Home / Romansa / Mama Muda / Leo dan Desy

Share

Leo dan Desy

last update Last Updated: 2022-02-19 23:21:42

"Urusan penting apa sih? Perasaan kita tuh nggak akrab-akrab banget, jadi mana mungkin kamu punya urusan penting sama aku." Naomi memasang muka jengkel. Pria ini memang harus diginikan, biar tak seenaknya datang ke rumah orang. 

Alasan sepupu? Hei, Mas Adrian bisa mengamuk besar walau sepupunya yang datang ke rumah menengok istri tercintanya. 

Namun, bukannya sadar diri, cengiran Leo bertambah lebar di wajahnya. Ingin saja Naomi menggetok kepala itu. 

"Nih buat kamu!" 

Naomi mengamati dengan seksama bingkisan yang sedari tadi Leo sembunyikan di belakangnya. Wajahnya menaruh curiga. 

"Apalagi ini? Aku nggak nerima barang pemberian dari orang lain selain suami aku ya." Tolaknya.

"Kamu lupa kalau ya kalau aku ini orang suruhannya Tante Nawang? Ini dari di

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Mama Muda   Kemarahan Adrian

    Jantung Naomi sepertinya mau rubuh saat itu juga, ketika mobil Adrian yang masuk dan berhenti di depan rumah.Astaga. Bagaimana ini? Apa yang akan aku jawab pada Mas Adrian? Naomi jadi gelagapan sendiri, memandang Leo dan Desy bergantian. Leo paham situasi ini, dia tampak gugup dan entahlah, mungkin merasa bersalah, tapi Desy? Gadis itu malah kesenangan karena suami tampan dari sahabatnya pulang. Dengan begitu, dia bisa menyaksikan dua pria tampan sekaligus.Sama sekali tak menemukan alasan, Naomi berlari ke luar menjemput kepulangan dengan senyum yang dipaksakan."Ma—mas. Kok pulangnya cepat?" Dengan gagap Naomi bertanya, padahal dia hanya berbasa-basi untuk mengulur waktu.Ya, waktu untuk dia menerima amukan dari suaminya itu. Ah, Naomi pantas menerimanya."Katanya Desy dat

    Last Updated : 2022-02-20
  • Mama Muda   Surga Dunia

    Naomi semakin meracau saat ledakan kenikmatan itu semakin menuju puncaknya. Begitu pula Adrian yang berada di bawah merasakan miliknya berkedut dan siap menyemburkan lahar panas ke dalam rahim sang istri. Bunyi kecipak air dalam buth up menjadi saksi bisu betapa nikmat dan menggairah menyatuan keduanya."Eughhh... Mas. Ini nikmat sekali," desah Naomi keenakan tepat di telinga Adrian, membuat suaminya tertawa geli."Namanya juga surga dunia, sayang.""Aku lelah, Mas. Tapi, aku menginginkannya lagi," ujarnya malu-malu seraya menyembunyikan rona merah pipinya di balik rambut basahnya yang terurai.Adrian menyibak rambut itu dan tertawa melihat wajah istrinya yang bersemu merah. Menggemaskan sekali. Baiklah, jika itu yang Naomi inginkan, Adrian akan menurutinya. Memenuhi keinginan istri akan mendapatkan ganjaran pahala yang besar p

    Last Updated : 2022-02-21
  • Mama Muda   Persiapan Menemui Mama Mertua

    Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Adrian mengajak Naomi ke Bandung menemui mamanya. Ada rasa gugup sekaligus senang merasuk di hatinya. Lalu, seperti seorang yang mau bertemu orang penting, ia sibuk mencari-cari baju terbaik yang akan dia pakai untuk berangkat ke sana."Kenapa tidak ada satu pun yang cocok ya?" Sudah separuh isi lemari ia keluarkan, tapi tak kunjung menemukan baju yang cocok, dalam artian cantik dan elegan saat dia gunakan.Naomi yang saat itu belum mandi, mengacak-acak rambutnya hingga berantakan, mirip singa baru bangun tidur. Sampai Adrian yang kelar mandi keluar dari kamar mandi, terkejut melihat rupa istrinya."Sayang, kamu baik-baik aja, kan? Apa yang kamu lakukan? Kenapa malah berantakin isi lemari?" Adrian mempertanyakan keadaan istrinya dan kamarnya yang menjadi berantakan dalam 30 menit.Ya, se

