Home / Romansa / Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa / 170. Tidak Ada yang Tidak Mungkin di Singapura

Share

170. Tidak Ada yang Tidak Mungkin di Singapura

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2024-11-29 18:21:25

"Saya tahu penyakit Pak Thomas sulit disembuhkan, mengingat beliau sudah masuk ke stadium tiga. Tapi saya percaya padamu. Terima kasih sudah bersedia membantu," ucap Adam terdengar tegas.

Pria itu berdiri di salah satu koridor kosong di kantor polisi, sedang menelepon seseorang melalui ponselnya. Mata Adam menatap kosong pada majalah dinding yang ada di dekatnya.

Adam tengah dipanggil ke kepolisian untuk menjadi saksi dari kasus Lily Lenson. Setelah konferensi pers, tidak perlu menunggu waktu lebih lama, Ikatan Dokter Indonesia segera melaporkan Lily atas dugaan pengancaman dan perencanaan pembunuhan.

Dari seberang telepon, suara Kevin Spacey, seorang dokter dan teman lama Adam, terdengar sangat yakin dan menggebu-gebu.

"Adam, saya selalu siap membantumu. Tuan Thomas akan mendapatkan perawatan terbaik di sini. Rumah sakit kami memiliki fasilitas lengkap, dan saya pribadi yang akan merawatnya," sahut Kevin.

"S
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   171. Panggilan Video

    "Jangan terlalu kaku malam ini. Tunjukkan senyum manismu sedikit, agar mereka percaya kita pasangan tunangan yang bahagia," bisik Ezra sambil memiringkan tubuhnya ke arah Gauri.Suara lembut pria itu penuh dengan sindiran, tetapi Gauri tetap menjaga wajahnya datar.Malam itu, keduanya menghadiri makan malam di restoran mewah bersama beberapa petinggi perusahaan rekanan Uno Rekayasa Industri. Tepat setelah pulang dari kantor.Ezra, seperti biasa, memanfaatkan acara ini untuk menampilkan citra sempurna sebagai Direktur Operasional yang andal dan tunangan Gauri yang setia. Sementara Gauri lebih fokus pada membangun kepercayaan para kolega bisnisnya."Bicara seperlunya saja, Ezra. Jangan terlalu banyak mengatur saya," balas Gauri dingin sambil menyeruput anggurnya.Ezra terkekeh pelan, lalu mengangkat gelasnya untuk bersulang dengan salah satu tamu.Lalu, Ezra kembali menoleh pada Gauri. "Tentu saja, Gauri. Saya di sini untuk menduku

    Last Updated : 2024-11-29
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   172. Bagaimana Caranya?

    Gauri membuka pintu toilet dengan kasar, napasnya tersengal setelah Ezra berniat melakukan sesuatu padanya. Dia berjalan cepat menyusuri koridor restoran mewah itu, mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih kacau.Namun, langkahnya terhenti tiba-tiba ketika tubuhnya menabrak seseorang.Bruk!"Maaf!" ucap Gauri spontan, tanpa melihat siapa yang ditabraknya."Gauri?" Pria itu memanggil namanya.Gauri mendongak, melihat seorang pria bertubuh tinggi dengan senyum ramah. Wajahnya terasa familiar, tetapi otaknya tidak dapat segera mengenali pria itu.“Maaf, siapa?” Gauri mengangkat kedua alisnya."Kamu tidak ingat saya?" tanya pria itu sambil menyentuh dadanya, berpura-pura tersinggung. "Saya Michael, kekasih Helen. Kita bertemu di pesta pertunanganmu dengan Ezra minggu lalu."Gauri mengerutkan kening, ingatannya perlahan kembali. "Oh, iya. Maaf, Michael. Malam itu terlalu

    Last Updated : 2024-11-30
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   173. Membantu Lily

    "Nona Gauri, saya tahu ini sulit bagi kamu. Tapi saya memohon, bantulah Lily." Suara Patricia terdengar bergetar. Matanya yang sembap tampak menunjukkan bahwa wanita paruh baya itu telah menangis sepanjang malam. Patricia datang di jam istirahat, karena hanya itu waktu luang Gauri. Bahkan, wanita itu sudah ada di ruangan kerja Gauri sejak pukul 11 saat Gauri masih memimpin rapat. Gauri duduk di kursi kebesarannya sambil menikmati mi instan, hanya menu itu yang bisa Gauri temukan dengan cepat di ruangannya. Amelia juga sibuk mengurus pekerjaan lain dan tidak sempat menyiapkan makan siang untuk nonanya. Wanita itu memandang Patricia dengan ekspresi tenang, tetapi mata Gauri menyiratkan ketidaknyamanan. Selain karena jam makan siangnya diganggu, Gauri juga tidak mengerti dengan permintaan Patricia. "Tante Pat, sebelum kita lanjut bicara, bolehkah saya tahu kenapa saya yang Tante pilih untuk dimintai bantuan

