Pak Arya sedang bersandar di kursinya sambil minum kopi.Begitu melihatku masuk, Arya meletakkan cangkirnya dan bertanya padaku, "Kenapa tidak istirahat di rumah beberapa hari lagi saja?"Saat menanyakan pertanyaan ini, nadanya tidak selembut sebelumnya, tapi malah terkesan penuh dengan sindiran.Mungkin Arya marah karena kemarin aku bolos bekerja.Aku segera menjelaskan, "Kemarin aku tidak masuk kerja karena terjadi sesuatu di rumah. Maaf, mulai sekarang aku akan bekerja keras dan tidak akan bolos seenaknya saja."Pak Arya melirik ke arahku, matanya tiba-tiba tertuju pada perutku.Sorot matanya aneh dan membuatku merasa bingung.Aku memutuskan untuk menutupi perutku.Arya tiba-tiba tertawa dan berkata, "Kamu benar-benar hamil?"Mataku melotot dan menggelengkan kepalaku berulang kali. "Tidak, tidak."Ya Tuhan, ternyata Pak Arya mengira aku hamil.Intinya adalah, ini bukanlah hal yang harus Arya pedulikan.Sekalipun aku, seorang karyawan baru benar-benar hamil, hal itu tidak akan berdam
Ponselku begitu sunyi. Zayn tidak pernah peduli padaku sejak meneleponku kemarin malam.Mungkin sudah tahu kalau aku sudah pindah dari vila itu, tapi Zayn sama sekali tidak peduli.Aku mengeluarkan dua gelang yang patah.Hari ini aku akan ke tukang reparasi untuk memperbaiki gelang ini, tapi entah bisa diperbaiki atau tidak.Saat datang ke toko pengolahan batu giok, tukang melihat kedua gelangku yang rusak dan langsung terkejut, "Benda ini luar biasa sekali! Di pasaran tidak akan ada gelang dengan kualitas seperti ini. Kenapa kamu menjatuhkannya hingga rusak."Ketika tukang mengatakan ini, aku teringat adegan ketika Nenek memberiku gelang hari itu, hatiku pun merasa sangat bersalah.Aku bertanya padanya, "Apa bisa diperbaiki?"Tukang itu berkata, "Tentu saja aku akan menggunakan teknik terbaik untuk memperbaiki harta karun seperti ini, tapi ....""Tidak masalah berapa biayanya, yang penting bisa diperbaiki.""Ini bukan soal uang, hanya saja jika sudah diperbaiki sebaik apa pun dan tida
Tiba-tiba, Zayn sepertinya memperhatikan seseorang di luar pintu.Zayn teriak, berdiri lalu berjalan menuju pintu.Aku panik dan buru-buru berjalan ke lorong di sebelahku.Aku dengan santai berjalan ke bangsal yang kosong.Setelah bersembunyi, saat ini tidak terdengar suara langkah kaki di luar pintu.Aku mengerutkan bibirku, dengan hati-hati membuka pintu dan melihat ke luar.Aku melihat Zayn berdiri di pintu keluar koridor dan ... Cindy.Tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Cindy tersenyum dan wajah Zayn terlihat lembut.Aku hanya bisa cemberut.Zayn pada dasarnya bukanlah orang yang berhati dingin, hanya bersikap dingin di depan orang yang dibenci olehnya.Lihat, cara Zayn memandang Cindy selalu sangat lembut.Setelah itu Zayn membawa Cindy menemui Nenek.Orang yang disukai Zayn adalah Cindy, cepat atau lambat Cindy akan menjadi memantu Nenek.Nenek pasti akan menyukai gadis yang lembut serta cantik seperti Cindy.Memang benar aku tidak menemui Nenek. Seiring berlalunya waktu, Nene
