Ponselku begitu sunyi. Zayn tidak pernah peduli padaku sejak meneleponku kemarin malam.Mungkin sudah tahu kalau aku sudah pindah dari vila itu, tapi Zayn sama sekali tidak peduli.Aku mengeluarkan dua gelang yang patah.Hari ini aku akan ke tukang reparasi untuk memperbaiki gelang ini, tapi entah bisa diperbaiki atau tidak.Saat datang ke toko pengolahan batu giok, tukang melihat kedua gelangku yang rusak dan langsung terkejut, "Benda ini luar biasa sekali! Di pasaran tidak akan ada gelang dengan kualitas seperti ini. Kenapa kamu menjatuhkannya hingga rusak."Ketika tukang mengatakan ini, aku teringat adegan ketika Nenek memberiku gelang hari itu, hatiku pun merasa sangat bersalah.Aku bertanya padanya, "Apa bisa diperbaiki?"Tukang itu berkata, "Tentu saja aku akan menggunakan teknik terbaik untuk memperbaiki harta karun seperti ini, tapi ....""Tidak masalah berapa biayanya, yang penting bisa diperbaiki.""Ini bukan soal uang, hanya saja jika sudah diperbaiki sebaik apa pun dan tida
Tiba-tiba, Zayn sepertinya memperhatikan seseorang di luar pintu.Zayn teriak, berdiri lalu berjalan menuju pintu.Aku panik dan buru-buru berjalan ke lorong di sebelahku.Aku dengan santai berjalan ke bangsal yang kosong.Setelah bersembunyi, saat ini tidak terdengar suara langkah kaki di luar pintu.Aku mengerutkan bibirku, dengan hati-hati membuka pintu dan melihat ke luar.Aku melihat Zayn berdiri di pintu keluar koridor dan ... Cindy.Tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Cindy tersenyum dan wajah Zayn terlihat lembut.Aku hanya bisa cemberut.Zayn pada dasarnya bukanlah orang yang berhati dingin, hanya bersikap dingin di depan orang yang dibenci olehnya.Lihat, cara Zayn memandang Cindy selalu sangat lembut.Setelah itu Zayn membawa Cindy menemui Nenek.Orang yang disukai Zayn adalah Cindy, cepat atau lambat Cindy akan menjadi memantu Nenek.Nenek pasti akan menyukai gadis yang lembut serta cantik seperti Cindy.Memang benar aku tidak menemui Nenek. Seiring berlalunya waktu, Nene
Sepertinya aku perlahan-lahan mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini, lumayan bagus juga.Keesokan harinya, aku bangun pagi untuk berangkat kerja seperti biasa. Hari ini begitu sibuk, malam hari aku baru pulang kerja dengan naik bus.Kehidupan yang memuaskan membuat suasana hatiku berangsur-angsur menjadi tenang. Aku tidak lagi merasa sedih karena perasaan cinta.Saat pulang hari ini, aku membeli sekantong mie dan beberapa butir telur di toko pinggir jalan.Memasak memang sulit dipelajari, jadi mulai belajar dari memasak mie saja.Namun sesampainya di rumah, aku melihat pemuda itu lagi.Pemuda itu tersenyum padaku dan berkata, "Hari ini ibuku memasak beberapa hidangan. Makanlah di rumahku.""Tidak ...." Aku segera menolak.Tiba-tiba aku teringat mangkuk berisi pangsit kemarin. Aku buru-buru membuka pintu dan berlari ke dapur untuk mengambil mangkuk itu lalu mengembalikannya padanya."Terima kasih. Pangsit buatan ibumu enak sekali. Aku sudah menghabiskan semuanya."Namun, pemuda it
