Share

Kepergok

last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-03 11:46:23

Heuuuh.

Lenguhan panjang nan seksi menjadi satu-satunya suara yang mendominasi ruangan kantor Adrian. Ruangan yang dilengkapi dengan fasilitas AC itu pun jadi sangat panas, karena pemiliknya sedang bercumbu mesra dengan sang istri kecilnya. 

Tubuh ringan Naomi duduk diatas pangkuan Adrian, dress yang panjang sepantaran lutut itu tersingkap sebagian, menampilkan kulit putih mulus pahanya. Bagian dadanya juga terbuka lebar karena Adrian sejak awal tak henti-henti meremasnya. Dada yang tak terlalu besar, juga tak terlalu kecil, cukuplah untuk ukuran telapak tangan Adrian. Ck.

"Naomi, kamu nakal juga ya. Ahhh." Adrian tersenyum puas mendapati perlakuan manis namun liar sang istri, karena kali ini mereka melakukannya di atas kursi kerjanya. Sesuatu yang berbeda Adrian rasakan ketika mereka sama-sama pelepasan tadi.  

"Nakal sama suami sendiri nggak masalah dong, Mas." Jawab Naomi sama terse

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mama Muda   Sudah Melupakan

    "Aku percayakan semuanya sama kamu, Tris. Jadi jangan sia-siakan kepercayaan ini." Adrian berusaha berbicara tegas dengan Tristan, seperti biasanya, tapi karena insiden kepergok tadi, rasa kepercayaan dirinya seolah terjun bebas ke dasar perut.Walhasil, Adrian tak mampu menatap wajah asisten pribadinya itu lekat. Dia malah melarikan pandangan ke kiri dan kanan, tak tentu arah."Siap, bos. Akan aku usahakan yang terbaik dan semoga tidak mengecewakan hasilnya nanti."Berbeda dengan Adrian, Tristan menyahut santai. Pria itu tau, kalau bosnya sudah tak betah berada di ruangannya, dia dapat merasakan kalau di bawah sana, kaki Adrian sudah bergerak-gerak tak sabaran hendak melarikan diri dari ruangannya.Tristan hanya bisa menahan senyumnya.&nb

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-04
  • Mama Muda   Kekhawatiran Adrian

    "Ngapain kamu masih di sini, Leo?"Naomi yang duduk di samping Adrian merasakan hawa ruangan di meja makan mulai terasa panas. Naomi tau Adrian tak senang dengan kehadiran Leo, tapi sepertinya keberadaan Leo di sini adalah permintaan dari Elang. Buktinya, Elang yang pada detik selanjutnya merespon pertanyaan papanya."Elang yang minta Om Leo nginap di sini, Pa.""Papa nggak nanya sama kamu, Elang. Mendingan kamu diam dan lanjut makan aja.""Elang cuma nggak mau papa salah paham. Om Leo di sini karena Elang yang minta, sekalian Elang juga mau minta izin sama papa, nanti siang mau ikut Om Leo ke tempat pergelaran seninya. Bosan di rumah terus."Adrian menatap Leo yang hanya tersenyum santai, seolah apa yang terjadi saat ini bukan kesalahannya. Hal itu tentu menyulut emosi Adrian.

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-06
  • Mama Muda   Leo Menyebalkan

    Di kamar Bi Inah."Si Leo itu memang sering datang ke rumah ini sebelum-sebelumnya ya, Bi?"Seperti perintah Adrian, kalau Naomi bosan di kamarnya, dia pergi ke kamar Bi Inah saja. Lebih baik mengobrol ngarul ngidul dengan wanita tua itu dibanding ketemu sama Leo. Naomi harus menjauhi Leo, intinya seperti itulah perintah Adrian tadi.Naomi pun menggoyang-goyangkan kakinya yang berjuntai karena ia duduk di pinggir ranjang. Kedua tangannya menepuk permukaan kasur Bi Inah yang merupakan kasur kapuk. Kapan terakhir kali dia berbaring di kasur seperti ini? Ah, lama sekali.Bi Inah yang tengah melipat pakaian tampak menggeleng kepalanya."Jarang, Nyonya. Makanya bibik pun heran, pas tau Mas Leo datang ke rumah."&nb

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-07
  • Mama Muda   Rencana Elang

