Share

Bab 43. Kekhawatiran Jeny

Penulis: Anggrek Bulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Ada apa, Kak?" tanya Jeny langsung khawatir. "Apa Nizam baik-baik saja?"

Tak berpikir jika saat ini Jeny sedang panik, Sarah malah terkekeh. "Nizam? Kenapa malah kamu ngomongin Nizam sih?"

Tanggapan dari Sarah itu membuat Jeny mengerutkan kening. "Kalau bukan tentang Nizam, Kak Sarah mau ngomongin apa?"

Masih dengan tertawa, Sarah pun menjawab dengan entengnya. "Aku hanya mau menanyakan tentang Arjuna."

Jeny menyatukan kedua alisnya, merasa apa yang akan jadi topik pembicaraan setelah ini tak penting baginya.

Karena tidak darurat, akhirnya Jeny menanyakan hal lain yang menurutnya lebih penting, "Dari mana Kak Sarah dapat nomor teleponku?" Dia jelas tak pernah memberikan nomor ponselnya kepada Sarah lantaran takut wanita itu akan bertanya-tanya tentang hal yang tidak perlu.

"Tentu saja dari Nizam dong."

Jeny menggenggam kuat ponselnya, merasa kesal karena Nizam sembarangan memberikan nomornya pada Sarah. Padahal, sebelumnya sudah Jeny wanti-wanti pada pria itu untuk tidak memberika
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Heri Sujana
jalan ceritanya bagus, pembaca dibawa naik turun emosinya. Apakah Raja berhasil menilai Nizam dengar tepat? Tolong dilanjutkan.....
goodnovel comment avatar
Nurryni
seru nih, gimana ya tanggapan Raja... lanjutkan kak .........️
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 44. Pertemuan Raja dan Nizam

    “Jadi kamu pria yang berusaha menikahi adikku?”Nizam hanya mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan Raja dengan wajah yang dingin itu. Belum sampai satu detik bertemu dengan Raja, sudah membuat hati Nizam tak karuan. Rasa optimis yang sudah sejak dari rumah dia rencanakan, saat ini malah semakin terkikis saja."Silahkan duduk." Kembali dengan suara datar dan tatapan mata yang dingin, Raja mempersilahkan Nizam yang masih mematung tepat di samping Jeny.Segera Nizam pun mengangguk dan mengambil posisi tepat di depan Raja dan berdampingan dengan Jeny.Raja langsung berkata sambil melihat arloji mewahnya, "Hampir telat.” Dia mengalihkan pandangan untuk menatap lurus Nizam. “Biasanya orang yang suka telat adalah orang yang tidak bisa menjaga komitmen."Menunggu sudah lebih dari sekitar setengah jam, membuat Raja harus ekstra sabar menghadapi pria pilihan hati adiknya ini. Pasalnya dia adalah orang yang sangat menghargai waktu, termasuk menghargai sebuah janji.Nizam bisa merasakan jant

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 45. Interogasi Raja

    "Kamu sepertinya gugup? Kenapa? Apa ada sesuatu yang kamu sembunyikan?" Raja berucap masih tetap dengan memasang lekat manik mata Nizam.'Sial!' Dalam hati, Nizam kembali mengumpat. Dia benar benar kelabakan kali ini. Namun, kembali dia mencoba untuk menguatkan diri dengan mengingat kembali jika Jeny adalah pembuka cita-citanya di masa depan. Mati kutu dan tak bisa mendapatkan simpati dari seorang Raja, itu berarti sama saja dengan kehilangan Jeny dan bunuh diri."Tidak ada yang disembunyikan, Kak. Hanya saja saya merasa tak enak jika tak ada Jeny." Setenang mungkin Nizam menjawab, dia benar-benar tak ingin kelihatan gugup di mata Raja.Raja hanya mengangguk-anggukkan kepala dan menyandarkan punggungnya ke kursi. Sepeninggal Jeny tadi, suasana menjadi lebih tegang. Bahkan Nizam pun terus merasa gelisah dan salah tingkah. Namun, beruntung dirinya sudah sampai di titik mengunyah makanan saat ini untuk mengalihkan kegugupannya.Beberapa saat sibuk dengan santapan masing-masing, Raja pu