Rasanya aku sudah lama sekali meninggalkannya.Aku sudah memutuskan dalam hatiku bahwa aku ingin benar-benar putus dengannya, jadi untuk sesaat aku tidak tahu apakah harus menjawab teleponnya.Setelah beberapa saat, ponsel berhenti berdering.Aku menghela napas lega dan melihat namanya dengan bingung.Aku tidak tahu kenapa Zayn tiba-tiba menelepon aku?Apa karena Nenek atau karena aku berhutang uang padanya?Ya, aku masih berhutang banyak padanya.Sekarang setelah aku pergi dengan tenang, apa Zayn akan berpikir bahwa aku akan gagal membayar hutangku?Saat memikirkan hal ini, aku mengiriminya pesan teks."Terima kasih sudah membantu keluargaku melunasi hutang, terima kasih juga sudah bersedia meminjamkan uang padaku.""Mengenai uang hutangku, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membayarnya dengan bunga sekaligus."Setelah mengirimkannya, aku memasukkan ponselku ke dalam saku dan kembali ke tempat kerjaku untuk mempelajari catatan rapat tadi.Namun, begitu aku duduk, ponselku berderin
Di ujung lain telepon ada napasnya yang tertahan, aku bisa dengan jelas merasakan kemarahan Zayn yang luar biasa melalui telepon.Aku menghela napas dan berkata padanya, "Zayn, jangan marah. Aku tahu sebelumnya aku sangat kasar padamu, jadi kamu selalu ingin membalas dendam padaku.""Tapi bukankah menurutmu membiarkan orang yang kamu benci berada di sampingmu juga merupakan sebuah hukuman?""Aku tahu aku tidak pantas dimaafkan, tapi aku harap kamu bisa melepaskan diri dan hidup bahagia bersama Nona Cindy.""Aku penuh dengan kekurangan, kamu tidak perlu membalas dendam, aku sudah mendapatkan karmanya.""Jadi ... Zayn, lepaskan aku dan nikmati hidupmu sendiri.""Haha, melepaskanmu?" Zayn tiba-tiba tertawa. "Aku melepaskanmu, lalu siapa yang akan melepaskanku?"Zayn mencibir, "Kamu terus bilang bahwa aku harus melepaskanmu, yang sama saja melepaskan diriku sendiri, tapi ini hanya alasan bagimu untuk bersama Yosef.""Audrey, kalau kamu mau bersama Yosef, katakan saja dengan jelas!"Setelah
Setelah selesai berbicara, Zayn menutup telepon dan kalimat terakhirnya darinya begitu mengerikan.Aku mengutak-atik ponselku dengan gelisah, khawatir ayahku akan meminjam uang.Ketika Zayn mengatakan ini, aku benar-benar mengingatnya.Ayahku berhutang banyak uang dan satu-satunya harapannya ada padaku.Mustahil baginya untuk tidak mencariku akhir-akhir ini.Zayn berkata bahwa ayahku tidak pernah mencarinya untuk meminjamnya lagi.Jadi ayahku meminjam uang pada siapa?Aku semakin panik saat memikirkannya, jadi aku segera menghubungi nomor telepon ayahku."Halo, Audrey, kenapa mencari Ayah?"Suara ayahku dan suara mahyong terdengar dari telepon.Aku mengerutkan kening.Kapan ayahku bermain mahyong lagi?Apalagi ayahku berhutang banyak, dari mana bisa mendapat uang untuk bermain mahyong?Sambil menekan keraguan di benakku, aku bertanya dengan tenang, "Bukankah kamu bilang rugi 14 miliar karena investasi? Apa sudah ada uangnya?""Haha, sudah ada ... ah, sekak!"Hatiku merasa sedih dan aku
"Keluarga apa?" Suaraku tiba-tiba menjadi lebih keras, tubuhku hampir gemetar karena marah.Ayahku berkata dengan nada acuh tak acuh, "Yosef jelas masih menyukaimu. Selama kamu mau, Yosef pasti akan bersedia menikahimu. Saat kamu menikah, kita akan menjadi satu keluarga. Tentu saja, kita tidak perlu membayar hutang, 'kan?"Setelah mendengarkan ucapan ayah yang tidak tahu malu, aku hampir pingsan.Jika bukan karena hubungan ayah dan anak yang bertahan lebih dari 20 tahun, aku benar-benar tidak ingin mengenalnya lagi.Setelah mencoba yang terbaik untuk menyesuaikan suasana hatiku, aku berkata, "Aku tidak akan pernah bisa bersama Yosef. Tolong kembalikan uang itu padanya. Anggap saja aku sedang memohon padamu.""Mana mungkin mengembalikannya? Ayah meminjamnya dengan susah payah. Lagi pula, Ayah sudah hampir menghabiskan semuanya.""Ayah!" teriak aku padanya, seluruh tubuhku gemetar hebat. "Bukankah baru beberapa hari? Bukankah Yosef meminjamkanmu 40 miliar? Empat puluh miliar!""Astaga, k
