Mungkin dalam waktu dekat, kabar bahwa aku diselingkuhi oleh Zayn akan tersebar luas.Saat itu, aku yang dulunya adalah putri dari keluarga kaya akan sepenuhnya menjadi bahan olokan dalam percakapan orang-orang.Ayah dan Ibuku dengan ragu terus bertanya apakah benar aku sudah bercerai dengan Zayn.Setelah mendengar jawabanku yang pasti, Ayah langsung memaki-maki leluhur Zayn.Kakakku hanya mendengus dingin dari samping, "Dia sudah melunasi utang keluarga kita dan bahkan memberimu 20 miliar. Kamu masih mau apa lagi? Coba pikirkan bagaimana kita dulu memperlakukannya. Dia sudah cukup baik dengan melakukan semua itu.""Tapi tetap saja, dia tidak seharusnya meninggalkan Audrey begitu saja setelah sukses." Ibuku berkata dengan tidak puas.Aku menghela napas dan berkata, "Kenapa tidak? Dia tidak mencintaiku dan juga tidak berutang apa-apa padaku. Bukankah meninggalkanku hal yang wajar?"Ibuku terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa.Saat itulah ayahku mulai panik dan berkata dengan cemas kepa
Tulisan "Festival Tari" langsung menarik perhatianku.Secara refleks, aku memungut selebaran tersebut.Tulisan "Hadiah 6 miliar" langsung mengangkat semangatku.Aku buru-buru membaca lebih lanjut.Ternyata, beberapa hotel internasional bekerja sama mengadakan festival tari ini.Setelah acara selesai akan ada pemungutan suara di tempat untuk memilih penari terbaik lalu akan mendapatkan hadiah sebesar 6 miliar.Aku langsung tertarik saat melihat detailnya.Jika aku bisa memenangkan hadiah 6 miliar itu, bukankah utang judi ayahku bisa terbayar hampir setengahnya?Aku kembali melihat waktu pendaftaran yang ternyata berakhir tengah malam ini.Sekarang sudah lewat pukul delapan malam.Aku buru-buru mengecek alamatnya, untung saja letaknya tidak jauh dari sini.Aku tiba di depan sebuah hotel mewah saat mengikuti petunjuknya.Baru saja masuk ke lobi, aku melihat sosok punggung yang familiar.Itu Zayn!Sungguh, aku tidak tahu apakah aku dan pria ini ditakdirkan untuk selalu bertemu.Rasanya ke
Henry menyilangkan tangan di dada dan tersenyum, "Hotel ini milik keluargaku dan festival tari ini juga diadakan oleh kami, beberapa saudara, untuk mengisi waktu luang. Kami hanya ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk melihat wanita-wanita cantik. Jadi, siapa pun yang bisa ikut acara ini haruslah wanita cantik dengan penampilan sempurna.Tentunya kami sendiri yang akan mengawasi proses pendaftarannya. Tim HRD itu terlalu serius dan formal, mereka tidak punya selera estetik. Audrey kecilku, kamu setuju, 'kan?"Ah, dasar!Siapa yang jadi Audrey kecilnya.Pria ini kenapa seperti gelandangan kelas bawah.Aku mencemoohnya dalam hati, tetapi di wajahku tetap tersenyum manis dan berkata, "Jadi, bagaimana menurut kalian? Apakah aku bisa ikut dalam acara ini?"Henry mengusap dagunya, memandangiku dari atas ke bawah, lalu mengangguk, "Hmm, penampilan dan tubuhmu sempurna. Hanya saja ...."Hanya saja apa? tanyaku buru-buru.Henry menghela napas panjang dan berkata, "Hanya saja aku khawatir Zayn