    "Kayaknya Adrian udah benar-benar move on dari Regina, mama kamu."Di dalam taksi menuju ke hotel tempat pergelaran seni diadakan, Leo baru membicarakan soal Adrian."Kok Om Leo bisa yakin banget gitu?" tanya Elang ingin tahu."Buktinya, dia khawatir banget saat Om ada di rumah kalian. Dia takut Om datang karena ada maunya, semacam ingin merebut si Naomi dari dia. Padahal kan ini adalah rencana kamu. Kebetulan aja, Om lagi ada kerjaan di Jakarta, jadi bisa sekalian mampir."Elang diam, mulutnya tidak berbicara tapi dalam hati dia membatin. Baguslah kalau memang kelihatannya begitu."Om jangan bilang-bilang sama papa atau Naomi ya?" pintanya dengan tatapan penuh harap."Beres. Memangnya, kamu mau Om berakting seperti apa? Bilang aja, Om yakin bisa melakukannya, gini-gini Om juga jago akting loh." Leo memang sangat suka membanggakan dirinya seraya menepuk

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-09
  • Mama Muda   Regina Si Wanita Ular

    Selesai meeting, Adrian bergegas pulang karena waktu juga sudah menunjukkan pukul 3 sore. Tidak ada kerjaan lagi, kalau pun ada pasti akan ditangani oleh Tristan selaku asisten pribadinya. Lagipula ia CEO-nya, terserah dia dong mau pulang jam berapa pun."Naomi, aku datang." Adrian berseru girang seperti sudah tidak bertemu sebulan saja.Di dalam mobil di perjalanan pulang, Adrian tiba-tiba terpikir untuk membelikan sesuatu sebagai hadiah pada Naomi. Selama pernikahan ini kan dia tidak pernah memberikan istrinya itu hadiah. Sekalian sebagai permintaan maaf, karena ia belum berhasil menanyakan pada Tristan soal sudah punya pacar atau belum. Lalu, dengan sekali hentakan, ia membelokkan arah jalannya mobil menuju satu pusat pertokoan yang menjual berbagai jenis pakaian dalam bermerk."Mbak, pilihkan lingerie terbaik yang ada di toko ini, yang lembut, warnanya menarik dan yang terpenting merk ternama. Untuk istri saya." Titah Adrian selayak

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-11
  • Mama Muda   Makanan Buatan Adrian

    "Bodoh... Bodoh kamu Adrian. Apa yang kamu pikirkan? Apa yang kamu lakukan pada Naomi?"Adrian mondar mandir di dalam kamar, tangannya berulangkali meremas kasar rambutnya. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Naomi bahkan belum tersadar dari pingsannya. Haruskah ia panggilkan Bi Inah? Ta—tapi, apa yang akan dia jawab jika wanita tua itu bertanya alasan Naomi bisa tiba-tiba pingsan?"Naomi, sadar sayang. Aku minta maaf, aku bermain kasar sama kamu." Kini, giliran Adrian yang berucap lirih pada Naomi yang terbaring kaku di ranjang mereka.Adrian juga tidak tahu kenapa dia tiba-tiba emosional sekali saat mengingat ejekan Regina pada Naomi. Ia seolah ingin membuktikan kalau yang dibilang Regina itu tidak benar. Tapi, Adrian salah, ia malah menyakiti Naomi.Sementara itu, Naomi yang merasakan seluruh tubuhnya remuk sayup-sayup mendengar suara samar Adrian yang meminta maaf padanya

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-12
  • Mama Muda   Permintaan Maaf Adrian

    "Aku dengar Naomi tidak enak badan, sekarang udah enakan ya?" Leo membuka suara sementara penghuni meja makan lainnya sedang menikmati sarapan.Adrian pun menghentikan makannya karena mendadak tidak berselera. Apa urusannya Naomi sakit sama Leo? Kenapa dia ingin tahu? Kepo.Di sampingnya, Naomi dapat rasakan yang Adrian sedang terpancing emosi. Dia juga sebal karena Leo bersikap sok akrab padanya, di depan Adrian pula, seperti sengaja mau manas-manasin. Cepat Naomi mengelus paha Adrian dengan maksud menenangkan. Ia tidak ingin Adrian marah apalagi sampai terjadi baku pukul.Di seberangnya, ada Elang yang memandang tak senang seolah protes pada Leo atas apa yang om-nya itu bicarakan."Aku cuma khawatir kondisi dia, apa salahnya bertanya? Tidak salah, bukan?" Leo menampilkan wajah kecewa karena kebaikannya dinilai jelek oleh Adrian."Naomi baik-baik saja. Ka

