terbujuk. Tanda ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Apa?

    “Lho, Mama sudah punya nomor rekening, Ineu? Dari kapan, Ma? Aku gak denger nyebutin angka, barusan. Kapan Mama tahu nomornya? Aku juga gak lihat Mama buka hape kayak baca pesan. Ineu kan gak pegang hape.”Guntur langsung menyelidiki keheranannya. Tidak mungkin ibunya itu jadi seorang paranormal yang bisa mengetahui nomor-nomor rekening orang asing.Ineu hanya terdiam dengan gelisah. Dia berharap calon ibu mertuanya tidak bicara jujur apa yang sebenarnya telah terjadi. Tapi, Lastri namanya. Dia tentu saja akan menjawab apa adanya, apalagi ini soal uang. Mungkinkah dia dirugikan?Ineu melirik Lastri, seakan memberi pertanda agar Lastri tidak bicara dulu. Hanya saja, itu tidak bisa dilakukan. Calon mertuanya kini langsung jujur di depan Guntur.“Sebulan yang lalu, Ineu pernah pinjam uang lima juta ke Mama, Tur. Mama juga baru inget lagi. Katanya Ineu mau bayar dan dilebihin. Tapi, nyatanya baru bayar tiga juta ke Mama. Jadi, kapan mau bayar, In?” La

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Kamu Pinjam Uang, Ya? Haha

    “Setelah kami menimbang dari segala aspek, kami setuju ambil kesempatan dan tawaran dari perusahaan, Pak. Dan saat ini kami juga sedang mempersiapkan lahannya. Kami sudah memulai menanam untuk siap panen nanti.” Talia kini berada di sebuah ruangan. Dimna sedang ada pertemuan bersama manajer dan kepala pergudangan. “Baguslah kalau begitu, Mbak. Silahkan Mbak dibaca dulu kontraknya. Kalau sudah, kita akan tanda tangani bersama.” Talia pun membaca setiap detail isi dari kontrak kerjasama mereka. Meski dia dulu tidak faham, sekarang perlahan dia mulai harus bisa mengerti dan memahami, bagaimana cara menimbang kerjasama yang baik. Tanpa ada salah satu pihak yang akan dirugikan. Talia juga mencoba sedetail mungkin agar tidak ada penyelewengan. Dalam konteks tersebut, korupsi harga, jumlah, atau lain sebagainya. Semuanya murni dari tangan Talia langsung terpantau oleh petinggi pasar swalayan tersebut. “Baiklah, Pak, saya setuju. Semoga kami bisa konsisten, dan mampu memenuhi kebutu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-11
  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Pinjam Uang

    Setelah keluar dari bank, Talia dikejar oleh Guntur. Tidak peduli meski dia merasa sudah bukan lagi suaminya. Tapi, Guntur masih menyimpan cemas terhadap Talia.“Talia, tunggu! Untuk apa kamu pinjam uang itu?”Ineu yang melihat Guntur lari pun merasa cemburu bukan main. Tapi, di sisi lain dia sedang menunggu panggilan dari teller yang tidak akan lama lagi. Talia menoleh dengan heran. Kenapa Guntur mengikutinya? Dia yang akan segera menghidupkan mesin motor pun urung seketika.“Ada apa ya, Mas? Bukan urusan kamu deh sepertinya, aku mau ambil uang berapapun.” Talia dengan kesalnya menjawab. “Talia, aku yakin kamu pinjam uang kan? Untuk apa? Sudah aku bilang, cerai dariku kamu pasti banyak utang.”Talia mengernyit heran. Kenapa pikiran Guntur selalu merendahkan dan menyepelekannya? Apa sulit untuk percaya kalau Talia memiliki uang dari hal lain?“Pinjam? Pinjam uang? Apa aku harus ya Mas pinjam uang ke bank? Apa kamu juga selalu berpikiran kalau aku ini miskin?”Di sekitar terlihat mas

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-15

Bab terbaru

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Apa? Bagi Dua?

    Pernikahan Ineu dengan Guntur telah selesai dilaksanakan. Mulai dari acara akad nikah sampai resepsi pernikahan, dilanjutkan mengabadikan foto pernikahan mereka, telah berjalan dengan mulus.Tamu undangan yang hadir juga nyaris satu persen. Hanya saja, tidak ada pihak mantan dari Ineu. Anak semata wayang Ineu juga tidak ada. Hanya sanak keluarga Ineu terdekat saja yang hadir.Selesai acara tentu saja banyak hal yang dinanti. Meski masih ribet beberes barang-barang yang menjadi aksesoris dan pelengkap di acara pernikahan, tuan rumah tidak ikut mengerjakan. Apalagi Lastri, ibu kandung Guntur itu memiliki pikiran khusus di malam hari ini.Belum terlalu larut, bahkan senja baru saja lenyap dari pandangan mereka. Baru saja terdengar adzan Maghrib. Lastri pun belum memutuskan untuk pulang dari rumah putranya. Dia masih ingin tetap ada di sana untuk ikut serta membuka isi amplop dari para tamu undangan.Dia berharap Guntur–putranya segera mengganti uang yang dipinjam. Ditambah lagi nanti dib

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Fasilitas, dicabutttt!!!