Yosef, yang mengenakan jas kulit sedang berjalan masuk.Aneh, kenapa Yosef datang ke sini?Datang untuk mencariku?Aku segera berdiri dan hendak menyapanya, tapi aku melihatnya berjalan lurus menuju kantor CEO tanpa melihat ke arahku.Aku tercengang.Sepertinya tebakanku salah. Yosef tidak datang mencariku, tapi untuk berbicara dengan Pak Arya.Aku melihatnya memasuki kantor CEO secara langsung tanpa memerlukan sekretaris untuk memberitahunya. Aku terkejut, bukankah Yosef baru saja pulang ke negara ini? Kapan Yosef menjadi begitu akrab dengan Pak Arya?Saat memikirkannya, diskusi tiba-tiba terdengar dari samping."Hei ... aku sudah lama dengar bahwa Pak Arya bekerja untuk atasannya, ada bos besar di belakangnya.""Ya, ya, aku juga pernah mendengarnya. Pria tampan yang baru datang itu punya temperamen yang luar biasa. Mungkinkah dia bos besarnya?""Apa kamu tidak mengenalnya? Dia adalah putra kedua dari Keluarga Hale? Adik Zayn. Kamu tahu Zayn? Zayn yang sangat terkenal di dunia bisnis
Setelah panggilan telepon berakhir, Zayn meminta maaf padaku dan berkata, "Akhir-akhir ini aku sedikit sibuk. Aku akan menghabiskan lebih banyak waktu denganmu setelah aku menyelesaikan masa sibuk ini.""Tidak masalah. Bisnis lebih penting."Aku memberinya semangkuk sup hangat. "Akhirnya aku tahu kenapa perutmu tidak enak. Soalnya, waktu kamu sibuk, kamu tidak makan dengan baik."Zayn tersenyum tidak berdaya padaku dan meminum sup yang aku sajikan padanya.Saat melihat Zayn tidak menelepon lagi, aku berkata padanya, "Malam ini datanglah ke rumah ibuku untuk makan bersama."Zayn tertegun sejenak, lalu tersenyum dan berkata, "Bukankah kakakku tidak menyukaiku?""Mana mungkin? Dia tahu kamu banyak membantu kami setelah keluargaku bangkrut.""Dia hanya bilang kalau tidak menyukaimu, paling-paling dia hanya menyalahkanmu karena mempermainkan dua wanita di saat yang sama, melindungi cinta pertamamu sambil bersama aku ....""Aku tidak begitu!"Zayn buru-buru menyangkal, "Kamu juga tahu, hanya
Aku terkejut dan menatapnya dengan air mata di mataku. "Kabar baik apa?"Aku merasa semua yang terjadi akhir-akhir ini buruk, tidak ada satu pun berita yang bisa dianggap baik.Zayn dengan lembut menyeka air mata di wajahku dan berbisik, "Sore ini, dokter menelepon untuk bilang sudah menemukan sumber ginjal yang cocok dengan ibuku.""Benarkah?"Aku menatapnya dengan heran.Ini sungguh kabar baik, kabar yang sangat baik.Zayn mengangguk. "Aku sudah pergi ke sana untuk memastikan bahwa sumber ginjal itu cocok dengan ibuku dengan tingkat kecocokan lebih dari 90 persen, bahkan lebih tinggi daripada kecocokan Paman Thomas saat itu.""Kapan operasinya akan dijadwalkan?" tanyaku dengan cemas.Lagi pula, dokter bilang ibunya hanya punya waktu hidup satu bulan.Zayn berkata, "Dokter akan mengatur operasi dalam waktu sekitar seminggu, perlu disuntik untuk mengurangi peradangan dalam beberapa hari ke depan untuk memastikan bahwa ibuku dalam kondisi fisik yang baik untuk operasi."Aku mengangguk.
