Share

216. Peringatan dari Alex

last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-12 23:16:46

Matahari pagi menembus jendela kamar Aini, menandai awal hari baru. Ia bangun dengan perasaan campur aduk. Hari ini adalah hari pertama ia memulai rencana yang disarankan Dhuha: mencari kursus yang sesuai.

Dhuha, seperti biasa, sudah menunggu di ruang tamu makan apartemen dengan secangkir kopi di tangannya. "Pagi, Aini," sapa Dhuha dengan senyuman manisnya.

"Pagi, Dhuha. Tumben pagi-pagi udah ngopi." Aini menarik kursi persis di seberang Dhuha.

"Aku tadi bangun jam empat subuh, bikin mi goreng. Makan roti, sekarang tiba-tiba pengen ngopi."

"Bibik gak datang hari ini, jadi gak masak sarapan."

"Gak papa, Dhuha, ada roti kan, aku bisa sarapan roti bakar. Sebentar." Aini bangun dari duduknya dan langsung berjalan menuju meja dapur yang masih satu ruangan dengan ruang makan.

"Aku sudah cek beberapa tempat kursus. Ada yang dekat sini. Kita bisa survei hari ini kalau kamu mau."

Aini tersenyum kecil sambil mengoleskan mentega pada roti tawarnya. "Terima kasih, Dhuha. Aku nggak tahu apakah
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Nurmila Karyadi
gak pentinglah ank" ituu ..toh aini bisa hamil lg ank dhuha
goodnovel comment avatar
Mimih Minih
silakan alex aini yg bertungkus lumus menjaga dan merawat kamu baru datang beberapa bulan dan waktu...hadir mengambil kesempatan atas semua kesempatan seorang wanita sepatutnya ada undang undang negara..mengenanya dia yatim
goodnovel comment avatar
Febrianty Izhar M
lanjut Thor.....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   217. Pasangan Kumpul Kebo(Tinggal Bersama Tanpa Menikah)

    “Selamat siang, Pak Alex, maaf kalau saya mengganggu.” Suara lembut Bu Hilda terdengar di seberang telepon. Ia adalah wali kelas Intan di sekolah.Alex yang sedang menatap laptop di meja kerjanya segera menghentikan aktivitasnya. “Tidak apa-apa, Bu Hilda. Ada apa ya?”“Begini, Pak. Saya hanya ingin menyampaikan sesuatu. Untuk kegiatan besok, Intan diharuskan membawa tampah untuk prakarya di sekolah. Saya sudah WA Bapak dua hari lalu, tapi belum Bapak buka sepertinya.""Oh, iya, ya ampun, maaf, Bu, mungkin chat-nya ketimbun. Untung Ibu ingatkan. Baik, saya akan minta tolong orang rumah mencari tampah untuk Intan. Apa ada lagi yang harus saya bawa besok, Bu?""Oh, tidak ada, Pak. Hanya itu saja. Oh, iya, beberapa hari ini, Intan tampak sangat senang. Dia bilang ibunya, Bu Aini, datang ke sekolah. Mereka mengobrol sebentar di taman depan kelas, Pak, ” kata Bu Hilda pelan.Jantung Alex serasa berhenti sesaat. “Ibu bilang... siapa yang datang ke sekolah?”“Ibunya Intan, Pak. Maaf, saya kir

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   218. Cemburu

    Sore hari, sepulang dari mengunjungi beberapa sekolah di pagi harinya, Alex langsung menuju kamar Intan. Ia menemukan gadis kecil itu sedang asyik menggambar di atas meja kecilnya. Intan tampak fokus, menggambar sesuatu dengan pensil warna.“Cantik Papa,” panggil Alex lembut, lalu duduk di kursi di samping putrinya.Intan menoleh, wajahnya cerah. “Iya, Pa? Lihat, ini gambar Intan sama Ibu,” katanya sambil menunjukkan hasil gambarnya. Di atas kertas putih itu, ada dua orang digambar dengan sederhana. Seorang wanita dengan rambut panjang sedang memegang tangan seorang anak kecil. Itu jelas Aini dan Intan.Alex terdiam sejenak, menatap gambar itu dengan perasaan campur aduk. “Gambarmu bagus sekali, Cantik,” ujarnya, berusaha tersenyum. “Tapi Papa mau ngomong sesuatu sama Intan.”Intan hanya menatap Alex dengan wajah bingung. Alex menarik napas dalam-dalam, lalu berkata, “Papa mau pindahkan Intan dan Kak Izzam ke sekolah yang baru. Sekolahnya lebih bagus, lebih besar, dan Intan pasti suk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   219. Pilih Aku atau Dia

