Setelah mengatakan itu, Liam berbalik badan dan masuk ke dalam mobil, mengabaikan Dylan. Kepala pelayan menyalakan mobil dan segera menjalankan mobilnya.Sesampainya di rumah, Lydia langsung tidur nyenyak.Cahaya matahari di luar menyinari tirai dan memantul di lantai. Ternyata, Tiger telah mengubah mode tidur di dalam rumah menjadi mode beraktivitas.Saat ini, Tiger tengah berbaring santai di balkon dan berayun di ayunan dengan malas.Lydia terbangun karena panggilan telepon Bella, lalu dengan enggan menjawabnya, “Apa kamu dan Gabrielle sudah sepakat untuk nggak akan membiarkan aku tidur nyenyak setiap hari?”Bella berkata dengan tenang, dengan sedikit kecemasan dalam suaranya, “Kamu dibawa pergi oleh Dylan kemarin. Dia nggak melakukan apa pun padamu, ‘kan?”Rasa kantuk Lydia langsung lenyap.“Dia membawaku pergi?”Bukankah dia sendiri yang masuk ke mobil pria itu?“Iya, Brandon, si pecundang itu, nggak berani melawan Dylan. Tapi, aku kemudian memberi tahu Liam. Sebelum Liam datang, n
Setelah Dylan mengatakan itu, suasana langsung menjadi hening.Lydia membeku, dan untuk sesaat, ekspresinya terlihat sangat canggung.Namun, segera setelah itu, ekspresinya mulai menjadi sedikit dingin.“Jauh lebih baik. Bahkan, ingatanku sudah pulih dengan sangat baik. Aku masih ingat dengan jelas semua kebohongan yang pernah kamu katakan, Pak Dylan.”Dia bahkan tidak repot-repot menutupi apa pun. Dia benar-benar ingin merobek “topeng” yang dipakai Dylan!Namun, reaksi Dylan di luar dugaan. Pria itu sama sekali tidak merasa gelisah, juga tidak merasa gugup atau malu setelah dikatakan begitu.Pria itu tersenyum lembut dan datar, seolah sangat menoleransi kalimat penuh sarkasme yang dikatakan Lydia.“Baguslah.”Lydia memutar bola matanya, memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam.Amel berdeham untuk memecahkan rasa canggung itu.“Lydia, kenapa kamu datang mencariku?”Sebelum Lydia bisa menjawab, mata Tiger langsung berbinar ketika melihat Dylan. Harimau itu langsung melompat dari p
Perhatian semua orang beralih ke Dylan. Tawanya jelas menarik perhatian semua orang.Apa yang dia banggakan?Apa yang membuatnya senang begitu?Ekspresi Dylan jelas terlihat santai. Bibirnya sedikit melengkung ke atas membentuk senyuman kecil.“Kalau nggak mampu, ya sudah!”Amel menyerah dengan tidak berdaya. Tidak ada yang bisa menembus firewall yang dibuat Kenny.Lydia mengertakkan gigi dengan kesal. Sudah ditunggu lama-lama, lawan terbesarnya adalah kakak keduanya yang suka datang dan menghilang tanpa bisa diprediksi itu?Tiger begitu bersemangat, hingga dia melompat ke pelukan Dylan.“Papa, Papa luar biasa sekali. Papa sangat tampan. Papa, aku menyayangi ….”Lydia memelototi Tiger dalam pelukan Dylan dan berkata dengan nada dingin, “Tiger, kembali ke sini.”Harimau yang tidak punya pendirian ini benar-benar mempermalukannya!Dylan menyentuh kepala harimau itu dan berkata suaranya lembut, “Pergi ke tempat mamamu ....”Mengapa harimau tidak punya pendirian itu begitu patuh pada Dylan
Suaranya dingin dan rendah, memendam kemarahan yang tertahan.“Ada apa ini?”“Bu … Bu Lydia yang memberinya uang,” ujar Tony dengan terbata-bata. Dia hampir tidak bisa mempertahankan senyuman paksa di wajahnya lagi.Ruang kerja Dylan sunyi senyap, dan udara di sekitar dipenuhi dengan hawa dingin, membuat Tony tidak berani bernapas dengan santai.Tony sudah terbiasa dengan suasana seperti ini, tapi setiap kali dia mengalaminya, dia akan merasa sekujur tubuhnya gemetaran.Menghadapi tatapan Dylan yang seperti bisa membekukan seseorang sampai mati itu, dia memberanikan diri dan berkata, “Meskipun kita memutuskan sumber dana Den Dilap dari para partner kerja samanya, uang yang dipakai Den Dilap saat ini diberikan oleh Bu Lydia. Selain itu, setelah melihat hal itu, banyak klien yang tertarik untuk melanjutkan kerja sama. Jadi, studionya Den Dilap tampaknya nggak bisa tutup untuk saat ini.”Dylan terdiam beberapa detik dan terkekeh dingin, “Dia punya muka untuk menerima uang dari seorang wan
