Share

Bab 59

last update Last Updated: 2022-07-16 18:10:46

"Itu, loh, yang bekas rumahnya Pak Dato, sekarang ada yang menempati. Dia punya anak kecil seumuran Keysha, jadi anak itu betah."

Aku mengangguk saja.

"Jadi, temannya itu lebih berharga dari pada aku ya, Mas? Padahal aku udah kangen berat sama Keysha, loh."

"Haha, kamu cemburu sama temannya Keysha, Ning? Bagaimana kalau nanti anak sulung kita besar dan punya pacar?"

"Ish, Mas, beda konteks, lah!"

"Wih, istriku sekarang lebih maju, ih. Tau konteks segala."

Aku memutar bola mata jengah. Aku memang tahu, Mas. Masa tidak? Rugi lah aku sekolah di toktok, hahaha.

-

Pukul delapan pagi, kami berpamitan pada Bapak dan Ibu. Ada rasa berat sebenarnya, tapi bagaimana lgi ya, kan?

"Ini nanti salah satunya gimana?" tanya Mas Andra.

Ah, iya. Aku kebingungan juga karena tidak memikirkan hal ini.

"Bu, mau nemenin dulu, nggak? Nanti minggu depan, Mas Andra anterin lagi," ucapku.

"Duh, gimana, ya."

"Kamu sih, Mas. Harusnya ajak Desi ke sini."

"Aku dan Desi itu bukan mahromnya, Ning. Masa se
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 60

    Seorang perempuan keluar dari kamar mandi yang terletak di samping ruang tv. Aku memandangnya sekejap, serasa tak asing. Tapi siapa? Lalu anak ini, kenapa dia juga memanggil Mas Andra dengan sebutan Papa? Sebenarnya, selama aku pergi, apa yang terjadi? "Halo, Mbak. Istrinya Pak Andra, ya?"Aku mengangguk, lalu mengulurkan tangan, menjawab uluran tangannya. "Saya Nesha, tetangga depan rumah. Maaf ya kalau Aura manggil Pak Andra Papa, dia keikut sama Keysha." "Oh, iya. Bu, Nining ke kamar dulu, yaa.""Key ikut." Aku tersenyum, lalu menyerahkan Shani pada Bik Minah, sementara Mas Andra menyerahkan Ghani pada Ibu. Kugandeng tangan Keysha untuk masuk ke dalam kamar, sangat rindu dengannya yang sudah hampir satu bulan tak bertemu. "Key, kenapa nggak ikut Papa pas kemarin ke kampung?" tanyaku. "Key terlalu banyak bolos, Ma. Makanya nggak dibolehin ikut sama Papa." Iya, sih. Meskipun Mas Andra mengunjungiku dan si kembar pas weekend, tapi tentu saja pas hari seninnya, Keysha pasti ta

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 61

    "Eh?" Mas Andra menurunkan Aura setelah anak kecil itu berhasil mengambil es krim yang dimau. "Maaf, Mbak Nesha, saya dan istri mau istirahat." "Oh, begitu, ya. Ya sudah, Aura, kita pulang, yuk. Sepertinya Papa mau istirahat sama Keysha." Deg! Ada yang terbakar di dalam sini ketika mendengarnya memanggilkan Papa untuk Aura. "Maaf, Mbak Nesha. Tapi saya rasa, jangan biasakan Aura memanggil Papanya Keysha dengan sebutan Papa. Apalagi jika itu keluar dari mulut Mbak Nesha. Saya sebagai istri Mas Andra, merasa tidak ridho." Wajah Nesha memerah. Entah malu, atau dia merasa tersinggung. Tapi jikalau tersinggung, kenapa? Ia tak memiliki hak apapun. "Iya, permisi." Aku pun mengangguk, lalu membuka kulkas, saat berbalik, kulihat Mas Andra tengah menatapku tajam. "Kenapa, Mas?" "Kenap kamu kaya gitu tadi, Ning?" "Loh, Mas gak terima?" "Bukan, tapi ... Apa istriku ini sedang cemburu?" "Cih." Aku mendecih. "Mama, kenapa larang Aura buat manggil Papa dengan sebutan yang sama dengan