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 46. Pandang Aku Sebagai Seorang Pria

    "Papa ... ayo kita makan disana!" Menarik tangan Arjuna sambil menunjuk ke sebuah restoran yang menyajikan ayam goreng tepung. "Daffa mau makan ayam di sana."Tanpa menunggu jawaban dari Arjuna, Daffa pun langsung menarik papanya itu untuk masuk. Tak hanya karena restoran siap saji itu menyajikan makanan kesukaannya, tetapi juga karena restoran itu memiliki arena playground. Mau tak mau Arjuna pun akhirnya menuruti permintaan putra tunggalnya itu. Apa lagi saat itu juga Bella pun memiliki keinginan yang sama.Alhasil saat ini Arjuna mengajak Rara untuk makan siang di restoran ayam goreng cepat saji itu. Padahal tempat itu sederhana yang sebenarnya agak kurang cocok dikunjungi sosok seperti Arjuna karena pria itu tampak mencolok dengan jas hitam dan sepatu pantofel berkilaunya. Akan tetapi, karena Daffa merengek makan di sana bersama Bella, jadi Arjuna dan Rara hanya bisa menurut. Selagi Daffa dan Bella bermain dengan para pengasuh mereka, Rara dan Arjuna duduk berseberangan di bagia

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 47. Efek Pengakuan Arjuna

    “Pria …?” ulang Rara tanpa sadar.Apa sebenarnya maksud pria itu?! Menganggap Arjuna sebagai pria?Arjuna memandang Rara dengan saksama. “Aku tahu bagaimana kamu menganggapku sebagai teman kakakmu, bahkan kamu memperlakukanku sebagaimana seorang adik memperlakukan kakaknya.” Pandangan Arjuna jatuh ke bawah. “Akan tetapi, aku harap kamu bisa mulai mengubah pandangan itu dan menganggapku sebagaimana seorang wanita memandang seorang pria.”Selama sesaat, Rara terdiam. Dia yang awalnya tidak yakin dengan maksud Arjuna, seketika langsung mengerti.Arjuna … sedang menyatakan perasaannya!Rona merah menyelimuti wajah Rara. Wanita itu tidak bisa berkata-kata.“Kak Juna … aku ….” Rara sangat bingung harus berkata apa.Melihat kebingungan wanita tersebut, Arjuna tahu bahwa Rara merasa tertekan. Dia mengangkat tangannya, lalu mengusap kepala Rara.“Aku tidak melakukan ini kepada sembarang orang,” ucap pria tersebut seraya menambahkan, “Aku juga tidak melakukan ini karena aku menganggapmu adik.”

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 48. Dihalangi Sarah

    Rara kaget dan menoleh ke arah sumber suara.“Kak Sarah?” panggil Rara dengan alis tertaut. ‘Kenapa dia bisa di sini?’Sama dengan Sarah yang mempertanyakan kenapa Rara bisa di tempat itu, Sarah pun mempertanyakan kenapa Rara bisa di pesta tersebut. Dilihat oleh Rara bahwa Sarah memakai pakaian seksi dan nampak glamour. Akan tetapi, penampilannya agak berlebihan, dan itu semua memang didasari keinginan Sarah yang ingin menjadi pusat perhatian di pesta. Hanya saja, dengan bagian dada yang begitu terbuka dan rok yang begitu pendek, orang akan menduga bahwa yang akan digalang adalah harga diri Sarah!Di sebelah Sarah, terlihat seorang wanita cantik dengan gaya yang lebih anggun dari wanita tersebut. Tampaknya, itu adalah teman Sarah yang juga merupakan salah satu kalangan atas."Mbak Sarah diundang juga ke sini?" Rara berusaha basa-basi.Sarah menarik sudut bibirnya dan menghasilkan senyuman yang licik. "Loh, jangan kaget, Rara. Aku adalah orang terpilih yang bisa datang ke pesta ini."

