Perhatian semua orang beralih ke Dylan. Tawanya jelas menarik perhatian semua orang.Apa yang dia banggakan?Apa yang membuatnya senang begitu?Ekspresi Dylan jelas terlihat santai. Bibirnya sedikit melengkung ke atas membentuk senyuman kecil.“Kalau nggak mampu, ya sudah!”Amel menyerah dengan tidak berdaya. Tidak ada yang bisa menembus firewall yang dibuat Kenny.Lydia mengertakkan gigi dengan kesal. Sudah ditunggu lama-lama, lawan terbesarnya adalah kakak keduanya yang suka datang dan menghilang tanpa bisa diprediksi itu?Tiger begitu bersemangat, hingga dia melompat ke pelukan Dylan.“Papa, Papa luar biasa sekali. Papa sangat tampan. Papa, aku menyayangi ….”Lydia memelototi Tiger dalam pelukan Dylan dan berkata dengan nada dingin, “Tiger, kembali ke sini.”Harimau yang tidak punya pendirian ini benar-benar mempermalukannya!Dylan menyentuh kepala harimau itu dan berkata suaranya lembut, “Pergi ke tempat mamamu ....”Mengapa harimau tidak punya pendirian itu begitu patuh pada Dylan
Suaranya dingin dan rendah, memendam kemarahan yang tertahan.“Ada apa ini?”“Bu … Bu Lydia yang memberinya uang,” ujar Tony dengan terbata-bata. Dia hampir tidak bisa mempertahankan senyuman paksa di wajahnya lagi.Ruang kerja Dylan sunyi senyap, dan udara di sekitar dipenuhi dengan hawa dingin, membuat Tony tidak berani bernapas dengan santai.Tony sudah terbiasa dengan suasana seperti ini, tapi setiap kali dia mengalaminya, dia akan merasa sekujur tubuhnya gemetaran.Menghadapi tatapan Dylan yang seperti bisa membekukan seseorang sampai mati itu, dia memberanikan diri dan berkata, “Meskipun kita memutuskan sumber dana Den Dilap dari para partner kerja samanya, uang yang dipakai Den Dilap saat ini diberikan oleh Bu Lydia. Selain itu, setelah melihat hal itu, banyak klien yang tertarik untuk melanjutkan kerja sama. Jadi, studionya Den Dilap tampaknya nggak bisa tutup untuk saat ini.”Dylan terdiam beberapa detik dan terkekeh dingin, “Dia punya muka untuk menerima uang dari seorang wan
Di satu sisi, seorang staf memberikan isyarat mata dengan putus asa. Namun, sayangnya dua artis wanita yang tidak terlalu terkenal itu seolah sudah tenggelam dalam amarah yang dahsyat.Lydia tidak punya kebiasaan untuk menahan amarahnya.Dia meletakkan ponselnya, berdiri dan berbalik badan, lalu menatap kedua orang itu dengan dingin.Ada sedikit ketidakpedulian dalam suaranya, yang terdengar malas.“Aku sponsor acara ini. Kalau kalian nggak puas dengan pengaturan kursi dan tempat duduk, bisa adukan aku ke penyelenggara acara.”Yang jelas, kalau pengaduan itu sampai di telinga Damian, dia penasaran apa dua artis kecil ini bisa bertahan dalam industri?Setelah melihat wajah Lydia dan mendengar kata-katanya dengan jelas, raut muka kedua artis itu langsung menegang.Di bawah sinar lampu, wajah mereka yang didempul tebal dengan bedak menjadi semakin pucat.Mereka berdiri dengan panik, lalu berkata dengan gugup dari beberapa kursi jauhnya, “Bukan …. Ternyata Bu Lydia. Kami yang nggak mengena
Di sekeliling sangat hening dan sunyi.Lydia tidak peduli pujian Dylan itu tulus atau tidak.Memangnya dia masih memerlukan pria itu memujinya cantik?Hanya saja, perkataan Dylan untuk sesaat membuat hati Lydia sedikit berdebar.Dia masih belum stabil. Dia tertegun sejenak, hampir saja terlena karena mulut manis pria itu.Untungnya, dia bereaksi tepat waktu. Jangan harap Dylan bisa merayunya!Mendengar jawaban Lydia, banyak artis papan atas yang diam-diam mengacungkan jempol.Lydia memang berbeda.Jawaban “terima kasih” adalah jawaban bas abasi yang standar. Jawabannya bisa diberi nilai seratus.Detik berikutnya, musik mulai bermain dan acara penghargaan dimulai.Lydia sudah dijadwalkan untuk memberikan penghargaan untuk Chuck, jadi begitu nominasi penghargaan untuk Pendatang Baru Terbaik keluar, Lydia pergi untuk bersiap.Biasanya ada dua pemenang untuk penghargaan Pendatang Baru Terbaik. Salah satunya adalah Chuck. Dia pantas mendapatkannya.Namun, Chuck tidak mengetahui semua ini.P