Sepertinya aku perlahan-lahan mulai terbiasa dengan kehidupan seperti ini, lumayan bagus juga.Keesokan harinya, aku bangun pagi untuk berangkat kerja seperti biasa. Hari ini begitu sibuk, malam hari aku baru pulang kerja dengan naik bus.Kehidupan yang memuaskan membuat suasana hatiku berangsur-angsur menjadi tenang. Aku tidak lagi merasa sedih karena perasaan cinta.Saat pulang hari ini, aku membeli sekantong mie dan beberapa butir telur di toko pinggir jalan.Memasak memang sulit dipelajari, jadi mulai belajar dari memasak mie saja.Namun sesampainya di rumah, aku melihat pemuda itu lagi.Pemuda itu tersenyum padaku dan berkata, "Hari ini ibuku memasak beberapa hidangan. Makanlah di rumahku.""Tidak ...." Aku segera menolak.Tiba-tiba aku teringat mangkuk berisi pangsit kemarin. Aku buru-buru membuka pintu dan berlari ke dapur untuk mengambil mangkuk itu lalu mengembalikannya padanya."Terima kasih. Pangsit buatan ibumu enak sekali. Aku sudah menghabiskan semuanya."Namun, pemuda it
Rasanya aku sudah lama sekali meninggalkannya.Aku sudah memutuskan dalam hatiku bahwa aku ingin benar-benar putus dengannya, jadi untuk sesaat aku tidak tahu apakah harus menjawab teleponnya.Setelah beberapa saat, ponsel berhenti berdering.Aku menghela napas lega dan melihat namanya dengan bingung.Aku tidak tahu kenapa Zayn tiba-tiba menelepon aku?Apa karena Nenek atau karena aku berhutang uang padanya?Ya, aku masih berhutang banyak padanya.Sekarang setelah aku pergi dengan tenang, apa Zayn akan berpikir bahwa aku akan gagal membayar hutangku?Saat memikirkan hal ini, aku mengiriminya pesan teks."Terima kasih sudah membantu keluargaku melunasi hutang, terima kasih juga sudah bersedia meminjamkan uang padaku.""Mengenai uang hutangku, aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membayarnya dengan bunga sekaligus."Setelah mengirimkannya, aku memasukkan ponselku ke dalam saku dan kembali ke tempat kerjaku untuk mempelajari catatan rapat tadi.Namun, begitu aku duduk, ponselku berderin
Di ujung lain telepon ada napasnya yang tertahan, aku bisa dengan jelas merasakan kemarahan Zayn yang luar biasa melalui telepon.Aku menghela napas dan berkata padanya, "Zayn, jangan marah. Aku tahu sebelumnya aku sangat kasar padamu, jadi kamu selalu ingin membalas dendam padaku.""Tapi bukankah menurutmu membiarkan orang yang kamu benci berada di sampingmu juga merupakan sebuah hukuman?""Aku tahu aku tidak pantas dimaafkan, tapi aku harap kamu bisa melepaskan diri dan hidup bahagia bersama Nona Cindy.""Aku penuh dengan kekurangan, kamu tidak perlu membalas dendam, aku sudah mendapatkan karmanya.""Jadi ... Zayn, lepaskan aku dan nikmati hidupmu sendiri.""Haha, melepaskanmu?" Zayn tiba-tiba tertawa. "Aku melepaskanmu, lalu siapa yang akan melepaskanku?"Zayn mencibir, "Kamu terus bilang bahwa aku harus melepaskanmu, yang sama saja melepaskan diriku sendiri, tapi ini hanya alasan bagimu untuk bersama Yosef.""Audrey, kalau kamu mau bersama Yosef, katakan saja dengan jelas!"Setelah
Setelah selesai berbicara, Zayn menutup telepon dan kalimat terakhirnya darinya begitu mengerikan.Aku mengutak-atik ponselku dengan gelisah, khawatir ayahku akan meminjam uang.Ketika Zayn mengatakan ini, aku benar-benar mengingatnya.Ayahku berhutang banyak uang dan satu-satunya harapannya ada padaku.Mustahil baginya untuk tidak mencariku akhir-akhir ini.Zayn berkata bahwa ayahku tidak pernah mencarinya untuk meminjamnya lagi.Jadi ayahku meminjam uang pada siapa?Aku semakin panik saat memikirkannya, jadi aku segera menghubungi nomor telepon ayahku."Halo, Audrey, kenapa mencari Ayah?"Suara ayahku dan suara mahyong terdengar dari telepon.Aku mengerutkan kening.Kapan ayahku bermain mahyong lagi?Apalagi ayahku berhutang banyak, dari mana bisa mendapat uang untuk bermain mahyong?Sambil menekan keraguan di benakku, aku bertanya dengan tenang, "Bukankah kamu bilang rugi 14 miliar karena investasi? Apa sudah ada uangnya?""Haha, sudah ada ... ah, sekak!"Hatiku merasa sedih dan aku