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 49. Kekagetan Raja

    "Hati-hati dalam memperlakukan wanita."Sontak saja suara itu membuat security segera melepaskan tangannya dari lengan Rara.Yang bicara itu tak lain adalah Raja, dia datang bersama Jeny dan juga Nizam. Raja memang tak suka jika ada orang yang menindas perempuan. 'Mereka ada disini?' Rara kaget melihat kedatangan ketiga orang itu, tetapi saat ini dia masih memilih untuk diam.Tak beda dengan Rara, Jeny dan Nizam pun sangat kaget karena ada Rara dan juga Sarah asa disana. 'Kenapa si Rara ada disini juga sih?' Jeny langsung bergumam dalam hati dengan wajah yang tidak bersahabat. 'Pasti kalau dia datang, hanya akan membuat sensasi saja!'Nizam yang berdiri tepat di samping Jeny pun tengah bergumam dalam hati saat ini. 'Mimpi apa sih aku semalam sampai harus ketemu si Rara lagi?' Meski tak suka, tetapi jujur Nizam pun sedang mengagumi kecantikan mantan istrinya. 'Kenapa dia terlihat cantik banget sih? Jauh lebih cantik dari Jeny.'"Saya tidak suka jika melihat pria yang memperlakukan wa

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 50. Rara yang Mana?

    "Dia ini adalah perempuan yang coba untuk menghancurkan reputasi Nizam di Jaya Corp, Kak!" Melihat Raja yang seperti mulai terpengaruh, Jeny pun makin gencar memojokkan Rara. "Perempuan itu juga yang telah mengambil semua uang Nizam. Dasar perempuan murahan tak punya malu!" Jeny saat ini memang begitu membenci Rara, karena wanita itu telah merusak semua rencana matang yang telah dia buat bersama dengan Nizam.Rara menghela nafas panjang saja saat mendengar ejekan dari Jeny. Dia bahkan sudah menebak sebelumya jika hal ini pasti akan terjadi."Dia tak pantas sekali berada di tempat seperti ini, Kak. Tempatnya itu hanya di pembuangan sampah saja!" Jeny terus menjelekkan dan memojokkan Rara. Hal yang paling didinginkan oleh Jeny saat ini hanyalah Rara segera enyah dari tempat ini, dan tak mengganggu rencananya untuk bertemu dengan Satria Wijaya.Raja bingung karena dia ingat dengan perkataan Linda jika Rara yang ini adalah Rara adiknya Satria. Tetapi Jeny malah bilang Rara ini adalah m

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 51. Tidak Semudah Itu Diusir

    "Kebohongan macam apa yang kamu berikan kepada kakakmu, Jeny?"Nizam dan Jeny langsung kelabakan, karena dia telah berbohong pada Raja. sedikit atau ini dia salah bicara, maka hubungannya dengan Nizam terancam akan hancur.'Si Rara kenapa jadi pintar banget sih? Kalau begini terus, bisa-bisa Kak Raja akan terpengaruh juga dengan ucapannya!' Jeny menggigit bibir bawahnya untuk menutupi rasa khawatir di dalam hatinya.Sementara itu dalam hati Nizam pun terus saja mengumpat. 'Kurang ajar memang si Rara ini, dia telah banyak berubah dan sekarang makin pintar ngomong!' Di samping khawatir, sebenarnya Nizam pun sangat kaget dengan perubahan drastis yang ditunjukan oleh Rara. Hanya dalam waktu yang singkat, mantan istrinya itu telah berubah menjadi sangat berkelas dan cerdas.Akan tetapi, apa sebenarnya selama ini Nizam saja yang tidak menyadari hal itu?Sarah mengerti akan kegelisahan Jeny dan Nizam, wanita licik itu pun segera bersuara."Hey Rara, lebih baik kamu tutup mulut deh!" Sarah te