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 62

    "Kok Mbak Nining ngomongnya gitu? Saya kan cuma minta tolong," ucapnya sambil menundukkan air matanya.Halah, paling akting!Aku menggeleng ke arah Mas Andra agar ia menolak permintaannya dan gegas berangkat ke kantor. Namun sepertinya suamiku itu tak peka, hingga akhirnya aku mendorong ia masuk dan menyuruhnya berangkat."Mbak Nining jahat banget sama kita. Padahal salah kita apa, Mbak? Cuma mau minta tolong nebeng sampe sekolahan.""Denger nih ya, Mbak. Kalau nebeng searah sih gapapa. Tapi ini kan lawan arah. Suami saya juga harus kerja. Saya nggak suka ya, kalau Mbak Nesha seperti ini.Jangan Mbak pikir bisa seenaknya masuk ke kehidupan kami. Ingat, Mbak ini janda, jadilah wanita yang bisa menjaga marwahnya. Saya minta maaf, tapi kita hanya bertetangga."Aku pun masuk ke dalam rumah dan meminta maaf sama Bu Mega karena telah menciptakan kegaduhan."Maafin Nining ya, Bu. Soalnya kesel sama dia.""Iya, nggak papa. Ibu juga gak suka sama dia. Kalau manggil Andra suka papa-papa, jadi k

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 63

    "Nanti sore Ibu sama Murni pulang, ya? Udah dua hari di sini, kasihan Bapak ditinggal sendirian di rumah."Aku mengangguk, meskipun sejujurnya sangat ingin Ibu dan Bapak tinggal di kota. Tapi mau bagaimana lagi?"Biar di antar sopir saja nanti ya, Bu," ucapku."Nggak perlu, Ning. Biar Ibu sama Murni naik bis saja," ucap Ibu."Ih kok naik bis? Nggak, Bu, diantar supir aja. Biar nanti gampang kalau mau buang air kecilnya," ucapku.Akhirnya Ibu mengangguk, aku pun membuka ponsel dan mengetik pesan untuk Mas Andra. Mumpung dia sedang online.[Mas, Ibu sama Murni mau pulang nanti sore. Bisakah pakai Pak Tusdi untuk mengantarnya?][Kok cepet banget, Ning?][Iya, Mas, katanya nggak enak sama Bapak. Mas, boleh nggak kalau Pak Tusdi mengantarmya?][Boleh, Sayang.]Aku tersenyum, bahagia karena memiliki suami baik seperti dirinya. Lelaki tampan dengan sejuta pesona, hihi.[Makasih, Mas.][Sama-sama.]--"Hati-hati di jalan ya, Bu," ucapku."Iya, Nduk, kamu jaga kesehatan di sini, ya."Aku menga

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 64

    Aku berjalan mendekati mereka. Mas Andra terlihat salah tingkah saat mendapati aku tepat berada di depannya. "Kok bisa bareng?" tanyaku. "Tadi ketemu di jalan, Mbak," jawab Mbak Nesha. "Nggak nanya ke situ. Kenapa, Mas?" "Maaf, Ning. Tadi, aku keluar dari minimarket depan sana, pas banget ada Mbak Nesha di dekat mobil. Jadi Mas ajak aja sekalian," ucap Mas Andra dengan wajah yang bersalah. Aku menghela napas panjang, lalu menatap tajam pada janda satu anak centil bin ganjen itu. Bisa-bisanya, ia sengaja menunggu Mas Andra di minimarket? "Aku tahu, Mbak. Suamiku ini ganteng, kaya, baik. Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya menggodanya, ya! Nggak tahu malu banget. Bisa-bisanya di depan mata istri sah, kamu dengan santainya keluar dari mobil pria yang bukan mahram kamu!" ucapku padanya. Mbak Nesha malah asyik memainkan kuku. Lama-lama, jiwa kalem dalam tubuhku menghilang jika dihadapkan dengan wanita bak ular betina macam dia. "Denger gak lo, L*nte!" teriakku sambil menarik ram

