Share

Malam Pertama Dengan Majikan
Malam Pertama Dengan Majikan
Author: mutiaraajingga1

Bab 1

last update Last Updated: 2022-05-10 21:30:24

"Nikahi Nining, Ndra!" 

Langkahku terhenti saat namaku disebut oleh majikanku. Entah apa yang sebenarnya terjadi, sehingga Nyonya Mega menyuruh Pak Andra menikahiku. 

"Tapi, Bu, nggak mungkin. Bagaimanapun, Andra ini masih beristri."

Aku hanya berusaha menelan saliva.

"Jangan egois. Bagaimana dengan Keysha? Dia butuh sosok seorang Ibu, sedang istrimu itu tak tahu di mana rimbanya."

Ya, yang kutahu, Bu Rosa memang pergi meninggalkan rumah ini saat Keysha-anak Pak Andra, berumur tiga bulan. Kini, gadis imut itu berusia tiga tahun. Hampir tiga tahun juga Bu Rosa meninggalkannya. 

"Apa nggak ada calon lain, Bu? Kenapa harus Nining?" 

Aku bersandar pada dinding. Tak baik sebenarnya, menguping pembicaraan orang lain. Tapi, bagaimana? Aku penasaran setengah mati. 

Oh iya, namaku Nining. Gadis desa berusia dua puluh tiga tahun yang merantau ke kota metropolitan ini. Aku bekerja di rumah Nyonya Mega ini sudah hampir dua tahun. 

"Karena Keysha sangat dekat dengannya. Pokoknya, Ibu nggak mau tahu. Kamu harus menikah dengannya." 

Aku mundur beberapa langkah saat kudengar suara langkah kaki hendak keluar dari ruangan itu. 

"Loh, Ning?" 

"Nyonya, maaf minumannya baru mau dianterin, tadi Nining sakit perut," ucapku. 

Nyonya Mega tersenyum, kemudian mendekat. Aku tak bisa mengendalikan diri ini yang masih kaget setengah mati. 

"Nggak papa. Kamu anterin ke Mas Andra aja, ya!"

Glek!

Pahit sudah saliva yang kuteguk. Aku, masuk ke dalam? Setelah penolakan yang dilakukan oleh pria beristri bukan-duda bukan, itu?

"Tapi, Nya..."

"Saya masih ada acara," ucapnya seolah mengerti tentang keberatanku. 

Kuatur napas, lalu mengetuk pintu dan masuk pada ruangan yang memang sudah terbuka pintunya itu. 

"Pak, ini minumannya."

Pak Andra hanya diam, tak menanggapi. Biasanya, ia akan beramah-tamah padaku. 

'Duhh, Nining, jelas saja dia jadi jutek. Mana ada orang yang mau menikah dengan gadis udik seperti kamu?' batinku.

"Saya permisi." 

Tak ada sahutan. Aku hanya menghela napas setelah keluar dari sana. Apa aku harus berhenti bekerja saja? 

Karena jujur, jika nanti aku ditanyai oleh Nyonya Mega pun, aku rasa akan menolaknya. Menikah tanpa cinta? Itu bukan impianku. 

-

"Mbak Nining, ini kuenya di makan!" perintah Keysha dengan wajah cemberut karena daritadi aku diamkan. 

Ya Allah, karena terlalu larut dalam pikiran tadi, aku sampai mengacuhkan gadis imut di depanku. 

"Oh, iya, maaf ya, Key, sini Mbak makan." 

Keysha menyerahkan satu mangkuk berisi kue mainan. Aku berpura-pura menikmatinya hingga anak itu tersenyum cerah. 

Keysha, gadis berumur tiga tahun itu tak pernah menanyakan keberadaan ibunya. Entah apa yang dilakukan Pak Andra, tapi jika aku jadi dia, pasti sudah merengek meminta bertemu dengan ibuku. 