Di tahun ini, sering sekali hujan di Kota Jenara.Angin dingin bersiul di luar jendela, air hujan menetes begitu deras, membuat ruangan semakin hangat, nyaman serta damai.Tiba-tiba aku teringat masa kecilku, bermain air hujan di halaman bersama kakak dan ibuku.Saat itu, Ayah sedang duduk membaca koran dan memperhatikan kami bermain sambil tersenyum.Masa kecil begitu indah serta tanpa beban.Namun, sekarang ....Saat memikirkan penyakit ibuku, aku merasa seperti ada batu besar yang menekan hatiku hingga membuat aku tidak bisa bernapas."Apa yang sedang kamu lihat?"Tiba-tiba, ada sepasang lengan kekar melingkari pinggangku.Lalu, dada hangat menyentuh punggungku.Dari bayangan yang tercetak di jendela, aku melihat wajah Zayn yang lembut serta tampan.Zayn menundukkan kepalanya dan mencium leherku sambil berkata, "Mienya sudah siap, ayo makan."Aku mengangguk, berbalik untuk berjalan menuju meja.Zayn tiba-tiba mengerutkan kening dengan serius.Zayn meraihku tanganku dan menatap matak
Karena aku baru saja mengatakan, setelah makan malam, aku ingin pulang untuk menemani ibuku.Namun, sekarang Zayn memelukku dan tidak membiarkanku pergi.Napas yang menyembur ke telingaku terasa berbeda.Aku mengecilkan leherku, merasakan napasnya menggelitikku.Zayn tiba-tiba membalikkan tubuhku dan dengan lembut memegang bibirku.Pemanas ruangan menyala. Ketika masuk, aku melepas jaketku dan hanya mengenakan kemeja tipis.Tangannya meraih ujung bajuku hingga membuat tubuhku seakan-akan terbakar.Aku tidak bisa diam saja, jadi aku bersandar di dadanya sambil memanggilnya, "Zayn, jangan ...."Zayn menghentikan gerakannya, menatapku dengan matanya yang gelap tanpa berkedip, matanya penuh dengan depresi, otot-ototnya menegang, seolah-olah sedang menahan perasaan yang sangat tidak nyaman.Aku menarik napas, memegang lengannya dan berusaha berdiri tegap, tapi kakiku masih terasa lemas.Kemampuan berciumannya semakin lama semakin membaik. Hanya dengan menciumku beberapa saat, seluruh tubuhk
Setelah terdiam sejenak, Zayn menambahkan, "Aku pikir kamu tidak mau bertemu denganku lagi.""Mana mungkin?" kataku padanya.Zayn menatapku sambil berkata, "Kamu marah padaku, ya?"Aku menggelengkan kepala dan tidak berkata apa pun.Zayn menjelaskan padaku, "Terkait kejadian hari ini, aku tidak memihak pada Cindy.""Aku hanya khawatir kamu salah paham terhadapnya. Lagi pula, dia sebenarnya tidak harus memperlakukan keluargamu seperti itu, dia ....""Sudahlah, jangan sebut-sebut dia lagi."Sekarang aku benar-benar tidak ingin membahas tentang Cindy sama sekali.Ibuku benar, Zayn sudah ditipu oleh Cindy.Aku hanya bisa meyakinkannya dengan menemukan bukti yang kuat tentang penipuan serta sifat palsu wanita itu.Selain itu, tidak ada gunanya aku mengatakan apa pun.Zayn menatapku dalam-dalam.Mungkin mengira aku marah, jadi Zayn menekankan tanganku erat-erat ke dadanya.Aku melihat ke belakang, hujan pun mulai turun lagi.Aku berkata padanya, "Sudah malam, ayo makan."Zayn berdiri diam.A
Kakakku melirik ponselku sambil berkata, "Jangan angkat! Zayn pasti baru saja membujuk cinta pertamanya, sekarang mencoba membujukmu lagi. Zayn ingin bersama dua wanita sekaligus.""Tidak, bukan cinta pertamanya, tapi sebenarnya wanita itu hanyalah adiknya," kataku dengan suara yang tenang.Kakakku mencibir, "Jangan khawatir, seorang adik yang tidak punya hubungan darah sama sekali bukanlah seorang adik. Kakak juga seorang pria, Zayn hanya ingin menikmati kebahagiaan punya dua istri. Kakak tahu Zayn tidak tega melepaskan kalian berdua."Aku menundukkan kepala dan tidak berkata apa pun. Ibuku menarik lengan kakakku sambil berkata, "Sudahlah, jangan bicara omong kosong. Zayn berbeda dengan kalian para pria lain."Raut wajah kakakku menjadi suram. "Apa maksud Ibu? Aku jauh lebih setia daripada Zayn. Lagi pula, Bu, aku anak kandungmu. Kenapa Ibu selalu membela Zayn?"Ibu menatapku lalu berkata, "Pikirkanlah dalam hati kalian, bagaimana Zayn memperlakukan kita?"Kakakku tidak mengatakan apa
