Bisa-bisanya Dylan menelepon dan bertanya dia sedang di mana?Dia belum pernah melihat nomor ini sebelumnya.Lydia tidak segera menutup telepon. Dia tersenyum kecil dan berkata sinis, “Bukannya Bu Erika sudah memberi tahu kamu lokasinya?”Bukankah itu sudah jelas?Erika mungkin sudah tidak sabar untuk memberi tahu Dylan tentang apa yang sedang dia lakukan, dan bahkan mungkin menambahkan banyak kebohongan di dalamnya.Dia tidak peduli.Pria itu hening sejenak, lalu ketika Lydia mau menutup telepon, dengan suara yang sepertinya sudah mencoba terbaik untuk menahan emosi dan mencoba untuk tenang, pria itu berkata, “Jangan bermain terlalu lama dan kurangi minumnya.”Lydia tidak menyangka Dylan akan berkata seperti itu. Dia tertegun sejenak. Dia jadi tidak bisa melontarkan makian yang telah dia persiapkan dalam hati.persiapkan di dalam hatinya.Dadanya terasa berat dan sesak, seolah-olah ada batu besar yang menekannya.Dia mengernyit dan menjawab dengan nada tidak ramah, “Memangnya kamu bis
Lydia sudah terkulai di pelukan Dylan, tapi tidak sadar sama sekali.Hanya saja, tatapan peringatan dan meremehkan di wajah Dylan membuat Brandon tiba-tiba merinding.Pria itu sama sekali tidak memberi mereka waktu untuk bereaksi, langsung berbalik dan pergi sambil menggendong Lydia.Wajah Brandon pucat dan kaku. Seluruh tubuhnya tegang, kesal karena merasa kalah.Chuck menghela napas melihat hal itu. Meskipun dia masih muda, dia sudah lama masuk ke industri ini.Dia sudah jauh lebih paham.Tidak ada orang yang bisa menang melawan Dylan.“Brandon, beri tahu Kak Bella saja.”Dylan membawa Lydia ke kursi bagian belakang mobilnya, mencium bau alkohol yang menyengat di tubuh wanita itu, dan tanpa sadar mengerutkan kening.Namun, dia masih dengan hati-hati merapikan rambut yang berantakan dahi wanita itu, duduk di samping wanita itu, dan memandangi lampu jalan berwarna kuning cerah yang menerangi kegelapan malam.Dia hanya berani menggenggam tangan Lydia saat wanita itu sedang mabuk. Hanya
Setelah mengatakan itu, Liam berbalik badan dan masuk ke dalam mobil, mengabaikan Dylan. Kepala pelayan menyalakan mobil dan segera menjalankan mobilnya.Sesampainya di rumah, Lydia langsung tidur nyenyak.Cahaya matahari di luar menyinari tirai dan memantul di lantai. Ternyata, Tiger telah mengubah mode tidur di dalam rumah menjadi mode beraktivitas.Saat ini, Tiger tengah berbaring santai di balkon dan berayun di ayunan dengan malas.Lydia terbangun karena panggilan telepon Bella, lalu dengan enggan menjawabnya, “Apa kamu dan Gabrielle sudah sepakat untuk nggak akan membiarkan aku tidur nyenyak setiap hari?”Bella berkata dengan tenang, dengan sedikit kecemasan dalam suaranya, “Kamu dibawa pergi oleh Dylan kemarin. Dia nggak melakukan apa pun padamu, ‘kan?”Rasa kantuk Lydia langsung lenyap.“Dia membawaku pergi?”Bukankah dia sendiri yang masuk ke mobil pria itu?“Iya, Brandon, si pecundang itu, nggak berani melawan Dylan. Tapi, aku kemudian memberi tahu Liam. Sebelum Liam datang, n
Setelah Dylan mengatakan itu, suasana langsung menjadi hening.Lydia membeku, dan untuk sesaat, ekspresinya terlihat sangat canggung.Namun, segera setelah itu, ekspresinya mulai menjadi sedikit dingin.“Jauh lebih baik. Bahkan, ingatanku sudah pulih dengan sangat baik. Aku masih ingat dengan jelas semua kebohongan yang pernah kamu katakan, Pak Dylan.”Dia bahkan tidak repot-repot menutupi apa pun. Dia benar-benar ingin merobek “topeng” yang dipakai Dylan!Namun, reaksi Dylan di luar dugaan. Pria itu sama sekali tidak merasa gelisah, juga tidak merasa gugup atau malu setelah dikatakan begitu.Pria itu tersenyum lembut dan datar, seolah sangat menoleransi kalimat penuh sarkasme yang dikatakan Lydia.“Baguslah.”Lydia memutar bola matanya, memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam.Amel berdeham untuk memecahkan rasa canggung itu.“Lydia, kenapa kamu datang mencariku?”Sebelum Lydia bisa menjawab, mata Tiger langsung berbinar ketika melihat Dylan. Harimau itu langsung melompat dari p