Bab terbaru

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab Ending

    "Selamat menempuh hidup baru ya, Raja, Stella. Doa kami semua yang terbaik untuk kamu. Semoga segera memiliki momongan."Rara kembali memberikan selamat pada sahabatnya ini, kali ini saat Raja dan Stella baru saja tadi mengungkapkan janji suci pernikahan. Setelah dua bulan yang lalu mereka juga menggelar acara pertunangan yang mewah."Terima kasih banyak ya. Tanpa kalian,mungkin kali ini kami pun belum bisa bersatu." Stella terus mengenggam tangan Rara. Sahabat yang memang menjadi support utama hubungannya dengan Raja. "Sepetinya para baby gemoy ini nunggu Tante dan Om nya resmi dulu, baru mau launching nih."Stella mengelus perut Rara yang begitu buncit. Rara dan Arjuna yang berada di sampingnya pun terkekeh. "Bisa jadi seperti itu. Karena harusnya HPL kemarin."Ya, memang meski telah terlewat HPL sehari, tetapi Rara belum merasakan tanda tanda kehamilan yang datang. Itu Lah kenapa hari ini dia kekeh untuk datang ke pesta pernikahan itu. "Ah iya, kak Satria juga akan segera melamar

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 267. Part Menuju Ending

    "Bu, Mas Ardi tumben banget sih jam segini belum keluar kamar ya?" Dita yang baru duduk di meja makan, bertanya pada sang ibu sambil menoleh pada kamar sang kakak, yang sejak kemarin sore tak terbuka sama sekali."Iya, dari pulang kerja sudah nggak keluar. Nggak makan malam juga kan?"Ketika Bu Mira masih terdiam, Dewi malah menimpali ucapan adiknya itu. "Halah ... Paling dia itu masih meratapi si Sarah itu," ucap Bu Mira ketus. "Dasar Cemen!"Bu Mira sebenarnya juga sedikit merasa khawatir dengan Ardi. Karena memang setelah Sarah pergi dari rumah ini, putranya itu bahkan tak pernah mau makan. Ardi yang biasanya begitu hangat dengan keluarga, berubah menjadi Ardi yang tertutup dan begitu muram.Padahal ini bukanlah untuk pertama kalinya Ardi menalak istrinya, Sarah adalah yang ketiga, tetapi sungguh saat ini berbeda.Biasanya Ardi biasa saja dan seperti tak lagi memikirkan tentang mantan mantan istrinya itu."Aku kok khawatir ya Bu sama Ardi. Dia itu kayaknya patah hati banget deh keh

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 266. Pasangan Serasi

    "Selamat ya Stella, aku benar benar ikut bahagia. Kalian memang pasangan yang sangat serasi loh." Rara mencium pipi kanan kiri sahabatnya yang malam ini terlihat begitu cantik dalam balutan dres warna putih itu. "Ini semua nggak akan pernah terjadi tanpa bantuan kamu Ra. Pokoknya terima kasih banget loh." Stella memeluk Rara. "Kamu memang sahabat terbaikku."Air mata telah menumpuk di pelupuk mata, tetapi tangis bahagia itu memang sengaja ditekan oleh Stella, karena takut merusak riasan. Malam ini adalah malam pertunangan Stella dengan Raja Sanjaya. Hanya satu hari berselang dari acara jumpa pers yang berakhir menyenangkan itu, keluarga Sanjaya menggelar pesta pertunangan keduanya dengan begitu mewah."Nggak juga. Lebih tepatnya aku hanya perantara sih, yang berperan penting tentu masih tetap Tuhan. Gimana, enak rasanya lebih wow kan, jika cinta di dapat setelah begitu banyak rintangan?" Rara kembali berucap.Kali ini tidak hanya Stella yang tertawa, tetapi Raja juga. Raja pun ter

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 265. Akhirnya Diterima.

