Share

99. Sia-sia

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2024-10-31 23:00:05

“Mengapa menganggap ciuman itu sebagai kesalahan, Gauri? Bukankah itu yang kita tunggu selama ini?” Adam menambahkan sambil menyugar rambut dengan frustasi.

Mata Adam mencoba menatap mata Gauri, tetapi wanita itu terus menghindar. Gauri tidak bisa membalas tatapan pria itu. Dia khawatir Adam akan langsung mengetahui segalanya.

Amora berdeham. Menyadarkan Adam bahwa ada orang lain selain dirinya dan Gauri di koridor hotel itu. Saat melihat Amora, keinginan Adam untuk melenyapkan wanita yang menghancurkan hubungannya dengan Gauri itu tiba-tiba meningkat.

“Kalian tidur bersama?” tanya Amora tersenyum masam. “Ini berita besar. Bukan begitu, Gauri?”

Gauri yang berada di samping Adam langsung merasakan panasnya sindiran itu. Dia tahu, Amora tidak sekadar berbicara. Ucapan itu mengandung duri tajam yang diarahkan khusus pada Gauri.

Tatapan Gauri mengeras, tetapi ia tetap berusaha menjaga ketenangannya. Seperti seorang pemain catur yang waspada pada setiap gerakan lawan, ia memperhatikan Amor
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Khaty Baha
why I cannot read more chapter.
goodnovel comment avatar
Nor Tibah
next Thor ...makin seru nihh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   100. Mengunjungi CEO Baru

    “Senang bisa bekerja denganmu lagi, Nona Gauri.” Amelia membungkukan badan saat menyapa Gauri di ruangan kerjanya yang baru.Meja dengan papan nama CEO Uno Rekayasa Industri itu kini sudah menjadi milik Gauri mulai hari ini. Wanita cantik yang baru saja selesai menghadiri rapat pengangkatannya, masih asyik memindai ke seluruh ruangan.Dengan memakai blazer dan rok sebatas lutut berwarna krem, Gauri terlihat sangat cantik dan pintar. Bukan hanya terlihat dari luar, Gauri memang memiliki kemampuan yang sesuai dengan visualnya.Pepatah yang mengatakan bahwa orang cantik biasanya bodoh, tidak berlaku untuk Gauri. Wanita itu bahkan meraih gelar lulusan S1 dan S2 terbaik pada usia 25 tahun setelah mengikuti program akselerasi di kampusnya.“Saya harap yang kali ini tidak mengecewakan, Amelia,” sahut Gauri menggunakan bahasa yang lebih formal daripada lima tahun lalu saat mereka sangat dekat.“Maaf, Nona,” ucap Amelia tidak membantah sedikit pun

    Last Updated : 2024-11-01
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   101. Percaya Padaku, Gauri!

    “Kamu kembali ke sini, Gauri?” Adam bertanya pada dirinya sendiri sambil mendongakkan wajah untuk melihat griya tawang yang terletak di lantai paling atas. Namun, dengan mata normal, griya tawang itu tidak terlihat jelas. Hanya ada samar-samar cahaya dari sana. Setelah insiden di hotel beberapa waktu lalu, Gauri tidak lagi mengangkat telepon dan membalas pesan dari Adam. Sementara Adam perlu mengonfirmasi suatu info yang dia dapatkan dari Amora tentang pernikahan Gauri. “Nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat mengangkat panggilan. Harap coba beberapa saat lagi!” Suara operator itu berdengung di telinga Adam saat pria itu mulai masuk ke JCrown Tower. Adam meremas ponselnya kesal. Lalu, dia memasukkannya ke dalam saku saat lift tamu menuju griya tawang terbuka. Hatinya berdebar kencang. Kepalanya penuh dengan banyak kemungkinan apa yang akan terjadi setelah Adam nekat mengunjung griya tawang Gauri. Namun, kemungkinan terbesar yang Adam bisa pikirkan adalah Gauri tidak akan

    Last Updated : 2024-11-01
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   102. Hilang

    “Bagaimana keadaanmu, Gauri?” tanya Adam kepada Gauri, mencoba memastikan keadaannya setelah menyelamatkannya dari balkon. Adam mencoba menekan semua perasaannya, dia harus memprioritaskan kondisi Gauri. “Lebih baik,” jawab Gauri singkat dengan nada yang begitu lemah. “Tolong jangan bicarakan kejadian ini kepada siapa pun, terutama kepada Ezra, Mas.” Adam mendesah. “Gauri–” “Kumohon?” pinta Gauri mengiba. Dengan posisinya sekarang sebagai CEO, tidak boleh ada siapa pun yang mengetahui kejadian buruk yang menimpanya. “Iya, Gauri. Dengan satu syarat, kamu harus ke rumah sakit,” ucap Adam menurunkan egonya setelah menyadari bahwa wajah Gauri terlihat begitu pucat. “Ayo, aku antar ke rumah sakit!” “Tidak perlu, aku istirahat di sini saja,” tolak Gauri. Wanita itu tidak ingin membuat semua orang memperhatikannya, tidak sekarang. Jika Gauri keluar dari griya tawang ini, maka besar kemungkinan akan ada berita kejadian ini akan tersebar luas. Thomas dan Ezra akan menghubungi G