    Last Updated : 2022-02-23
  • Mama Muda   Bahagianya Mama Nawang

    Perjalanan selama dua jam lebih dari kediaman mereka di Jakarta ke Bandung rumah mama mertuanya, pun akhirnya sampai. Mobil Adrian sudah terparkir mulus di depan sebuah rumah gedongan, yang tak kalah besar dan mewah."Ini rumah Mama kamu ya, Mas?" Naomi bertanya. Barangkali saja Tristan berhenti di alamat yang salah.Oh ya, Adrian mengajak Tristan pergi bersama mereka agar ada yang bertugas sebagai sopir. Tentu saja pria itu malas menyetir sendiri, jauh juga, tangannya bisa pegal kelamaan memegang stir. Kalau duduk di belakang, bisa leluasa ngobrol dengan Naomi, saat ngantuk bisa sambil tiduran.Beruntung Tristan tidak sedang ada kerjaan penting juga hari ini, sehingga Adrian bisa memaksanya ikut."Iya, ini rumah Mama. Ayo turun!" Adrian turun lebih dulu dari pintu di sampingnya baru kemudian mengitari mobil demi membukak

    Last Updated : 2022-02-24
  • Mama Muda   Diminta Menginap

    "Kalian akan menginap di sini, kan, sayang?" Mama Nawang bertanya saat mereka menghabiskan santai siang sambil minum teh.Dikarenakan Mama Nawang bertanya sambil memandang Naomi, wanita yang cantik memakai dress mini berwarna maroon itu jadi kaget dan spontan menoleh ke Adrian. Mereka tidak merencanakan sampai ke situ, cuma datang bertemu lalu pulang. Makanya Mas Adrian berani memaksa Tristan ikut."Kami akan pulang, Ma." Adrian yang menjawab.Raut wajah Mama Nawang seketika kecewa. "Loh, kok gitu? Kenapa nggak nginap semalam dua? Kalian baru pertama kali ke mari, masa mau langsung pulang? Mama masih ingin bercerita banyak dengan Naomi." Lalu mengelus lembut punggung tangan menantunya itu."Lain kali kan bisa datang lagi, Ma. Kasihan Tristan kalau harus menginap di sini." Adrian menjadikan Tristan sebagai alasan.

    Last Updated : 2022-02-26
  • Mama Muda   Kamar Adrian

    Selesai makan malam. Naomi lagi-lagi asyik bercengkrama dengan mama mertuanya. Bercerita banyak hal menarik, mereka juga membuka album lama, foto-foto Adrian masih muda, rupanya Elang adalah fotocopy-an dirinya.Naomi tak henti-hentinya tersenyum, tertawa, saat mama Nawang menceritakan hal lucu disebalik foto. Hingga, wanita itu terpikirkan soal Leo. Dia tak menemukan satupun foto Leo di album, foto masa kecil maupun foto sudah besar. Jelas sekali itu menandakan, kalau antara Mas Adrian dan Leo tidak akur sama sekali sebagai sepupu.Lalu, apa benar Mama Nawang akrab dengan Leo?"Kalau sama Leo, Mas Adrian kok bisa benci banget Ma? Di sini juga nggak ada foto-foto mereka bareng.""Leo ya?" Mama Nawang menerawang, seolah ada banyak hal yang bisa dia ceritakan soal kedua putranya itu, satu putra kandung satu lagi ponakan. "Mereka memang

    Last Updated : 2022-02-27
  • Mama Muda   Tristan Menjalankan Tugas

    Tristan tiba di Jakarta pukul 10 malam lewat. Ia tak sempat istirahat karena langsung mendatangi alamat rumah yang diberikan informannya.Kini, ia sudah berdiri di depan rumah sederhana berpagar kayu. Beberapa kali dia mengecek kembali alamat yang tertera dalam pesan yang ia terima, dan alamatnya sudah benar."Apa yang aku lakukan sih? Kenapa jadi aku menutupi fakta yang sebenarnya?" Malam yang dingin membuatnya mengeratkan jaketnya. Entah kenapa, dia juga tengah kesal pada dirinya sendiri. Beberapa kali Tristan kedapatan menghela nafas kasar.Kenapa dia harus mengikuti arahan Adrian yang merupakan bosnya di kantor hingga mengurus urusan pribadinya? Kenapa juga dia harus menjadi pembela pihak yang salah? Demi tidak ingin Naomi tahu dan berakhir meninggalkan Bos Adrian? Apa untung baginys?Walau bagaimanapun, Tristan memiliki si

