Home / Romansa / Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa / 160. Tidak Semudah yang Dipikirkan

Share

160. Tidak Semudah yang Dipikirkan

Author: prasidafai
last update Last Updated: 2024-11-26 13:43:08

“Amelia, kita harus ke rumah sakit sekarang!” Gauri menoleh tajam ke arah sopir pribadi yang duduk di depan, napasnya memburu setelah dia menyaksikan siaran langsung konferensi pers itu. “Saya ingin memastikan kondisi Kakek!”

Amelia, yang duduk di samping sopir, tampak tertegun. Wajahnya sedikit pucat, tetapi dia mencoba menjaga ketenangannya. “Nona Gauri, apa Nona langsung percaya dengan ucapan Tuan Adam? Tuan Adam ... mungkin saja hanya asal bicara untuk mengalihkan topik.”

“Kalian sudah tidak berada di pihak yang sama?” sindir Gauri.

Bola mata Amelia bergerak liar. Dia tidak mungkin mengatakan tidak, tetapi untuk masalah ini Amelia harus berpihak pada Thomas.

Gauri mengernyitkan dahi, mencoba melihat wajah Amelia. Namun, sekretarisnya itu terus memalingkan muka.

“Kamu siap bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada Kakek, Amelia? Ini bukan hal yang bisa dianggap sepele. Kalau Kake
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   161. Dokter Lily

    Beberapa menit sebelum kedatangan Adam ke rumah Thomas, tepatnya saat konferensi pers di sebuah lobi hotel “Tuan Adam, Anda mengatakan bahwa dokter Lily Lenson mengancam nyawa Tuan Thomas Uno. Apakah Tuan Adam memiliki bukti atas tuduhan serius ini?” tanya seorang reporter pria yang membuat reporter lain ikut mengajukan pertanyaan serupa. Suara reporter-reporter itu menggema di ruang lobi hotel yang megah. Mendadak, konferensi pers yang seharusnya dijadikan ajang meresmikan hubungan Lily dan Adam berubah menjadi lebih menegangkan. Perjodohan seorang konglomerat memang menarik, tetapi berita tentang konglomerat yang sedang sakit parah dijamin mampu merajai topik hangat di seluruh media sosial, apalagi ini adalah Thomas Uno. “Seharusnya kalian paham,” ujar Adam, membuat para reporter terdiam. “Ketika kalian diancam oleh seseorang secara nyata, apakah kalian akan sempat mendapatkan bukt

    Last Updated : 2024-11-26
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   162. Dering Telepon

    Hujan yang mulai reda menyisakan aroma tanah basah di udara. Gauri berdiri mematung di depan pintu utama kediaman Thomas. Mata wanita itu menyipit menatap Bergas dan Adam secara bergantian. Tubuhnya sedikit gemetar, entah karena udara dingin atau amarah yang terpendam sejak mendengar pengakuan Adam di konferensi pers tadi. "Saya bertanya, kenapa kamu bilang itu tidak benar?" Adam mengulang pertanyaannya kepada Bergas. Nada bicaranya semakin rendah, tetapi penuh penekanan. Bergas menghela napas berat, menunduk sejenak sebelum mengangkat wajah. "Tuan Adam, saya hanya mengikuti perintah Tuan Thomas." "Perintah apa?" Gauri menyela, melangkah maju mendekati Bergas. "Kamu tahu sesuatu, bukan? Beri tahu saya semuanya sekarang." Bergas terlihat bimbang. Matanya bergulir ke arah Adam, lalu kembali menatap Gauri. "Setelah Tuan Adam membuat pernyataan seperti itu di konferens

    Last Updated : 2024-11-26
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   163. Bisnis Baru

    "Apa yang sebenarnya kamu pikirkan saat bicara di konferensi pers tadi, Adam?" Suara Patricia memecah keheningan begitu Adam masuk ke dalam rumah.Wanita itu duduk di ruang tamu rumah Adam dengan punggung yang tegak dan mata menatap pria muda itu tajam.Adam menghentikan langkah di depan sofa yang berseberangan dengan tempat Patricia duduk."Saya tidak berpikir hal itu perlu penjelasan lebih lanjut, Tante Patricia. Saya sudah mengatakan yang sebenarnya." Adam terdengar tenang, tetapi ada ketegangan yang sulit disembunyikan.Patricia menyipitkan mata, amarah bergemuruh di dadanya. "Kamu pikir mengungkapkan hal seperti itu di depan publik adalah langkah yang cerdas, Adam?! Kamu tahu betapa berantakannya situasi saat ini? Kamu memfitnah Lily melakukan pengancaman dan berniat membunuh Thomas!""Situasi di masa depan bisa jauh lebih berantakan jika saya membiarkan diri saya terjebak bersama Lily. Saya sudah tidak ingin kehilangan lagi orang ya