    Hakim menyandarkan tubuhnya di kursi ruang keluarga dengan raut wajah lelah. Di hadapannya, Viona duduk sambil memainkan ujung kerudungnya, gelisah. Budi, ayahnya, diam di sudut ruangan, memandang ke luar jendela dengan ekspresi tegang. Suasana ruangan dipenuhi kecemasan yang belum terungkap sepenuhnya."Hakim," suara Viona akhirnya memecah keheningan, terdengar pelan namun penuh tekanan. "Kamu sudah dengar kan tentang Amel dan Anton?"Hakim mengangguk perlahan. "Iya, Ma. Amel sudah cerita. Tapi aku pikir ini cuma hubungan biasa, enggak sampai serius." Padahal ia tahu kalau adiknya serius. Viona mendesah panjang, menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Hakim, ini bukan sekadar hubungan biasa. Amel sudah tinggal di rumah Anton. Kamu tahu itu? Dia tinggal di rumah pria yang masih dalam proses cerai, Hakim!"Hakim tidak terlalu terkejut. Ia sudah tahu hal itu dan pernah menasihati Amel perihal ini, tapi adiknya tetap saja keras kepala. "Iya, Ma, Hakim sudah pernah bilang kalau itu gak b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   220. Amel Cemburu

    Malam terasa dingin ketika Amel memutuskan untuk meninggalkan rumah Anton. Ia berjalan cepat ke mobilnya, tanpa menoleh ke belakang. Emosi yang bercampur aduk membuat tangannya gemetar saat membuka pintu mobil. Ketika akhirnya duduk di kursi pengemudi, air mata yang sejak tadi ia tahan mengalir deras."Aku bodoh," gumamnya pelan. "Kenapa aku percaya dia? Jelas-jelas mereka akan kembali rujuk!"Amel menatap kosong ke arah dashboard. Bayangan Anton yang memapah Luna masuk ke rumah tadi terus membayangi pikirannya. Meski ia mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa Anton mencintainya, pemandangan itu terlalu menyakitkan.Butuh beberapa menit sebelum Amel akhirnya memutuskan langkah selanjutnya. Ia menyalakan mesin mobil, mengarahkan kendaraannya ke rumah orang tuanya. Selama perjalanan, pikirannya dipenuhi pertanyaan yang tak terjawab. Apakah ia salah memilih Anton? Apakah semua pengorbanannya sia-sia? Ia sudah terlalu baik untuk duda beranak satu itu. Bahkan disaat pria itu amnesia. Ket

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   221. Talak Tilu

    Malam itu, suasana rumah keluarga Budi cukup tenang. Viona sedang sibuk di dapur menyiapkan makan malam, sementara Budi duduk di ruang tamu, membaca artikel tentang dipecatnya pelatih sepak bola Indonesia Sin Tae Hyong. "Kenapa harus dipecat ya, Ma?" kata Budi bergumam. "Mungkin memang sudah waktunya pensiun pelatih dari Korea itu, Pa. Papa ini, sejak kemarin, yang dibaca itu terus. Masih ada berita lain, Pa. Papa tahu gak, kalau Lolly anak Nikita Keren, bertengkar lagi dengan ibunya.""Itu berita gosip yang Mama sukai, jelas beda sama lelaki." Viona mencebik. "Maria tadi telepon, dia curhat kalau Dhuha kembali membangkang dan memilih Aini." Budi menaruh ponselnya. "Bagus, sejak awal, Aini itu memang anak baik. Statusnya memang pernah menikah, tapi ternyata masih gadis. Heran, Papa, kenapa Maria tetap tidak setuju?""Karena Aini tadinya pemulung, Pa. Jadi Maria gak mau. Malu katanya.""Ah, sudahlah, gak usah pikirin anak orang, anak kita aja susah diatur dua-duanya. Kayak gak ada