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-13
  • Mama Muda   Tristan; Pecinta Sesama

    "Tris, jangan keluar dulu. Ada yang ingin aku tanyakan padamu."Rapat baru selesai, beberapa karyawan sudah berangsur pergi begitupun dengan Tristan yang bersiap membawa langkahnya keluar dari ruangan itu. Akan tetapi belum sampai tangannya membuka kenop pintu, suara Adrian menahan langkahnya.Alis Tristan mengerut samar."Ada apa ya, Bos?""Duduk dulu." Tristan pun menarik kembali kursi yang tadi dia tempati, sembari menatap penuh tanda tanya ke arah Adrian. Tidak biasanya Adrian tampak ragu saat ingin bertanya padanya."Urusan apa ya, Bos?""Ini sebenarnya perintah istriku. Dia menyuruhku mencari tau soal kehidupan pribadimu."Tristan tersenyum tipis. Begitu rupanya. Mungkin ada kaitannya dengan pertanyaan Naomi beberapa w

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-14

Bab terbaru

  • Mama Muda   Ending

    Hidup itu memang tak bisa ditebak ya. Naomi yang berencana bekerja membantu keluarga setelah kuliah, malah terpaksa menikah dengan pria duda anak satu. Banyak hal yang dilalui, mulai dari putra sambung yang tak merestui pernikahan papanya, sikap anak sambung yang jutek dengannya, lalu suami yang menikahinya bukan karena cinta. Banyak deh masalah yang datang. Padahal secara batin Naomi belum saatnya menghadapi itu semua, tapi takdir membuatnya melewatinya. Berapa banyak air mata yang keluar, sebaliknya banyak juga tawa yang hadir. Sekarang, ia sudah berbahagia dengan kehidupan yang dia punya. Lalu, Korea adalah tempat yang ingin Naomi kunjungi sebagai lokasi babymoon. Dan Adrian menyetujuinya, membawa keluarga besar sekaligus. "Mas, terima kasih ya. Kamu adalah hadiah terindah yang Tuhan kirimkan untukku.""Kamu juga, sayang. Kamu adalah jawaban atas segala keresahanku. Bersamamu aku merasa hidup itu lebih bermakna. Sejak ada kamu, duniaku yang semula buram, jadi lebih berwarna. Ter

  • Mama Muda   Rencana Ke Korea

    Waktu berlalu begitu cepat. Tanpa terasa 4 bulan telah terlewati. Adrian masih ke kantor walaupun tidak setiap hari, saat ada pertemuan penting saja, selebihnya dia mempercayakan pada Tristan. Seperti hari ini, dia tidak berangkat, tapi entah kenapa Naomi malah membangunkannya. Masih enak-enakan tidur juga. "Mas, kita jadi ke Korea, kan? Usia kandungan aku sekarang udah 7 bulan loh, udah waktunya babymoon. Sekalian ketemu sama Nam Joo Hyuk. Kamu udah janji loh." Adrian belum sepenuhnya sadar dan Naomi sudah menagih janji ke Korea. Tentu saja hal itu membuat Adrian gemas. Bisa tidak jangan menagih ke Korea dulu? Ada yang lebih penting sekarang. "Sayang, bisa tidak jangan minta bertemu dengan pria pucat itu, siapa namanya? Nam...""Nam Joo Hyuk!""Nah itu, aku tidak mau anak kita jadi seperti dia. Kulit terlalu putih, bibir merah bagai pakai lipstik, jenis kelamin pria tapi terlalu cantik," keluh Adrian sambil menahan sesuatu di bawah sana yang mulai membengkak."Kamu udah janji loh,