    Last Updated : 2024-11-27
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   164. Bukan Gadis Bodoh

    "Tuan Thomas sakit kanker usus sejak lima tahun lalu, tidak lama setelah Nona Gauri pergi ke Amerika Serikat. Tuan tidak ingin Nona khawatir, itulah mengapa beliau begitu merahasiakan kondisi kesehatannya," ucap Bergas saat menjelaskan kondisi Thomas pada Gauri.Kalimat itu terus terngiang di kepala Gauri selama perjalanan pulangnya ke JCrown Tower. Di dalam mobil, Gauri duduk mematung dengan tangan terkepal di atas paha.Bergas meminta salah satu sopir Keluarga Uno untuk mengantar Gauri pulang. Mengingat, wanita itu tidak datang bersama Amelia.Pemandangan langit yang masih basah menyisakan bayangan kabur di kaca jendela. Pikiran Gauri kalut, seperti pusaran air yang menyeretnya semakin dalam. Dia ingat bagaimana Thomas selalu terlihat kuat di depannya.Tidak ada yang pernah menyangka bahwa pria setangguh itu menyembunyikan penyakit serius selama bertahun-tahun. Sekarang, setelah mengetahui kebenarannya, perasaan bersalah menghantam Gauri dengan

    Last Updated : 2024-11-27
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   165. Anak yang Membuat Gauri Bercerai

    "Nona, saya sudah mengirimkan rekaman CCTV yang Nona minta ke surel pribadi Nona. Silakan diperiksa," ujar Amelia sebelum Gauri masuk ke dalam kamar.Gauri tersenyum tipis dan mengangguk. Wanita itu perlu mandi untuk mendinginkan kepalanya.Saat larut malam tiba, alih-alih istirahat, Gauri justru duduk di meja kerjanya, menatap layar laptop yang menampilkan file video rekaman CCTV dari koridor di depan pintu utama griya tawangnya.Gauri menekan tombol mainkan, dan video mulai memutar momen pada hari insiden itu terjadi. Wanita itu menahan napas ketika melihat sosok yang sudah tidak asing lagi di dalam video, Amora. Amora tampak memasuki griya tawang dengan langkah hati-hati, memastikan tidak ada yang melihatnya."Amora …." desis Gauri pelan.Bukti ini cukup kuat untuk menyeret Amora ke jalur hukum. Rekaman itu dengan jelas menunjukkan bahwa Amora satu-satunya orang yang ada di griya tawang, selain Gauri. Namun, tidak lama kemudian Gauri mengernyit."Kalau aku melaporkan Amora, ini ak

    Last Updated : 2024-11-27
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   166. Menjadi Antagonis

    "Kenapa masih menangis, Chava? Mereka sudah pergi dan tidak akan berani mengganggumu lagi," ujar Gauri dengan suara lembut sambil menyeka sisa air mata di pipi gadis kecil itu.Namun, tangis Chava tidak juga berhenti. Gadis itu memeluk tas kecilnya erat-erat seperti benda itu adalah harta yang paling berharga.Gauri menghela napas panjang. Dia merasa kasihan melihat kondisi Chava."Ayo, kita beli es krim. Kamu suka es krim, kan? Tante tahu toko es krim yang enak di dekat sini!" ajak Gauri sambil tersenyum.Gauri ingat pada pertemuan pertamanya dengan Chava. Gadis kecil itu meminta es krim pada Amora dengan mata yang berbinar.Mata Chava yang sembap mendongak perlahan."Benarkah, Tante? Tapi ... aku tidak punya uang," jawab Chava polos, suara lirihnya masih terdengar gemetar.Gauri tersenyum sambil mengusap pelan kepala Chava. "Kamu tidak perlu khawatir soal itu. Ayo, ikut Tante!"

