Terima kasih yang sudah membaca buku ini sampai bab ini. Missingty berharap kalian sehat selalu.
Shane sama sekali tak menyangka kalau akan melihat Helena sedang berlutut dan siap melayani seorang pria dengan mata kepalanya sendiri. Jika ini terjadi tiga tahun silam maka Shane tak akan sangat terkejut seperti ini.Pria dengan rambut abu gelap itu memang tahu kalau Helena begitu liar di masa lalu, tapi tiga hari melihat apa yang terjadi di kedai kecil dan beberapa kali menemukan keganjilan dalam tudingan orang-orang pada mantan istrinya itu membuat Shane merasa kalau selama ini semua orang salah menilai Helena.Mereka yang salah menilai? Atau aku yang salah menilai?Tapi sekarang melihat pemandangan tak senonoh di depannya, Shane mulai meragukan penilaiannya. Ia tercengang melihat Helena dan Gary Miles yang juga balas menatapnya.Gary Miles tak kalah terkejut dengan kedatangan Shane, tapi ia hanya melihat sekilas ke arah pria yang paling terkenal di sekolahnya itu. Dirinya masih terbawa nafsu dan tak mempedulikan kalau yang datang adalah Shane Digory. Nafsu Gary sudah di ubun-ubu
Tepat setelah Helena mengatakan permintaannya, Shane langsung memberikan jalan pada wanita itu, ia melihat sosok wanita cantik itu melewatinya dengan langkah secepat yang tubuh ringkih lagi gemetar itu bisa lakukan. Air mata juga mulai turun dan membasahi kedua pipi wanita itu. Semua itu seperti adegan lambat di hadapan Shane. Begitu membekas dan terpatri di benak Shane Digory. Shane masih membeku di tempatnya saat Helena sudah menghilang dan Gary Miles melontarkan sumpah serapahnya. Sebenarnya rutukan itu ingin ia tujukan pada Shane Digory yang merusak suasana intim antara ia dan Helena. Tapi, siapa keluarga Miles jika dibandingkan Digory. Andaikata diibaratkan Miles lebih seperti anak ayam, sedangkan Digory adalah elang pemangsa.“Sialan. Jalang Sialan!" umpat Gary masih sambil membersihkan wajahnya dari pasir. Gary kemudian mengikuti jejak langkah Helena, tentu saja ia tak ingin buruannya hilang begitu saja."Shane, permisi. Aku ingin mengejar kekasihku," izin Gary dengan sopan ke
“Nona Athena mengenal Helena?” Matilda tak habis pikir bagaimana sosialita cantik dan kaya raya di hadapannya bisa mengenal gadis miskin seperti Helena. Athena menaikkan alisnya. “Bisa kau lakukan apa yang kuinginkan? Atau aku perlu memerintah orang lain?” Gadis bersurai merah tembaga itu tampak tak suka ditanya balik oleh Matilda. “Ta-tapi kenapa Helena, Nona?” Matilda masih belum paham. ‘Apa untungnya bagi wanita ini untuk menyingkirkan Helena. Dan hidupku akan sangat susah jika Helena pergi, lagi pula ia gadis yang baik dan giat bekerja. Apa ia cemburu kalau Tuan Shane akan menyukai Helena?’ Pikiran Matilda tiba-tiba melayang saat Shane Digory menanyakan rumah Helena saat ia tidak masuk karena sakit beberapa waktu lalu. “Ah! Jika Nona merasa Tuan Shane akan tertarik dengan Helena, kurasa Nona salah besar. Ia hanya menyukai sup asparagus-.” “Apa katamu?” Athena memotong ucapan Matilda karena ia sangat terkejut dengan fakta yang baru saja pemilik kedai itu ucapkan. ‘Shane menyukai
Anak lelaki itu mengambil ponsel lain di kantongnya dan menghubungi seseorang. Ponsel yang tadi terhubung dengan ibunya masih belum terputus hanya saja tak ada suara, tapi Shane masih terus memanggil nama ibunya hingga ponselnya yang lagi satu juga terhubung. "Iya baru saja menelponku! Cepat cari lagi, aku khawatir, aku tak ingin ia melakukan hal itu lagi." Mata Shane tampak memerah saat berbicara dengan seseorang entah siapa diujung sana. Ia terlihat sangat panik dan gusar saat memerintah orang itu untuk segera mencari ibunya. "Aku melacak lokasinya masih di sekitar sana, gedung dua puluh satu!" Suara Shane nyaris tercekat saat ia mengatakan pertanyaan selanjutnya, "ia tidak mencoba bunuh diri lagi kan?" "Ibuku masih hidup kan?" Helena membeku di tempatnya mendengar itu. Kemudian kenangan Helena tentang hal itu seakan terganggu dengan suara tawa kecil. Namun sebelum ia sepenuhnya sadar, Helena ingat setelah hari ia mendapati Shane menelpon ibunya itu, Shane tak masuk sekolah selama