    Last Updated : 2022-03-01
  • Mama Muda   Tristan Memohon

    "Kalian beneran akan pulang hari ini?"Naomi dan Adrian sudah bersiap di kamar mereka, ketika Mama Nawang tiba-tiba muncul dari balik pintu. Beliau terlihat sedih dan kecewa sekaligus. Baru semalam mereka bertemu, sekarang harus berpisah?"Iya, Ma. Adrian juga punya pekerjaan yang harus diselesaikan."Melihat mama mertuanya sedih, Naomi berusaha menenangkan, diraihnya jemari wanita itu dan menggenggamnya erat."Mama tenang aja ya, Naomi dan Mas Adrian akan sering ke mari kok saat ada waktu luang," ujarnya dengan tersenyum."Kamu serius, Dear?"Naomi mengangguk mantap. Dia juga senang kok kalau selalu bertemu Mama Nawang. Atau sesekali, biar mama mertuanya yang ke Jakarta. Itu kedengarannya lebih bagus, karena bisa berhari-hari. Mama Nawang, kan, tidak b

    Last Updated : 2022-03-02

Latest chapter

  • Mama Muda   Ending

    Hidup itu memang tak bisa ditebak ya. Naomi yang berencana bekerja membantu keluarga setelah kuliah, malah terpaksa menikah dengan pria duda anak satu. Banyak hal yang dilalui, mulai dari putra sambung yang tak merestui pernikahan papanya, sikap anak sambung yang jutek dengannya, lalu suami yang menikahinya bukan karena cinta. Banyak deh masalah yang datang. Padahal secara batin Naomi belum saatnya menghadapi itu semua, tapi takdir membuatnya melewatinya. Berapa banyak air mata yang keluar, sebaliknya banyak juga tawa yang hadir. Sekarang, ia sudah berbahagia dengan kehidupan yang dia punya. Lalu, Korea adalah tempat yang ingin Naomi kunjungi sebagai lokasi babymoon. Dan Adrian menyetujuinya, membawa keluarga besar sekaligus. "Mas, terima kasih ya. Kamu adalah hadiah terindah yang Tuhan kirimkan untukku.""Kamu juga, sayang. Kamu adalah jawaban atas segala keresahanku. Bersamamu aku merasa hidup itu lebih bermakna. Sejak ada kamu, duniaku yang semula buram, jadi lebih berwarna. Ter

  • Mama Muda   Rencana Ke Korea

    Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa 4 bulan telah terlewati. Adrian masih ke kantor walaupun tidak setiap hari, saat ada pertemuan penting saja, selebihnya dia mempercayakan pada Tristan. Seperti hari ini, dia tidak berangkat, tapi entah kenapa Naomi malah membangunkannya. Masih enak-enakan tidur juga. "Mas, kita jadi ke Korea, kan? Usia kandungan aku sekarang udah 7 bulan loh, udah waktunya babymoon. Sekalian ketemu sama Nam Joo Hyuk. Kamu udah janji loh." Adrian belum sepenuhnya sadar dan Naomi sudah menagih janji ke Korea. Tentu saja hal itu membuat Adrian gemas. Bisa tidak jangan menagih ke Korea dulu? Ada yang lebih penting sekarang. "Sayang, bisa tidak jangan minta bertemu dengan pria pucat itu, siapa namanya? Nam...""Nam Joo Hyuk!""Nah itu, aku tidak mau anak kita jadi seperti dia. Kulit terlalu putih, bibir merah bagai pakai lipstik, jenis kelamin pria tapi terlalu cantik," keluh Adrian sambil menahan sesuatu di bawah sana yang mulai membengkak."Kamu udah janji loh,

