Beranda / Romansa / Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa / 155. Jangan Sampai Salah Langkah

Share

155. Jangan Sampai Salah Langkah

Penulis: prasidafai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-23 20:17:58

Walaupun dadanya sakit dan sesak, Gauri kembali menegakkan punggung dan tersenyum sinis pada Thomas. Air mata menggenang di pelupuk matanya.

“Kamu keterlaluan!” teriak Thomas pada Gauri sambil menunjuk wajahnya.

“Adam!” Thomas beralih pada Adam. “Bagaimana kamu ingin menyelesaikan masalah ini? Kamu baru saja membawa pergi tunangan pria lain sekaligus CEO perusahaan besar?!”

“Hanya itu yang Kakek pedulikan?” tanya Gauri mengernyitkan dahi dan mengepalkan kedua telapak tangannya.

“Gauri ….” Adam menggeleng, mengingatkan supaya Gauri tidak balas berteriak pada Thomas. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada hubungan kakek dan cucu itu.

“Apakah kalian berdua sadar dengan apa yang kalian lakukan?!” Thomas berteriak lagi. “Terutama kamu, Gauri, kamu pergi di waktu krusial perusahaan! Cepat pergi dari sini dan lihat apa yang terjadi di kantormu!”

Suara Thomas menggelegar bag
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   156. Sampai ke Akar

    Sementara itu di Rona Village setelah Gauri pergi, Thomas tidak bicara sama sekali sampai cucunya menghilang di balik pintu utama. “Kamu tidak marah pada saya, Adam?” tanya Thomas kemudian. Adam menoleh dan menatap pria tua itu dengan datar. “Kamu seorang CEO perusahaan terbesar kedua di Indonesia yang terkenal dingin pada siapa saja, tetapi kamu baru saja menerima tamparan dari seorang kakek tua!” lanjut Thomas menyipitkan mata. “Saya akan melakukan hal yang lebih dari ini jika berada di posisi Pak Tomas,” jawab Adam datar. “Anak muda yang pintar bicara dan suka menggurui orang yang lebih berpengalaman.” sarkas Thomas sambil terkekeh. “Apa kamu pikir saya hanya akan melakukan itu, Adam?” Thomas terus menatap tajam Adam. “Apa kamu tahu dengan sikap Gauri yang seperti itu, dia sama saja bersedia jika saya membunuhmu?” Adam mengepalkan tangan. Namun, dia tidak ingin menunjukan perasaan itu di wajahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   157. Tidak Akan Lama Lagi

    “Lily, Gauri adalah cucu Pak Thomas. Dia berhak tahu apa yang terjadi pada kakeknya,” tukas Adam sambil mengernyitkan dahi.Lily mendesah dan memejamkan mata. Dia memang tidak ingin Gauri datang dan mengganggu momen mereka berdua lagi. Namun, wanita itu punya alasan lain.“Mas Adam.” Lily perlahan membuka mata. Kini sorot matanya lebih lembut.Adam mengangkat kedua alisnya.“Ini permintaan Tuan Thomas,” lanjut Lily menatap lurus mata Adam.Pria itu mengernyit semakin dalam sambil menggeleng. “Apa?”Untuk beberapa saat Lily hanya diam. Dia sedang menimbang sesuatu.Apakah Lily harus menggunakan kartunya sekarang atau dia masih bisa menyimpannya lebih lama untuk keuntungan yang lebih besar?Lily menoleh pada Thomas yang belum sadar. Monitor yang ada di sebelah Thomas menunjukan detak jantung pria tua itu mulai normal.“Tuan Thomas sudah lama mengidap kanker usus,” ucap Lily menjelaskan dengan hati-hati. Dia akhirnya memutuskan untuk menggunakan kartunya sekarang.Adam membeku. “Kanker u

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   158. Kekosongan

    “Sama sekali tidak ada kemajuan?” tanya Gauri pada Amelia saat mereka tiba di kantor setelah jam makan siang. Gauri baru saja mendapat laporan dari Amelia bahwa beberapa proyek tidak berjalan karena Ezra tidak kunjung memberi keputusan pada bawahannya. Ternyata selama Gauri pergi, pria itu juga tidak bekerja. Selain proyek, ada juga beberapa rapat yang terpaksa tertunda atau terpaksa tetap berjalan walaupun tanpa kehadiran Gauri dan Ezra. Namun, salah satu masalah yang paling fatal adalah pembatalan kerja sama dengan Kementerian Pembangunan yang nilai proyeknya mencapai 10 triliun. Itu adalah proyek dengan nilai terbesar di bulan berjalan. “Ya, Nona. Itu adalah keputusan krusial yang hanya bisa ditentukan oleh Tuan Ezra atau Nona Gauri,” jawab Amelia yang berdiri di depan meja kerja Gauri. “Kalau Ezra belum datang, bawa ke sini dokumennya. Biar saya pelajari dan hari ini juga saya aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   159. Pengakuan Adam