    Last Updated : 2024-11-28
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   167. Orang Asing

    "Nama Papa aku ...." Chava membuka mulutnya untuk menjawab, tetapi suaranya terputus saat pandangannya tertuju pada sosok yang berdiri tidak jauh dari mereka.Mata kecil Chava melebar dan tangan mungilnya menggenggam tas dengan lebih erat."Mama!" seru Chava pelan.Gauri mengikuti arah pandangan Chava. Benar saja, sosok Amora berdiri di tepi jalan, mengenakan gaun semata kaki dengan wajah dingin yang mengawasi mereka. Tatapan Amora seperti pisau yang menusuk langsung ke arah Gauri.Jantung Gauri kini berdebar untuk alasan yang berbeda. Namun, wajah wanita cantik itu terlihat tetap tenang.Amora melangkah cepat ke arah mereka, wajahnya mengeras seiring langkahnya yang semakin dekat dengan Gauri. Begitu sampai, wanita itu langsung menarik tangan Chava ke sisinya tanpa basa-basi."Apa yang kamu lakukan di sini, Chava?" tanya Amora tajam, tanpa melirik Gauri. “Apakah kamu sadar kalau kamu sudah membuat M

    Last Updated : 2024-11-28
  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   168. Setelah Konferensi Pers

    "Amora, jangan pergi dulu!" Gauri melangkah maju dengan niat mengejar Amora yang berjalan cepat bersama Chava.Namun, langkah wanita itu terhenti ketika ponsel di dalam tasnya berdering. Dia menghela napas panjang, mengeluarkan ponsel, dan membaca nama Amelia di layar.Dengan enggan, Gauri mengangkat panggilan itu."Ada apa, Amelia?" Gauri berusaha menahan rasa kesalnya."Nona Gauri, Nona di mana? Rapat dengan dewan direksi akan dimulai dalam lima belas menit. Semua sudah hadir." Amelia terdengar cemas di ujung telepon.Gauri menatap punggung Amora dan Chava yang semakin menjauh. "Amelia, saya sedang di luar. Akan saya usahakan sampai tepat waktu.""Tolong jangan terlambat, Nona. Ini sangat penting." Amelia menekankan sebelum menutup telepon.Gauri mendesah panjang, menatap jalan tempat Amora dan Chava menghilang. Meskipun hatinya bergejolak, Gauri paham tanggung jawabnya sebagai CEO Uno Rekayasa Industri tidak bisa diabaikan. ‘Amora, aku belum selesai denganmu,’ batin Gauri sebelum

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   248. Satu Jam Lagi

    Adam meletakkan kotak kecil di meja di depan Gauri, yang sedang duduk di sofa rumah peristirahatannya. Hari sudah sore saat pria itu sampai. Mata pria itu tajam, tetapi penuh perhatian.“Ini,” kata Adam sambil mendorong kotak itu sedikit lebih dekat ke Gauri. “Aku pikir kamu membutuhkan ini.”Gauri membuka kotak itu dengan alis terangkat. Di dalamnya terdapat sebuah ponsel baru berwarna hitam, dengan desain ramping yang terlihat mahal.“Mas Adam,” ujar Gauri pelan. “Aku tidak meminta ini.”“Dan aku tidak akan menunggu kamu memintanya,” balas Adam sambil menatap lurus ke arah Gauri. “Kita perlu berkomunikasi. Aku mungkin tidak bisa sering ke sini setelah ini.”Gauri terdiam sesaat, lalu mengangguk. Wanita itu tahu Adam benar.“Terima kasih,” ucap Gauri singkat sambil mengambil dan mulai mempelajari ponsel itu.Adam tidak membalas. Pria itu meraih saku jasnya dan mengeluarkan sebuah benda lain, pistol kecil berwarna hitam. Dia meletakkan benda berbahaya itu di atas kotak ponsel yang sud

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   247. Batal

    Ezra langsung tersentak dari euforia mabuknya ketika melihat Gauri berdiri di hadapannya. Cahaya dari senter yang diarahkan ke wajah pria itu membuat mata Ezra menyipit, tetapi dia tahu dengan pasti siapa pemilik suara dingin itu.“Gauri …?” tanya Ezra memastikan. Pria itu masih terdengar serak, nadanya ada di antara keterkejutan dan ketakutan.Seketika, kesadaran Ezra yang terkubur di bawah lapisan alkohol dan hedonisme kembali dengan paksa. Ezra melompat berdiri dari sofa, pria itu sedikit oleng, tetapi pandangannya tetap fokus pada wanita yang berdiri di depannya.Wanita-wanita yang menemani Ezra berpesta langsung terdiam, bingung dengan suasana yang tiba-tiba berubah tegang. Mereka berbisik, tidak berani bertanya apa yang sedang terjadi.“Keluar!” teriak Ezra dengan nada penuh perintah kepada para wanita itu. “Semua keluar sekarang juga!”Wanita-wanita itu segera berdiri dan berpencar untuk memungut pakaian mereka yang berserakan di segala penjuru ruangan.Gauri menatap kejadian i

