Kepala Lydia langsung terasa pening.Bagaimanapun juga sebelumnya perempuan itu hanya mengira bahwa Dilap adalah seorang penjelajah yang malang.Kalau saja dia dari awal tahu bahwa Dilap adalah keponakan Dylan, pasti perempuan itu sudah gila dengan mengatakan mau merawat pria ini seumur hidupnya!Dirinya tidak mampu untuk merawat tuan muda yang satu ini!“Aku ….”Liam langsung memutus ucapan Lydia.“Keluarga Tansen sedang ingin memeras kami, ‘yah? Langsung katakan terus terang, kami bukan nggak mampu membayarnya, ’kok!”Bukankah hanya sebesar lima belas miliar US Dollar saja?Siapa memangnya yang belum pernah melihat bajak laut yang asli!Liam memandang Dilap sambil mengerutkan kening dan berkata, “Kenapa kulit wajahmu bisa tebal sekali? Ingin menumpang di keluarga kami hanya menghabiskan uang makan dan nggak ada gunanya saja, cepat kembali ke tempat asal kamu!”Dilap sama sekali tidak memedulikan sikap Liam, sebaliknya malah tersenyum dengan sangat sopan kepada pria itu.“Kak, aku mas
Walaupun suara Dylan begitu rendah dan serak, juga terdengar begitu magnetis dan lembut, sorot matanya terlihat sangat dalam, seolah berusaha menahan luapan emosi.Begitu pria itu selesai berbicara, udara di sekeliling mereka terasa tidak bergerak.Darah di wajah Lydia seolah ikut berhenti mengalir, wajahnya yang sebelumnya sudah pucat, kini semakin putih.Perempuan itu menatap Dylan dengan sorot mata tidak percaya, apakah dirinya barusan salah dengar?Yang diinginkan oleh pria itu adalah dirinya?Waktu itu pria ini telah memperlakukannya seperti sampah menjijikan yang dibuang oleh orang, sekarang pria ini memilihnya?Lydia tidak mengerti, terlebih lagi tidak percaya dengan ucapan pria itu barusan. Sebenarnya, apa yang diinginkan oleh pria ini?Keheningan di dalam ruangan membuat perempuan itu pelan-pelan dapat mendinginkan kembali otaknya.Sepasang mata Dylan terpaku di atas wajah Lydia, setiap perubahan emosinya, setiap detail perubahan ekspresi perempuan itu, tidak lepas dari kedua
Lydia menurunkan kelopak matanya, tangannya mengusap-usap kepala Tiger dengan lembut, seperti tidak ingin berbicara lagi dengan pria itu.Dylan juga tidak menyerah, bagaimana mungkin pria itu akan menyerah begitu saja?Ucapan Lydia barusan yang menusuk tepat di hatinya, memang pantas untuk didapatkan oleh Dylan!Pria itu tersenyum dengan wajahnya yang pucat, berusaha untuk dapat terlihat lebih hangat.Pria itu menundukkan kepala, mengeluarkan sebuah foto yang sudah entah berapa ratus kali dilihatnya, dan menjepitnya dengan kedua jari hingga kuku jarinya berubah menjadi putih.Perempuan itu pernah menyelamatkan nyawa Dylan, tapi tidak pernah sekalipun dia membahas hal tersebut.Dylan tidak percaya, apakah Lydia bisa begitu mudah melupakan semua perasaan itu begitu saja?Dengan suaranya yang serak, Dylan berkata, “Lydia, aku masih berhutang sebuah nyawa denganmu. Kamu nggak pernah memberitahuku sekalipun, bahwa orang yang ada di dalam foto itu adalah dirimu.”Kalau saja dirinya sudah men
Meskipun Liam barusan berdiri di luar pintu, tapi fasilitas pengedap suara di ruangan itu terlalu bagus!Karena itu, dia tidak mendengar apa pun!Dylan mengatakan sesuatu yang tidak bisa dia mengerti, lalu pergi. Bagaimana mungkin dia tidak penasaran?Lydia mengatupkan bibirnya. Tatapannya sedikit bergetar dan dia menunduk. “Nggak apa-apa, Kak. Berapa lama lagi kita sampai di rumah?”“Dua atau tiga hari.”Liam mengerutkan kening. Sebaiknya benar-benar tidak ada apa-apa. Kalau tidak, dia tidak akan memaafkan Dylan!Tiger yang berada dalam pelukan Lydia menjulurkan kepalanya dengan manis, lalu berkata dengan suara lembut, “Papa sudah pergi. Papa sedih sekali ....”Liam keheranan mendengarnya.Lydia berkata, “Papa .... Maksudmu Dylan?”Harimau menghela napas dengan acuh tak acuh.“Mama menolak Papa. Dia sedih sekali.”Liam berjalan dua langkah dan meraih leher Tiger.“Apa-apaan kamu? Bukankah kamu sangat membencinya? Dasar pengkhianat!”Tiger memberontak dengan keempat kakinya dan mendeng