    “Apakah ini rekaman CCTV dari giya tawang?” Gauri memperhatikan kotak penyimpanan itu dengan seksama. Kedua alisnya terangkat. Amelia mengangguk dengan yakin. “Iya, Nona. Saya sudah menelusuri rekaman CCTV itu. Rekaman itu menunjukkan bahwa Amora datang ke griya tawang sekitar pukul delapan malam. Setelah itu, dia keluar sekitar satu jam kemudian.” Gauri terdiam, dadanya berdegup keras. Ada ribuan pertanyaan bersarang di kepalanya, tetapi untuk saat ini hanya satu yang terasa paling mendesak. “Tidak ada yang tahu tentang rekaman ini selain saya, kamu, dan Mas Adam, bukan?” “Iya, Nona,” jawab Amelia. “Untuk berjaga-jaga, saya juga sudah menduplikasi dan menyimpannya sementara di perangkat pribadi saya. Tapi saya pikir akan lebih baik jika Nona menyimpannya di tempat yang lebih aman.” Gauri menutup mata sejenak, menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya. “Cari bank dengan brankas terbaik, Amelia. Pastikan hanya saya yang tahu kata sandi dan punya akses untuk menggantinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   160. Tidak Semudah yang Dipikirkan

    “Amelia, kita harus ke rumah sakit sekarang!” Gauri menoleh tajam ke arah sopir pribadi yang duduk di depan, napasnya memburu setelah dia menyaksikan siaran langsung konferensi pers itu. “Saya ingin memastikan kondisi Kakek!” Amelia, yang duduk di samping sopir, tampak tertegun. Wajahnya sedikit pucat, tetapi dia mencoba menjaga ketenangannya. “Nona Gauri, apa Nona langsung percaya dengan ucapan Tuan Adam? Tuan Adam ... mungkin saja hanya asal bicara untuk mengalihkan topik.” “Kalian sudah tidak berada di pihak yang sama?” sindir Gauri. Bola mata Amelia bergerak liar. Dia tidak mungkin mengatakan tidak, tetapi untuk masalah ini Amelia harus berpihak pada Thomas. Gauri mengernyitkan dahi, mencoba melihat wajah Amelia. Namun, sekretarisnya itu terus memalingkan muka. “Kamu siap bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Kakek, Amelia? Ini bukan hal yang bisa dianggap sepele. Kalau Kake

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   161. Dokter Lily

    Beberapa menit sebelum kedatangan Adam ke rumah Thomas, tepatnya saat konferensi pers di sebuah lobi hotel “Tuan Adam, Anda mengatakan bahwa dokter Lily Lenson mengancam nyawa Tuan Thomas Uno. Apakah Tuan Adam memiliki bukti atas tuduhan serius ini?” tanya seorang reporter pria yang membuat reporter lain ikut mengajukan pertanyaan serupa. Suara reporter-reporter itu menggema di ruang lobi hotel yang megah. Mendadak, konferensi pers yang seharusnya dijadikan ajang meresmikan hubungan Lily dan Adam berubah menjadi lebih menegangkan. Perjodohan seorang konglomerat memang menarik, tetapi berita tentang konglomerat yang sedang sakit parah dijamin mampu merajai topik hangat di seluruh media sosial, apalagi ini adalah Thomas Uno. “Seharusnya kalian paham,” ujar Adam, membuat para reporter terdiam. “Ketika kalian diancam oleh seseorang secara nyata, apakah kalian akan sempat mendapatkan bukt

