Selamat hari minggu, sudah update ya. Selamat membaca.
"Papa, tolong dong jangan seperti ini." Wajah cantik Clara kini nampak kesal bercampur dengan khawatir. Saat ini gadis cantik itu sedang bertelepon dengan sang ayah. Tepat di lima belas menit sebelum jam sebelas, waktu yang telah dia berikan untuk Arjuna."Kamu sudah keterlaluan. Dan, saat ini Papa nggak akan lagi mau terlihat dengan semua urusan kamu." Dari seberang terdengar suara berat seorang pria yang diliputi oleh amarah. Pria tersebut tak lain adalah ayah dari Clara.Clara mendengus kasar dan merasa frustasi, padahal saat ini dia sedang membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekat, tetapi nyatanya dia malah tak mendapatkan hal itu."Tapi, Pa. Saat ini Clara lagi butuh banyak dukungan." Clara sampai terdengar memohon saat ini.Sejak kegagalan rencananya tadi malam, Clara memang tak berani pulang ke rumah. Dia lebih memilih untuk menenangkan diri di suatu tempat. Dia takut jika nanti akan ada awak media atau wartawan yang mengetahui tentang masalah itu sebelum dia mengadakan k
'Clara mungkin seorang artis ternama, tapi dia tidak sepenuhnya sempurna. Aku ada cara membereskannya.'Wanita cantik ini memang selalu menjadi seorang dewi penyelamat bagi Arjuna. Dalam diam, dia memang telah memikirkan beberapa cara untuk bisa menyelamatkan Arjuna.Rara sama sekali tak akan pernah rela untuk membiarkan jika Arjuna sampai kalah dari seorang Clara yang begitu licik. Bukan karena rasa cinta saja, tetapi juga karena rasa kemanusiaan dan Arjuna yang sering membantunya.Apa lagi Rara begitu tahu jika Arjuna tak suka pada Clara, terlebih artis muda juga bukan perempuan baik-baik. Itu lah kenapa Rara saat ini akan berjanji akan membela Arjuna mati-matian."Kita harus melaporkan secepatnya perempuan itu ke pihak yang berwajib." Satria yang baru saja tahu, saat ini malah terlihat begitu geram. "Ini sudah sangat keterlaluan Juna."Kakak Rara ini benar-benar tak terima ketika sahabatnya sejak kecil diperlakukan dengan tidak benar. Pikiran Satria, hampir sama dengan pikiran para
"Saya nggak salah, Pak. Tolong jangan bawa saya." Sampai di depan gedung petemuan pers itu, Clara masih terus berontak.Dia bahkan sama sekali tak pernah menyangka jika akan seperti ini. Segala impiannya hancur hanya karena begitu berambisi untuk mendapatkan Arjuna."Lepaskan!" Kembali Clara berteriak sambil meronta. "Edo! Tolong gue dong!"Saat itu ternyata manager Clara pun mengikuti sampai depan. Pria kemayu itu pun sedikit berlari dan memang ingin menghampiri sang artis."Tolong tunggu sebentar, Pak. Saya ingin bicara dengan Clara sebentar," ucap Edo dengan suara melengking.Petugas pun langsung memberhentikan sebentar langkahnya membawa Clara, mereka tahu jika Edo adalah manager Clara."Edo tolong aku! Lepaskan aku!" Clara berharap jika kali ini sang manager akan menyelamatkan dia. Karena hanya Edo satu-satunya yang dia miliki saat ini. Setelah kedua orang tuanya pun kini tak lagi menganggapnya sebagai anak.PlakkTiba-tiba saja sebuah tamparan dilayangkan oleh Edo dengan begitu k
' Aku harus mengatakan apa? Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya?'Mulut Rara kembali terdiam saat itu. Kebingungan kembali menyelimuti hatinya. Satria sebenarnya sudah sejak bebarapa jam yang lalu sudah sangat penasaran perihal ini. Dari kasus Clara yang ternyata Rara bisa berada di tempat yang tepat. Itu jelas bukan sebuah kebetulan. Dari cara bicara Yasmin, Satria juga bisa menyimpulkan jika ada sesuatu antara Satria dan Arjuna. Beberapa waktu yang lalu, saat dia menginterogasi sang adik, Satria juga sudah bisa menarik kesimpulan jika Rara memiliki rasa pada Arjuna.Saat Rara masih diam, Satria pun mengatakan "Kakak tetap tak ingin kamu berhubungan dengan Arjuna, meskipun baru saja kejadian ini."Sebenarnya apa yang dilakukan oleh Satria ini juga tak terlalu berlebihan. Dia begitu karena sangat sayang pada Rara, terlebih setelah adiknya itu dikhianati oleh Nizam, pria yang dipilih sendiri oleh Rara. Dia rasanya tak lagi bisa melihat jika Rara kembali terpuruk, apa lagi saat