Setelah menutup telepon, Liam memandang Dylan dengan tidak ramah.“Apa yang kamu lakukan di sini? Nggak ada yang bisa membantumu sekarang.”Sebelumnya, Dylan mengandalkan fakta bahwa banyak pengawal yang membantunya, jadi setiap kali Liam tidak mau keluar, dia menyuruh pengawal-pengawalnya itu untuk mengangkat Liam keluar. Perbuatannya itu sangat menindas, mempermalukan dan menghina orang lain!Dylan berkata dengan ekpsresi muram, “Aku punya teman seorang psikiater. Aku akan menghubunginya.”Psikiater yang direkomendasikan Dylan pasti sangat hebat.Namun, Liam langsung menolak.“Nggak perlu, kakakku sudah menyiapkannya. Kamu nggak perlu mengkhawatirkan hal ini.” Dylan ingin mengatakan hal lain, tapi Kenny juga setuju dengan Liam dan menolak Dylan dengan sopan.Bagaimanapun juga, seseorang pasti akan mengungkapkan semua privasi dan kelemahannya pada psikiater, dan Lydia pasti tidak ingin kelemahannya diketahui oleh Dylan.Di tengah malam, Liam sedang beristirahat di sofa di luar kamar
Akun ini dari awal memang menjadi populer bukan hanya karena pria yang bernama Dilap itu sangat misterius dan kaya, tapi karena pria itu juga sangat tampan, yang membuat ribuan gadis terpesona.Yang paling penting adalah, akun ini tidak akan pernah memalsukan foto-fotonya. Proses pengambilan gambarnya sangat menegangkan, tapi pengambilan gambarnya nyata dan akan selalu mengagetkan!Sudah hampir sebulan Dilap tidak meng-update akunnya. Ketika semua orang sedang mengkhawatirkan keselamatannya, dia tiba-tiba mengunggah karya terbarunya.Hanya dalam beberapa menit, karya baru itu menimbulkan sensasi yang luar biasa.Bukan hanya karena suku pedalaman yang muncul di pulau Atlantik dalam karya tersebut, tetapi yang lebih penting adalah, Lydia juga pergi berpetualangan bersama Dilap.Lydia yang seharusnya tewas dalam kecelakaan pesawat, ternyata masih hidup!Wanita itu memang tidak banyak muncul dalam karya tersebut, tapi bagian paling seru penyuntingan video tersebut adalah malam hari ketika
Lydia mengerutkan keningnya sedikit saat mendengar suara di luar. “Sepertinya itu suara Gabrielle ....”Liam berkata dengan ragu, “Masa, sih?”Dia berdiri dan keluar, dan ketika kembali, dia masuk bersama Gabrielle, Bella dan Thomas.Mata mereka berkaca-kaca. Gabrielle bergegas berlari ke arah Lydia begitu melihatnya, “Lydia ....”Bella juga hendak menghampiri Lydia, tapi Liam menyambar bajunya.“Satu-satu. Jangan sampai menyentuh luka adikku!”Bella segera mengurungkan niatnya, tapi tetap tidak bisa menyembunyikan kekhawatiran di matanya.“Kamu terluka?” Lydia menepuk punggung Gabrielle dan menatap Bella sambil tersenyum.“Nggak apa-apa, aku sudah hampir sembuh!”Thomas terlihat tertekan. Dia terlihat lebih kurus dan tidak bertenaga, bahkan kumis dan janggutnya juga sudah beberapa hari tidak dicukur.Melihat Lydia baik-baik saja, dia setengah berlutut di depan ranjang Lydia dan mulai menangis ….Gabrielle terisak.Bella kaget.Suasana yang awalnya sedih itu tiba-tiba berubah dalam sek
Hanya dalam beberapa hari, komentar di internet menjadi semakin ganas, dan jumlah tontonan serta komentar meningkat dengan sangat cepat.Lydia sudah hampir sembuh dan bersiap untuk keluar dari rumah sakit. Meskipun dia sudah menyamar sebaik mungkin, dia masih dikenali begitu keluar.Mikrofon dan reporter yang tak terhitung jumlahnya datang mengerumuninya.“Bu Lydia, katanya Ibu telah mengalami begitu banyak hal itu. Apa itu semua benar?”“Bu Lydia, setelah selamat dari kejadian itu, apa ada yang ingin Ibu katakan?”“Apakah menurut Ibu kecelakaan itu hanyalah sebuah kecelakaan?”“Apa hubunganmu dengan Dilap semakin dekat?”***Banyak wartawan memblokir pintu dan terus memotretnya.Para pengawal membentuk lingkaran perlindungan di sekeliling mereka, menjaga Lydia dan Liam tetap di tengah.Banyak sekali orang yang datang, dan Liam jadi sedikit tidak sabar menghadapi begitu banyak reporter. Namun, karena sudah lama hidup dalam sorotan, dia tahu bahwa orang-orang ini tidak akan mudah menyer