Saat asyik dengan pikiran sendiri, tiba-tiba aku menangkap bayangan Pak Andra yang tengah memperhatikan kami. Kulihat dengan jelas melalui kaca di hadapanku, bahwa ia tengah tersenyum. Senyum yang bahkan tak pernah kulihat. 

Aku jadi grogi sendiri, lalu meletakkan mangkuk ditanganku ke lantai. 

"Sudah habis makanannya, Mbak?" tanya Keysha. 

"Sudah, Key. Oh iya, sudah sore, kita mandi yuk?! Terus main ke taman. Gimana?" 

Mata Keysha berbinar. Ya, sepertinya aku harus menghindar, daripada jantungku tak selamat karena melihat senyuman Pak Andra. 

-

"Ning, sini!" 

Nyonya Mega memanggilku saat mereka selesai makan malam. Tuan Edo-suami nyonya Mega, telah berpulang. Hingga sekarang hanya tinggal bersama Pak Andra, sedangkan Mas Kino-bungsu di keluarga ini, tengah merantau ke pulau Sumatera. 

"Iya, Nya?" 

Aku duduk di lantai. 

"Loh, kenapa di lantai? Sudah sini di atas saja." 

"Tapi, Nya, saya masih ada kerjaan."

"Biar Mbok Minah dan Desi saja yang mengerjakannya."

Aku hanya bisa mengangguk pasrah, padahal niat hati ingin sekali  menghindar karena aku tahu ke mana arah pembicaraan ini. 

"Kamu, sudah punya pacar, Ning?" 

Glek!

Lagi-lagi, saliva yang kutelan terasa pahit. 

"Memang kenapa, Nya?" 

"Saya nanya aja." 

Aku menggeleng. 

"Alhamdulillah. Kalau begitu, dua hari lagi kita ke rumahmu di kampung ya, Ning?" 

Mataku membola. Apa? Ke kampung? 

"Mau ngapain, Nya?" Aku berpura-pura bodoh. 

"Saya akan melamar kamu buat Andra." 

Deg! 

Entahlah, meskipun sudah mendengar tadi pagi, rasanya jika langsung begini msih saja membuatku terpaku. Jantungku berdebar lebih keras. 

"Kamu mau kan, Ning?"

"Emm ... Kenapa harus Nining, Nya?" tanyaku. 

"Karena kamu yang paling dekat dengan Keysha, Ning. Gimana? Kamu mau nggak?" 

Aku terdiam. Bingung harus menjawab apa. Karena jujur, Nyonya Mega sudah sangat baik untukku. 

"Baiklah kalau itu mau Ibu, kami akan menikah." 

Hampir saja aku terjungkal saat mendengar suara Pak Andra. Apa? Bukankah tadi ia menolak? Kenapa sekarang malah mau? 

-

Nyonya Mega tersenyum melihat kedatangan putranya, apalagi setelah mendengar ucapan lelaki tersebut. 

"Bagaimana, Ning? Kamu mau, kan, jadi ibu sambung buat Keysha?" tanya Nyonya Mega. 

Aku hanya terdiam. Bingung harus menjawab apa? Bagaimana jika aku dicap pelakor oleh orang lain? Secara biar bagaimanapun, Pak Andra ini adalah lelaki beristri.

"Tapi, Nya...."

"Tolong, Ning. Demi Keysha." 

Aku menghembuskan napas pelan, kemudian mengangguk. Baiklah, demi Keysha dan juga demi kebaikan yang selama ini beliau curahkan padaku. 

Aku kembali ke dapur, kulihat Mbok Minah dan juga Desi tengah berdiri di balik tembok pemisah antara dapur dan ruang makan. 

"Ning?" 

"Ya?" 

"Kamu, serius?" 

Aku mengangguk. Lagipula, jika di rumah pun aku pasti akan ditanyakan kapan menikah oleh orang lain. 

Mbok Minah dan Desi memelukku, mengucapkan selamat karena sebentar lagi akan menikah. 

Mbok Minah menyarankanku untuk menghubungi Bapak dan Ibu di kampung. Bagaimanapun, semuanya harus bersiap. Tak mungkin juga tak ada penyambutan dari pihak keluargaku. 