Jantungku tiba-tiba berdebar kencang.Jangan-jangan Henry yang bermulut besar itu akan memberi tahu Zayn soal aku ikut dalam festival tari ini.Meskipun hal ini bukan rahasia besar dan memberitahunya juga tidak masalah.Tapi Zayn adalah orang yang suasana hatinya tidak menentu dan dia masih menyimpan banyak dendam padaku.Jika dia tahu, bisa saja dia melarangku ikut.Padahal ini adalah kesempatan langka untuk mendapatkan uang, dan aku tidak bisa membiarkan ada masalah. Jadi lebih baik Zayn tidak tahu.Saat Zayn hampir mengangkat telepon, aku buru-buru menarik lengannya.Zayn menunduk dan melirik tanganku, alisnya terangkat sedikit, "Ada apa?""Umm ...." Aku melirik nama yang terus berkedip di layar ponselnya dan tertawa canggung, "Bisakah kamu tidak mengangkat teleponnya?"Sebuah kilatan terkejut muncul di alis Zayn, lalu dia tertawa ringan, "Bisa, beri aku alasannya.""Ini ...." Aku berpikir sejenak, lalu buru-buru berkata, "Henry terkenal sebagai anak nakal. Kalau dia meneleponmu saa
Aku buru-buru menyangkal, "Tidak, tidak! Bagaimana mungkin aku memiliki hubungan gelap dengannya, sama sekali tidak ada!"Zayn tertawa ringan, tampak seolah tidak percaya.Aku benar-benar menyesal, jika tahu dia akan berpikir sejauh ini, aku seharusnya tidak menghentikannya untuk mengangkat telepon Henry.Kebetulan saat itu, telepon dari Henry kembali masuk.Zayn mengangkat alis dan menatapku.Saat ini, aku tidak berani mengatakan apa-apa, hanya memberi isyarat agar dia segera mengangkat teleponnya.Dia mendengus pelan, lalu mengangkat telepon dan sengaja mengaktifkan speaker.Henry berkata, "Wah, baru diangkat setelah dua kali telepon. Kenapa? Apa aku mengganggu acara baikmu?"Zayn melirikku, lalu mendengus ringan ke arah telepon, "Cepat katakan apa maumu."Henry mendecak, "Jangan sedingin itu, aku bukan Audrey, aku tidak pernah menyinggungmu."Aku merasa canggung dan mengusap hidungku.Tampaknya semua orang tahu bahwa dulu aku memperlakukan Zayn dengan buruk.Zayn menyeringai dingin
Aku terkejut dan mengangkat kepala, lalu bertemu dengan tatapan dinginnya.Hatiku berdebar, aku dengan hati-hati bertanya, "Apa ... ada apa lagi?"Zayn menyipitkan matanya yang tajam, mendekat padaku, "Kenapa aku merasa kamu cukup tertarik dengan 'festival tari' itu? Jangan-jangan kamu juga ikut?""Tidak, tidak ...." Aku segera menggelengkan kepala dengan tegas.Zayn mendengus dingin, "Semoga saja tidak, itu bukan acara yang pantas untukmu."Aku merasa bingung sepenuhnya.Ini hanya sebuah festival tari, kenapa aku tidak boleh ikut?Namun, saat ini aku tidak berani bertanya lebih jauh.Setelah memperingatkanku, Zayn menerima telepon lagi.Sepertinya yang menelepon adalah seseorang yang ia sebut sebagai cinta pertamanya.Sambil menerima telepon, dia berjalan menuju jendela.Nada bicaranya langsung berubah menjadi lembut.Aku menatapnya, tidak bisa menahan rasa cemburu di dalam hati.Terhadapku, dia tidak pernah berbicara dengan nada sehangat itu.Aku masuk ke kamar mandi karena tidak ing
Aku tidak tahu kalimat mana yang membuatnya tersinggung, tetapi wajahnya tiba-tiba menjadi suram.Aku mundur dua langkah, dengan hati-hati menatapnya, "Jangan marah, aku benar-benar tidak ingin pergi ke Kota A."Besok aku harus menghadiri festival tari itu, dan aku juga harus mendapatkan 6 miliar itu.Bagaimanapun juga, aku tidak bisa pergi ke Kota A bersamanya.Zayn dengan tenang menghisap rokoknya, matanya yang dingin menatapku selama satu menit penuh.Aku merasa gelisah, memutar-mutar tanganku dan tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Setelah menghabiskan sebatang rokok, dia mematikan puntungnya dan berkata dengan nada datar, "Kalau tidak ingin pergi, ya jangan pergi."Aku langsung merasa lega.Dia berdiri dan berjalan keluar, dan saat melewati diriku, dia menoleh sejenak, nadanya dingin, "Saat aku tidak ada, lebih baik kamu bersikap baik dan jangan lakukan sesuatu yang membuatku marah.""Iya, iya, aku pasti akan bersikap baik." Aku berjanji dengan tegas.Dia tidak menatapku la