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 65

    Aku dan Keysha menoleh, ternyata ada Aura yang tengah berdiri di pintu. Aku melambaikan tangan, menyuruhnya masuk. Meski aku kesal dengan ibunya, tapi tidak dengan anaknya. "Key mau jalan-jalan, ya?" tanya Aura. "Iya, Ra," jawab Keysha. "Aku juga pengen jalan-jalan.""Ajak Mamamu, Sayang," jawabku, namun ia menggeleng. "Mana mau, Tante? Mama selalu marah kalau Aura merengek."Aku terdiam. Ternyata, sikap seolah sayang pada anak itu, ternyata hanya kebohongan semata? Padahal, jika di rumah sini, Mbak Nesha selalu bersikap baik pada Aura, nyatanya itu untuk menarik perhatian Mas Andra saja rupanya. "Sekarang, Mama lagi apa?" tanyaku. "Mama lagi main hape, Tante. Aura lapar." "Loh, ini sudah jam sepuluh, Aura belum makan?" Aura menggeleng. Aku menjadi iba. Apa saja yang dilakukan Mbak Nesha hingga menelantarkan anak ini? Segera kuajak Aura untuk makan, lalu menyuapinya. Anak itu makan dengan lahap. Aura setahun lebih tua dari Keysha, namun badannya amat lah kurus dan tak terawat

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 66

    "Enak aja! Nggak mau lah! Saya mau ajak anak saya jalan-jalan. Ya sudah, permisi!" Aku pun naik ke mobil dan menyuruh Mas Andra melajukan mobilnya. Aku melambai sambil tersenyum manis pada Mbak Nesha. Sengaja, biar ia makin terbakar. Astaghfirullah, ya Allah! Ampuni hamba! Hamba terlalu dalam menaruh kebencian. Namun, jika dibiarkan, bisa saja semakin lama ia akan menggerogoti setiap inci dinding pernikahan kami. Terlebih lagi, Aura tipikal anak yang suka mengadu pada orang tuanya. Mending kalau orang tuanya bener, ini kan somplak! "Mama, kenapa sih suka berantem terus sama mamanya Aura?" tanya Keysha. "Siap yang berantem, Nak? Mama hanya bercanda saja kok sama Tante Nesha," ucapku berbohong. "Oh, gitu ya, Ma? Key kira Mama dan Tante Nesha bertengkar." Aku hanya nyengir dan mengangguk. Benarkah tindakanku ini? "Kenapa bohong, Dek?" tanya Mas Andra sambil berbisik. "Ya gimana lagi? Masa aku harus jujur kalau kita emang berantem? Nanti kalau mereka niru gimana?" Mas Andra hany

    Last Updated : 2022-07-16
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 67

    [Heh? Kenapa bisa begitu bu ngomongnya? Atas dasar apa?] [Tadi, Bu Nesha update status. Ibu nggak lihat?] [Ya kan saya nggak nyimpannya, Ibu Wina, bagaimana caranya saya melihat statusnya?] Lalu, Bu Wina mengirimkan sebuah tangkapan layar dari status Mbak Nesha yang ternyata lebih dari satu. Sungguh amazing janda satu anak itu! Bukannya ngajak anaknya liburan, malah ngomel di status. Dikira, kalau udah ngomel, bakal ada yang ngajak jalan-jalan, gitu? Status Mbak Nesha:[Tega banget pamer mau jalan-jalan ke anakku. Diajak juga nggak, malah dihina nggak pernah diurus sama mamanya. Bilang juga papanya gak ada, gimana perasaan kalian, kalau anak kalian digitukan] [Lihat saja! Allah itu tidak tidur. Sekarang kamu menghina kami, nanti suatu saat akan kami hina balik kamu] Aku hanya menggelengkan kepala, bingung dengan cara berpikirnya Mbak Nesha itu. Di mana letaknya aku ini pamer? Kalau dia ngeliat aku naik mobil, ya bukan pamer namanya. Kan rumah kami depan-depanan. Astaghfirullah!