"Mimpi apa kamu, Ning, bakal jadi orang kaya? Seorang istri dari pemilik perusahaan Keydra Group," ucap Desi sewaktu kami berbaring di kamar. 

Aku hanya diam saja. Bingung juga. Apakah ini akan menjadi awal yang baik bagiku, atau sebaliknya? 

Karena jujur saja, aku pun menyayangi Keysha. Gadis kecil itu sangatlah pintar. Pandai bercerita, dan juga tak menyusahkan. 

Selama dua tahun aku merawatnya, tak pernah sekalipun aku merasa kesusahan. Dan kini, aku akan menjadi ibunya? Apa anak itu bakal menerimanya? 

Comments (3)
goodnovel comment avatar
Soel Djang Rono
Baru baca .. blm bisa kasih conment
goodnovel comment avatar
Yeniy Centil
kayaknya bagus
goodnovel comment avatar
Laila Muflihah
mampir dlu thor.kyx ceritax lumayan bagus.semngat kk....lnjut trus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 2

    Bab 2Tapi, Des, apa Keysha bakal menerimaku, ya?" tanyaku, masih sambil melihat langit-langit kamar. Desi menoleh ke arahku, kemudian menghembuskan napasnya. "Pasti. Apalagi, selama ini kalian sangat dekat." "Ya ... Semoga saja." Esok hari. Sedari pagi, Nyonya Mega sudah memintaku untuk mengantarnya. Semua pekerjaan sudah kurapikan, begitupun dengan makanan Keysha. Karena tugasku adalah mengasuhnya. Pakaian dan makannya pun tak luput dari tugasku. "Des, titip Keysha, ya!" Desi mengangguk, kemudian membenarkan letak hijabku. "Kamu mau ke mana memangnya, Ning?" "Nggak tahu, Nyonya minta diantar ke suatu tempat katanya." Desi hanya manggut-manggut, kemudian beranjak ke luar bersamaku. "Desi, tolong rapikan kamar saya, ya!" perintah Nyonya begitu beliau datang. Aku memperhatikannya dari atas sampai bawah. Bukannya ia bilang ingin diantar ke suatu tempat? Kenapa masih berpakaian seperti itu? Tak lama kemudian, terdengar derap langkah menuruni tangga. Terlihat Pak Andra datang

    Last Updated : 2022-05-10
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 3

    Bab 3Kami semua terdiam, menunggu jawaban Bapak. "Baik, saya terima, Bu.""Alhamdulillah." Air mata mengucur deras dari dua bola mata Ibu. Beliau mencium pipiku. "Nduk, Ibu nggak pernah meminta muluk. Hanya ingin kamu bahagia. Jangan hiraukan uang, yang penting kamu bahagia. Jangan hanya karena kamu menikah dengan orang kaya, menjadikanmj pribadi yang jelek, sombong. Jangan ya, Nduk?!" Aku mengangguk. Aku sedih, namun juga bahagia. Ah, ntah perasaan apa ini namanya? "Ya, walaupun Nining hanyalah gadis kampung tak berpendidikan..."Deg! Aku dan Ibu saling pandang. Kami paham betul itu suara siapa. Gawat, jangan sampai hal yang menimpa Dara juga menimpa denganku! -Setelah hari itu, aku menetap di rumah. Drama Keysha yang tak ingin jauh dari aku pun tak bisa dielakkan. Meskipun sekarang harus video call setiap hari. "Nduk, kamu sudah yakin? Besok acara ijab qabulmu, loh." Aku yang tengah membantu para tetangga masak di rumah, pun menghentikan aktivitasku memotong wortel. "Me

    Last Updated : 2022-05-11
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 4