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   246. Tutup Mata

    Adam memasuki lobi kantor Uno Rekayasa Industri sambil melangkah lebar, walaupun di dalam hatinya ada rasa tegang yang tidak biasa.Resepsionis, seorang wanita muda yang terlihat sangat profesional, segera menahan langkah pria itu dengan tatapannya.“Maaf, Tuan. Boleh saya tahu, Anda ada janji dengan siapa?” tanya resepsionis dengan sopan dan tersenyum lebar. Namun, matanya terlihat waspada.Adam menatap resepsionis itu sambil mengernyitkan dahi. Pria itu sadar bahwa dia sedang diawasi.“Saya ingin bertemu dengan Pak Thomas Uno. Katakan pada beliau bahwa Adam Harraz ingin berbicara mengenai sesuatu yang sangat penting,” jawab Adam. “Sekarang juga.”Resepsionis tampak ragu, tetapi wanita itu tetap mencoba menghubungi ruangan Thomas melalui telepon. Beberapa saat kemudian, dia menutup telepon sambil menghela napas dan mimik sedih.“Maaf, Tuan Adam. Tuan Thomas sedang sibuk dan tidak bisa menerima tamu tanpa janji sebelumnya,” ujarnya.Adam mendekatkan tubuhnya sedikit ke arah meja resep

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   245. Pindah ke Hotel

    Gauri memasuki mobil yang sudah menunggu di depan Eterna Bliss. Langkah wanita itu tampak tenang, tetapi pikirannya dipenuhi berbagai kekhawatiran.Gauri mendaratkan tubuhnya di kursi belakang dengan anggun, dua pengawal Ezra duduk di depan, sementara satu lagi duduk di kursi belakang bersamanya.Mobil Adam melintasi mobil mereka lebih dulu. Gauri tahu ke arah mana pria itu pergi, kantor Uno Rekayasa Industri.Suasana di dalam mobil terasa sunyi, hanya terdengar deru mesin dan sesekali suara klakson kendaraan lain di luar. Namun, di dalam hati Gauri, ada keributan yang tidak bisa wanita itu kendalikan.‘Mas Adam akan menemui Kakek,’ pikir Gauri cemas. ‘Bagaimana jika itu benar-benar membuat kesehatan Kakek semakin memburuk?’Wanita itu meremas-remas jemarinya di atas pangkuan, kebiasaan yang selalu dia lakukan ketika sedang dilanda kecemasan.Setelah beberapa menit berlalu, Gauri mengangkat wajah dan menatap ke depan, ke arah pengawal yang duduk di kursi penumpang depan.“Bisakah kita

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   244. Kedap Suara

    Gauri berdiri mematung, masih berusaha mencerna informasi yang baru saja Adam ungkapkan.‘Ezra, pembunuh? Bagaimana bisa?’ batin Gauri.Pikiran wanita itu dipenuhi berbagai pertanyaan yang berputar tanpa henti.“Mas Adam,” ucap Gauri beberapa saat kemudian. “Apa kamu punya bukti atas tuduhanmu itu?”Adam mengangguk, manik cokelat pria itu menatap dalam mata Gauri seolah ingin memastikan bahwa dia berkata berdasarkan bukti dan tidak asal menuduh.Namun, sebelum Adam menjawab, pria itu melihat sekilas ke luar ruangan melalui kaca kecil di pintu.Dua pengawal Ezra terlihat sedang berbicara dengan pelayan Eterna Bliss. Adam tahu waktunya terbatas. Walaupun membawa pengawal pribadi, pria itu tidak ingin ada keributan di tempat yang tidak seharusnya.“Ikut aku, Gauri!” ajak Adam tanpa menunggu jawaban.Adam segera meraih pergelangan tangan Gauri dengan lembut dan juga kuat. Dia menarik wanita itu masuk ke ruang ganti VIP.Ruangan itu kedap suara, dirancang untuk memberikan kenyamanan penuh

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   243. Mata Pria Lain

    Langkah Gauri terhenti seketika saat seorang pelayan Eterna Bliss tiba-tiba berlutut di depannya. Mata pelayan wanita yang tampak lebih senior daripada pelayan lain itu memancarkan ketakutan yang begitu nyata, bahkan tubuhnya sedikit gemetar.“Nona Gauri,” ucap pelayan itu dengan suara bergetar. “Tolong, pilihlah gaun hari ini. Jika Nona tidak melakukannya, Tuan Ezra akan … beliau akan membunuh saya!”Gauri mengangkat salah satu alis, matanya yang semula datar kini menunjukkan keterkejutan. “Apa yang kamu katakan? Ezra tidak akan membunuh siapa pun.”Walaupun ragu dengan perkataannya sendiri, Gauri merasa harus mengatakan itu. Apalagi ini hanya masalah sepele, tidak mungkin Ezra akan benar-benar melakukannya.‘Iya, kan?’ batin Gauri mencoba memvalidasi logikanya.Gauri menoleh pada pengawal Ezra yang hanya diam menonton. Mereka bahkan tidak menyingkirkan pelayan yang sebenarnya menghalangi jalan Gauri. Tatapan mereka justru seperti membiarkan hal itu terjadi.Pelayan itu tetap dalam p