"Keluarga apa?" Suaraku tiba-tiba menjadi lebih keras, tubuhku hampir gemetar karena marah.Ayahku berkata dengan nada acuh tak acuh, "Yosef jelas masih menyukaimu. Selama kamu mau, Yosef pasti akan bersedia menikahimu. Saat kamu menikah, kita akan menjadi satu keluarga. Tentu saja, kita tidak perlu membayar hutang, 'kan?"Setelah mendengarkan ucapan ayah yang tidak tahu malu, aku hampir pingsan.Jika bukan karena hubungan ayah dan anak yang bertahan lebih dari 20 tahun, aku benar-benar tidak ingin mengenalnya lagi.Setelah mencoba yang terbaik untuk menyesuaikan suasana hatiku, aku berkata, "Aku tidak akan pernah bisa bersama Yosef. Tolong kembalikan uang itu padanya. Anggap saja aku sedang memohon padamu.""Mana mungkin mengembalikannya? Ayah meminjamnya dengan susah payah. Lagi pula, Ayah sudah hampir menghabiskan semuanya.""Ayah!" teriak aku padanya, seluruh tubuhku gemetar hebat. "Bukankah baru beberapa hari? Bukankah Yosef meminjamkanmu 40 miliar? Empat puluh miliar!""Astaga, k
Aku bahkan curiga apakah gadis dalam foto itu sangat mirip denganku, bukan benar-benar aku.Aku juga curiga Zayn mengatakan aku telah melupakan masa kecilku karena salah mengingat orang. Zayn salah mengira aku adalah gadis yang telah membuat janji dengannya di masa kecil.Gadis itulah yang merupakan gadis dalam foto itu."Tidak kepikiran, 'kan ...." Yosef tersenyum padaku. "Zayn sudah ingin memilikimu pada saat itu."Aku berusaha keras menekan kekagetan dalam hatiku. Aku berujar dengan suara rendah, "Kalian pasti salah orang, itu bukan aku. Aku sama sekali tidak mengenal Zayn sebelum mengenalmu. Zayn tidak mungkin mempunyai fotoku, juga tidak mungkin bisa menyukaiku."Yosef mengangkat bahu dengan acuh tak acuh.Yosef berucap, "Terserah kamu percaya atau tidak. Zayn memang selalu menginginkan.""Termasuk reuni malam itu. Itu juga siasat Zayn."Terkait reuni malam itu, aku sudah tahu itu direncanakan oleh Zayn.Akan tetapi, selama ini, aku mengira Zayn merencanakan hal itu karena membenc
Hatiku tersentak kaget. "Apa ... apa maksudmu?"Yosef tersenyum. Senyumannya aneh dan mengejek. "Tahukah kamu kenapa aku bisa mengenalmu saat SMA?"Aku tidak merespons. Pertanyaan itu membuat pikiranku melayang kembali ke masa SMA.Pada saat itu, pria tertampan di sekolah tiba-tiba menanyakan jalan padaku. Itulah interaksi pertama kami.Pada saat itu, aku dan Dorin hendak pulang sekolah. Yosef tidak menanyai Dorin, tetapi hanya menanyaiku.Pada saat itu, Dorin bergurau bahwa Yosef menyukaiku sehingga sengaja mengobrol denganku dan ingin mengejarku.Pada saat itu, aku menertawakan daya imajinasi Dorin yang terlalu tinggi.Pada pertemuan kedua, di depan orang banyak, Yosef mengajakku dan Dorin makan sebagai ungkapan terima kasih karena telah menunjukkan jalan padanya.Pada saat itu, pria tertampan di sekolah mengajak kami makan. Semua siswi di sekitar sangat iri.Dorin sangat bersemangat dan langsung menyanggupi ajakan itu.Kemudian, pertemuan ketiga, pertemuan keempat ... serta semua pe