  • Mama Muda   Kembali Memaafkan

    Adrian lagi-lagi menghela nafas berat. Ia sudah terlanjur mengaku, ia tak bisa mundur. Yang harus dilakukan hanyalah memberi penjelasan dan mengkambing hitamkan Tristan. Memang benar ini terjadi atas saran pria itu, kan? "Tris, jelaskan yang sebenarnya pada Naomi! Katakan kalau ini ide mu!" Perintah Adrian dengan wajah merah. Tristan memandang Adrian lalu Naomi bergantian. Apa sudah ketahuan? Secepat ini? Kok bisa? "Cepatlah Tristan, aku tidak tahan berlama-lama di rumah sakit ini. Aku tidak terlalu pandai berpura-pura, itu juga menyiksaku karena harus berbohong dengan istriku sendiri."Giliran Naomi yang memandang bergiliran Adrian lalu Tristan, keningnya berkerut, tak sabar mendengar penjelasan, walau ia sudah bisa menebak soal apa itu. "Jadi Nyonya sudah tahu? Maaf, ini semua memang ideku, tapi atas permintaan bos sendiri kok. Bos sudah seperti orang gila karena ditinggal istrinya, aku juga prihatin melihatnya. Dia mungkin salah karena berbohong, tapi itu untuk kepentingan kali

  • Mama Muda   Mengaku

    "Dokter, bagaimana kondisi suami saya sekarang?" Naomi sangat tidak sabaran. Belum sempat sang dokter pria paruh baya itu menjelaskan, dia sudah lebih dulu bertanya. "Mas-nya sudah membaik, sepertinya banyak yang mendoakan dan dikelilingi orang-orang yang mencintainya, makanya bisa cepat sembuh." "Apa saya perlu menginap di sini untuk semalam lagi, dok? Katanya sudah membaik?" tanya Adrian dengan kening bergerak-gerak seolah dia sedang berbicara bahasa isyarat dengan sang dokter. Apa kebetulan mereka saling mengenal? Pak dokter menanggapi dengan senyum, membuat Adrian yakin kalau ia pasti akan pulang hari ini. Tristan pasti berhasil melobi dokter ini untuk mempercepat kepulangannya. Yes, akhirnya! Adrian tersenyum penuh kemenangan. "Maaf Mas, tetap harus menginap semalam lagi, kami harus memastikan Mas-nya beneran pulih, baru boleh pulang ke rumah."What? Sialan! Tristan, apa saja yang telah kau lakukan? Wajah Adrian yang mengembangkan senyum beberapa menit tadi berubah drastis,

  • Mama Muda   Tidur Bersama di Ranjang Rumah Sakit

    "Tuan... Nyonya... Astaga—" Cuaca malam yang mulai dingin membuat Bi Inah khawatir dengan kedua majikannya itu. Makanya beliau pergi ke luar untuk memanggil mereka kembali ke kamar. Tapi apa yang Bi Inah lihat? Wanita itu sontak memalingkan wajahnya ke samping. Begitu pula dengan Naomi dan Adrian, ketika saja mendengar suara Bi Inah, keduanya langsung menjauhkan bibir masing-masing. Ampun deh. Ketahuan. Malu-maluin. Kesekian kalinya, Naomi rasa pipinya memanas hari ini. "Ya udah yuk, kita masuk. Aku mulai kedinginan deh kayaknya." Naomi memeluk tubuhnya sendiri yang hanya dibaluti dress tipis.Adrian menurut dengan mengangguk, sekilas dapat dilihat wajahnya kecut, mungkin karena Bi Inah mengganggu kesenangannya. Padahal lagi enak-enaknya ciuman di bawah sinar rembulan, romantis gitu, tapi semuanya ambyar karena kedatangan pembantu rumah tangganya. Dengan sedikit perasaan bersalah, Bi Inah berjalan di belakang Naomi yang mendorong kursi roda. Dia lalu menyenggol siku Naomi, menatap

  • Mama Muda   Memaafkan

    ARGGHHH! Naomi yang sudah selesai dari kamar kecil seketika melajukan langkah karena mendengar suara teriakan dari arah kamar inap suaminya. Suara teriakan itu mirip suara Mas Adrian. Kenapa Mas Adrian teriak-teriak ya? Apa terjadi sesuatu? "Mas, kamu kenapa?" tanya Naomi setelah saja kepalanya muncul di balik pintu. Ia begitu khawatir sesuatu yang buruk terjadi, mungkin suaminya kaget mendapati sekujur badannya dibaluti perban, dan berpikiran yang tidak-tidak tentang kondisinya. Aiuuuh. Namun, yang terjadi selanjutnya, kening Naomi juga berkerut-kerut sama seperti Bi Inah. Bagaimana bisa sekarang Mas Adrian duduk dengan nyaman tanpa bantuan dari Elang yang berdiri di dekatnya? Mas Adrian tidak terlihat seperti orang kesakitan atau paling tidak menahan sakit. Lalu, kenapa dia teriak ya? Bi Inah juga kelihatannya aneh. Seperti orang kebingungan dan lebih banyak diam. "Tris, kenapa barusan aku dengar Mas Adrian