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   162. Dering Telepon

    Hujan yang mulai reda menyisakan aroma tanah basah di udara. Gauri berdiri mematung di depan pintu utama kediaman Thomas. Mata wanita itu menyipit menatap Bergas dan Adam secara bergantian. Tubuhnya sedikit gemetar, entah karena udara dingin atau amarah yang terpendam sejak mendengar pengakuan Adam di konferensi pers tadi. "Saya bertanya, kenapa kamu bilang itu tidak benar?" Adam mengulang pertanyaannya kepada Bergas. Nada bicaranya semakin rendah, tetapi penuh penekanan. Bergas menghela napas berat, menunduk sejenak sebelum mengangkat wajah. "Tuan Adam, saya hanya mengikuti perintah Tuan Thomas." "Perintah apa?" Gauri menyela, melangkah maju mendekati Bergas. "Kamu tahu sesuatu, bukan? Beri tahu saya semuanya sekarang." Bergas terlihat bimbang. Matanya bergulir ke arah Adam, lalu kembali menatap Gauri. "Setelah Tuan Adam membuat pernyataan seperti itu di konferens

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   163. Bisnis Baru

    "Apa yang sebenarnya kamu pikirkan saat bicara di konferensi pers tadi, Adam?" Suara Patricia memecah keheningan begitu Adam masuk ke dalam rumah.Wanita itu duduk di ruang tamu rumah Adam dengan punggung yang tegak dan mata menatap pria muda itu tajam.Adam menghentikan langkah di depan sofa yang berseberangan dengan tempat Patricia duduk."Saya tidak berpikir hal itu perlu penjelasan lebih lanjut, Tante Patricia. Saya sudah mengatakan yang sebenarnya." Adam terdengar tenang, tetapi ada ketegangan yang sulit disembunyikan.Patricia menyipitkan mata, amarah bergemuruh di dadanya. "Kamu pikir mengungkapkan hal seperti itu di depan publik adalah langkah yang cerdas, Adam?! Kamu tahu betapa berantakannya situasi saat ini? Kamu memfitnah Lily melakukan pengancaman dan berniat membunuh Thomas!""Situasi di masa depan bisa jauh lebih berantakan jika saya membiarkan diri saya terjebak bersama Lily. Saya sudah tidak ingin kehilangan lagi orang ya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-27

Bab terbaru

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   239. Mengajukan Diri

    Gauri melangkah keluar dari kamar tidurnya dengan mengenakan setelan serba hitam. Gaun sederhana yang membalut tubuh dipadukan dengan syal tipis di leher, membuat penampilannya terlihat elegan sekaligus muram. Rambutnya yang digerai rapi menambah kesan serius pada wajah yang sudah sejak pagi menunjukkan ekspresi datar.Di ruang tamu griya tawang, Ezra sedang duduk sambil membaca dokumen yang baru saja dikirimkan oleh asistennya. Pria itu mengenakan setelan formal, tetapi dasinya masih tergantung longgar di leher, menandakan bahwa dia belum sepenuhnya siap untuk hari itu.Ketika melihat Gauri muncul, Ezra mengangkat wajah, menatap wanita itu dengan tatapan penuh tanya.“Kenapa kamu sudah berpakaian seperti itu sepagi ini?” tanya Ezra tanpa basa-basi.“Saya akan pergi ke pemakaman Amora,” jawab Gauri dengan singkat, tanpa mencoba menjelaskan lebih banyak.Ezra mendengkus kecil dan menaruh dokumennya ke meja. “Tidak perlu! Jadwal fitting gaun pernikahan kita baru siang nanti. Kamu tidak

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   238. Kamar Rawat Inap Chava

    “Oh, Chava,” ucap Gauri lirih begitu matanya menangkap sosok Chava.Gadis kecil itu terbaring di atas ranjang dengan selang oksigen terpasang di hidungnya, dan infus menggantung di samping tempat tidurnya. Wajah anak itu terlihat sangat pucat, napasnya bergerak perlahan, menggambarkan dia sedang berjuang untuk tetap bertahan hidup. Ada beberapa luka di bagian wajah dan kepalanya.Gauri berdiri di sisi ranjang, kedua tangannya menggenggam erat pagar pembatas tempat tidur. Mata wanita itu berkaca-kaca saat memandangi wajah Chava yang tampak tidak berdaya.“Maafkan, Tante,” ucap Gauri pelan. Wanita itu terlalu takut untuk sekadar mengusap rambut Chava karena anak itu terlihat sangat ringkih.Michael berdiri di belakang Gauri, memperhatikan wanita itu dalam diam. Namun, setelah beberapa saat, pria itu melangkah mendekat dan membuka suara.“Gauri,” panggil Michael pelan, dia menatap mata Gauri dengan hati-hati. “Kalau aku boleh tahu, apa hubunganmu dengan anak ini?”Gauri menoleh perlahan,