Hanya saja, sudah terlambat pada saat itu. Jadi, aku menghibur diriku bahwa aku berpikir terlalu banyak.Tidak ada dendam di antara kami. Bagaimanapun, Yosef tidak akan menyakitiku.Akan tetapi, aku terlalu naif. Aku meremehkan sifat manusia, juga terlalu meninggikan hubungan kami.Jika dipikirkan dengan cermat, Yosef memang akan menargetkanku untuk membalas dendam pada Zayn.Meskipun semua orang tahu Zayn tidak menyukaiku, mereka juga tahu aku adalah wanita Zayn.Zayn tidak dapat mendekati Cindy sehingga menargetkanku sebagai gantinya.Setelah memahami semua itu, aku sekali lagi menatap pria di depanku. Hati manusia sulit diprediksi.Aku berkata pada Yosef, "Dengan menangkapku, kamu juga tidak bisa berbuat apa-apa pada Zayn.""Belum tentu."Yosef tersenyum dengan sangat yakin."Audrey, bagaimana kalau kita taruhan?"Nada suara Yosef masih lembut seperti biasa, tetapi ada penghinaan dan kekejaman di matanya. Yosef sudah bukan Yosef yang dulu.Aku bertanya, "Taruhan tentang apa?""Taruh
Aku tidak tahu waktu pastinya, tetapi aku dapat merasakan bahwa mobil sudah melaju selama hampir sejam.Ketika aku menoleh keluar, di sekeliling tetap gelap gulita. Bahkan tidak tampak bayangan dari perkotaan.Jelas bahwa mobil masih melaju di alam liar.Akan tetapi, aku ingat jarak antara vila di mana Zayn mengurungnya dengan perkotaan tidak membutuhkan waktu tempuh selama sejam.Saat anak buah Zayn menculikku dari bandara ke vila tengah hutan di hari itu, hanya memakan waktu belasan menit saja. Bahkan ada kemacetan di jalan.Pada saat ini, mobil melaju tanpa hambatan. Tidak mungkin tidak tampak bayangan perkotaan setelah mobil melaju selama hampir sejam.Aku diam-diam menekan kegelisahan dalam hatiku. Aku menoleh pada Yosef.Yosef bersandar di kursi dengan mata terpejam. Wajahnya tidak lagi memberi rasa lembut dan hangat seperti dulu, melainkan dingin dan suram."Yosef ...."Aku memanggil Yosef dan bertanya, "Ke mana kita pergi sekarang? Bukannya pergi berkumpul dengan Arya dan Dorin
"Meskipun aku pergi ke luar negeri bersamamu, kita hanya bisa menjadi teman biasa. Apa kamu mengerti?"Ekspresi Yosef membeku beberapa detik. Terbersit kejengkelan dan keengganan dalam matanya.Akan tetapi, Yosef tetap tersenyum lembut padaku dan berkata, "Oke, semuanya terserah padamu.""Lalu, Dorin juga akan pergi ke sana bersama kita. Jadi, kalian bisa menemani satu sama lain, tidak akan bosan.""Nanti, kalian bisa lakukan hal yang kalian suka. Bukannya kamu suka syuting film? Nanti, aku khusus buatkan satu film untukmu, oke?""Kelak, kamu juga akan menjadi artis besar dan punya karier sendiri, bukan burung peliharaan Zayn."Kalimat terakhir Yosef sangat menusuk hatiku.Benar, aku sama sekali tidak punya nilai guna di mata Zayn. Aku hanyalah alat baginya untuk bersenang-senang.Zayn selalu memandang rendah diriku.Sementara itu, Yosef selalu merencanakan masa depan yang indah untukku.Makin indah yang Yosef katakan, makin perih hatiku.Aku merapatkan bibir dan berusaha menahan air m
"Luar negeri?"Aku menatap Yosef dengan kaget.Tatapan mata Yosef saat melihatku menjadi penuh rasa cinta.Yosef memegang tanganku seraya berkata dengan suara lembut, "Begitu ke luar negeri, kita akan memiliki kehidupan baru dan memulai segalanya dari awal.""Audrey, pergilah bersamaku. Zayn adalah orang gila yang labil. Zayn selalu menganiaya dan menyakitimu.""Aku tidak akan begitu. Kamu adalah gadis pertama yang kucintai. Kali ini, aku pasti tidak akan melepaskan tanganmu. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menganiayamu."Mata hitam Yosef fokus dan penuh rasa cinta.Seketika itu, hatiku tergerak. Aku benar-benar ingin pergi ke luar negeri bersama Yosef dan memulai kehidupan baru.Akan tetapi, hatiku perih lagi ketika memikirkan Zayn.Selama ini, aku ingin sekali pergi supaya terbebas dari intimidasi dan pengendalian pria itu.Akan tetapi, ketika saatnya untuk pergi, aku baru sadar aku sebenarnya sedikit tidak enggan.Mungkin karena keraguanku, Yosef tiba-tiba menyeringai sinis.Yos