    Bab 4Saya terima nikah dan kawinnya Ningsih Setya Dewi dengan mas kawin emas lima gram dan seperangkat alat salat dibayar, tunai!" ucap Pak Andra lantang. "Bagaimana saksi? Sah?" "Sah!" sahut saksi dan juga tamu yang datang. Setelah menandatangani buku nikah, lalu aku diminta mencium takzim tangan Pak Andra. Entah bagaimana, tiba-tiba Pak Andra malah menarikku dan mencium kening ini. Deg! Jantung, tolong baik-baik saja! --Setelah akad tadi, aku langsung dibawa ke kota. Tak ada kata istirahat buat Pak Andra. Ya aku paham, dia adalah seorang pembinis. Membuang waktunya, sama saja dengan membuang uang. Aku sudah berada di kamar. Kamar Pak Andra maksudnya. Kulirik jam, pukul sebelas malam. Kini, Pak Andra tengah mandi, sekalian melepas penat. "Kamu gak mau mandi juga, Ning?" Aku terkesiap saat mendengar suaranya, terlebih lagi, saat melihatnya hanya memakai handuk saja. Ia berjalan mendekat, semakin dekat, hingga melaluiku begitu saja. Setelah berpakaian lengkap, Pak Andra men

    Last Updated : 2022-05-11
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 5

    Bab 5Seorang wanita memakai busana kebaya, tampak anggun. Di sebelahnya berdirj seorang pria. Lelaki dengan senyum yang bahkan hanya beberapa kali kulihat. Pak Andra, tersenyum. Aku tak percaya, foto pernikahan kami menjadi wallpapernya. Aku pun belum pernah melihat album pernikahan kami karena belum jadi. Insya Allah, besok baru diantarkan. Tapi, dari mana Pak Andra dapat ini? Di sana memang aku tak melihat ke layar, aku tengah menatap ke arah lain. Perlahan, kurasa pipiku memanas. Pak Andra, ternyata bisa sweet juga. Ah, Ibu, putrimu memang sedang jatuh cinta! -Jarum jam di dinding sudah pukul satu siang. Sambil menunggu Keysha bangun, aku berjalan menuju kamar belakang. Berniat membantu Desi dan Mbok Minah yang biasanya tengah menyetrika di jam segini. "Enak ya, Mbok, jadi Nining. Aku juga mau, lah, kenapa harus dia, coba?" Aku berhenti saat mendengar suara Desi berbicara pada Mbok Minah. "Hust! Jangan ngawur, kamu. Coba kamu pikir lagi. Si Nining itu banyak kelebihannya.

    Last Updated : 2022-05-11
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 6

    Setelah beberapa menit, pesanan kami datang. Ayam goreng, ikan bakar, capcay, dan juga sambal dendeng. Aku melongo melihatnya. Kenapa makanannya banyak banget? "Kenapa, Dek? Nggak suka makanannya?" "Eh? Suka kok Pak, eh Mas." Oke, aku memang belum terbiasa dengan panggilan baru ini. Kami mulai menyantap hidangan. Aku hanya mengambil capcay dan juga sambal dendeng. "Nih, makan," ucap Mas Andra saat aku menyuapi Key makan. Aku tertegun saat Mas Andra menaruh daging ikan yang sudah terpisah dari durinya, ke atas nasiku. Aku hanya mengangguk seraya mengucapkan terima kasih. Usai makan, Mas Andra mengantar kami pulang, lalu langsung pergi lagi menuju kantor. Saat masuk ke rumah, Ibu yang tengah menonton televisi segera menghampiri kami. "Key, ke Mbak Desi dulu minta mandi, ya? Habis ini kita jalan-jalan sama Oma."Mendengar kata jalan-jalan, Key segera pergi ke belakang seraya memanggil Desi. Tanganku segera ditariknya menuju sofa. "Bagaimana, Ning?" tanya Ibu. "Bagaimana apanya,

    Last Updated : 2022-06-22
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 7