    Last Updated : 2024-11-30
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   174. Berpihak pada yang Salah

    "Nona Gauri, saya …." ucapan Patricia yang frustasi menggantung di udara.Gauri berdiri di dekat jendela ruangannya, memunggungi Patricia. Mata wanita itu menerawang pada pemandangan gedung-gedung tinggi Jakarta.Namun, pikiran Gauri memikirkan hal lain. Tentang pesan Adam.Sebelum Patricia tiba, Gauri sempat membaca pesan dari pria rupawan itu.[Aku tahu Patricia akan mendatangimu. Dia pasti memohon supaya kamu berpihak pada Lily agar anaknya tidak dipenjara. Tapi dengarkan aku, Gauri. Kita harus berada di pihak yang sama dalam masalah ini. Jangan sampai kita membiarkan Lily lolos tanpa hukuman, apalagi setelah apa yang sudah dia lakukan padamu.]Gauri mendesah dan menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga.Adam selalu memiliki cara untuk membaca situasi lebih awal, dan kali ini pun pria itu benar. Patricia datang dengan tujuan persis seperti yang Adam perkirakan.Pesan berikutnya

    Last Updated : 2024-11-30
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   175. Pengikut

    Mobil hitam yang membawa Gauri melaju perlahan di tengah keramaian jalan Jakarta. Hari sudah menjelang malam, tetapi Gauri baru bisa kembali dari kantor. Akhir-akhir ini, Gauri terpaksa menambah jam kerjanya.Berbeda dengan keadaan di luar, di dalam mobil suasana justru terasa tenang. Amelia duduk di kursi depan, sesekali menoleh ke belakang untuk memastikan Gauri terlihat nyaman.Gauri memandangi pemandangan kota yang bersinar di luar jendela. Setelah hari yang panjang dengan berbagai tekanan, termasuk bertemu dengan Patricia, setidaknya ada satu hal memberinya rasa lega."Hidup saya terasa lebih tenang sejak pagi tadi," ucap Gauri tiba-tiba, memecah keheningan. “Walaupun ada sedikit gangguan kecil saat jam makan siang.”Amelia melirik ke belakang, menunggu Gauri melanjutkan."Ezra akhirnya pergi ke Belanda untuk dinas. Saya bisa beristirahat untuk beberapa hari ke depan tanpa permintaan-permintaannya yang tidak

    Last Updated : 2024-12-01
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   176. Ada yang Lain

    "Saksi berikutnya, Gauri Bentlee Uno," panggil Hakim yang memimpin sidang hari ini. Suaranya menggema di ruangan yang penuh sesak. Kasus ini melibatkan dua keluarga konglomerat besar, yaitu Uno dan Harraz. Semua media pasti ingin meliput. Gauri berdiri dari kursinya dengan tenang. Semua mata dan kamera tertuju padanya, termasuk Patricia yang duduk di barisan pengunjung dengan wajah tegang. Wanita itu melangkah ke depan, menuju kursi saksi dengan kepala tegak. Saat duduk, Gauri menatap Hakim tanpa gentar, tetapi jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. "Nona Gauri, sebagai cucu dari Tuan Thomas Uno, apakah Anda mengetahui adanya indikasi atau perilaku mencurigakan dari dokter Lily Lenson terhadap kakek Anda?" tanya Hakim dengan intonasi yang cenderung datar dan terkesan formal. Gauri menarik napas panjang. Dia tahu ini adalah jawabannya akan menentukan banyak hal untuk Lily ke depannya.