"Selamat pagi, Cantik," sapa Yasmin begitu ramah yang saat ini sedang bermain boneka di teras rumah."Pagi, Nenek." Singkat saja seperti biasa jawaban yang diberikan oleh Bella. "Pagi Daffa." Tak lupa dia pun menyapa Daffa yang datang bersama sang nenek.Tak perlu menunggu waktu lama lagi, kedua bocah kecil itu pun sudah bermain seperti biasanya.Yasmin datang bersama dengan Daffa di rumah Rara, saat itu memang kebetulan hari minggu. Saat Rara sedang bermain bersama dengan Bella di teras."Ada oleh-oleh untuk kalian." Yasmin mengangsurkan beberapa kantong makanan pada Rara. Dari rumah tadi, memang Yasmin berniat membawakan makanan hasil dari hasil buatan tangannya sendiri."Terima kasih banyak, Tante. Harusnya tak perlu repot-repot seperti ini," jawab Rara dengan senyum tipis .Wanita cantik ini masih sebenarnya masih merasa canggung jika harus bersama dengan ibunda Arjuna itu. Meski Yasmin sudah menunjukkan rasa penyesalannya, tetapi tak ayal tentang perjodohan Clara dan Arjuna itu, s
“Tante, Saya dan Kak Juna sebenarnya ….”Seorang menepuk pundak Rara dan mengatakan, "apa kalian sudah lama menunggu aku?"Rara kaget karena dia hafal betul dengan pemilik suara berat itu. 'Kak Juna? Kenapa dia ada disini?' Tak menyangka jika Arjuna akan datang ke tempat ini.Rara jadi mematung saat ini, dengan kedatangan Arjuna, tentu saja dia akan mengurungkan niat mengatakan yang sebenarnya tentang hubungannya dengan Arjuna."Ah tidak. Baru beberapa menit saja." Yasmin nampak begitu bahagia dengan kedatangan putra tunggalnya itu. Ternyata Yasmin tadi memang mengundang Arjuna untuk datang. Arjuna pun duduk di samping Rara dan Yasmin langsung meminta pelayan mengantarkan buku menu agar Arjuna bisa langsung memesan. " Kamu pesan makanan dulu saja Juna."Dalam situasi seperti ini, Rara lebih memilih untuk diam. Dia merasa serba salah. 'Seharusnya Kak Juna tadi tak datang dulu, sebelum aku bercerita pada Tante Yasmin.' Rara masih saja bergumam dalam hatinya. Ada rasa kesal sebenarnya, ka
"Apa kita bisa bicara berdua saja?" Rara berucap dengan sedikit menunduk. Wanita ini pun segera memberikan kode pada pengasuh Bella jika dia sedang ada urusan."Tentu." Arjuna pun berkata sembari mulai melajukan mobilnya kembali ke rumah. Daffa dan pengasuhnya pun turun saat itu. Kali ini bocah kecil itu pun tak banyak bertanya, karena terlalu lelah dan mengantuk, dia pun menurut saja sang pengasuh menggendongnya masuk ke dalam rumah. Sedangkan Yasmin tadi sudah pulang terlebih dahulu dengan sopir. Sengaja memang wanita paruh baya itu memberikan ruang bagi Arjuna dan Rara agar mereka lebih dekat sehingga secara tidak langsung akan mempercepat pernikahan itu."Kita mau kemana?" tanya Arjuna sambil tetap fokus menyetir."Taman kompleks perumahan, Kak," jawab Rara dengan cepat.Mereka pun menuju ke taman kompleks perumahan, melihat banyak pasangan, entah tua atau muda, tengah menghabiskan waktu di sana. Taman yang tak begitu luas dengan dipenuhi beberapa tumbuhan besar dan juga bunga itu
"Restoran Harry's ini memiliki steak yang paling enak di Nusantara itu." Handi sedang memuji restoran tempat mereka makan malam kali ini. "Apa kamu sudah pernah mencoba sebelumnya?" ucapnya yang mulai berbasa-basi.Handi sejak kedatangan Satria tadi memang tampak terus tersenyum manis. Satria menggelengkan kepala, karena memang dia juga belum pernah datang kesini sebelumnya, hanya saja dia sering mendengar tentang rasa premium steak restoran ini yang enak."Betapa tersanjungnya saya diundang oleh Tuan Handi Pranama." Satria berkata dengan penuh hormat.Satria memang pengusaha muda yang sedang naik daun dan dikenal sukses dalam semua usaha yang dia kembangkan di Nusantara ini. Tetapi semua orang juga sangat mengenal dengan seorang Handi Pranama, adalah pengusaha senior yang memiliki begitu banyak jaringan bisnis. Yang tersebar di seluruh penjuru nusantara bahkan sampai ke luar negeri. Tak ayal jika saat ini Satria merasa sangat tersanjung mendapatkan undangan dari seorang Handi. Dia b