    "Pa, laper," ucap Key yang sedang dalam gendongan Mas Andra. "Ya sudah, kita makan, ya?" Kami pun masuk ke dalam restoran makanan. Tiga minggu menjadi istri Mas Andra membuatku mulai terbiasa dengan gaya makannya. "Keysha tunggu di sini sama Mama, ya? Papa mau ke depan, pesan makanan." Anak itu mengangguk. Mama. Baru kali ini ia membahasakan Mama untukku pada anaknya. Biasanya, ia hanya akan menunjukku. Tak lama kemudian, Mas Andra daang membawa makanan yang sangat membuatku takjub. "Mas, kenapa ayamnya banyak sekali? Satu juga cukup, kok!" protesku. "Kamu ini, Dek, tinggal makan aja kok banyak protes." Aku hanya garuk-garuk kepala. Baiklah, nanti saat pulang aku akan meminta yang satu dibungkus saja, untuk Desi di rumah. --Saat sampai di rumah, aku memberikan bungkusan makanan pada Desi dan Mbok Minah yang tengah duduk usai salat maghrib. Saking asyiknya kami main, jadi lupa waktu. "Makasih banyak ya, Ning," ucap Mbok Minah. Aku mengangguk, kemudian masuk ke kamar mandi.

    Last Updated : 2022-06-22
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 8

    Mas Andra membawa Bu Rosa keluar. Aku tahu, ia pasti tak ingin bertengkar di hadapan anaknya."Mama, tadi itu siapa?" tanyanya. Aku menatap Bu Mega. Bingung harus menjawab apa? Karena memang seusianya pasti belum mengetahui apa itu ibu kandung dan juga ibu tiri?"Nanti kita kasih tahu. Keysha sudah sarapan?" tanya Bu Mega. "Belum, Oma. Kan mau sarapan bareng Papa, Mama, sama Oma." Bu Mega tersenyum, kemudian pamit keluar. Beliau pasti ingin tahu alasan Bu Rosa ke mana saja selama ini. Setelah mengikat rambut Keysha, aku membawa anak itu naik ke atas ranjang. Untung, semalam sprei ini sudah kuganti dengan yang bersih. "Key, mau dibacain dongeng, nggak?" tawarku. "Mau dong, Ma." Karena tak ada buku di sini, maka aku mengambil koran. Dulu, biasanya di halaman tengah suka ada dongeng atau cerita yang dikirimkan oleh penulis ke perusahaan koran tersebut. Key ikut duduk di sofa, lalu tubuhnya memelukku. Ya Allah, aku memang belum punya anak, tapi melihatnya begini, aku sudah merasa

    Last Updated : 2022-06-22
  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 9

    Sekarang, kalau sudah begini, mau bagaimana lagi? Aku menghela napas panjang, menghampiri suami yang masih duduk di sisi ranjang Mbak Rosa. "Biarkan aku yang pergi, Mas. Aku sadar diri. Memang sebaiknya, dari awal aku tak pernah menyetujui pernikahan ini," ucapku. Mas Andra mendongak, kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak, Dek. Kamu tak perlu pergi. Apa kalian tak bisa hidup satu atap bersama? Atau, Rosa, bagaimana jika kamu pergi dari sini?" Mata Mbak Rosa melebar. Ia pasti tak menyangka akan diusir oleh suaminya. "Nggak, Mas! Suamiku ada di sini, begitupula dengan anakku. Kenapa nggak pelakor itu aja?!" "Mbak, aku ini bukan pelakor! Kenapa selalu saja memanggilku dengan sebutan itu?!" "Karena kamu memang pelakor." Aku tersenyum sinis. Kesabaranku benar-benar diuji oleh wanita itu. "Ya, katakanlah aku pelakor. Setidaknya, aku tak akan pernah meninggalkan anak dan suamiku, aku mengurus anak yang ditinggalkan oleh orang yang menuduhku pelakor. Aku mengurus suami oleh oran