"Apakah kamu benar-benar yakin ... tidak mau memberitahu Zayn dulu soal ini?""Tidak perlu!"Aku menjawab dengan tegas, sementara Henry tertawa kecil, tawanya licik seperti seekor rubah.Jika aku tidak yakin bahwa Zayn sedang berada di Kota A untuk perjalanan dinas, aku pasti sudah curiga apakah dia diam-diam sudah ada di sini.Henry segera menyuruh seseorang membawa kostum.Ketika aku melihat kostumnya, bibirku berkedut, "Apa ... kostumnya tidak salah?"Kostum yang dibawa oleh Henry adalah setelan pelayan wanita yang seksi, dengan sedikit nuansa vulgar.Roknya sangat pendek, dan dilengkapi dengan kaus kaki hitam.Ini sama sekali tidak tampak seperti kostum untuk menari.Henry tersenyum tanpa dosa, "Semua kostumnya memang seperti ini. Setelanmu ini adalah yang khusus kusisihkan untukmu, bahkan ini yang paling cantik dan paling sopan."Aku tidak percaya dan segera keluar untuk memeriksa, dan ternyata benar.Kostum orang lain bahkan lebih terbuka dan lebih mencolok.Beberapa bahkan hanya
Pengawal menjawab dengan hormat, "Benar, Nona Audrey. Anda bisa kasih tahu aku kalau butuh sesuatu.""Di mana pengawal yang sebelumnya? Apakah Zayn sudah kembali?"Pengawal itu meletakkan kedua tangannya di balik punggung, lalu berkata dengan hormat, "Pengawal di dalam halaman sudah dipindahkan oleh Pak Zayn, sekarang hanya tersisa aku dan dua rekan yang lain. Tapi Nona Audrey tidak perlu khawatir. Kami akan memenuhi permintaan Nona.""Zayn sama sekali tidak kembali?" tanyaku lagi.Pengawal itu mengganggu, "Akhir-akhir ini Pak Zayn sangat sibuk, jadi tidak sempat datang ke sini."Seminggu sudah berlalu, tapi Zayn masih belum menemuiku. Situasi di luar pasti sangat kacau sekarang.Aku semakin merasa cemas.Aku menatap pengawal itu, "Bolehkah aku pinjam ponselmu?"Pengawal itu menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan formal, "Nona Audrey, sekarang Anda sedang dikurung. Kami tidak boleh kasih ponsel pada Anda.""Aku tidak akan melakukan hal yang lain, aku cuma ingin menelepon Zayn.""
Aku mengerutkan bibirku dan menatapnya dalam diam.Zayn melingkarkan lengannya di leherku, aku bisa merasakan otot lengannya menegang.Zayn sepertinya benar-benar marah kali ini.Hanya saja ucapanku tidak salah, 'kan?Saat kami bertatapan, dia tiba-tiba tertawa, "Kamu sangat mengasihaninya?""Tidak," jawabku dengan tenang.Zayn seperti tidak mendengar jawabanku dan berkata, "Tidak ada gunanya kamu mengasihaninya. Sekarang dia sudah berada di ambang kehancuran.""Huh, sejak kecil semua orang membandingkanku dengannya. Menggunakan kebodohanku untuk menunjukkan kepintarannya.""Dia pikir dia bisa mengalahkanku dengan mudah, tapi dia sama sekali tidak tahu berapa banyak penderitaan yang kualami selama ini."Aku menatap Zayn dalam diam. Entah kenapa hatiku terasa sakit saat mendengar kalimat terakhirnya.Sebenarnya aku sudah bisa membayangkan betapa menderitanya Zayn bisa mencapai titik ini tanpa bantuan keluarga dan latar belakang apa pun.Meskipun Zayn sudah menderita sebelum ini, dia tid