Di satu sisi, seorang staf memberikan isyarat mata dengan putus asa. Namun, sayangnya dua artis wanita yang tidak terlalu terkenal itu seolah sudah tenggelam dalam amarah yang dahsyat.Lydia tidak punya kebiasaan untuk menahan amarahnya.Dia meletakkan ponselnya, berdiri dan berbalik badan, lalu menatap kedua orang itu dengan dingin.Ada sedikit ketidakpedulian dalam suaranya, yang terdengar malas.“Aku sponsor acara ini. Kalau kalian nggak puas dengan pengaturan kursi dan tempat duduk, bisa adukan aku ke penyelenggara acara.”Yang jelas, kalau pengaduan itu sampai di telinga Damian, dia penasaran apa dua artis kecil ini bisa bertahan dalam industri?Setelah melihat wajah Lydia dan mendengar kata-katanya dengan jelas, raut muka kedua artis itu langsung menegang.Di bawah sinar lampu, wajah mereka yang didempul tebal dengan bedak menjadi semakin pucat.Mereka berdiri dengan panik, lalu berkata dengan gugup dari beberapa kursi jauhnya, “Bukan …. Ternyata Bu Lydia. Kami yang nggak mengena
Di sekeliling sangat hening dan sunyi.Lydia tidak peduli pujian Dylan itu tulus atau tidak.Memangnya dia masih memerlukan pria itu memujinya cantik?Hanya saja, perkataan Dylan untuk sesaat membuat hati Lydia sedikit berdebar.Dia masih belum stabil. Dia tertegun sejenak, hampir saja terlena karena mulut manis pria itu.Untungnya, dia bereaksi tepat waktu. Jangan harap Dylan bisa merayunya!Mendengar jawaban Lydia, banyak artis papan atas yang diam-diam mengacungkan jempol.Lydia memang berbeda.Jawaban “terima kasih” adalah jawaban bas abasi yang standar. Jawabannya bisa diberi nilai seratus.Detik berikutnya, musik mulai bermain dan acara penghargaan dimulai.Lydia sudah dijadwalkan untuk memberikan penghargaan untuk Chuck, jadi begitu nominasi penghargaan untuk Pendatang Baru Terbaik keluar, Lydia pergi untuk bersiap.Biasanya ada dua pemenang untuk penghargaan Pendatang Baru Terbaik. Salah satunya adalah Chuck. Dia pantas mendapatkannya.Namun, Chuck tidak mengetahui semua ini.P
Dylan memberikan pidato penghargaan yang tidak berbobot, tetapi semua orang dengan hormat memberikan tepuk tangan meriah.Lydia ingin sekali memutar bola matanya, tapi dia tetap memasang senyuman yang ramah dan sopan di wajahnya.Saat penyerahan penghargaan, Dylan mengambil piala dan sertifikat, lalu menyerahkannya kepada Melani.Melani sangat gugup. Orang yang memberinya penghargaan adalah Dylan Tansen!Mana mungkin dia tidak gugup?Pria ini bisa membuat gempar dunia bisnis hanya dengan sedikit sikap dan pernyataannya. Kalau dia bisa mendekati pria ini, dia tidak perlu khawatir tentang pembicaraan bisnis dengan klien ke depannya.Dia dengan hati-hati mengambil sertifikat dan piala yang diberikan Dylan kepadanya dan mengumpulkan seluruh keberaniannya. Raut mukanya malu-malu dan memerah, tetapi dia akhirnya tetap berkata dengan sedikit gugup dan penuh harap, “Terima kasih, Pak Dylan. Aku sudah sering mendengar tentang Bapak. Aku harap kita bisa punya kesempatan untuk bekerja sama.”Dyla
Lydia awalnya berencana bermain ski dengan Gabrielle dan Bella. Akan tetapi beberapa kali dihalangi oleh Dilap. Lelaki itu memintanya untuk ikut ke acara petualangan yang dia buat sendiri. Lydia sama sekali tidak tertarik karena untuk apa dia mencari susah di saat hidupnya enak?Dia memang bukan tipikal orang yang menyukai tantangan dan kesulitan. Namun Dilap berkali-kali menghalanginya di depan rumah seakan ingin tinggal di rumahnya. Bahkan Rizal dan Liam dibuat jengah oleh tingkah lelaki itu. Keduanya ikut membujuknya agar mengikuti acara tersebut.Lydia meminjamkan tim kerjanya pada perempuan itu. Asisten dan tata rias serta supir juga sudah ada sehingga Lydia tidak perlu pusing dan repot lagi. Saat ini perempuan itu tengah duduk di kursi goyang dengan payung lebar yang menutupinya dari matahari. Matanya terpejam karena hembusan angin yang menerpa wajahnya.Asisten sang tata rias yang bernama Domi sedang membawa teh dan kue-kue yang sudah disiapkan oleh pelayan rumah. Dengan wajah m