    Last Updated : 2022-06-22

Latest chapter

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 91-TAMAT

    "Des?" panggilku. "Ah, iya, Bu." Lalu muncul Ibu dengan tergesa-gesa. Beliau langsung berlari ke tempat anak bungsunya itu. Bukannya memeluk, beliau malah memukulnya. "Bagus, ya! Kerjaanmu itu gak jelas! Pergi-pergi terus gak pulang-pulang! Sekalian aja lupain kalau Ibu sudah meninggal!" "Ibu! Kok gitu? Ibu gak boleh meninggal sebelum Kino menikah." "Menikah? Alhamdulillah, Ya Allah! Kamu sudah punya pacar, Kin? Siapa itu?" "Ada, Bu. Nanti Kino kenalkan. Sekarang dia lagi jauh." Jauh? Ah, tentu saja. Kenapa aku berpikir kalau Kino ada hubungan dengan Desi? Ibu pun mengajak Mas Kino ke meja makan dan mengambilkan jus jambu kesukaannya. "Kok pulang nggak ngasih kabar?" "Kan surprise, Bu." "Ya sudah, Ibu tinggal dulu ke kamar. Kamu habis ini istirahat." Ibu menarik tanganku ke kamar, lalu menutup pintu meski tak rapat. "Bu, ngapain?" "Sssst! Diem dulu." Tak lama kemudian, Kino ke depan, menghampiri Desi yang tengah duduk di tangga. Mataku membulat, saat melihat Kino memeluk

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 90

    Aku tersenyum, dasar mirip bocah! Selesai menyuapi Ghani dan Shani, aku pun mengajak mereka ke kamar Keysha untuk kususui sambil menunggu Keysha pulang sekolah. Kuminta Desi untuk ikut, sambil menjaga Shani yang nanti menunggu giliran kususui. "Pacarmu orang mana, Des?" tanyaku. "Eh? Emmm, gak jauh dari sini kok, Ning.""Aku kenal?" Pelan, Desi mengangguk. Hal itu membuatku makin bingung dengan teka-teki pacarnya Desi ini. Jika aku mengenalnya, lantas ia siapa? "Siapa?" "Ada deh, nanti juga dia datang ke sini." Aku mengangguk saja, tak ingin mengorek lebih dalam lagi. Aku sadar akan privasinya. Jika ia mengatakan akan mengenalkannya padaku suatu hari nanti, maka aku tinggal menunggu saja. Lalu kami bercerita lagi, tentang apapun. Sampai aku tak sadar jika Ghani sudah terlelap. Kupindahkan Ghani ke tempat Shani, lalu Shani pindah ke tempat Ghani untuk kuberi asi. "Nikah itu, enak gak sih, Ning?" tanya Desi tiba-tiba. "Ya ada enaknya, ada gak enaknya. Tinggal gimana kita dan

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 89

    "Bu Nining tenang saja, Pak Andra ga mungkin nikah lagi. Orang kaya kulkas gitu, siapa yang mau?" "Buktinya, Mbak Nesha mau tuh. Andai Mas Andra ngeladenin, pasti mangsanya itu Mas Andra.""Untungnya Pak Andra gak nanggepin, ya?" Aku mengangguk. Lalu fokus mengambil bayam yang sangat menggoda mataku itu. "Bu Wina juga katanya nemuin duit di tumpukan selimut yang nggak pernah dipake. Pas ditanya, katanya mau buat gugurin kandungannya Bu Nesha." "Apa?" Kami semua terkejut mendengar penuturan Bu Dian. Selama ini, Bu Wina memang lebih dekat dengan Bu Dian, sehingga beliau selalu up to date tentang temannya itu. "G*la, ya? Jadi perempuan itu sudah hamil?" Aku benar-benar tak menyangka dengan berita pagi ini. Mbak Nesha, pantas saja akhir-akhir ini sering pakai baju kegedean, nyatanya ada yang tengah coba ia sembunyikan?Setelah membayar belanjaan, aku pun pamit pulang pada ibu-ibu yang lain. Kasihan Shani dan Ghani yang belum sarapan. "Des, sudah siap sarapan si kembar?" "Sudah, Bu