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   222. Kehilangan Anak-anak

    Satu bulan telah berlalu sejak Aini memutuskan untuk menjauh sementara dari segala hiruk-pikuk hidupnya yang penuh konflik. Namun, kerinduan akan kedua anaknya, Intan dan Izzam, menjadi beban yang tak bisa ia abaikan. Setelah berhari-hari berusaha meyakinkan dirinya bahwa ini semua demi kebaikan bersama, akhirnya ia memberanikan diri kembali mengunjungi sekolah anak-anaknya, berharap bisa melihat wajah mereka meskipun dari kejauhan."Kamu gak mau aku temani?" tanya Dhuha saat Aini menemaninya sarapan. "Nggak, Dhu. Aku bisa naik taksi online. Kamu fokus kerja ya. Aku cuma main ke sekolah anak-anak aja hari ini. Udah sebulan, aku udah kangen. Semoga aja Alex udah gak marah lagi." Aini meyakinkan Dhuha. Pria itu pun tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Aku ijinnya saat kamu sidang terakhir saja. Lusa kan?" Aini mengangguk. "Makasih ya, Dhuha, aku udah benar-benar ngerepotin kamu.""Gak repot, Mbak Sayang. Aku beneran ikhlas. Udah, ah, pagi-pagi jangan melow. Ayo, habiskan sarapannya."Pa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   223. Masih Berusaha

    Malam itu, setelah tangisannya reda, Aini duduk termenung di balkon apartemen. Dhuha sudah memintanya untuk beristirahat, tetapi pikirannya terus dipenuhi oleh bayangan Intan dan Izzam. Ia memandangi layar ponselnya, mencoba menghubungi kembali nomor telepon dari papan rumah dijual, tetapi hasilnya tetap sama—tidak aktif.Pagi harinya, Aini memutuskan untuk melanjutkan pencariannya. Ia mengumpulkan keberanian untuk mengunjungi tempat-tempat yang mungkin bisa memberinya petunjuk tentang keberadaan anak-anaknya. Satu hal yang sangat ia sayangkan, bahwa ia tidak tahu kantor Alex dimana. Nomor telepon bu Asma pun tidak bisa ia hubungi. Semakin sedih dan kecewa saja Aini karena benar-benar dipisahkan dengan anak-anak yang sudah ia anggap anaknya sendiri. Namun, di sisi lain kota, berita tentang kedatangannya ke sekolah mulai sampai ke telinga seseorang yang tak ia duga—Alex.Di sebuah kantor kecil yang berlokasi di kawasan bisnis Jakarta, Alex tengah sibuk dengan pekerjaannya ketika seor

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16
  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   224. Ibunya Sudah Meninggal

    Setelah melalui pencarian panjang, akhirnya Aini mendapatkan informasi yang selama ini ia cari. Alamat sekolah baru Intan dan Izzam kini ada di tangannya, dan sebuah fakta mengejutkan terungkap—anak-anaknya kini tinggal di Jakarta, bukan lagi di Bandung."Kamu yakin tidak salah kan, Fahmi? Anak-anakku ada di Jakarta?""Iya, betul, mereka semua pindah ke Jakarta."“Kenapa Alex memutuskan membawa mereka sejauh ini?” gumam Aini saat membaca kembali alamat itu. Hatinya campur aduk antara lega dan gelisah.Pagi itu juga, Aini bersiap untuk perjalanan ke Jakarta. Ia mengenakan pakaian sederhana, tetapi rapi, dan memasukkan dokumen penting ke dalam tas kecilnya. Saat ia selesai bersiap, Dhuha muncul di ruang tamu dengan wajah penuh penyesalan.“Aini,” panggil Dhuha lembut. “Aku minta maaf banget, tapi aku nggak bisa nganter kamu hari ini. Ada rapat penting di kantor yang nggak bisa aku tinggalin.”Aini tersenyum tipis, meskipun hatinya sedikit kecewa. “Nggak apa-apa, Dhuha. Aku bisa pergi se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-16