  • Mama Muda   Kembali Memaafkan

    Adrian lagi-lagi menghela nafas berat. Ia sudah terlanjur mengaku, ia tak bisa mundur. Yang harus dilakukan hanyalah memberi penjelasan dan mengkambing hitamkan Tristan. Memang benar ini terjadi atas saran pria itu, kan? "Tris, jelaskan yang sebenarnya pada Naomi! Katakan kalau ini ide mu!" Perintah Adrian dengan wajah merah. Tristan memandang Adrian lalu Naomi bergantian. Apa sudah ketahuan? Secepat ini? Kok bisa? "Cepatlah Tristan, aku tidak tahan berlama-lama di rumah sakit ini. Aku tidak terlalu pandai berpura-pura, itu juga menyiksaku karena harus berbohong dengan istriku sendiri."Giliran Naomi yang memandang bergiliran Adrian lalu Tristan, keningnya berkerut, tak sabar mendengar penjelasan, walau ia sudah bisa menebak soal apa itu. "Jadi Nyonya sudah tahu? Maaf, ini semua memang ideku, tapi atas permintaan bos sendiri kok. Bos sudah seperti orang gila karena ditinggal istrinya, aku juga prihatin melihatnya. Dia mungkin salah karena berbohong, tapi itu untuk kepentingan kali

  • Mama Muda   Mengaku

    "Dokter, bagaimana kondisi suami saya sekarang?" Naomi sangat tidak sabaran. Belum sempat sang dokter pria paruh baya itu menjelaskan, dia sudah lebih dulu bertanya. "Mas-nya sudah membaik, sepertinya banyak yang mendoakan dan dikelilingi orang-orang yang mencintainya, makanya bisa cepat sembuh." "Apa saya perlu menginap di sini untuk semalam lagi, dok? Katanya sudah membaik?" tanya Adrian dengan kening bergerak-gerak seolah dia sedang berbicara bahasa isyarat dengan sang dokter. Apa kebetulan mereka saling mengenal? Pak dokter menanggapi dengan senyum, membuat Adrian yakin kalau ia pasti akan pulang hari ini. Tristan pasti berhasil melobi dokter ini untuk mempercepat kepulangannya. Yes, akhirnya! Adrian tersenyum penuh kemenangan. "Maaf Mas, tetap harus menginap semalam lagi, kami harus memastikan Mas-nya beneran pulih, baru boleh pulang ke rumah."What? Sialan! Tristan, apa saja yang telah kau lakukan? Wajah Adrian yang mengembangkan senyum beberapa menit tadi berubah drastis,

  • Mama Muda   Tidur Bersama di Ranjang Rumah Sakit

    "Tuan... Nyonya... Astaga—" Cuaca malam yang mulai dingin membuat Bi Inah khawatir dengan kedua majikannya itu. Makanya beliau pergi ke luar untuk memanggil mereka kembali ke kamar. Tapi apa yang Bi Inah lihat? Wanita itu sontak memalingkan wajahnya ke samping. Begitu pula dengan Naomi dan Adrian, ketika saja mendengar suara Bi Inah, keduanya langsung menjauhkan bibir masing-masing. Ampun deh. Ketahuan. Malu-maluin. Kesekian kalinya, Naomi rasa pipinya memanas hari ini. "Ya udah yuk, kita masuk. Aku mulai kedinginan deh kayaknya." Naomi memeluk tubuhnya sendiri yang hanya dibaluti dress tipis.Adrian menurut dengan mengangguk, sekilas dapat dilihat wajahnya kecut, mungkin karena Bi Inah mengganggu kesenangannya. Padahal lagi enak-enaknya ciuman di bawah sinar rembulan, romantis gitu, tapi semuanya ambyar karena kedatangan pembantu rumah tangganya. Dengan sedikit perasaan bersalah, Bi Inah berjalan di belakang Naomi yang mendorong kursi roda. Dia lalu menyenggol siku Naomi, menatap

  • Mama Muda   Memaafkan

    ARGGHHH! Naomi yang sudah selesai dari kamar kecil seketika melajukan langkah karena mendengar suara teriakan dari arah kamar inap suaminya. Suara teriakan itu mirip suara Mas Adrian. Kenapa Mas Adrian teriak-teriak ya? Apa terjadi sesuatu? "Mas, kamu kenapa?" tanya Naomi setelah saja kepalanya muncul di balik pintu. Ia begitu khawatir sesuatu yang buruk terjadi, mungkin suaminya kaget mendapati sekujur badannya dibaluti perban, dan berpikiran yang tidak-tidak tentang kondisinya. Aiuuuh. Namun, yang terjadi selanjutnya, kening Naomi juga berkerut-kerut sama seperti Bi Inah. Bagaimana bisa sekarang Mas Adrian duduk dengan nyaman tanpa bantuan dari Elang yang berdiri di dekatnya? Mas Adrian tidak terlihat seperti orang kesakitan atau paling tidak menahan sakit. Lalu, kenapa dia teriak ya? Bi Inah juga kelihatannya aneh. Seperti orang kebingungan dan lebih banyak diam. "Tris, kenapa barusan aku dengar Mas Adrian