  • Mama Muda   Rencana yang Berhasil

    Adrian bergegas ke rumah sakit, mengerahkan seluruh pikiran dan uangnya untuk melobi pihak terkait agar mau bekerjasama dengannya. Tentu saja untuk membuat Naomi percaya kalau dia memang sedang dirawat karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah semuanya siap, kini giliran Adrian yang menyiapkan dirinya untuk berakting, terbaring lemah di bangsal rumah sakit, dengan segala perban di kepala, tangan juga kaki. Lama ia menunggu, hingga akhirnya langkah kaki terdengar mendekati kamar. Buru-buru Adrian memejam matanya, mulai berakting. Ceklek. Pintu dibuka dari luar. "Tuan, astaghfirullah, apa yang telah terjadi?" Rupanya Bi Inah yang datang. Adrian sampai menghela nafas, sedikit kecewa karena bukan Naomi. Ke mana sih Naomi? Kenapa lama sekali datangnya?Bi Inah yang datang bersama Elang tampak kasak kusuk, mau melakukan sesuatu untuk meringankan beban tuannya, tapi tidak tahu apa yang bisa dilakukan. Sementara Elang duduk tertunduk di samping sang papa."Den Elang, bagaimana ini?

  • Mama Muda   Rencana Tristan

    Ah, uh, oh, euh, serta bermacam lagi suara erangan dan desahan kenikmatan yang keluar dari mulut keduanya. Tubuh bersimbah peluh menambahkan kesan seksi, padahal percintaan dilakukan di ruangan ber-AC. Bagaimana tidak? Hampir seminggu juga Adrian tidak mendapatkan jatah malamnya, sekalinya dapat, ia memiliki tenaga yang cukup banyak untuk menggagahi Naomi. Hanya saja, Adrian masih punya hati dan memikirkan anaknya yang berada dalam kandungan Naomi. Ia tak boleh menghentak terlalu kuat, dan terlalu dalam, khawatir mengganggu ketenangan bayinya. "Ahhh, Mas, aku nggak tahan lagi, aku mau keluar," desahnya dengan nafas yang kian tersengal. Seperti ada gunung berapi yang akan meledakkan lahar panas di dalam sana. "Aku juga, sayang. Ayo kita ke luar bersama." Detik berikutnya, tubuh polos keduanya mengejang, seolah berlomba-lomba menyemprotkan cairan cinta masing-masing. Cairan yang menghasilkan benih yang ada dalam perut Naomi saat ini. Beberapa saat, dengan posisi Adrian yang masih men

  • Mama Muda   Kalah Oleh Gairah

    "Naomi, Mas Adrian, makasih ya makan siangnya, kenyang banget. Makasih udah nganterin sampai rumah. Makasih untuk buketnya juga." Desy berterima kasih atas apa yang dia dapat hari ini dari Naomi dan Adrian sebagai hadiah. Kalau tidak ada Naomi dan suaminya, pasti hari kelulusan Desy akan terlewati biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa. "Iya Des, sama-sama. Kami senang kok kalau kamu senang."Seharusnya aku yang terima kasih sama kamu Des, gara-gara kamu minta aku datang, aku jadi bisa bertemu Naomi hari ini. Adrian hanya mengucapnya dalam hati seraya memandang lekat istrinya. Setelah ini apa ya? Naomi masih melambaikan tangan ke arah Desy ketika mobil yang dikendarai Adrian sudah jauh meninggalkan pekarangan rumah sahabatnya. Entahlah, rasanya agak canggung saja setelah tinggal berdua dengan Adrian. Tidak ada juga topik yang hendak dibicarakan. "Sayang, kamu mau ke mana lagi? Mumpung kamu ke luar, mungkin

DMCA.com Protection Status