Bab terbaru

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   287. Bimbang

    Anton mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan, mencoba menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Ia tahu cepat atau lambat, Amel akan tahu tentang kehamilan Luna. Dan ketika itu terjadi, apa yang akan ia katakan? Bagaimana ia bisa meyakinkan Amel bahwa ia tidak pernah berniat menyembunyikan hal ini darinya?Di rumah, sepulang kerja dari kantornya, Amel sibuk mengatur dekorasi ruang tamu. Mereka baru menikah empat puluh hari, dan sebagai istri, Amel berusaha membuat rumah mereka senyaman mungkin. Saat Anton pulang, ia langsung menyadari ada sesuatu yang berbeda dari suaminya. Ekspresi wajahnya tegang, matanya kosong, dan bahunya sedikit membungkuk seakan membawa beban berat."Mas, kamu nggak apa-apa? Kelihatan capek banget," kata Amel sambil menghampiri Anton yang baru saja duduk di sofa."Seriusan kamu bertemu Luna di jalan?" Anton menatap istrinya, ada perasaan bersalah yang menghantam dadanya. Ia ingin jujur, tapi belum siap menghadapi konsekuensinya. "Iya, tadi, makanya Aris d

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   286. Mengejutkan

    Anton menatap Luna dengan ekspresi sulit dijelaskan. Wajahnya menegang, sementara tangannya gemetar saat mengambil buku laporan kehamilan yang jatuh di kakinya. Perlahan, ia membaca nama yang tertera di sana: Luna Pramesthi. Jantungnya berdegup kencang."Luna... Kamu hamil?" suaranya serak, hampir seperti bisikan. Aris menatap ayah ibunya dengan tatapan tak paham. Luna terdiam, tidak tahu harus berbuat apa. Ini adalah skenario yang selama ini ia hindari—pertemuan langsung dengan Anton saat ia belum siap memberikan jawaban. Matanya berkaca-kaca, bukan karena takut, tetapi lebih kepada kenyataan yang menohok bahwa rahasia yang ia simpan selama ini terbongkar begitu saja.Aris menatap kedua orang tuanya bergantian dengan kebingungan di wajahnya. "Ibu? Kenapa diam? Apa Ibu sakit?" tanyanya polos.Luna menunduk dan mencoba mengendalikan emosinya. Ia tidak ingin Aris melihatnya dalam keadaan rapuh. Dengan suara pelan, ia menjawab, "Ibu baik-baik saja, Nak. Cuma periksa saja. Minta obat dem

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   285. Sebuah Keputusan

    Hakim menghela napas panjang. Keputusan sudah ada di depan mata, dan ia hanya perlu melangkah maju. Tania telah menunjukkan kesiapannya, sementara Salsabila memiliki prioritas lain. Itu sudah cukup bagi Hakim untuk menentukan pilihannya.Pagi itu, ia kembali ke kantor dengan pikiran yang lebih jernih. Di ruangannya, ia menatap daftar agenda yang menumpuk di layar laptop. Salah satu yang paling penting adalah mengatur pernikahannya dengan Tania.Sebelum memulai pekerjaan, ia menghubungi Amel."Halo, Mas Hakim. Gimana? Sudah ada keputusan?" suara Amel terdengar ceria seperti biasa.Hakim mengangguk walaupun tahu Amel tidak bisa melihatnya. "Aku memilih Tania."Hening sejenak sebelum Amel berseru, "Serius? Aku nggak nyangka kamu bakal langsung memutuskan secepat ini, Mas.""Mama minta waktunya tiga minggu, Mel. Dan ini sudah lewat satu minggu. Aku harus cepat." Amel tertawa mendengar suara panik kakaknya. "Pilihan Mas Hakim tepat karena Tania memang siap. Kalau cewek kenalan dari Mbak A

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   284. Belum Menikah, Udah Pusing Duluan!