  • Mama Muda   Rencana yang Berhasil

    Adrian bergegas ke rumah sakit, mengerahkan seluruh pikiran dan uangnya untuk melobi pihak terkait agar mau bekerjasama dengannya. Tentu saja untuk membuat Naomi percaya kalau dia memang sedang dirawat karena mengalami kecelakaan lalu lintas. Setelah semuanya siap, kini giliran Adrian yang menyiapkan dirinya untuk berakting, terbaring lemah di bangsal rumah sakit, dengan segala perban di kepala, tangan juga kaki. Lama ia menunggu, hingga akhirnya langkah kaki terdengar mendekati kamar. Buru-buru Adrian memejam matanya, mulai berakting. Ceklek. Pintu dibuka dari luar. "Tuan, astaghfirullah, apa yang telah terjadi?" Rupanya Bi Inah yang datang. Adrian sampai menghela nafas, sedikit kecewa karena bukan Naomi. Ke mana sih Naomi? Kenapa lama sekali datangnya?Bi Inah yang datang bersama Elang tampak kasak kusuk, mau melakukan sesuatu untuk meringankan beban tuannya, tapi tidak tahu apa yang bisa dilakukan. Sementara Elang duduk tertunduk di samping sang papa."Den Elang, bagaimana ini?

  • Mama Muda   Rencana Tristan

    Ah, uh, oh, euh, serta bermacam lagi suara erangan dan desahan kenikmatan yang keluar dari mulut keduanya. Tubuh bersimbah peluh menambahkan kesan seksi, padahal percintaan dilakukan di ruangan ber-AC. Bagaimana tidak? Hampir seminggu juga Adrian tidak mendapatkan jatah malamnya, sekalinya dapat, ia memiliki tenaga yang cukup banyak untuk menggagahi Naomi. Hanya saja, Adrian masih punya hati dan memikirkan anaknya yang berada dalam kandungan Naomi. Ia tak boleh menghentak terlalu kuat, dan terlalu dalam, khawatir mengganggu ketenangan bayinya. "Ahhh, Mas, aku nggak tahan lagi, aku mau keluar," desahnya dengan nafas yang kian tersengal. Seperti ada gunung berapi yang akan meledakkan lahar panas di dalam sana. "Aku juga, sayang. Ayo kita ke luar bersama." Detik berikutnya, tubuh polos keduanya mengejang, seolah berlomba-lomba menyemprotkan cairan cinta masing-masing. Cairan yang menghasilkan benih yang ada dalam perut Naomi saat ini. Beberapa saat, dengan posisi Adrian yang masih men

  • Mama Muda   Kalah Oleh Gairah

    "Naomi, Mas Adrian, makasih ya makan siangnya, kenyang banget. Makasih udah nganterin sampai rumah. Makasih untuk buketnya juga." Desy berterima kasih atas apa yang dia dapat hari ini dari Naomi dan Adrian sebagai hadiah. Kalau tidak ada Naomi dan suaminya, pasti hari kelulusan Desy akan terlewati biasa saja, seperti tidak terjadi apa-apa. "Iya Des, sama-sama. Kami senang kok kalau kamu senang."Seharusnya aku yang terima kasih sama kamu Des, gara-gara kamu minta aku datang, aku jadi bisa bertemu Naomi hari ini. Adrian hanya mengucapnya dalam hati seraya memandang lekat istrinya. Setelah ini apa ya? Naomi masih melambaikan tangan ke arah Desy ketika mobil yang dikendarai Adrian sudah jauh meninggalkan pekarangan rumah sahabatnya. Entahlah, rasanya agak canggung saja setelah tinggal berdua dengan Adrian. Tidak ada juga topik yang hendak dibicarakan. "Sayang, kamu mau ke mana lagi? Mumpung kamu ke luar, mungkin

DMCA.com Protection Status