    Last Updated : 2024-12-01
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   177. Dalang Harraz Mall Hancur

    Gauri menatap Adam dengan alis berkerut. Wanita itu tidak menyangka bahwa mantan suaminya memiliki bukti lain untuk memenjarakan Amora."Bukti apa, Mas? Apa yang kamu maksud dengan bukti lain?" tanya Gauri lagi.Kali ini suaranya rendah, tetapi nada ingin tahunya jelas semakin terasa.Adam meletakkan cangkir kopinya dan menatap Gauri dengan serius."Tim kerja rahasiaku yang baru, menemukan dalang di balik kebocoran data Harraz Mall," jawab Adam dengan tegas.Gauri mendengarkan dengan seksama. Rasa penasarannya tidak akan tuntas jika Adam tidak menjawabnya dengan rinci.“Ya, itu bagus, kamu membutuhkan itu. Lalu apa hubungannya dengan Amora?” tanya Gauri tidak sabar.Adam menghela napas, sengaja mengambil jeda hanya untuk melihat wajah penasaran Gauri yang menurutnya atraktif."Amora adalah dalang kebocoran data itu, Gauri," lanjut Adam.Mata pria itu menatap lurus ke arah Gauri.Gauri terdiam s

    Last Updated : 2024-12-01
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   178. Empat Keluarga Kontra

    Pesta donasi Heal the Hearts Club tahun ini berlangsung dengan kemewahan yang tidak kalah dari lima tahun lalu. Ballroom dipenuhi dengan kilauan lampu kristal dan dihadiri oleh tamu-tamu penting dari berbagai kalangan.“Saya akan menunggu di sini, Nona,” ucap Amelia sedikit membungkuk.Gauri melangkah masuk dengan anggun mengenakan gaun biru gelap yang elegan. Tatapan wanita itu menyapu ruangan dan berhenti sejenak pada sosok Adam di seberang ballroom.Pria itu sedang berbicara dengan kelompok pebisnis lainnya, wajah Adam tetap tenang meskipun sorot matanya dingin. Ketika mata mereka bertemu, Adam memberikan senyum tipis. Namun, Gauri segera mengalihkan pandangan dan lebih memilih bergabung dengan kelompok pebisnis lain.Kebetulan di dekat Gauri ada sekumpulan pria. Gauri mengenali mereka yang merupakan para suami dari wanita yang sempat menolaknya masuk dalam komunitas Patricia.Gauri mendekat. “Permisi, Tuan-tuan!”Mereka menoleh dan menyambut Gauri dengan baik. Percakapan mereka b

    Last Updated : 2024-12-02

Latest chapter

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   265. Tidak Akan Bisa Berhenti

    “Sudah selesai?” tanya Adam, berdiri di tepi kebun mawar yang membentang indah di belakang kediaman Thomas. Matahari mulai tenggelam, memberikan semburat jingga yang memukau.Gauri melangkah mendekat, gaun berwarna krem lembut yang memeluk tubuhnya berkibar tertiup angin sore. Di tangannya ada buket bunga mawar putih kecil yang baru saja wanita itu atur bersama Amelia.“Sudah,” jawab Gauri tersenyum tipis. “Kebun ini terlalu cantik jika tidak dipakai sebagai latar pesta kita.”Adam memandangnya dengan intens, mata gelap pria itu mengamati setiap detail wajah Gauri yang diterangi cahaya lampu sekitar. “Kamu lebih cantik.”“Mas Adam, jangan mulai lagi atau kamu ingin melihat pipiku semerah tomat.” Gauri mendesah kecil sambil menggeleng. “Orang-orang sudah berdatangan, kita harus segera bergabung.”Adam mengulurkan tangan, menarik Gauri mendekat hingga wanita itu berdiri hanya beberapa sentimeter darinya.“Kalau aku bilang kamu cantik, kamu terima saja,” tukas Adam.Gauri tertawa kecil,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   264. Harraz’s

    “Mama ingin sesuatu dari laci itu?” tanya Gauri lagi, memastikan bahwa dia tidak salah mengerti.Arum mengangguk pelan, matanya tidak lepas dari laci kecil di samping ranjang. Gauri mengerutkan kening sejenak, merasa sedikit ragu, tetapi akhirnya dia mendekat ke laci itu.Gauri membuka laci kecil tersebut dengan perlahan. Di dalamnya, terdapat sebuah kotak perhiasan kecil berwarna merah marun dengan ukiran emas di bagian atasnya. Gauri mengangkat kotak itu, lalu menoleh ke arah Arum.“Ini, Ma?” tanya Gauri sambil mengangkat kotak itu.Arum mengangguk lagi, kali ini lebih mantap. Gauri membawa kotak itu ke hadapan Arum, tetapi wanita paruh baya itu membuat gerakan tangan seolah meminta Gauri membuka kotak tersebut.Dengan hati-hati, Gauri membuka kotak kecil itu. Di dalamnya, terdapat sebuah cincin mewah dengan desain yang klasik dan elegan. Kilauan berlian di tengah cincin itu tampak memikat di bawah cahaya lampu kamar.Gauri memandang cincin itu dengan kagum.“Cincinnya sangat indah,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   263. Merawat Luka