    Hakim kembali memijat pelipisnya setelah pertemuannya dengan Salsabila. Dua miliar bukan jumlah yang kecil, tetapi ia tahu bahwa dengan posisi dan kekayaan keluarganya, itu bukan angka yang mustahil. Yang menjadi pertanyaannya sekarang, apakah Tania akan meminta hal yang sama?Ia meraih ponselnya dan menghubungi Amel."Halo, Mas Hakim," suara Amel terdengar ceria seperti biasa."Amel, aku baru saja bertemu dengan Salsabila dan dia setuju, tapi ada syaratnya," kata Hakim."Syarat seperti apa?" tanya Amel penasaran."Dua miliar sebagai kompensasi atas perannya. Dia ingin semuanya berjalan profesional tanpa perasaan terlibat," jawab Hakim jujur.Amel terdiam sesaat sebelum tertawa kecil. "Wah, nggak kaget sih. Salsabila memang tipe wanita yang tahu apa yang dia mau.""Nah, itu yang mau aku tanyakan ke kamu. Apakah menurutmu Tania juga akan meminta kompensasi seperti itu?" Hakim bertanya hati-hati.Amel menghela napas. "Sejujurnya, aku nggak tahu, Mas. Tania orangnya berbeda dari Salsabil

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   283. Sebuah Jawaban

    Hakim duduk di kursinya dengan perasaan campur aduk setelah mengirim pesan kepada Amel. Ia memijat pelipisnya, mencoba mencerna semua pilihan yang tiba-tiba datang dalam hidupnya. Tiga minggu bukan waktu yang lama untuk mencari pasangan hidup, meskipun hanya sekadar pernikahan pura-pura.Di satu sisi, ada Salsabila. Wanita yang direkomendasikan oleh Aini dan tampak sangat profesional. Sikapnya tegas dan penuh perhitungan. Hakim bisa melihat bahwa Salsabila bukan tipe orang yang mudah dibohongi atau dimanfaatkan. Jika ia setuju, Hakim yakin mereka bisa menyusun kesepakatan yang jelas dan tidak akan ada drama di kemudian hari. Namun, justru itulah yang sedikit membuatnya khawatir. Wanita seperti Salsabila pasti punya standar tinggi dan bisa jadi ia tidak akan mau menjalani sandiwara ini tanpa syarat yang ketat.Di sisi lain, ada Tania. Wanita yang diperkenalkan oleh Amel. Dari deskripsi Amel, Tania tampak seperti gadis sederhana yang pekerja keras dan penuh tanggung jawab. Yatim piatu,

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   282. Calon Istri Hakim

    Hakim menatap layar ponselnya dengan ekspresi serius. Setelah menelepon Dhuha, ia merasa sedikit lebih tenang, tetapi tetap saja, waktu yang diberikan orang tuanya sangatlah singkat. Ia bukan tipe pria yang terbiasa terburu-buru dalam mengambil keputusan besar, apalagi soal pernikahan. Namun, kali ini ia tidak punya banyak pilihan.Di sisi lain, Dhuha masih mencerna ucapan Hakim barusan. Ini bukan permintaan yang biasa. Mencari calon istri dalam waktu tiga minggu saja sudah sulit, apalagi jika syaratnya adalah pernikahan pura-pura. Ia merebahkan diri di sofa sambil menatap langit-langit. Aini, yang baru saja selesai mandi, keluar dari kamar dan melihat ekspresi suaminya yang sedang berpikir keras."Kenapa bengong begitu?" tanya Aini sambil mengeringkan rambutnya.Dhuha menoleh dan tersenyum kecil. "Barusan Hakim nelepon. Dia butuh istri dalam tiga minggu."Aini mengernyit. "Istri? Maksud Mas, dia mau menikah? Emang Hakim punya ayang? ""Iya. Tapi bukan pernikahan yang sebenarnya. Dia

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   281. Istri Sewaan?