Dylan memberikan pidato penghargaan yang tidak berbobot, tetapi semua orang dengan hormat memberikan tepuk tangan meriah.Lydia ingin sekali memutar bola matanya, tapi dia tetap memasang senyuman yang ramah dan sopan di wajahnya.Saat penyerahan penghargaan, Dylan mengambil piala dan sertifikat, lalu menyerahkannya kepada Melani.Melani sangat gugup. Orang yang memberinya penghargaan adalah Dylan Tansen!Mana mungkin dia tidak gugup?Pria ini bisa membuat gempar dunia bisnis hanya dengan sedikit sikap dan pernyataannya. Kalau dia bisa mendekati pria ini, dia tidak perlu khawatir tentang pembicaraan bisnis dengan klien ke depannya.Dia dengan hati-hati mengambil sertifikat dan piala yang diberikan Dylan kepadanya dan mengumpulkan seluruh keberaniannya. Raut mukanya malu-malu dan memerah, tetapi dia akhirnya tetap berkata dengan sedikit gugup dan penuh harap, “Terima kasih, Pak Dylan. Aku sudah sering mendengar tentang Bapak. Aku harap kita bisa punya kesempatan untuk bekerja sama.”Dyla
Lydia awalnya berencana bermain ski dengan Gabrielle dan Bella. Akan tetapi beberapa kali dihalangi oleh Dilap. Lelaki itu memintanya untuk ikut ke acara petualangan yang dia buat sendiri. Lydia sama sekali tidak tertarik karena untuk apa dia mencari susah di saat hidupnya enak?Dia memang bukan tipikal orang yang menyukai tantangan dan kesulitan. Namun Dilap berkali-kali menghalanginya di depan rumah seakan ingin tinggal di rumahnya. Bahkan Rizal dan Liam dibuat jengah oleh tingkah lelaki itu. Keduanya ikut membujuknya agar mengikuti acara tersebut.Lydia meminjamkan tim kerjanya pada perempuan itu. Asisten dan tata rias serta supir juga sudah ada sehingga Lydia tidak perlu pusing dan repot lagi. Saat ini perempuan itu tengah duduk di kursi goyang dengan payung lebar yang menutupinya dari matahari. Matanya terpejam karena hembusan angin yang menerpa wajahnya.Asisten sang tata rias yang bernama Domi sedang membawa teh dan kue-kue yang sudah disiapkan oleh pelayan rumah. Dengan wajah m
Melani juga merasa terkejut sekali. Namun acara sudah berjalan dan tidak mungkin berhenti. Secara otomatis dia juga tidak boleh berubah pikiran. Apalagi siaran kali ini merupakan siaran langsung!Ketiga lelaki tersebut sangat puas dengan hasil itu. Tidak ada perempuan yang merepotkan mereka dan mereka bisa menang dengan cantik. Lydia sendiri tidak mengatakan apa pun. Yang penting dia bisa lolos, tidak masalah menang atau kalah.Sayangnya, dalam proses pengambilan gambar, asistennya tidak boleh ikut. Para bintang tamu juga tidak akan mendapatkan bantuan apa pun. Lydia mengambil peralatan yang sudah mereka siapkan yaitu tas ransel dan sebuah map. Setelah itu Dilap menunjukkan mereka di sebuah jalan yang terpisah.Dia menunduk dan memperhatikan jalur petualang tersebut dengan serius. Sebuah jalan setapak gunung dan sebuah jalan setapak di air. Yang dia dapatkan adalah jalanan setapak di air. Melani mengikutinya dari belakang dengan sorot mata yang terlihat iri serta sedikit sulit dijelask
Hutan tempat acara mereka kali ini terdapat rumput tinggi dan pepohonan yang rimbun. Bahkan daun dari pohon mampu menutupi terpaan sinar cahaya matahari. Langkah kaki Lydia juga tampak tidak seimbang dan tampak sangat sulit.Mereka harus tiba di pos selanjutnya sebelum hari mulai gelap. Di sana terdapat kasur lipat untuk istirahat. Jika tidak maka mereka hanya bisa istirahat di atas batu saja. Oleh karena itu, Lydia tidak ingin bersandiwara dengan Melani. Akan tetapi perempuan itu masih tidak lelah mencoba bersandiwara sedari tadi.“Kak, aku hanya berpikir kalian sudah melewati kesulitan bersama, hubungan kalian pasti sangat baik. Aku nggak ada maksud lain.”Sikapnya yang begitu hati-hati sungguh menyebalkan sekali. Lydia berhenti dan berbalik menatap perempuan itu. Melani tidak menyangka bahwa Lydia akan berhenti sehingga dia secara refleks mundur selangkah.Saat telah tersadar, Lydia masih tetap menatapnya dengan sorot dingin sambil berkata, “Bu Melani, aku lebih kecil dua tahun dari