Yosef berbisik padaku, "Audrey, jangan bicarakan hal ini lagi. Cepat pergi denganku. Kita tidak akan bisa pergi kalau ketahuan oleh Zayn."Meskipun aku sangat ingin meninggalkan tempat ini.Aku mengkhawatirkan banyak hal saat ini.Zayn adalah orang yang gila.Jika aku benar-benar melarikan diri, apakah Zayn akan memperhitungkan masalah ini dengannya, Arya dan Dorin?Mereka adalah teman baikku, aku tidak ingin mereka terluka karena hal ini.Pada awalnya aku hanya ingin melarikan diri saja, jadi aku memberi tahu situasiku pada Dorin dan memintanya untuk menghubungi orang-orang di luar untuk menyelamatkanku.Hanya saja, pikiranku pada saat itu benar-benar terlalu polos dan egois.Aku hanya berpikir untuk melarikan diri, tapi lupa jika aku akan melibatkan orang yang datang menyelamatkanku.Zayn adalah orang gila yang berhati sempit.Karena dendamnya di masa lalu, Zayn bahkan mengabaikan investasinya demi mengalahkan Yosef.Kalau aku benar-benar pergi dengan Yosef hari ini, bukankah Zayn ak
Tidak disangka orang yang datang adalah Yosef!Yosef mengenakan pakaian kasual dan topi, lalu menatapku sambil tersenyum."Audrey, aku datang menolongmu!"Aku tertegun sejenak, ini seperti di mimpi!Drama Yosef bermasalah, dia tidak seharusnya berada di sini.Selain itu terdapat beberapa pengawal di halaman ini, bagaimana mungkin dia bisa mendapatkan kunci dan membuka pintu dengan mudah?Jangan-jangan ini adalah mimpi?Saat berpikir seperti ini, aku diam-diam mencubit pahaku.His!Sakit sekali!Ini bukan mimpi, tidak disangka Yosef benar-benar datang.Aku segera duduk dan bertanya dengan cemas, "Kenapa kamu bisa datang ke sini, pengawal di luar ....""Aku sudah memukul pengawal di luar sampai pingsan. Audrey, ayo ikut denganku."Yosef berkata sambil mengulurkan tangannya untuk menarik tanganku.Aku tanpa sadar menghindari sentuhannya, lalu menuruni tempat tidur.Hatiku masih dipenuhi dengan rasa terkejut.Aku bertanya dengan nada tidak percaya pada Yosef, "Kamu benar-benar sudah buat m
Pengawal menjawab dengan hormat, "Benar, Nona Audrey. Anda bisa kasih tahu aku kalau butuh sesuatu.""Di mana pengawal yang sebelumnya? Apakah Zayn sudah kembali?"Pengawal itu meletakkan kedua tangannya di balik punggung, lalu berkata dengan hormat, "Pengawal di dalam halaman sudah dipindahkan oleh Pak Zayn, sekarang hanya tersisa aku dan dua rekan yang lain. Tapi Nona Audrey tidak perlu khawatir. Kami akan memenuhi permintaan Nona.""Zayn sama sekali tidak kembali?" tanyaku lagi.Pengawal itu mengganggu, "Akhir-akhir ini Pak Zayn sangat sibuk, jadi tidak sempat datang ke sini."Seminggu sudah berlalu, tapi Zayn masih belum menemuiku. Situasi di luar pasti sangat kacau sekarang.Aku semakin merasa cemas.Aku menatap pengawal itu, "Bolehkah aku pinjam ponselmu?"Pengawal itu menggelengkan kepalanya, lalu berkata dengan formal, "Nona Audrey, sekarang Anda sedang dikurung. Kami tidak boleh kasih ponsel pada Anda.""Aku tidak akan melakukan hal yang lain, aku cuma ingin menelepon Zayn.""