    “Hah, Mas mau dijodohin sama saya? Apa saya nggak salah dengar?” Setelah termenung beberapa saat, Talia mengutarakan keterkejutannya. Bukan ke-gr-an tapi memang dia ingin mengkonfirmasi takutnya salah dengar.“Iya. Entah kamu punya apa sampai Mama saya ngebet pengen jodohin saya sama kamu. Padahal nilai plus kamu cuma karena pernah nolongin Mama saya.” Dengan enteng tanpa beban, Ardhya mengatakan hal itu kepada Talia. Apalagi matanya yang melarak lirik kesana kemari. Membuat Talia merasa bahwa laki-laki dihadapannya itu tidak dewasa sama sekali.“Ya ampun, Mas, Saya yakin itu hanya gertakan Ibu Mas saja. Mungkin ibu Mas Ardhya mengatakan hal itu karena kesal sama anaknya yang nggak kawin-kawin, Mas. Apalagi kalau beliau sampai melihat kejadian tadi. Saya yakin Mas Ardhya akan dihukum di rumah.”Ardhya langsung mengangkat dagunya.“Kamu jangan berani-berani ya katakan hal tadi sama mama saya. Lagi pula saya juga udah putus sama perempuan gak tau diri itu. Dasar perempuan matre!” pekik

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Apa? Yang akan dijodohkan adalah ...

    “Itu, semuanya sudah saya ganti rugi. Beres kan?” Ardhya nampak sudah mengotak-atik handphone miliknya. Sedangkan orang yang berseteru di sana sudah tidak ada lagi. Bahkan, kendaraannya pun sudah enyah. Ya, hanya Ardhya yang sanggup dan mampu bertanggung jawab di cafe plus resto itu.“Terima kasih. Tapi bukan berarti Mas nanti bisa porak-porandakan lagi kafe ini ya, Mas? Ini peringatan. Kalau sampai terjadi lagi, saya gak akan segan-segan bawa Mas ke kantor polisi!” kata manajer itu sedikit mengancam. Dia terlihat sudah melihat nominal uang masuk, untuk memperbaiki barang-barang yang rusak. Di sana ternyata sudah ada Talia. Dia tadi maju ke depan dan ikut menengahi. Apalagi Talia juga merasa kalau itu sebuah perikemanusiaan. Talia datang untuk meredam suasana. Sayangnya, perempuan yang masih diakui Ardhya masih pacarnya itu sudah pergi dengan pria yang berseteru dengan Ardhya. Mereka juga seperti menghindar, tak mau ganti rugi.Ardhya sudah

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Karena Cemburu?

    Talia menepikan kendaraan. Dia seperti melihat Ardhya yang ada dalam perkelahian itu. Ada juga seorang wanita yang menjerit-jerit, seakan berusaha menengahi. Ditambah orang-orang sekitar, mereka meraih keduanya masing-masing untuk menghentikan perseteruan.“Cukup, kalian kayak anak kecil!” pekik wanita yang memakai pakaian seksi itu. Talia melihat dengan jelas, memang benar di sana Ardhya. Apa sedang memperebutkan wanita?“Sudah-sudah, kalian akan kami bawa ke kantor polisi kalau terus membuat gaduh!” Salah seorang warga berkata. Keduanya pun kini memang nampak sejenak meredam emosi.Talia semakin mendekat. Dia sangat penasaran, kenapa sampai mereka beradu? Padahal tadi Ardhya baik-baik saja, malah marah-marah pada Talia. Sekarang berhenti di tempat berbeda, dan sudah berkelahi?“Mas, bagaimana, kalian mau kami bawa?” tanya salah seorang warga lagi yang sedang menahan pria asing yang satunya. Mereka tampak sebaya, pasti sedang memperebutkan sesuatu.“Oke, kita pergi saja. Dasar orang

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Pemerasan

    “Mas Ardhya, maafin saya, Mas. Saya gak sengaja. Tadi saya ….” Talia benar-benar sulit untuk bicara. Menjelaskan apa? Ardhya tidak akan tahu menahu dengan kronologi yang terjadi.Talia terlihat bingung. Dia takut juga dikira mengada-ada. Kok bisa kebetulan itu mobilnya Ardhya ya?“Saya, apa? Kamu ngapain coba di sini? Jelasin kalau bener lagi ada sesuatu.” Ardhya sengaja menggertak Talia yang kini mematung kebingungan. Ardhya menyangka, kalau itu hanya akal-akalan Talia agar bisa merusak dan mengganggu hidupnya. Ardhya menduga Talia dendam pada dirinya.“Saya … saya lagi ….” Intinya Talia juga bingung. Apa dia perlu bicara kalau sedang mengintip Mirza tadi yang sedang berkomplot dengan preman? Tapi Ardhya tahu apa? Ini sama sekali bukan urusannya.“Pokoknya kamu harus ganti rugi. Lihat, mobil saya jadi lecet!”Talia yang masih kebingungan pun kaget bukan main. Dia seperti disambar oleh petir ketika diminta ganti r

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Apa Hanya Settingan?