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   242. Gaun-gaun Cantik

    Gauri melangkah masuk ke dalam Eterna Bliss, wedding gallery terkenal yang telah dikenal karena koleksi gaun pengantin mewahnya. Nama tempat itu terukir dengan huruf emas besar di papan depan, mencerminkan kemewahan yang diusungnya.Pintu kaca otomatis terbuka, dan Gauri disambut oleh seorang pelayan dengan seragam rapi. Wanita itu tersenyum lebar, membungkuk sopan sebelum mendekati Gauri.“Selamat datang di Eterna Bliss, Nona Gauri,” ucap pelayan itu dengan suara lembut yang terlatih. “Kami sudah menunggu Anda. Silakan ikuti saya ke ruang VIP.”Gauri mengangguk pelan, melangkah mengikuti pelayan tersebut. Di ruang VIP, interiornya dihiasi dengan dinding putih elegan dan lampu gantung kristal yang berkilauan. Beberapa manekin memamerkan gaun-gaun pengantin dengan detail yang luar biasa.Namun, perhatian Gauri langsung tertuju pada satu hal yang tidak ada di ruangan itu, Ezra.“Di mana Ezra?” tanya Gauri. Wanita itu terdengar tegas, tetapi masih sangat anggun.Pelayan itu terdiam sejen

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   241. Tidak Akan Mengubah Masa Lalu

    Gauri berjalan beriringan dengan Adam menuju tempat parkir pemakaman.Angin dingin menyapu kulit wanita itu, membuat syal tipis yang melilit lehernya sedikit bergoyang. Langkah mereka tidak terlalu cepat, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri.Di tempat parkir, dua mobil sudah menunggu. Satu milik Adam, dan satu lagi adalah mobil yang disiapkan oleh Ezra untuk Gauri. Kedua kendaraan mereka tidak sengaja diparkir berdampingan, seolah semesta sedang memaksa mereka untuk terus menghabiskan waktu bersama.Adam membuka pintu mobil untuk Gauri, tetapi sebelum wanita itu masuk, Gauri berhenti dan menatap pria itu dengan serius.“Mas Adam,” panggil Gauri sambil menatap lekat manik cokelat yang indah itu. “Seharusnya tadi kamu tidak menyerang Michael. Tes DNA itu bahkan belum dilakukan. Bagaimana kalau ternyata dia bukan ayah kandung Chava?”Adam menghela napas panjang, tatapannya menajam. Namun, ada kasih sayang yang dalam di matanya. Pria itu berdiri di depan Gauri dengan tangan d

  • Mantan Istri Tuan CEO yang Berkuasa   240. Satu Per Satu

    Gauri tidak bisa lagi menahan dirinya. Wanita itu melangkah cepat menuju Michael, yang kini menjadi pusat perhatian di antara anggota Keluarga Maeve.“Michael,” panggil Gauri dengan tegas. “Apa yang sebenarnya kamu maksud dengan tes DNA?”Michael menoleh, menatap Gauri sejenak sebelum menarik napas panjang. Pria itu tampak gugup, tetapi berusaha untuk tetap tenang.“Gauri, ada sesuatu yang harus aku akui,” ujar Michael sambil melirik sekilas ke arah Adam yang berdiri tidak jauh dari mereka. “Beberapa tahun lalu, aku melakukan kesalahan besar.”Gauri mengernyitkan kening. “Kesalahan apa?”Michael menjeda beberapa detik sebelum melanjutkan. “Malam itu, di sebuah bar, aku bertemu dengan seorang gadis. Kami minum terlalu banyak, dan … yah, malam itu tidak berakhir baik.”Keluarga Maeve yang mendengar penjelasan itu mulai saling berbisik, sementara Adam tetap berdiri dengan rahang mengeras, menyimak setiap kata yang diucapkan oleh Michael.“Sepertinya gadis itu adalah Amora,” lanjut Michae

DMCA.com Protection Status