"Bukan, aku cemas karena ....""Sudah cukup!"Zayn menyela ucapanku dengan tidak sabar, tatapan matanya mendingin dan tangannya di samping tubuhnya terkepal.Aku tanpa sadar melangkah mundur sambil menelan ludah dan menatapnya.Zayn menatapku dengan dingin selama beberapa saat, lalu terkekeh, "Tidak masalah. Meskipun kamu berharap dia datang menolongmu, dia juga tidak akan bisa datang ke sini.""Yosef mengerahkan semua perhatian, uang dan tenaganya dalam drama ini, tapi sayangnya drama ini akan dihancurkan.""Jangankan tidak dirilis saat ini, drama itu juga tidak akan dirilis pada masa depan.""Yosef tidak cuma kehilangan drama ini, tapi juga semua harapannya. Dia tidak akan punya kesempatan untuk membalikkan keadaan dalam kehidupan ini, huh!""Kenapa bisa seperti ini?"Aku tidak bisa menahan diriku untuk merasa sedih saat teringat dengan ekspresi penuh harap Yosef pada drama ini.Selain itu Dorin juga mengharapkan drama ini bisa dirilis agar dia bisa menjadi terkenal.Dorin berusaha s
Kenapa bisa seperti ini?Adegan terakhir drama sudah selesai disyuting, Dorin juga mengatakan bahwa drama itu akan dirilis pada beberapa hari ke depan, kenapa bisa tiba-tiba tidak dirilis?Apa yang sebenarnya telah terjadi?Saat aku sedang bertanya-tanya, Zayn sudah selesai menelepon dan membalikkan badannya.Aku bertatapan dengannya.Jantungku berdetak dengan cepat, aku mengalihkan pandanganku. Lalu duduk sambil memeluk selimutku.Zayn berjalan mendekat dan berkata dengan datar, "Sudah bangun?""Hm."Tubuhku masih terasa pegal, suaraku juga sangat serak.Aku menurunkan pandanganku dan melihat jejak merah di dadaku.Aku mengerutkan keningku, lalu diam-diam menarik selimutku. Aku hendak bertanya tentang drama itu.Tapi tidak disangka Zayn tiba-tiba mendengus, lalu berbalik dan berjalan ke kamar mandi.Aku membuka mulutku untuk memanggil namanya, tapi tidak jadi.Pintu kamar mandi tertutup dan segera terdengar suara pancuran air.Aku mengerutkan bibirku, lalu mengambil jubah mandi di sam
Zayn menarik rambutku dan berkata, "Aku bilang kamu polos, tapi kamu tidak mau mengakuinya.""Aku akan menghancurkan harapanmu sekarang. Meskipun kamu berubah jadi sapi gemuk, aku juga tidak akan pernah melepaskanmu.""Kamu benar-benar sangat kelaparan sampai tidak mau melepaskan sapi gemuk."Aku tidak bisa menahan diriku untuk mengejeknya.Zayn menyipitkan matanya.Aku memalingkan wajahku tanpa mengatakan apa pun.Pada awalnya apa yang kukatakan sebelumnya adalah ucapan bohong.Ucapan bahwa aku ingin menaikkan berat badanku agar dia bisa melepaskanku itu juga sebuah kebohongan.Aku sudah menyadari satu hal saat ini. Zayn tidak akan memercayai ucapanku yang berusaha untuk menyanjungnya, tapi malah memercayai ucapan yang bisa membuatnya kesal.Huh, singkatnya pria ini benar-benar sangat rendahan.Zayn lebih memilih untuk mendengar ucapan yang buruk dan tidak bersedia mendengar ucapan yang baik.Hanya saja tidak masalah.Aku tidak peduli apa yang dia percayai atau tidak dia percayai.Sel
"Ah? Ba ... bagaimana mungkin aku punya alasan lain," jawabku tanpa sadar.Hanya saja, jari Zayn malah semakin mengerat setelah aku selesai bicara.Aku berusaha untuk melepaskan tangannya dan berkata, "Zayn, jangan seperti ini. Kita bisa bicara baik-baik.""Kamu bahkan tidak mau bicara jujur padaku, untuk apa kita bicara baik-baik?" ujar Zayn dengan dingin.Aku menjilat bibirku dan berkata dengan susah payah, "Bukannya aku tidak mau bicara jujur padamu, tapi kamu yang tidak mau percaya.""Ucapanmu terdengar seperti sedang membohongi orang bodoh, tapi kamu mau aku memercayainya? Huh ...." Zayn tersenyum mengejek dan berkata, "Audrey, apakah kamu kira aku mudah untuk dibohongi?"Tatapan Zayn sangat gelap dan setajam pisau.Zayn tiba-tiba mendekatiku dan terkekeh."Makanan enak apa yang belum pernah kamu makan sejak kecil? Bagaimana mungkin kamu tiba-tiba mau makan makanan bergizi? Audrey, kamu harus pikir baik-baik sebelum berbohong."Zayn mencibir, satu tangannya mencekik leherku, sedan