    Hotel Mulia Sahabat sudah beroperasi sejak subuh. Para staf dengan cekatan mempersiapkan segala sesuatu untuk memastikan tamu mendapatkan pelayanan terbaik. Dari lobi yang dipenuhi dengan aroma kopi segar hingga restoran yang mulai menyajikan sarapan prasmanan, semuanya berjalan dengan rapi dan efisien. Hakim duduk di ruang rapat utama, menatap layar presentasi yang menunjukkan proyek ekspansi terbaru hotel mereka di Kota Malang."Baik, untuk grand opening di Malang, saya ingin semua berjalan sesuai jadwal. Pak Irwan, bagaimana progres renovasi gedungnya?" tanya Hakim dengan suara tegas namun tetap tenang."Alhamdulillah, Pak Hakim. Progresnya sudah mencapai 85 persen. Kami hanya tinggal menyelesaikan beberapa bagian interior dan pelatihan staf baru."Hakim mengangguk puas. "Bagus. Saya ingin kita pastikan bahwa pelayanannya tetap setara dengan standar hotel kita di kota lain. Bu Siska, bagaimana dengan marketingnya?""Sudah berjalan sesuai rencana, Pak. Kami sudah melakukan kampanye

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   281. Apa Perlu Lapor Polisi?

    Dhuha menatap ibunya dengan perasaan terluka. "Mama, jangan bicara seperti itu. Aku memilih Aini bukan karena sihir atau apapun yang Mama pikirkan. Aku memilihnya karena aku mencintainya. Mama, aku mohon, berhentilah mencurigainya tanpa bukti yang jelas. Aini tulus mencintaiku, Ma. Dulu kami berpisah karena aku yang tidak dewasa. Sekarang aku sudah dewasa dan paham. Aku gak mau sampai pernikahanku gagal lagi.""Kamu tidak pernah tahu kan, kenapa bisa cinta berat sama Aini? Kamu saja jarang solat. Orang yang jarang solat itu, mudah dimasukin jin." Dhuha menggelengkan kepala. Mamanya selalu saja keras kepala dan pasti tidak akan menerima pembelaan darinya. Maria menghela napas panjang. Ia ingin membantah, tetapi dalam hatinya, ia pun ragu. Foto-foto itu memang tampak mencurigakan, tetapi apakah itu cukup sebagai bukti bahwa Aini tidak layak untuk Dhuha? Apalagi setelah mendengar bahwa foto tersebut adalah foto lama."Mama akan mencari tahu lebih lanjut. Tapi untuk sekarang, Mama tidak

  • Malam Pertama dengan Janda Anak 2   280. Fitnah Keji

    Setelah membaca pesan itu, Aini merasa hatinya mulai tidak tenang. Meskipun Dhuha sudah meyakinkannya bahwa ia akan selalu melindunginya, tetap saja perasaan gelisah itu tidak bisa hilang begitu saja. Ia mencoba mengabaikan rasa takutnya dan melanjutkan aktivitasnya, tetapi firasat buruk itu terus menghantuinya.Keesokan harinya, Aini dan Dhuha pergi ke Sentul seperti yang mereka rencanakan. Udara pagi yang sejuk dan pemandangan hijau pegunungan sedikit mengurangi kegelisahan yang masih tersisa dalam hati Aini. Mereka mengunjungi rumah yang akan segera menjadi milik mereka, sebuah hunian minimalis dengan halaman luas dan suasana yang tenang."Masya Allah, indah sekali," gumam Aini takjub.Dhuha tersenyum melihat ekspresi bahagia istrinya. "Aku ingin kamu bahagia di sini. Aku ingin kita membangun rumah tangga yang penuh ketenangan dan cinta."Aini menggenggam tangan suaminya erat. "Terima kasih, Mas. Aku tidak butuh rumah besar atau barang mewah, yang penting kita selalu bersama." Mesk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status