    "Raja?!" Stella langsung memekik, saat melihat sosok yang saat ini paling ingin dia hindari berjalan masuk dari pintu keluar. Raja tidak sendiri, tetapi saat ini pria tampan itu bersama dengan Sinta dan juga Jeni."Hei mau apa dia ke sini? Apa kamu bilang juga sama si Raja jika saat ini kamu mengadakan konversi press?" Romi pun langsung bertanya sembari berbisik. Pria kemayu itu benar-benar tak menyangka sama sekali, jika Raja datang. Bukan apa-apa, tetapi setelah tadi Stella mengambil keputusan bahwa akan menjauhi Raja, dan sekarang Raja datang kembali, itu berarti Romi harus kembali menghadapi Stella yang banyak masalah dan banyak pikiran. Dan, itu berarti juga Stella pun akan menunda beberapa jadwal shooting, karena tak bisa fokus untuk melakonkan perannya. Semua itu tentu saja berimbas pada Romi yang merupakan manajernya."Entahlah, Rom. Aku tak tahu." Stella menjawab sembari menggelengkan kepalanya.Stella yang memang menghindari Raja, ingin segera pergi dari ruangan itu. Teta

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 264. Konferensi Pers

    "Duh kenapa aku jadi grogi banget gini sih ROM?" tanya Stella, yang sebentar lagi akan melakukan jumpa pers, pada manajernya yang kemayu itu. Romi menepuk-nepuk pundak sang artis. "Ih kamu ini kayak apa aja sih Stella? Kamu ini kan artis besar, masa sih gini aja Kamu demam panggung? Nggak level banget sih."Apa yang dikatakan oleh Romi itu tadi, sebenarnya bukanlah sebuah ejekan. Tetapi Romi melakukan hal itu untuk memantik semangat Stella yang sepertinya memang telah mulai mengendur."Romi, ini kan bukan sandiwara atau film-film yang sering aku bintangi. Ini nyata Romi, ini hal yang benar-benar terjadi dalam hidupku. Jadi rasanya wajar dong jika aku grogi banget seperti ini." Stella mengelak. Romi memutar bola matanya dengan malas. Dia tahu jika memang konferensi pers yang akan diadakan oleh Stella ini, seperti suatu hal yang tidak diinginkan oleh hatinya Stella. Tetapi artis cantik itu memaksakan kehendak."Makanya dong Stella, Aku kan udah bilang sama kamu, jangan bohongin hati

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 263. Setelan Awal

    Brak brak brak"Dewi bangun!" Pagi buta itu, Bu Mira sudah menggedor pintu kamar Dewi. Setelahnya, wanita itu ganti menggedor kamar Dita, yang terletak tepat di samping kamar Dewi.Brak BrakBrak"Dita bangun kamu. Ini sudah siang! Kamu itu anak gadis, jadi jangan bangun siang-siang!" eriak bu Mira dengan penuh emosi.Merasa tak mendapatkan respon sama sekali dari kedua putrinya, bu Mira pun kembali menggedor dengan keras pintu kamar itu, dengan teriakan yang sangat melengking di pagi hari."Duh ternyata repot banget kalau nggak ada Sarah. Ngapain sih Ardi kemarin itu sampai menalak Sarah? Coba saja ada Sarah, pasti aku sekarang masih tidur dan mainan hp di kamar." Bu Mira begitu emosi dengan dirinya sendiri saat ini.Sejak kemarin malam setelah kepergian Sarah, wanita paruh baya itu tak dapat memejamkan matanya sama sekali. sSepertinya dia merasakan apa yang sedang dirasakan oleh Ardi saat ini. Rasa penyesalan karena telah mengusir Sarah dari rumah ini."Seharusnya Ardi juga menge

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 262. Menyesal?