    Last Updated : 2024-11-01
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   103. Jangan Sampai Ada yang Tahu

    Gauri menarik jarum infusnya dengan paksa. Hal itu membuat darah segar mengucur deras di punggung tangan kirinya.Tepat saat itu, seorang dokter dan perawat masuk ke ruangannya. Wajah mereka memucat ketika melihat pasiennya melakukan hal nekat.“Astaga, Nona!” Sang perawat spontan berlari mendekat untuk membantu Gauri menghentikan pendarahan yang dialami Gauri.“Saya harus pergi,” ujar Gauri sambil mengumpulkan kekuatannya. Dia masih merasa sedikit pusing dan pucat.“Ibu Gauri, Anda masih dalam pengawasan saya,” ujar dokter wanita yang datang bersama perawat dengan tegas.Gauri menghentikan aktivitasnya selagi perawat mencoba mengobati luka di tangannya. Wanita itu menoleh untuk melihat si pemilik wajah.“Anda belum boleh pulang,” lanjut dokter dengan tanda nama Lily Lenson di dadanya. Dokter itu mendekat.Gauri menghela napas. Dia merasa cara bicara Lily punya penekanan yang berbeda padanya. Gauri tidak menyukainya, tetapi cukup sadar diri untuk tahu bahwa saat ini dirinya memang sed

    Last Updated : 2024-11-02
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   104. Hukuman atau Hadiah?

    “S-saya …” Amelia mendadak kehilangan kata-kata karena jantungnya berdebar keras. “Saya sedang menyiapkan beberapa pilihan pakaian dan aksesoris yang akan Nona pakai hari ini.”Gauri masih bergeming walaupun Amelia sudah selesai bicara. Wanita itu hanya menaikkan kedua alisnya dan melipat tangan di depan dada, tidak lagi terlihat sedih. Hal itu membuat Amelia merasa canggung.“Ada pakaian formal dengan nuansa warna bumi dan juga dingin. Nona ingin pakai yang mana?” Amelia mencoba bicara lagi sambil menyembunyikan ponselnya di belakang punggung.“Tidak keduanya,” jawab Gauri dingin. Wanita itu melangkah masuk ke walk-in wardrobe untuk memilih pakaian dan berdiri cukup lama di bagian blazer.Sementara Amelia segera menjaga jarak di belakang. Dia mencoba menetralkan detak jantungnya.Pada akhirnya Gauri mengambil blazer dengan warna netral, merah muda. Lalu, dia berbalik badan dan menatap tajam Amelia.“Kamu masih di situ?” tanya Gauri.“Maaf. Permisi, Nona. Saya akan siapkan mobilnya,”

    Last Updated : 2024-11-02
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   105. Perhiasan Gauri

    [Kamu di mana? Perawat bilang, kamu memaksa pulang sebelum waktunya.]Pesan masuk dari Adam masuk saat Gauri sedang memeriksa dokumen yang masuk ke surelnya. Tanpa berniat membalas pesan tersebut, Gauri kembali mematikan layar ponselnya dan fokus bekerja.Gauri tidak mengerti mengapa Adam tidak mempertahankan sikap dingin dan cueknya saja daripada harus seperti ini. Tiba-tiba, Gauri mengernyit. Dia belum mengembalikan uang Adam, mungkin saja pria itu akan berhenti mengganggunya setelah Gauri mengembalikan uang itu.Wanita cantik itu meraih kembali ponselnya dan menghubungi seseorang dari pihak bank. Untuk seorang Gauri, dia hanya perlu menunggu satu kali nada dering saja sampai pihak bank menerima panggilannya. Gauri adalah ikan besar, siapa saja tidak akan menolak melayaninya.“Apa yang harus saya persiapkan jika ingin mengirim uang sebesar 40 miliar rupiah?” tanya Gauri begitu pihak bank mengangkat panggilannya.Merry, manajer pusat Bank CCA yang melayani Gauri segera memberikan jaw

    Last Updated : 2024-11-02
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   106. Lawan atau Kawan?