“Tangkap wanita ular ini! Dia memperdayai kita selama ini! Usir segera dari tempat ini, dari pulau ini sebelum ia membuat kerusakan lainnya,” cecar Matilda sambil menuding Helena dengan jari telunjuknya. Helena mengerutkan dahinya, masih tak mengerti. Di samping Matilda, kepala desa dan beberapa warga desa tampak melihat Helena dengan pandangan menghakimi. “Ada apa ini, Nyonya Matilda?”“Berhenti bersikap polos, Helena! Aku tahu kau menipu kami selama ini!” serang Matilda lagi.Primrose berlari ke depan rumahnya ketika mendengar ada keributan. “Mama ada apa ini?” tanyanya dengan wajah mungil menggemaskan tampak kebingungan.“Masuklah, Pim,” perintah Helena. Ia berharap Tatiana segera datang, tapi yang datang malah segerombolan warga desa di pulau Rhee. Kepala desa menggeleng-geleng melihat Helena. “Padahal kau memiliki anak sekecil ini Helena, kenapa kau berbuat buruk pada pulau kami?”“Aku? Berbuat buruk?”“Astaga ia masih berusaha bersikap polos dan tak tahu apapun. Apa perlu kam
Beberapa jam yang lalu, Shane Digory mengendarai mobil Lamborghini Huracan hitamnya sendirian tanpa sopir. Ia berkendara dalam diam, tak ada alunan musik atau suara penyiar radio di dalam mobil itu. Shane Digory memang suka keheningan terutama ketika berkendaraan jauh, hal itu membantunya lebih berkonsentrasi.Lampu merah menghentikan laju kendaraannya, daun maple yang berguguran di sisi kiri dan kanan jalan membuat kota yang Shane datangi sekarang tampak begitu indah. Pria bersurai abu gelap itu berkendara kurang lebih satu jam ke salt lake, kota kecil dan tenang tak sebesar Diggory Valley. Kota tempat ibunda Shane Digory dimakamkan. Shane Digory mengetatkan coat panjang dari brand terkenal yang menutupi tubuh jenjangnya ketika turun dari mobil. Angin dingin memainkan rambut abu gelapnya dengan perlahan, membuat penampilan pria itu semakin tampan. Ia memandang muram pada kuburan umum yang berada di depannya. Ibu Shane Digory, Maria tak dikuburkan di makam keluarga Digory yang mewah
"Kau tahu kan artinya? Ia bisa saja menemukan seorang wanita yang pernah ia tiduri memiliki anak yang serupa dengannya.""Jika itu terjadi, wanita bodoh itu tak mungkin diam saja kalau sudah dihamili oleh multimiliuner sekelas Shane Digory. Kau tahu media massa akan ramai memuat wajah Shane dengan sumber wanita yang mengaku-aku memiliki anak Shane."Athena menghempaskan pintu balkon dan hendak kembali ke kamar. "Aku tahu kau berbohong dan sedang menjelek-jelekkan Shane, Brian." Dari dalam kamar wanita yang ditaksir mati-matian oleh Brian Scoot semenjak masa sekolah itu kembali berteriak. "Asal kau tahu saja Brian, seberapapun kau mencoba, kau tak akan bisa mengalahkan Shand Dogory dari segi apa pun."Athena kemudian meninggalkan apartemen mewah tempat ia bercinta itu begitu saja, tanpa pamit pada Brian Scoot."Sialan! Shane Digory sialan!" umpat Brian yang mengalamatkan amarahnya pada sahabatnya sedari sekolah itu. Ucapan caci maki itu hanya bisa ia katakan di belakang Shane Digory, d
"Apa! Uhuk!" Shane langsung tersedak sesuap es krim strawberry yang baru ditelannya. "Bagaimana kau mengambil kesimpulan seperti itu?" tanya setelah puas terbatuk-batuk dan meminum seteguk air putih. "Semua orang yang berkata begitu; seperti ‘panggil aku papa mu’, atau ‘anggap saja aku papa mu’ akan berakhir dengan mengatakan ‘aku naksir mama mu’," jelas Primrose sambil menaikan kedua pundaknya, kemudian melanjutkan makan es krim strawberrynya dengan santai. "Oh karena itu Pim menarik kesimpulan seperti begitu," komentar Shane setelah mendengar penjelasan Primrose. “Pim memang enggak mau punya Papa baru?” tanya Shane dengan hati-hati. Entah kenapa jantung Shane berdegup lebih kencang ketika melontarkan pertanyaan itu. Primrose melihat Shane sekilas sebelum menjawab, "kuharap kau tak ingin menjadi papa ku selamanya." Gadis mungil itu kemudian mencubit roti coklatnya dan menelannya sambil bertepuk tangan. "Ini enak." Ada perasaan sesak di dada Shane saat Primrose berkata begitu. "Ken