Perhatian semua orang beralih ke Dylan. Tawanya jelas menarik perhatian semua orang.Apa yang dia banggakan?Apa yang membuatnya senang begitu?Ekspresi Dylan jelas terlihat santai. Bibirnya sedikit melengkung ke atas membentuk senyuman kecil.“Kalau nggak mampu, ya sudah!”Amel menyerah dengan tidak berdaya. Tidak ada yang bisa menembus firewall yang dibuat Kenny.Lydia mengertakkan gigi dengan kesal. Sudah ditunggu lama-lama, lawan terbesarnya adalah kakak keduanya yang suka datang dan menghilang tanpa bisa diprediksi itu?Tiger begitu bersemangat, hingga dia melompat ke pelukan Dylan.“Papa, Papa luar biasa sekali. Papa sangat tampan. Papa, aku menyayangi ….”Lydia memelototi Tiger dalam pelukan Dylan dan berkata dengan nada dingin, “Tiger, kembali ke sini.”Harimau yang tidak punya pendirian ini benar-benar mempermalukannya!Dylan menyentuh kepala harimau itu dan berkata suaranya lembut, “Pergi ke tempat mamamu ....”Mengapa harimau tidak punya pendirian itu begitu patuh pada Dylan
Suaranya dingin dan rendah, memendam kemarahan yang tertahan.“Ada apa ini?”“Bu … Bu Lydia yang memberinya uang,” ujar Tony dengan terbata-bata. Dia hampir tidak bisa mempertahankan senyuman paksa di wajahnya lagi.Ruang kerja Dylan sunyi senyap, dan udara di sekitar dipenuhi dengan hawa dingin, membuat Tony tidak berani bernapas dengan santai.Tony sudah terbiasa dengan suasana seperti ini, tapi setiap kali dia mengalaminya, dia akan merasa sekujur tubuhnya gemetaran.Menghadapi tatapan Dylan yang seperti bisa membekukan seseorang sampai mati itu, dia memberanikan diri dan berkata, “Meskipun kita memutuskan sumber dana Den Dilap dari para partner kerja samanya, uang yang dipakai Den Dilap saat ini diberikan oleh Bu Lydia. Selain itu, setelah melihat hal itu, banyak klien yang tertarik untuk melanjutkan kerja sama. Jadi, studionya Den Dilap tampaknya nggak bisa tutup untuk saat ini.”Dylan terdiam beberapa detik dan terkekeh dingin, “Dia punya muka untuk menerima uang dari seorang wan
Di satu sisi, seorang staf memberikan isyarat mata dengan putus asa. Namun, sayangnya dua artis wanita yang tidak terlalu terkenal itu seolah sudah tenggelam dalam amarah yang dahsyat.Lydia tidak punya kebiasaan untuk menahan amarahnya.Dia meletakkan ponselnya, berdiri dan berbalik badan, lalu menatap kedua orang itu dengan dingin.Ada sedikit ketidakpedulian dalam suaranya, yang terdengar malas.“Aku sponsor acara ini. Kalau kalian nggak puas dengan pengaturan kursi dan tempat duduk, bisa adukan aku ke penyelenggara acara.”Yang jelas, kalau pengaduan itu sampai di telinga Damian, dia penasaran apa dua artis kecil ini bisa bertahan dalam industri?Setelah melihat wajah Lydia dan mendengar kata-katanya dengan jelas, raut muka kedua artis itu langsung menegang.Di bawah sinar lampu, wajah mereka yang didempul tebal dengan bedak menjadi semakin pucat.Mereka berdiri dengan panik, lalu berkata dengan gugup dari beberapa kursi jauhnya, “Bukan …. Ternyata Bu Lydia. Kami yang nggak mengena
Di sekeliling sangat hening dan sunyi.Lydia tidak peduli pujian Dylan itu tulus atau tidak.Memangnya dia masih memerlukan pria itu memujinya cantik?Hanya saja, perkataan Dylan untuk sesaat membuat hati Lydia sedikit berdebar.Dia masih belum stabil. Dia tertegun sejenak, hampir saja terlena karena mulut manis pria itu.Untungnya, dia bereaksi tepat waktu. Jangan harap Dylan bisa merayunya!Mendengar jawaban Lydia, banyak artis papan atas yang diam-diam mengacungkan jempol.Lydia memang berbeda.Jawaban “terima kasih” adalah jawaban bas abasi yang standar. Jawabannya bisa diberi nilai seratus.Detik berikutnya, musik mulai bermain dan acara penghargaan dimulai.Lydia sudah dijadwalkan untuk memberikan penghargaan untuk Chuck, jadi begitu nominasi penghargaan untuk Pendatang Baru Terbaik keluar, Lydia pergi untuk bersiap.Biasanya ada dua pemenang untuk penghargaan Pendatang Baru Terbaik. Salah satunya adalah Chuck. Dia pantas mendapatkannya.Namun, Chuck tidak mengetahui semua ini.P