    Last Updated : 2022-07-16

Latest chapter

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 91-TAMAT

    "Des?" panggilku. "Ah, iya, Bu." Lalu muncul Ibu dengan tergesa-gesa. Beliau langsung berlari ke tempat anak bungsunya itu. Bukannya memeluk, beliau malah memukulnya. "Bagus, ya! Kerjaanmu itu gak jelas! Pergi-pergi terus gak pulang-pulang! Sekalian aja lupain kalau Ibu sudah meninggal!" "Ibu! Kok gitu? Ibu gak boleh meninggal sebelum Kino menikah." "Menikah? Alhamdulillah, Ya Allah! Kamu sudah punya pacar, Kin? Siapa itu?" "Ada, Bu. Nanti Kino kenalkan. Sekarang dia lagi jauh." Jauh? Ah, tentu saja. Kenapa aku berpikir kalau Kino ada hubungan dengan Desi? Ibu pun mengajak Mas Kino ke meja makan dan mengambilkan jus jambu kesukaannya. "Kok pulang nggak ngasih kabar?" "Kan surprise, Bu." "Ya sudah, Ibu tinggal dulu ke kamar. Kamu habis ini istirahat." Ibu menarik tanganku ke kamar, lalu menutup pintu meski tak rapat. "Bu, ngapain?" "Sssst! Diem dulu." Tak lama kemudian, Kino ke depan, menghampiri Desi yang tengah duduk di tangga. Mataku membulat, saat melihat Kino memeluk

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 90

    Aku tersenyum, dasar mirip bocah! Selesai menyuapi Ghani dan Shani, aku pun mengajak mereka ke kamar Keysha untuk kususui sambil menunggu Keysha pulang sekolah. Kuminta Desi untuk ikut, sambil menjaga Shani yang nanti menunggu giliran kususui. "Pacarmu orang mana, Des?" tanyaku. "Eh? Emmm, gak jauh dari sini kok, Ning.""Aku kenal?" Pelan, Desi mengangguk. Hal itu membuatku makin bingung dengan teka-teki pacarnya Desi ini. Jika aku mengenalnya, lantas ia siapa? "Siapa?" "Ada deh, nanti juga dia datang ke sini." Aku mengangguk saja, tak ingin mengorek lebih dalam lagi. Aku sadar akan privasinya. Jika ia mengatakan akan mengenalkannya padaku suatu hari nanti, maka aku tinggal menunggu saja. Lalu kami bercerita lagi, tentang apapun. Sampai aku tak sadar jika Ghani sudah terlelap. Kupindahkan Ghani ke tempat Shani, lalu Shani pindah ke tempat Ghani untuk kuberi asi. "Nikah itu, enak gak sih, Ning?" tanya Desi tiba-tiba. "Ya ada enaknya, ada gak enaknya. Tinggal gimana kita dan

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 89

    "Bu Nining tenang saja, Pak Andra ga mungkin nikah lagi. Orang kaya kulkas gitu, siapa yang mau?" "Buktinya, Mbak Nesha mau tuh. Andai Mas Andra ngeladenin, pasti mangsanya itu Mas Andra.""Untungnya Pak Andra gak nanggepin, ya?" Aku mengangguk. Lalu fokus mengambil bayam yang sangat menggoda mataku itu. "Bu Wina juga katanya nemuin duit di tumpukan selimut yang nggak pernah dipake. Pas ditanya, katanya mau buat gugurin kandungannya Bu Nesha." "Apa?" Kami semua terkejut mendengar penuturan Bu Dian. Selama ini, Bu Wina memang lebih dekat dengan Bu Dian, sehingga beliau selalu up to date tentang temannya itu. "G*la, ya? Jadi perempuan itu sudah hamil?" Aku benar-benar tak menyangka dengan berita pagi ini. Mbak Nesha, pantas saja akhir-akhir ini sering pakai baju kegedean, nyatanya ada yang tengah coba ia sembunyikan?Setelah membayar belanjaan, aku pun pamit pulang pada ibu-ibu yang lain. Kasihan Shani dan Ghani yang belum sarapan. "Des, sudah siap sarapan si kembar?" "Sudah, Bu