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   237. Imbalan

    Di dalam mobil yang melaju menuju rumah sakit, Gauri terus memandangi jendela, matanya tampak kosong walaupun pikirannya penuh dengan kekhawatiran. Mobil itu berhenti dengan mulus di depan rumah sakit.“RS Bashar?” tanya Gauri setengah berbisik, matanya menatap papan nama rumah sakit itu dengan sedikit heran. “Bukankah ini rumah sakit yang dulu pernah mengalami masalah?”‘Akibat ulah Ezra,’ lanjut Gauri dalam hati.Adam menoleh, menatap Gauri sambil membuka sabuk pengamannya.“RS Bashar sudah membaik dalam dua tahun terakhir,” jelas Adam sambil tersenyum tipis. “Mereka melakukan perombakan besar-besaran, termasuk mendatangkan tim medis terbaik. Sekarang mereka masuk ke jajaran rumah sakit unggulan.”Gauri mengangguk kecil, akhirnya mengerti. “Saya jarang mengikuti perkembangan rumah sakit ini.”Amelia yang duduk di depan segera keluar, memberi ruang bagi Gauri dan Adam untuk menyusul.Ketika Gauri hendak membuka pintu mobil, Adam menahan tangan wanita itu dengan lembut.“Tunggu,” ucap

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   236. Semua Sudah Terjadi

    Adam menatap Amelia dengan tajam, lalu mengalihkan pandangan ke arah Gauri yang berdiri di sebelahnya. Tatapan pria itu melunak sedikit, tetapi tidak mengurangi aura serius di wajahnya.“Gauri,” panggil Adam dengan intonasi yang tegas. “Saya akan ke rumah sakit sekarang. Apa kamu ingin ikut?”Gauri menoleh ke arah Adam. Wajah wanita itu menunjukkan kebingungan dan kekhawatiran yang bercampur aduk.Namun, sebelum Gauri sempat membuka mulut untuk menjawab, Ezra tanpa rasa bersalah memotong pembicaraan mereka.“Gauri tidak akan pergi ke mana-mana!” tukas Ezra penuh penekanan.Ezra melangkah maju, berdiri di antara Adam dan Gauri, menjadi penghalang. Dia mengangkat dagunya dengan angkuh dan menatap sengit Adam.Adam hanya menatap Ezra dengan dingin, tidak terpengaruh oleh sikap agresif pria itu. Pikiran CEO Harraz Mall itu sedang terpecah, memikirkan cara untuk membantu Chava yang kini dalam kondisi kritis sambil menunggu jawaban Gauri.Melihat ketegangan di antara kedua pria itu, Gauri a

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   235. Ada yang Kembali dan Pergi

    "Penghargaan ini adalah bukti bahwa badai tidak pernah menghancurkan mereka yang terus berjuang. Sekali lagi, terima kasih!" Adam menutup pidatonya sambil tersenyum lebar dan menatap seluruh ruangan.Setelah itu, Adam melangkah turun dari panggung dengan percaya diri. Piala penghargaan masih digenggam erat di tangannya. Pria itu tersenyum penuh kemenangan, tetapi saat tatapannya kembali bertemu dengan Ezra, Adam menghapusnya.Adam terus berjalan menuju meja VIP tempat dia duduk, yang tidak jauh dari Ezra. Sementara Gauri, yang masih berdiri di dekat pintu menuju lorong segera mengikuti Adam untuk kembali ke tempat. Wanita itu tidak ingin Adam dan Ezra bertengkar jika tidak dia pisahkan.Ezra mendongak, menatap Adam yang kini berdiri di hadapannya. Tatapan Ezra tajam, tetapi rahang pria itu mengeras menahan amarah.“Selamat, Adam,” ujar Ezra dingin. “Tapi itu tidak akan mengubah apa pun. Saya tetap akan menikah dengan Gauri.”Adam menyunggingkan senyum tipis. Pria itu meletakkan piala

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   234. Pemimpin Pertarungan