    “Kamu masih tidak bisa menghubunginya?” tanya Ezra pada Nandi, asisten pribadinya yang berbadan besar, saat mereka tiba di The Majaya Residence, apartemen tempat Amora tinggal.Ezra baru saja mendengar laporan dari Nandi bahwa sejak semalam Amora sulit dihubungi. Bahkan sejak semalam, Nandi belum melihat Amora pulang ke apartemennya.“Ya, Tuan,” sahut Nandi sambil menyamakan langkah dengan Ezra yang melangkah lebar menuju lift.Sementara tangan pria itu sibuk mencoba menghubungi Amora. Nomor ponsel wanita itu aktif, tetapi panggilan dari Ezra maupun Nandi selalu diabaikan.Pria itu berdecak kesal. Saat pintu lift terbuka di lantai 19, Ezra langsung menuju unit 1911 dan membunyikan belnya.Teman yang mengerjakan hal rahasia bersama tidak boleh saling menarik diri. Jika salah satunya menghilang, satu yang lain harus menaruh curiga bahwa temannya itu bisa saja berbalik mengkhianatinya. Itu prinsip yang Ezra anut.“Sialan, Amora!” jeritnya sambil meninju pintu apartemen wanita itu yang ti

    Last Updated : 2024-11-03
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   107. Bantuan

    “Kita punya CEO baru yang aneh!” cibir seorang karyawan wanita yang sedang bergosip dengan teman-temannya di kafe kantor. “Setelah diangkat, beliau asyik bersantai di singgasananya.”“Hei, hati-hati kalau bicara! Bagaimana kalau ada yang dengar?” sahut temannya yang bertubuh gemuk.“Tapi yang dia katakan memang benar!” seru yang lain sambil menunjuk wanita pertama. “CEO yang lama, memperkenalkan dirinya pada semua karyawan setelah menjabat.”“Aku bahkan belum tahu wajahnya seperti apa!” Cibiran itu terus berlanjut dan memanas. Tidak ada yang berniat berhenti.Gosip tidak akan berhenti sampai si penggosip itu bosan dan menemukan topik lain untuk diangkat. Tidak hanya kumpulan karyawan itu yang membicarakan Gauri, tetapi juga beberapa karyawan yang satu lift dengannya dan Amelia.“Wajarlah kalau dia tidak tahu apa yang seharusnya dilakukan. Dia tidak bisa apa-apa tanpa Direktur Operasional kita,” ujar seorang karyawan yang ada di depan Gauri.Amelia hampir saja mendamprat karyawan itu j

    Last Updated : 2024-11-03

Latest chapter

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   265. Tidak Akan Bisa Berhenti

    “Sudah selesai?” tanya Adam, berdiri di tepi kebun mawar yang membentang indah di belakang kediaman Thomas. Matahari mulai tenggelam, memberikan semburat jingga yang memukau.Gauri melangkah mendekat, gaun berwarna krem lembut yang memeluk tubuhnya berkibar tertiup angin sore. Di tangannya ada buket bunga mawar putih kecil yang baru saja wanita itu atur bersama Amelia.“Sudah,” jawab Gauri tersenyum tipis. “Kebun ini terlalu cantik jika tidak dipakai sebagai latar pesta kita.”Adam memandangnya dengan intens, mata gelap pria itu mengamati setiap detail wajah Gauri yang diterangi cahaya lampu sekitar. “Kamu lebih cantik.”“Mas Adam, jangan mulai lagi atau kamu ingin melihat pipiku semerah tomat.” Gauri mendesah kecil sambil menggeleng. “Orang-orang sudah berdatangan, kita harus segera bergabung.”Adam mengulurkan tangan, menarik Gauri mendekat hingga wanita itu berdiri hanya beberapa sentimeter darinya.“Kalau aku bilang kamu cantik, kamu terima saja,” tukas Adam.Gauri tertawa kecil,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   264. Harraz’s

    “Mama ingin sesuatu dari laci itu?” tanya Gauri lagi, memastikan bahwa dia tidak salah mengerti.Arum mengangguk pelan, matanya tidak lepas dari laci kecil di samping ranjang. Gauri mengerutkan kening sejenak, merasa sedikit ragu, tetapi akhirnya dia mendekat ke laci itu.Gauri membuka laci kecil tersebut dengan perlahan. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak perhiasan kecil berwarna merah marun dengan ukiran emas di bagian atasnya. Gauri mengangkat kotak itu, lalu menoleh ke arah Arum.“Ini, Ma?” tanya Gauri sambil mengangkat kotak itu.Arum mengangguk lagi, kali ini lebih mantap. Gauri membawa kotak itu ke hadapan Arum, tetapi wanita paruh baya itu membuat gerakan tangan seolah meminta Gauri membuka kotak tersebut.Dengan hati-hati, Gauri membuka kotak kecil itu. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin mewah dengan desain yang klasik dan elegan. Kilauan berlian di tengah cincin itu tampak memikat di bawah cahaya lampu kamar.Gauri memandang cincin itu dengan kagum.“Cincinnya sangat indah,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   263. Merawat Luka