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 87

    "Hampir, andai Winto tak melihatmu, mungkin orang itu sudah membawamu pergi.""Ah, nggak sampai hutang budi kok, Mbak. Biasa aja." "Jadi, Nesha yang centil itu, istrimu?" "Mantan istri, Mbak." "Kok, semalem aku nggak lihat kamu? Kapan datangnya?" "Pak Winto datang setelah Ibu pulang. Paling selisih tiga menit Ibu masuk, mobil Pak Winto datang." "Oh, iya. Bagus lah kalau kamu ceraikan dia. Bukan bermaksud mengompori, tapi istrimu itu emang benar-benar, kok! Masa rumah tangga anakku mau dirusakin?" "Ah, masa, Mbak? Benar begitu, Bu Nining?" "Panggil Nining saja, Pak. Iya, begitu lah, Pak." "Ah, kan Bu Nining istrinya Pak Andra, jadi saya harus menghormati. Sebelumnya, saya mau minta maaf kalau kelakuan mantan istri saya keterlaluan ya, Pak, Bu, Mbak." "Nggak papa, Win. Namanya manusia. Tapi untungnya anakku nggak goyah. Mantan istrimu itu pakaiannya sexy banget. Sampe mau muntah aku lihatnya." "Bu...." Mas Andra mengingatkan Ibu, supaya jangan terlalu jauh menceritakan tentang

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 86

    "Betul." "Ingat, ya. Kalau aku jadi Bu Wina, bukan hanya kupukul kalian, tapi kumusnahkan senj*t*mu dan kucabein punya si perempuan. Jangan main-main sama aku, Mas." "Ish! Ngeri amat, sih?" protes Mas Andra dengan wajah meringis, aku malah jadi ingin tertawa melihatnya. "Makanya, mau gitu, nggak?" "Ya nggak, lah." "Bagus!" "Punya satu aja pusing, apa lagi dua." "Apaaaa?" --Pagi hari. Biasanya aku hanya mengurus Keysha, namun kali ini juga ada Aura. Meski mempunyai Sinta dan Desi, tapi aku tetap akan turun tangan jika itu urusan anak-anak. "Aura, nanti setelah mandi, ambil seragam sekolah di rumah, ya? Biar diantar sama Mbak Desi. Soalnya Kalau bareng sama Keysha, beda arah," ucapku sambil mengolesi salep di bekas lukanya. Memar yang terlihat seperti baru, kupikir hanya bagian lengan saja, tapi ternyata saat Desi membuka bajunya, makin banyak terlihat. Aku sampai bergidik ngeri, kok ada ibu sejahat ini pada anaknya? "Aura, kenapa banyak luka begini?" "Karena Aura nakal, T

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 85

    Aku membeliakkan mata saat melihat Mbak Nesha terkena tinjuan Pak Winto. Lelaki itu bukannya merasa bersalah telah meninju istrinya malah makin menjadi. Beruntung, semua itu bisa dipisahkan dan akhirnya Pak RT duduk di antara mereka. "Jadi bagaimana ini, Pak Winto? Bu Wina?" "Saya sih sudah nggak mau tahu, Pak RW. Pokoknya saya mau mereka diusir dari sini." "Ma, kan tadi Papa sudah bilang..." "Maaf, Pa, tapi kami menolak kehadiran Papa di tengah-tengah kami lagi," ucap Wandi sambil berdiri di samping Bu Wina, begitupun Meriska. "Begini saja, silakan selesaikan urusannya secara pribadi. Tapi, kami mengharapkan hal seperti ini tak akan terulang kembali, alis Pak Adi dan Bu Nesha pergi dari komplek ini," ucap Bu Dian. "Saya setuju." "Saya juga." Terdengar sahutan dari yang lain. Begitu pula aku dan Mas Andra. Lelaki itu sibuk menggenggam jemariku. "Tapi, Papa mau ke mana kalau nggak di rumah kita, Ma?" "Ya terserah. Pergi saja sama wanita selingkuhanmu itu. Lagi pula, itu rumah