    “Jadi, Nona benar-benar akan meninggalkan griya tawang?” tanya Amelia, matanya menatap koper kecil yang ada di sisi Gauri.Gauri mendongak dan memandang griya tawangnya sekali lagi dari tempat parkir JCrown Tower, tempat tinggal yang penuh kenangan, baik manis maupun pahit.“Ya,” jawab Gauri dengan mantap. “Tempat ini terlalu penuh dengan bayangan masa lalu. Kakek benar, saya butuh tempat tinggal baru yang lebih baik.”Amelia tersenyum kecil. “Rona Village memang lebih cocok untuk Nona sekarang. Walaupun kita sudah dewasa, terkadang kembali ke rumah orang tua akan terasa menenangkan.”Gauri hanya tersenyum. Wanita itu mengangguk pelan, mengiakan pendapat Amelia.Beberapa saat kemudian, Gauri melangkah menjauh dari JCrown Tower sambil membawa barang-barang penting dan meninggalkan semua yang tidak lagi ingin wanita itu ingat di griya tawang.Hari-hari berlalu, dan selama Adam berada di Australia, Gauri mengisi waktunya dengan bekerja dan merawat Arum. Setiap malam, setelah menyelesaika

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   262. Menularkan

    [Bagaimana bisa kamu lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan Mama daripada aku, Gauri?]Gauri membaca pesan itu dengan senyum tipis. Matanya memancarkan kehangatan yang bercampur geli. Adam selalu memiliki cara sendiri untuk mengungkapkan rasa cemburunya.Tanpa berpikir panjang, Gauri mengetik balasan. “Kamu sudah sampai di Australia?”Gauri menekan tombol kirim dan kembali menyandarkan tubuh di jok mobil. Amelia yang duduk di sampingnya sibuk dengan laptop, sementara sopir yang memegang kemudi sesekali melirik ke arah mereka melalui kaca spion.“Pesan dari Tuan Adam?” tanya Amelia dengan senyum menggoda tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptop.“Hmm,” gumam Gauri singkat sambil menyimpan ponsel ke dalam tas. “Mas Adam hanya ingin memastikan saya tidak lupa bahwa dia ingin menjadi prioritas saya.”Amelia terkekeh pelan, menggelengkan kepala. “Saya senang melihat hubungan Nona dan Tuan sudah membaik.”Mobil perlahan memasuki gerbang besar dengan lampu-lampu taman yang menyor

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   261. Bebas

    “Jadi, apa semuanya sudah selesai?” tanya Gauri sambil merapikan pakaiannya ke dalam koper kecil. Tangannya sibuk melipat gaun sederhana yang Amelia serahkan padanya.Amelia, yang berdiri di dekat lemari, mengangguk sambil membawa beberapa dokumen yang baru saja dia serahkan.“Ya, evaluasi mingguan Uno Rekayasa Industri berjalan dengan baik. Proyek-proyek besar berjalan lancar, meski ada beberapa kendala teknis kecil yang bisa diatasi dalam waktu dekat.” Amelia menjawab.“Bagus,” sahut Gauri, tersenyum tipis. “Amelia, kamu benar-benar sudah banyak membantu selama saya di sini. Terima kasih.”“Tapi, Nona Gauri … kalau saya lebih berhati-hati saat menyetir, kecelakaan itu tidak akan terjadi. Saya benar-benar minta maaf.” Amelia mendesah pelan, menatap Gauri dengan sorot mata penuh rasa bersalah.Gauri mengangkat wajah, menatap Amelia tajam, tetapi penuh kehangatan.“Saya sudah bilang berkali-kali, Amelia, saya tidak ingin mendengar permintaan maaf itu lagi,” desah Gauri sebal.“Baik, No

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   260. Oh, Pengganggu!