    “Jadi, Nona benar-benar akan meninggalkan griya tawang?” tanya Amelia, matanya menatap koper kecil yang ada di sisi Gauri.Gauri mendongak dan memandang griya tawangnya sekali lagi dari tempat parkir JCrown Tower, tempat tinggal yang penuh kenangan, baik manis maupun pahit.“Ya,” jawab Gauri dengan mantap. “Tempat ini terlalu penuh dengan bayangan masa lalu. Kakek benar, saya butuh tempat tinggal baru yang lebih baik.”Amelia tersenyum kecil. “Rona Village memang lebih cocok untuk Nona sekarang. Walaupun kita sudah dewasa, terkadang kembali ke rumah orang tua akan terasa menenangkan.”Gauri hanya tersenyum. Wanita itu mengangguk pelan, mengiakan pendapat Amelia.Beberapa saat kemudian, Gauri melangkah menjauh dari JCrown Tower sambil membawa barang-barang penting dan meninggalkan semua yang tidak lagi ingin wanita itu ingat di griya tawang.Hari-hari berlalu, dan selama Adam berada di Australia, Gauri mengisi waktunya dengan bekerja dan merawat Arum. Setiap malam, setelah menyelesaika

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   262. Menularkan

    [Bagaimana bisa kamu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan Mama daripada aku, Gauri?]Gauri membaca pesan itu dengan senyum tipis. Matanya memancarkan kehangatan yang bercampur geli. Adam selalu memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan rasa cemburunya.Tanpa berpikir panjang, Gauri mengetik balasan. “Kamu sudah sampai di Australia?”Gauri menekan tombol kirim dan kembali menyandarkan tubuh di jok mobil. Amelia yang duduk di sampingnya sibuk dengan laptop, sementara sopir yang memegang kemudi sesekali melirik ke arah mereka melalui kaca spion.“Pesan dari Tuan Adam?” tanya Amelia dengan senyum menggoda tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.“Hmm,” gumam Gauri singkat sambil menyimpan ponsel ke dalam tas. “Mas Adam hanya ingin memastikan saya tidak lupa bahwa dia ingin menjadi prioritas saya.”Amelia terkekeh pelan, menggelengkan kepala. “Saya senang melihat hubungan Nona dan Tuan sudah membaik.”Mobil perlahan memasuki gerbang besar dengan lampu-lampu taman yang menyor

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   261. Bebas

    “Jadi, apa semuanya sudah selesai?” tanya Gauri sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper kecil. Tangannya sibuk melipat gaun sederhana yang Amelia serahkan padanya.Amelia, yang berdiri di dekat lemari, mengangguk sambil membawa beberapa dokumen yang baru saja dia serahkan.“Ya, evaluasi mingguan Uno Rekayasa Industri berjalan dengan baik. Proyek-proyek besar berjalan lancar, meski ada beberapa kendala teknis kecil yang bisa diatasi dalam waktu dekat.” Amelia menjawab.“Bagus,” sahut Gauri, tersenyum tipis. “Amelia, kamu benar-benar sudah banyak membantu selama saya di sini. Terima kasih.”“Tapi, Nona Gauri … kalau saya lebih berhati-hati saat menyetir, kecelakaan itu tidak akan terjadi. Saya benar-benar minta maaf.” Amelia mendesah pelan, menatap Gauri dengan sorot mata penuh rasa bersalah.Gauri mengangkat wajah, menatap Amelia tajam, tetapi penuh kehangatan.“Saya sudah bilang berkali-kali, Amelia, saya tidak ingin mendengar permintaan maaf itu lagi,” desah Gauri sebal.“Baik, No

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   260. Oh, Pengganggu!