Ini tidak ada hubungannya dengan kebaikan atau kepercayaan.Hanya bisa dikatakan bahwa Cindy sudah menyamarkan dirinya dengan sangat baik di depan mereka sejak masih kecil, kesan mereka terhadap Cindy sebagai sosok yang lemah serta baik hati sudah lama berakar dalam hingga tidak bisa diubah.Aku pulang ke rumah dalam keadaan kelelahan. Kakakku sedang memasak di dapur dan ibuku sedang duduk di sofa sambil melihat-lihat foto-foto lama.Begitu melihatku pulang, ibuku segera memanggilku untuk melihat foto-foto itu bersama.Seluruh album ini dipenuhi foto-foto keluarga kami yang beranggotakan empat orang, yang sebagian besar merupakan foto individu atau fotoku bersama kakakku.Ada yang dari masa kanak-kanak, remaja hingga dewasa.Ibuku menunjuk ke fotoku saat aku masih kecil sambil tersenyum padaku. "Lihatlah fotomu yang sedang menangis. Apa kamu ingat?"Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala.Kakakku tertawa, "Seingatku, foto ini menunjukkan dia sedang tersesat, lalu mulai menangis kera
Saat berbalik, aku melihat Zayn berlari menuju bagian rawat inap dengan cemas.Aku pikir sesuatu terjadi pada ibunya.Aku mempercepat langkahku, ingin mengejar untuk melihat apa yang terjadi, tapi Cindy tiba-tiba menghalangi jalanku.Begitu Zayn pergi, Cindy tidak bisa lagi berpura-pura lemah serta menyedihkan.Cindy menatapku dengan sinis, senyumnya pun terasa dirinya sedang menang."Nona Audrey, kamu terlalu lemah untuk melawanku.""Jadi, apa yang disebut sudah memikirkan segalanya dan menyerah mengejar Zayn lagi itu semua palsu?""Haha, menyerah?"Raut wajah Cindy terlihat begitu gigih. "Apa kamu tahu sudah berapa tahun aku menyukainya? Aku tidak mungkin semudah itu menyerah!""Ini semua karenamu, kalau tidak aku sudah bersamanya sejak lama.""Kamu seorang wanita kaya, jadi kenapa tidak bermain-main di sini saja? Kenapa harus pergi ke desa miskin ini untuk membuat masalah denganku serta kakakku?""Awalnya, akulah satu-satunya di hati dan mata mereka, tapi karena kemunculanmu, mereka
"Nona Audrey, aku sudah bilang dengan jujur. Aku benar-benar tidak kenal wanita ini."Wanita simpanan itu berkata dengan sedih, "Tadi di klub, kamu menyuruh pengawal-pengawal ini menyiksaku. Aku tidak punya pilihan selain mengakui apa yang kamu katakan, bahwa aku memang disewa untuk merayu ayahmu.""Mengenai foto wanita yang baru saja kamu tunjukkan padaku, aku takut kamu akan meminta pengawal-pengawal itu untuk menyiksa aku dengan cara yang lebih kejam, jadi aku mengakui bahwa wanita inilah yang mempekerjakan aku.""Tapi sebenarnya aku tidak mengenal wanita itu sama sekali. Sudah aku katakan berkali-kali bahwa ayahmu dan aku saling mencintai. "Aku memejamkan mata, merasa tidak perlu bertanya lebih jauh.Wanita ini berbalik berkhianat.Atau mungkin ini sebenarnya bagian dari rencana Cindy.Cindy sudah lama menduga bahwa aku akan meminta Zayn untuk menyelidiki wanita ini, jadi saat mempekerjakan wanita ini, sudah melatih adegan ini bersamanya.Oh, ternyata aku terlalu naif.Cindy meras