    "Dasar perempuan jalang! Cepat pergi kamu dari rumah ini!" Bu Mira kembali berteriak, saat itu Ardi pun sedikit kaget. "Cepat pergi atau kuse-ret kamu!!"Bu Mira sudah akan maju untuk menyeret Stella, sedangkan Dewi dan Dita mengikuti di belakangnya."Hentikan Bu!" Yang berteriak ternyata bukan Sarah, tetapi Ardi. "Jangan lagi menghina Sarah."Raut wajah para anggota keluarga itu nampak terkejut dengan ucapan pria itu. Kemudian Ardi menoleh pada Sarah. "Pergilah Sarah. Semoga kamu bisa mendapatkan ganti yang lebih baik dariku. Maafkan aku ya."Sarah sedikit kaget juga dengan perubahan sikap Ardi yang begitu drastis setelah mengucapkan kata talak tadi. Dia sempat berpikir jika mungkin mantan suaminya itu menyesal karena telah mengakhiri hubungan itu. Tetapi sejurus kemudian seperti ada yang kembali mengingatkan pada Sarah. Seperti apa sikap Ardi, yang selama mereka menikah malah sama sekali tak pernah memperlakukan dia seperti layaknya seorang istri."Tentu Mas. Tuhan tak pernah tidur.

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 261. Badai Pasti Berlalu

    "Terima kasih telah terus bersama dengan Sarah, Bu. Jika tak ada ibu, mungkin Sarah sudah semakin hilang arah." Sarah kemudian memeluk ibunya .Tak terkira rasa terima kasih Sarah pada sang ibu. Karena memang tak ada lagi tempat kita kembali selain pada ibu. Wanita yang benar benar menyayangi kita apa adanya tanpa balas jasa.Terhitung sudah dua hari Sarah kembali pulang ke rumah kontrakan Bu Endang. Setelah kemarin ditalak Ardi dan diusir dari rumah mantan suaminya itu. Untung saja pernikahan mereka hanya pernikahan siri alias secara agama, jadi tak perlu repot repot menuju ke pengadilan agama. Tak butuh proses lama untuk menjadikan Sarah berstatus menjadi janda.Kadang memang banyak hal rasanya seperti membuat kita kecewa, seakan Tuhan tak menuruti segala keinginan kita. Padahal sebenarnya semua itu adalah berkah, karena Tuhan nyatanya tidak memberikan apa yang kita inginkan, tetapi apa yang kita butuhkan."Maaf ya, dulu ibu sempat melarang karena kamu hanya akan dinikahi di balik t

  • Mantan Istriku Ternyata Pewaris Nomor Satu   Bab 260. Janda Bahagia

    "Kamu nggak kerja, Sarah?" Bu Endang bertanya pada Sarah setelah mereka berdua baru saja selesai melaksanakan salat subuh.Sarah mencium punggung tangan ibunya dengan takdzim. "Belum untuk sekarang Bu. Mungkin besok." Sarah berkata sambil tersenyum manis."Jika memang kamu sudah tak nyaman kerja disana, lebih baik kamu cari kerja di tempat lain saja, Sarah." Raut wajah wanita paruh baya itu nampak khawatir.Tak salah jika akhirnya Bu Endang jadi mengkhawatirkan tentang tempat kerja Sarah. Setelah kini Sarah tak lagi menjadi istri Ardi, Bu Endang merasa takut jika Sarah tak akan nyaman bekerja satu kantor dengan sang mantan suami. Apa lagi mengingat jika hubungan yang pernah terjalin dulu begitu tidak baik.Sarah tersenyum penuh artis, ditepuknya telapak tangan Bu Endang yang sejak tadi masih digenggamnya. "Sarah belum memikirkan hal itu Bu. Nanti malam saja." Ada hal yang tentu saja disembunyikan oleh Sarah. Apa lagi jika bukan rasa sakit hati. Hanya saja tentu wanita itu tak ingin me

DMCA.com Protection Status