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 87

    "Hampir, andai Winto tak melihatmu, mungkin orang itu sudah membawamu pergi.""Ah, nggak sampai hutang budi kok, Mbak. Biasa aja." "Jadi, Nesha yang centil itu, istrimu?" "Mantan istri, Mbak." "Kok, semalem aku nggak lihat kamu? Kapan datangnya?" "Pak Winto datang setelah Ibu pulang. Paling selisih tiga menit Ibu masuk, mobil Pak Winto datang." "Oh, iya. Bagus lah kalau kamu ceraikan dia. Bukan bermaksud mengompori, tapi istrimu itu emang benar-benar, kok! Masa rumah tangga anakku mau dirusakin?" "Ah, masa, Mbak? Benar begitu, Bu Nining?" "Panggil Nining saja, Pak. Iya, begitu lah, Pak." "Ah, kan Bu Nining istrinya Pak Andra, jadi saya harus menghormati. Sebelumnya, saya mau minta maaf kalau kelakuan mantan istri saya keterlaluan ya, Pak, Bu, Mbak." "Nggak papa, Win. Namanya manusia. Tapi untungnya anakku nggak goyah. Mantan istrimu itu pakaiannya sexy banget. Sampe mau muntah aku lihatnya." "Bu...." Mas Andra mengingatkan Ibu, supaya jangan terlalu jauh menceritakan tentang

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 86

    "Betul." "Ingat, ya. Kalau aku jadi Bu Wina, bukan hanya kupukul kalian, tapi kumusnahkan senj*t*mu dan kucabein punya si perempuan. Jangan main-main sama aku, Mas." "Ish! Ngeri amat, sih?" protes Mas Andra dengan wajah meringis, aku malah jadi ingin tertawa melihatnya. "Makanya, mau gitu, nggak?" "Ya nggak, lah." "Bagus!" "Punya satu aja pusing, apa lagi dua." "Apaaaa?" --Pagi hari. Biasanya aku hanya mengurus Keysha, namun kali ini juga ada Aura. Meski mempunyai Sinta dan Desi, tapi aku tetap akan turun tangan jika itu urusan anak-anak. "Aura, nanti setelah mandi, ambil seragam sekolah di rumah, ya? Biar diantar sama Mbak Desi. Soalnya Kalau bareng sama Keysha, beda arah," ucapku sambil mengolesi salep di bekas lukanya. Memar yang terlihat seperti baru, kupikir hanya bagian lengan saja, tapi ternyata saat Desi membuka bajunya, makin banyak terlihat. Aku sampai bergidik ngeri, kok ada ibu sejahat ini pada anaknya? "Aura, kenapa banyak luka begini?" "Karena Aura nakal, T

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 85

    Aku membeliakkan mata saat melihat Mbak Nesha terkena tinjuan Pak Winto. Lelaki itu bukannya merasa bersalah telah meninju istrinya malah makin menjadi. Beruntung, semua itu bisa dipisahkan dan akhirnya Pak RT duduk di antara mereka. "Jadi bagaimana ini, Pak Winto? Bu Wina?" "Saya sih sudah nggak mau tahu, Pak RW. Pokoknya saya mau mereka diusir dari sini." "Ma, kan tadi Papa sudah bilang..." "Maaf, Pa, tapi kami menolak kehadiran Papa di tengah-tengah kami lagi," ucap Wandi sambil berdiri di samping Bu Wina, begitupun Meriska. "Begini saja, silakan selesaikan urusannya secara pribadi. Tapi, kami mengharapkan hal seperti ini tak akan terulang kembali, alis Pak Adi dan Bu Nesha pergi dari komplek ini," ucap Bu Dian. "Saya setuju." "Saya juga." Terdengar sahutan dari yang lain. Begitu pula aku dan Mas Andra. Lelaki itu sibuk menggenggam jemariku. "Tapi, Papa mau ke mana kalau nggak di rumah kita, Ma?" "Ya terserah. Pergi saja sama wanita selingkuhanmu itu. Lagi pula, itu rumah