    Saat ini Talia berada di perjalanan pulang. Dia memutuskan untuk tidak ikut bersama Mirza karena tidak enak sama sekali.Tadi Talia coba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tentu saja itu untuk memperjarak agar perasaan Mirza tidak semakin dalam pada dirinya.Talia berharap Mirza bisa bertemu dengan perempuan lain dan memikirkan orang lain. Kalau terus dekat dan sering jalan bersama Bagaimana bisa Mirza melupakan Talia?Talia membawa kendaraan dengan lumayan kencang. Rasa trauma memang masih melanda tapi dia ingin segera berada di rumah.Untung saja di perjalanan pun ramai. Dia yakin, preman tadi sudah kabur jauh.Sampai di rumah nanti, rencana Talia yaitu ingin mengompres bagian tubuhnya yang dirasa memar. Setelah itu dia pun ingin istirahat.Masih mengendarai dengan penuh kecemasan, Talia pun mengingat sesuatu. Entah kenapa ada benda yang tidak ikut dengannya. Tadi, perasaan pergi ke kondangan dia ditemani tas kecil. Sekarang mana?Talia pun kini menepi lagi. Badan terasa rings

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Dijambret

    “Turun, woy! Turun!”Suara itu membuat Talia lumayan gentar. Kenapa ada preman yang mengikutinya? Apa dia akan dijahati? Apalagi jalan menuju sepi.Talia pun terus saja menancap gas. Dia tidak mau berhenti meski sebuah motor yang ditumpangi dua orang itu terus mengejarnya. Bahkan menghimpit kendaraannya yang nyaris terguling ke sisi kiri.Talia ingin berusaha menuju tempat yang ramai. Tapi nihil, dua orang jahat itu berhasil membuat dirinya jatuh.Brakg!“Arkh!”Talia mengerang kesakitan. Meski terlihat tidak parah dan berdarah, tapi rasa sakit pasti sudah dia rasakan.“Woi, sudah gue bilang turun. Mana uang lho?”Talia benar-benar resah dan gelisah. Dia tidak melihat orang yang mendekat. Ada motor yang berlalu lalang pun, tidak sampai membuatnya jadi pusat perhatian.Kenapa berani sekali merampok di siang bolong seperti ini? Talia benar-benar bingung bercampur dengan ketakutan.“Toloooong!” Talia berteriak meminta pertolongan. Salah satu dari dua preman itu terburu-buru turun untuk m

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Tidak Bisa Bicara Banyak

    Talia saat ini seperti akan dipermalukan oleh mantan keluarganya. Lihat saja, meski dia datang dengan Mirza, tapi sepertinya tetap dipandang sepele.“Talia, datang sama siapa? Laki-laki yang waktu itu mana?” Lastri nyeletuk dengan tatapan yang ingin mempermalukan Talia di depan beberapa orang. Tapi, kini langsung ditegur oleh Guntur yang secepatnya mendekat.“Bu, sudah. Ibu tahu, dia bosku?” Guntur membisikkan kalimat itu pada ibunya. Yang sontak saja itu membuat Lastri mematung diam. Guntur pun kembali ke kursi pelaminan.Talia dan Mirza yang menyadari pun hanya diam saja. Mereka melanjutkan langkah untuk menghampiri kedua mempelai.“Selamat ya, kalian memang cocok.” Talia menjulurkan tangan lebih dulu untuk bersalaman. Dengan penuh kepuasan, Ineu pun menyalami balik. Sedangkan Guntur di samping Ineu, sepertinya merasa gelisah.“Makasih, Talia. Makasih juga udah datang, ya? Ini pasti berat lho!” kata Ineu lagi dengan jumawa. Ingin bicara lebih dari itu, tapi ada mantan bosnya di sana

  • Mantan Suami Mengeluh Pasca Berpisah   Harus Jadi Wanita Kuat

    Talia berjalan bersama sejak awal dengan Mirza. Tidak ada lagi yang di kenali, ya kecuali keluarga dari keturunan Guntur sendiri. Tapi ya itu, mereka hanya cuek saja. Seakan tidak pernah ada hubungan kekerabatan di masa lalu.Entah mungkin otak mereka sudah diracuni oleh Lastri agar tidak menyapa Talia. Hingga saat Talia menyapa mereka pun, tak ada timbal balik yang baik. Membuat Talia jadi malas dan enggan berbaik hati pada mereka.“Ya ampun, Talia, datang juga, ya? Gak tahu malu, udah selingkuh, malah nampakkin muka.”Kalimat itu Talia dengar dari mulut salah seorang saudara Lastri. Yang juga didengar oleh Mirza.“Iya, tukang selingkuh. Bikin malu. Dia mau lepas dari ponakan kita yang seorang manajer kelas atas. Kasihan hidup dia.” Celetuk lagi yang lain. Padahal, selama ini komunikasi Talia dengan mereka juga tidak terlalu sering. Kalau bukan ada hajatan atau keluarga Guntur itu ada keperluan. Mereka tidak pernah akrab. Jadi, bukan masalah juga bagi Talia.Talia pun acuh saja. Dia

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status