Lelah, aku benar-benar merasa sangat lelah.Zayn mencibir.Zayn tiba-tiba berdiri untuk berjalan ke hadapanku, lalu menatapku dari ketinggian dan berkata dengan nada mengejek, "Kamu lelah bicara denganku. Tapi tidak lelah saat bicara dengan Yosef dan Arya, 'kan?""Zayn!" Aku memelototinya dengan tidak berdaya, "Bisakah kamu tidak mengungkit orang lain dalam pembicaraan kita!""Apakah kamu bisa berhenti memikirkan mereka!"Zayn tiba-tiba berteriak padaku dengan matanya yang memerah.Aku memelototi Zayn dengan perasaan kesal di dalam hatiku.Aku dan Zayn seperti mencapai jalan buntu sekarang.Zayn sama sekali tidak ingin melepaskanku karena kebenciannya padaku.Sedangkan aku tidak tahu bagaimana aku menyinggungnya.Zayn sama sekali tidak ingin mengatakannya saat aku bertanya padanya.Hatiku merasa tidak berdaya dan kesal.Aku sama sekali tidak ingin berbicara dengan Zayn lagi, jadi aku berbalik dan hendak berjalan ke arah tempat tidur.Zayn tiba-tiba menarik pergelangan tanganku dan mena
Zayn menatapku dalam diam, terdapat tatapan agresif di bola mata hitamnya yang membuatku merasa cemas.Aku tidak bisa menahan diriku untuk mundur dua langkah, lalu berkata sambil mengerutkan keningku, "Kenapa kamu melihatku seperti itu? Cepat jawab."Zayn mengerutkan bibirnya, lalu berkata dengan nada mengejek, "Kamu sendiri yang melupakan ingatan itu, tapi sekarang kamu minta aku kasih tahu padamu. Apakah menurutmu hal ini ... sangat menarik?""Bukan seperti itu, aku akui ingatanku memang buruk, tapi aku tidak sengaja melupakannya.""Kamu bisa kasih tahu secara garis besar padaku, siapa tahu aku bisa mengingatnya.""Untuk apa kamu bicara dengan sarkastis padaku?"Raut wajah Zayn menjadi lebih dingin dan berkata dengan nada bicara yang lebih sarkastik, "Kamu sendiri yang melupakannya, tapi kamu juga yang merasa kesal. Audrey, kamu benar-benar tidak punya perasaan."Aku, "..."Jika didengar dari nada bicaranya yang dingin, apakah aku pernah menjanjikan sesuatu yang berhubungan dengan ci
Pengawal meletakkan makanan di depanku, lalu berkata, "Nona Audrey, kamu bisa kasih tahu kami kalau merasa tidak cukup. Kami akan menambahkan makananmu.""Oh, ini sudah cukup."Aku melihat makanan di atas meja dan merasa malu.Makanan ini cukup untuk dimakan satu keluarga."Silakan dimakan, Nona Audrey."Pengawal pergi setelah berkata dengan hormat.Saat pengawal hendak mengunci pintu, dia tiba-tiba berkata padaku, "Pak Zayn punya pesan pada Anda."Aku bertanya sambil meminum sup, "Apa pesannya?""Pak Zayn berkata dia menantikan pengalaman sentuhan yang berbeda dari Nona Audrey di masa depan."Aku hampir memuntahkan sup di mulutku saat mendengar ini."Kalian kasih tahu ucapanku tadi siang padanya?""Tentu saja, Pak Zayn juga memerintah kami untuk menyiapkan makanan ini."Aku mengerutkan bibirku tanpa ingin berkata-kata.Aku hanya sembarangan mengatakan alasan itu, tidak disangka mereka langsung memberi tahu Zayn.Saat pengawal hendak menutup pintu, aku kembali bertanya, "Apakah sekaran