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 84

    "Mas!" teriak Bu Wina. Namanya wanita, maka akan tetap berperilaku seperti wanita. Di luar tadi, Bu Wina mengatakan takkan mengeluarkan satu tetes pun air mata untuk kedua pasangan zina itu. Nyatanya, kini wajahnya sudah bersimbah air mata. "Mama." Bu Wina merangsek maju, menarik selimut yang digunakan oleh Mbak Nesha untuk menutupi badannya. Saat semuanya tersingkap, aku langsung menyuruh Mas Andra untuk keluar. "Iya, Ning, aku juga takkan melihat." Ibu-ibu lain sudah menjambaki Mbak Nesha, sementara aku masih bingung harus berbuat apa?"Ibu-ibu, jangan main hakim!" teriak Pak RW, sementara Pak RT sudah dalam cengkeraman Pak Satpam. Teriakan Pak RW nampaknya tak dihiraukan oleh ibu-ibu itu, sementara warga lain yang mungkin mendengar suara bising dari rumah ini pun keluar. "Sudah, Bu Wina. Jangan disiksa, nanti kalau dia mengadu pada polisi bagaimana?" "Biarkan saja, Ning! Dasar lakor murahan kamu, ya! Sudah jadi bini kedua, masih aja nggaet suami orang. Sadar woy! Busuk m***

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 83

    "Sudah kamu hubungi, Mas?" Mas Andra mengangguk. Aku melihat jam di dinding, sudah pukul sebelas malam. Apakah tindakanku ini tak sembrono? Ah, semoga saja tidak. Bismillah, semoga ini adalah titik terang di balik siapa sebenarnya suami Mbak Nesha itu. "Kamu benar melihat Pak RT di sana, Ning?" tanya Bu Mega. Beliau kuberi tahu karena melihatku dan Mas Andra turun dengan tergesa."Iya, Bu. Masa Nining bohong?" Ibu hanya nyengir saja, kemudian ikut kami keluar. Bu Aisyah dan suaminya sudah keluar, Bu Isah, Bu Dian, pun begitu. Kami semua berkumpul di depan rumah Bu Dian. "Memang siapa yang di rumah itu, Bu Nining?" "Suaminya Bu Wina," jawabku sambil berbisik. "Hah? Pak RT?" Aku mengangguk, kemudian kami menoleh saat ada yang baru bergabung. Dia Bu Wina. Aku terkesiap saat melihat di tangannya banyak perkakas. "Sebenarnya aku sudah curiga kalau suamiku ada main sama perempuan tak jelas asal-usulnya itu." Kami semua terperanjat. Niat hati ingin menenangkan dan memberi kesabaran,

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 82

    "Ma?" "Eh, iya, Sayang?" Aku tersentak saat Keysha memanggilku. "Ayo masuk. Adek Shani bangun." Aku mengangguk, kemudian menuju kamar dan menggendong Shani yang tengah digendong oleh Mas Andra. "Papa, minggu depan ada acara rekreasi sama teman teman sekolah," ucap Keysha seraya mengulurkan selembar kertas yang memiliki cap sekolahan TK. Darul Iman itu. "Tanya Mama dulu, Key, mau nggak?" "Gimana, Ma?" "Harus sama wali murid?" Keysha mengangguk. Aku bimbang. Jika aku ikut, maka kasihan Shani dan Ghani karena kuajak pergi terus. Tapi, tak apa kan? Bukannya itu bagus? "Ke mana rekreasinya?" "Ke taman mini, Ma." Aku mengangguk, lalu terkekeh saat melihat anak kecil itu melompat riang.--"Kamu yakin mau ikut rekreasi?" tanya Mas Andra saat kami hendak bersiap untuk tidur. "Iya, Mas. Sekalian kita jalan-jalan. Nanti ajak juga Desi. Kebetulan, besok pagi Bik Minah datang, kan?" "Iya, sih. Emang hari apa perginya?" "Tuh, kan? Makanya kalau ada surat dari sekolahan begitu, usahak

DMCA.com Protection Status