Share

Malam Pertama Dengan Kakak Ipar
Malam Pertama Dengan Kakak Ipar
Author: Pena_Receh01

1

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Semua barang-barang berserakan di lantai, bahkan banyak yang pecah. Mona karena terkejut mendengar suara sesuatu terjatuh, ia langsung berlari walau tas masih melekat di punggung. Memandang Kakak iparnya terduduk di kasur sambil memegang sebuah kertas membuat Mona penasaran, dia mendekat dan bertanya dengan pelan.

"Mas, ada apa?" tanya Mona menatap Arka yang langsung mendongak saat mendengar suaranya.

"Pergi!" bentak Arka bangkit menatap tajam ke arah Mona.

Mona menunduk ia terkejut mendapatkan bentakan dari Arka. Dengan langkah lemah dia keluar dan bergegas ke kamar untuk mengganti pakaian. Sehabis itu berkeliling mencari Kakaknya.

"Kak Dinda, dimana?" Mona terus berteriak berusaha mencari sang Kakak yang mengajaknya tinggal bersama dua bulan yang lalu saat orangtua mereka tiada.

Sampai sebuah suara membuat ia berhenti mencari, terdengar dari nada itu sangat dingin. Lelaki yang memanjakannya bahkan menyekolahkan disini berubah menjadi menyeramkan. Terlihat dari manik mata terpancar kebencian.

"Dia tak ada," seru Arka dengan dingin memandang Mona yang berada dibawah sedangkan dia di atas tangga.

"Kak Dinda belanja, Mas?" tanya Mona merasakan hawa yang mengerikan saat mendongak membalas tatapan Arka, membuat bergidik ngeri dan menunduk.

"Dia pergi, dan tak akan pernah kembali," balas Arka membuat mata Mona mengerjap dan otaknya berusaha mencerna perkataan Arka.

"Maksud Mas, apa?" Mona berusaha mengusir pikiran buruk dari otaknya, ia malah bertanya pada Arka yang langsung tersenyum sinis sambil melangkah mendekatinya.

Rasa takut mencuat dihati, ia melangkah mundur saat Arka sudah dekat. Lelaki itu mencengkram lengan adik iparnya yang berusaha menghindar. Dengan kasar Arka menjambak rambut Mona membuat gadis itu mengerang kesakitan dan berusaha melepaskan tangan Arka dari surainya.

"Massss, sakittt," lirih Mona perlahan air berjatuhan dari kelopak matanya.

"Sakit! Lebih sakitan aku sialan! Apa kamu tak mengerti, bahwa kakak biadapmu itu kabur. Membawa uang dan perhiasan yang aku berikan," bentak Arka lalu melepaskan jambakan beralih menatap kedua pipi Mona sampai memerah.

"Itu tidak mungkin, Mas," ucap Mona menggelengkan kepala, lututnya terasa lemas dan jatuh duduk di lantai.

"Aku juga berpikir tidak mungkin, tapi ini yang terjadi!" geram Arka menendang Mona sampai terlentang dan sudut bibir gadis itu berdarah.

"Pergi ke kamarmu, atau kamu akan mati ditanganku sekarang!" perintah Arka membuat Mona berusaha bangkit dan melangkah ke kamar sambil terisak menahan sakit.

"Kak, apa benar kamu pergi. Kamu memang sialan! Meninggalkan aku dan Mas Arka yang sangat mencintai Kakak," gumam Mona masih tidak percaya, ia membuka laci untuk mengambil obat tetapi dia malah menemukan sebuah kertas.

"Apa ini?" tanya Mona lalu membawa ke kasur untuk membacanya.

Isi surat

Mona, Kakak pergi bersama pria yang kakak cintai. Kakak sudah tak tahan dengan Arka, lelaki itu terlalu kaku dan tidak romantis bahkan lemah saat di ranjang. Sedangkan kakak memiliki fantasi liar. Kamu tinggallah bersama dia, Kakak sudah membuat surat juga padanya. Berbuat baik dan menurutlah, agar kamu bisa meraih cita-cita yang kamu inginkan. Gantikan Kakak jadi istrinya ya, layanin dia.