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 84

    "Mas!" teriak Bu Wina. Namanya wanita, maka akan tetap berperilaku seperti wanita. Di luar tadi, Bu Wina mengatakan takkan mengeluarkan satu tetes pun air mata untuk kedua pasangan zina itu. Nyatanya, kini wajahnya sudah bersimbah air mata. "Mama." Bu Wina merangsek maju, menarik selimut yang digunakan oleh Mbak Nesha untuk menutupi badannya. Saat semuanya tersingkap, aku langsung menyuruh Mas Andra untuk keluar. "Iya, Ning, aku juga takkan melihat." Ibu-ibu lain sudah menjambaki Mbak Nesha, sementara aku masih bingung harus berbuat apa?"Ibu-ibu, jangan main hakim!" teriak Pak RW, sementara Pak RT sudah dalam cengkeraman Pak Satpam. Teriakan Pak RW nampaknya tak dihiraukan oleh ibu-ibu itu, sementara warga lain yang mungkin mendengar suara bising dari rumah ini pun keluar. "Sudah, Bu Wina. Jangan disiksa, nanti kalau dia mengadu pada polisi bagaimana?" "Biarkan saja, Ning! Dasar lakor murahan kamu, ya! Sudah jadi bini kedua, masih aja nggaet suami orang. Sadar woy! Busuk m***

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 83

    "Sudah kamu hubungi, Mas?" Mas Andra mengangguk. Aku melihat jam di dinding, sudah pukul sebelas malam. Apakah tindakanku ini tak sembrono? Ah, semoga saja tidak. Bismillah, semoga ini adalah titik terang di balik siapa sebenarnya suami Mbak Nesha itu. "Kamu benar melihat Pak RT di sana, Ning?" tanya Bu Mega. Beliau kuberi tahu karena melihatku dan Mas Andra turun dengan tergesa."Iya, Bu. Masa Nining bohong?" Ibu hanya nyengir saja, kemudian ikut kami keluar. Bu Aisyah dan suaminya sudah keluar, Bu Isah, Bu Dian, pun begitu. Kami semua berkumpul di depan rumah Bu Dian. "Memang siapa yang di rumah itu, Bu Nining?" "Suaminya Bu Wina," jawabku sambil berbisik. "Hah? Pak RT?" Aku mengangguk, kemudian kami menoleh saat ada yang baru bergabung. Dia Bu Wina. Aku terkesiap saat melihat di tangannya banyak perkakas. "Sebenarnya aku sudah curiga kalau suamiku ada main sama perempuan tak jelas asal-usulnya itu." Kami semua terperanjat. Niat hati ingin menenangkan dan memberi kesabaran,

  • Malam Pertama Dengan Majikan    Bab 82

    "Ma?" "Eh, iya, Sayang?" Aku tersentak saat Keysha memanggilku. "Ayo masuk. Adek Shani bangun." Aku mengangguk, kemudian menuju kamar dan menggendong Shani yang tengah digendong oleh Mas Andra. "Papa, minggu depan ada acara rekreasi sama teman teman sekolah," ucap Keysha seraya mengulurkan selembar kertas yang memiliki cap sekolahan TK. Darul Iman itu. "Tanya Mama dulu, Key, mau nggak?" "Gimana, Ma?" "Harus sama wali murid?" Keysha mengangguk. Aku bimbang. Jika aku ikut, maka kasihan Shani dan Ghani karena kuajak pergi terus. Tapi, tak apa kan? Bukannya itu bagus? "Ke mana rekreasinya?" "Ke taman mini, Ma." Aku mengangguk, lalu terkekeh saat melihat anak kecil itu melompat riang.--"Kamu yakin mau ikut rekreasi?" tanya Mas Andra saat kami hendak bersiap untuk tidur. "Iya, Mas. Sekalian kita jalan-jalan. Nanti ajak juga Desi. Kebetulan, besok pagi Bik Minah datang, kan?" "Iya, sih. Emang hari apa perginya?" "Tuh, kan? Makanya kalau ada surat dari sekolahan begitu, usahak

DMCA.com Protection Status