    "Bagaimana dengan Mama Arum?" tanya Gauri pelan, matanya menatap Adam yang baru saja duduk di kursi di samping ranjangnya.Pagi tadi, Gauri mendengar bahwa Arum dilarikan ke rumah sakit. Dan baru sore ini, dia bisa mengonfirmasi hal itu ke Adam.Adam menghela napas panjang, menatap Gauri dengan tatapan lembut. “Hipertensinya kambuh semalam, dan sekarang Mama dinyatakan mengalami stroke.”Gauri terkejut, matanya membulat. “Stroke?”Adam mengangguk, rahangnya sedikit mengeras. “Semalam setelah aku bilang ingin membatalkan perceraian dan ingin kembali denganmu, Mama sangat marah. Mama belum bisa menerima itu.”“Mas Adam ….” Gauri menggigit bibir, matanya terlihat berkaca-kaca. “Aku ingin menjenguk Mama Arum.”Adam menatap Gauri cukup lama sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk pelan.“Kamu boleh menjenguknya. Tapi ada syarat!” tukas Adam.“Syarat?” Gauri menaikkan alis. “Apa?”“Kamu hanya boleh menjenguk Mama saat kamu sudah sembuh dan mengenakan gaun cantik yang biasa kamu pakai

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   259. Kencan Buta

    “Ini pasti hari spesial, bukan?” tebak Arum sambil memindai ruangan.Suara alunan piano yang lembut mengisi suasana restoran mewah itu. Lampu-lampu kristal menggantung tinggi, memancarkan cahaya hangat yang menciptakan atmosfer elegan.Adam duduk di sebuah meja dekat jendela besar, mengenakan setelan jas hitam sempurna. Di depannya, Arum, terlihat sangat antusias dengan wajah merona yang sulit disembunyikan.“Ini pilihan restoran yang bagus, Adam,” lanjut Arum sambil tersenyum. “Akhirnya, kamu mulai mengerti bahwa wanita-wanita pilihan Mama punya kualitas yang sepadan denganmu.”Adam hanya mengangkat alis sedikit, lalu menyesap air putih dari gelas kristalnya. Senyum kecil muncul di wajah pria itu, meskipun matanya tetap dingin.“Mama sangat yakin malam ini akan menjadi momen besar, ya?” tanya Adam.“Tentu saja!” Arum tertawa kecil sambil merapikan gaunnya yang berkilauan. “Mama tahu kamu keras kepala, Adam, tapi setidaknya sekarang kamu mulai membuka hati untuk pilihan yang tepat. Ja

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   258. Kali Ini Akan Kulakukan dengan Benar

    “Jangan bergerak terlalu banyak, Gauri” pinta Adam sambil mendorong kursi roda Gauri perlahan, membawa wanita itu ke taman rumah sakit. “Dokter bilang kamu masih perlu banyak istirahat. Aku tidak akan mengampuni diriku jika setelah ini terjadi sesuatu pada dirimu lagi.”Gauri tersenyum tipis dengan pipi memerah. Wajah wanita itu jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya.“Aku tidak bergerak sama sekali, Mas Adam. Kamu yang menaruh aku untuk duduk di sini, di kursi roda, bukan?” Gauri tidak ingin kalah.Adam menoleh sejenak ke arah Gauri dengan tatapan yang tenang dan menghangatkan. Ada senyum tipis yang menghiasi bibirnya.“Kalau kamu tidak ingin duduk di sini, aku bisa mengembalikanmu ke ranjang perawatan,” tukas Adam berpura-pura marah, padahal sedang menahan tawa.Gauri tertawa kecil, menyentuh tangan Adam yang berada di pegangan kursi roda. “Tidak usah. Di sini jauh lebih menyenangkan. Terima kasih sudah membawaku keluar.”Angin sore yang sejuk menyapu wajah mereka saat Adam

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   257. Merindu Manik Cokelat Gauri

    “Apa yang mereka inginkan dari kerja sama ini?” tanya Adam pada seseorang di seberang telepon sambil memandang cahaya matahari lembut yang masuk melalui jendela, menerangi ruangan perawatan VIP di salah satu rumah sakit terbaik di kota Jakarta.Adam duduk di sofa dengan postur tegap, satu tangan memegang ponsel, sementara tangan lainnya menelusuri dokumen yang tersebar di meja kecil di depannya. Di sekitar sofa, ada laptop terbuka, beberapa map tebal, dan secangkir kopi yang sudah hampir dingin.“Saya paham bahwa Harraz Mall harus menarik perhatian publik dengan langkah ini,” ujar Adam serius. “Tapi brand sebesar itu memerlukan penawaran yang lebih kuat. Saya akan mengatur ulang kontraknya besok.”Sebuah keheningan singkat mengisi ruangan sebelum suara kecil terdengar dari ranjang di belakangnya.“Mas Adam?”Adam langsung tersentak, jantungnya berdebar keras. Suara itu begitu lembut, tetapi cukup untuk menghentikan dunianya sejenak. Dengan gerakan cepat, Adam menoleh, matanya membelal

DMCA.com Protection Status