    "Bagaimana dengan Mama Arum?" tanya Gauri pelan, matanya menatap Adam yang baru saja duduk di kursi di samping ranjangnya.Pagi tadi, Gauri mendengar bahwa Arum dilarikan ke rumah sakit. Dan baru sore ini, dia bisa mengonfirmasi hal itu ke Adam.Adam menghela napas panjang, menatap Gauri dengan tatapan lembut. “Hipertensinya kambuh semalam, dan sekarang Mama dinyatakan mengalami stroke.”Gauri terkejut, matanya membulat. “Stroke?”Adam mengangguk, rahangnya sedikit mengeras. “Semalam setelah aku bilang ingin membatalkan perceraian dan ingin kembali denganmu, Mama sangat marah. Mama belum bisa menerima itu.”“Mas Adam ….” Gauri menggigit bibir, matanya terlihat berkaca-kaca. “Aku ingin menjenguk Mama Arum.”Adam menatap Gauri cukup lama sebelum akhirnya menghela napas dan mengangguk pelan.“Kamu boleh menjenguknya. Tapi ada syarat!” tukas Adam.“Syarat?” Gauri menaikkan alis. “Apa?”“Kamu hanya boleh menjenguk Mama saat kamu sudah sembuh dan mengenakan gaun cantik yang biasa kamu pakai

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   259. Kencan Buta

    “Ini pasti hari spesial, bukan?” tebak Arum sambil memindai ruangan.Suara alunan piano yang lembut mengisi suasana restoran mewah itu. Lampu-lampu kristal menggantung tinggi, memancarkan cahaya hangat yang menciptakan atmosfer elegan.Adam duduk di sebuah meja dekat jendela besar, mengenakan setelan jas hitam sempurna. Di depannya, Arum, terlihat sangat antusias dengan wajah merona yang sulit disembunyikan.“Ini pilihan restoran yang bagus, Adam,” lanjut Arum sambil tersenyum. “Akhirnya, kamu mulai mengerti bahwa wanita-wanita pilihan Mama punya kualitas yang sepadan denganmu.”Adam hanya mengangkat alis sedikit, lalu menyesap air putih dari gelas kristalnya. Senyum kecil muncul di wajah pria itu, meskipun matanya tetap dingin.“Mama sangat yakin malam ini akan menjadi momen besar, ya?” tanya Adam.“Tentu saja!” Arum tertawa kecil sambil merapikan gaunnya yang berkilauan. “Mama tahu kamu keras kepala, Adam, tapi setidaknya sekarang kamu mulai membuka hati untuk pilihan yang tepat. Ja

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   258. Kali Ini Akan Kulakukan dengan Benar

    “Jangan bergerak terlalu banyak, Gauri” pinta Adam sambil mendorong kursi roda Gauri perlahan, membawa wanita itu ke taman rumah sakit. “Dokter bilang kamu masih perlu banyak istirahat. Aku tidak akan mengampuni diriku jika setelah ini terjadi sesuatu pada dirimu lagi.”Gauri tersenyum tipis dengan pipi memerah. Wajah wanita itu jauh lebih cerah dibanding hari-hari sebelumnya.“Aku tidak bergerak sama sekali, Mas Adam. Kamu yang menaruh aku untuk duduk di sini, di kursi roda, bukan?” Gauri tidak ingin kalah.Adam menoleh sejenak ke arah Gauri dengan tatapan yang tenang dan menghangatkan. Ada senyum tipis yang menghiasi bibirnya.“Kalau kamu tidak ingin duduk di sini, aku bisa mengembalikanmu ke ranjang perawatan,” tukas Adam berpura-pura marah, padahal sedang menahan tawa.Gauri tertawa kecil, menyentuh tangan Adam yang berada di pegangan kursi roda. “Tidak usah. Di sini jauh lebih menyenangkan. Terima kasih sudah membawaku keluar.”Angin sore yang sejuk menyapu wajah mereka saat Adam

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   257. Merindu Manik Cokelat Gauri

    “Apa yang mereka inginkan dari kerja sama ini?” tanya Adam pada seseorang di seberang telepon sambil memandang cahaya matahari lembut yang masuk melalui jendela, menerangi ruangan perawatan VIP di salah satu rumah sakit terbaik di kota Jakarta.Adam duduk di sofa dengan postur tegap, satu tangan memegang ponsel, sementara tangan lainnya menelusuri dokumen yang tersebar di meja kecil di depannya. Di sekitar sofa, ada laptop terbuka, beberapa map tebal, dan secangkir kopi yang sudah hampir dingin.“Saya paham bahwa Harraz Mall harus menarik perhatian publik dengan langkah ini,” ujar Adam serius. “Tapi brand sebesar itu memerlukan penawaran yang lebih kuat. Saya akan mengatur ulang kontraknya besok.”Sebuah keheningan singkat mengisi ruangan sebelum suara kecil terdengar dari ranjang di belakangnya.“Mas Adam?”Adam langsung tersentak, jantungnya berdebar keras. Suara itu begitu lembut, tetapi cukup untuk menghentikan dunianya sejenak. Dengan gerakan cepat, Adam menoleh, matanya membelal

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status