    Adam mematung sejenak mendengar jawaban Gauri.Pernikahan itu adalah kehendak Gauri sendiri. Kata-kata itu bergema di kepala Adam, memukul hatinya sangat keras hingga terasa sesak.Namun, pria itu dengan cepat menyembunyikan rasa cemburu dan kecewa yang menggerogoti dadanya. Tatapan Adam tetap dingin, walaupun matanya menyiratkan luka yang sulit pria itu sembunyikan.Sebelum Adam sempat menanggapi, langkah kaki seseorang terdengar mendekat. Seorang panitia acara muncul di lorong, mengenakan seragam formal hitam, dengan wajah cemas yang menyiratkan bahwa dia membutuhkan sesuatu.“Maaf mengganggu, Tuan Adam,” ujar panitia itu dengan sopan. “Kami mohon Anda segera kembali ke aula. Sebentar lagi nominasi pemenang yang paling ditunggu akan diumumkan.”Adam menoleh, menatap panitia itu dengan wajah datar.“Saya akan kembali jika saya merasa sudah waktunya untuk kembali,” balas Adam dingin, membuat panitia itu terlihat semakin gugup.“Mohon maaf, Tuan, tetapi kami harus memastikan semua tamu

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   233. Kehendak Sendiri

    Gauri menggenggam tangan Adam dengan erat, menarik pria itu keluar dari aula yang penuh dengan berbagai macam tatapan para tamu undangan. Gaun biru tua wanita itu menyapu lantai, menciptakan desiran halus setiap kali Gauri melangkah cepat.Adam mengikuti tanpa perlawanan, senyuman kecil masih tersungging di wajahnya yang tampan.Tatapan penuh rasa ingin tahu dari para tamu yang mereka lewati tidak membuat pria itu merasa terintimidasi. Sebaliknya, Adam justru tampak menikmati setiap detik pertunjukan yang dia ciptakan.Sampai akhirnya, mereka berhenti di sebuah lorong sepi yang dipenuhi dengan pintu-pintu menuju ruangan kecil untuk panitia dan staf acara.Lampu temaram menciptakan bayangan panjang di dinding, mempertegas aura intens di antara keduanya.Gauri melepas genggaman tangannya, lalu berbalik menghadapi Adam. Tatapan wanita itu tajam, walaupun wajahnya masih sedikit memerah akibat insiden di meja tadi.“Apa yang kamu lakukan tadi di depan banyak orang, Mas Adam?!” seru Gauri s

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   232. Kamu Akan Tamat!

    Sorotan lampu dari panggung utama mengikuti langkah anggun Gauri saat wanita itu melangkah menuju podium. Gaun biru tuanya berkilauan di bawah cahaya lampu, menonjolkan aura berkelas dan memukau yang membuat ruangan seketika terdiam.“Selamat, Nona Gauri!” ucap pembawa acara dengan senyum lebar sambil memberikan piagam penghargaan pada Gauri.Setelah Gauri menerima piagam itu, pembawa acara segera mempersilakannya menuju podium untuk berpidato.Dengan kepala terangkat, Gauri berdiri tegap di belakang mikrofon. Senyuman kecil tersungging di wajahnya, bukan senyum hangat, melainkan senyum formalitas yang hanya wanita itu gunakan di depan rekan bisnis.“Terima kasih kepada panitia dan para dewan juri atas penghargaan ini,” ucap Gauri, suaranya mengalir lembut, memenuhi ruangan yang dipenuhi sosok penting dunia bisnis. “Penghargaan ini adalah bukti nyata kerja keras dan dedikasi seluruh tim di Uno Rekayasa Industri. Tanpa mereka, visi saya tidak akan pernah terwujud.”Saat Gauri melanjutk

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   231. Diserang dari Dua Arah

    Gauri turun dari mobil hitam yang berhenti di depan venue acara Penghargaan Bisnis.Gaun biru tua berpotongan klasik dengan potongan punggung rendah menghiasi tubuhnya dengan sempurna. Kilauan berlian di bahunya memantulkan cahaya lampu sorot, membuat wanita itu tampak seperti ratu.Ezra melangkah keluar terlebih dahulu, lalu dengan sigap mengulurkan tangan untuk membantu Gauri. Senyum lebar menghiasi wajahnya, tetapi mata pria itu sebenarnya sedang mengawasi setiap gerak-gerik tunangannya.“Senyum, Gauri. Kamera sedang menonton kita,” bisik Ezra sambil memegang pinggang wanita itu.Gauri mengangkat dagu sedikit, memamerkan senyum anggun yang dingin. Kamera dari para wartawan berkerlap-kerlip tanpa henti, menangkap setiap langkah mereka di karpet merah.Ezra melingkarkan lengannya di pinggang Gauri, menciptakan citra pasangan sempurna. Pria itu tersenyum penuh kebanggaan.Setelah berhenti di depan kumpulan wartawan, Ezra dan Gauri mulai berpose mesra. Ezra mendekatkan bibirnya ke teli

DMCA.com Protection Status