Dari Dinda untuk Mona

Mona meremas kertas itu lalu melemparnya, ia menangis histeris. Lalu melempar buku-buku yang tergeletakan di kasur belum dibereskan. Setelah menumpahkan rasa kesal dan kecewa gadis itu jatuh tertidur.

Comments (7)
goodnovel comment avatar
Nazia QurbahShalihah
jadi istri gantiin kk nya
goodnovel comment avatar
Onny Surya
onny surya lagi jaga kost di ferdy jln tanjung duren selatan rt.11 rw.2
goodnovel comment avatar
Ristiana Cakrawangsa
wah gimana sih si Mona ini
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    2

    jam sudah menunjukan angka lima pagi, Mona terbangun segera bangkit duduk di ranjang. Mata bengkak, mengambil cermin kecil di nakas lalu memandang pantulannya. Dada terasa sesak lagi, kejadian kemarin langsung hinggap di hati."Ternyata bukan mimpi," batin Mona berseru lirih."Dulu aku menganggumimu Kak," gumam Mona pelan."Tapi sekarang tidak, kamu bajingan menumbalkan aku untuk mengantikanmu," lanjut Mona memegang cermin dengan kencang."Apa yang harus aku la--," ucap Mona terpotong oleh teriakan Arka di depan pintu kamarnya."Mona cepat buatkan aku sarapan!" teriak Arka lalu lelaki itu melangkah pergi ke meja makan, duduk di kursi memainkan ponsel.Mona lekas bangkit menaruh cermin, merapikan rambutnya asal lalu diikat menjadi satu. Melangkah ke bilik mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Setelah selesai segera pergi menuju dapur untuk memasak."Lain kali bangun lebih cepat dan siapkan sarapan!" perintah Arka tanp

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    3

    Pagi bergulir dengan cepat, jam telah menunjuk angka setengah empat sore. Mona telah di rumah melakukan pekerjaan rumah tangga, mengangkat jemuran lalu bergegas memasak makanan. Peluh membanjiri keningnya, rasa letih menyerang tubuh karena sehabis pulang sekolah langsung mengerjakan tugasnya."Ahhhhh, akhirnya selesai juga. Aku harus segera mandi, badan lengket banget," monolog Mona lalu memasuki kamar dan melakukan ritual membersihkan diri.Sehabis mandi Mona menuju ruang tengah, menunggu Arka sambil berbaring di sofa. Perlahan ia terlelap karena kelelahan, menuju alam mimpi sampai akhirnya jam menunjuk angka tujuh. Bel rumah berbunyi tapi dia masih pulas, dengan kesal Arka mengambil kunci cadangan di mobil dan membuka pintu. "Kenapa gadis sialan itu!" maki Arka melangkah dengan lebar lalu matanya menangkap Mona tengah tertidur pulas di sofa."Sialan! Gadis ini malah enak-enakan tidur," geram Arka lalu menendang kaki Mona membuat gadis tersebut terkejut dan langsung duduk."Ada apa,

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    4

    Hari ini libur, Mona sedikit pusing dan badannya panas. Ia hanya mencuci wajah lalu mengosok gigi saja, melihat ke dalam kulkas ternyata tidak ada bahan untuk di masak. Melangkah dengan ragu menuju kamar Arka, baru saja hendak diketuk pintu itu sudah terbuka."Mau ngapain," tanya Arka dingin."I-itu, bahan makanan sudah habis," seloroh Mona dengan gugup lalu ia bersin."Kamu sakit?" tanya Arka masih dengan nada dingin.Mona menggeleng dengan cepat. "Tidak Mas, Mona tidak sakit," sahut Mona dengan suara gemetar."Bahan untuk sarapan tidak ada?" tanya Arka lagi dibalas gelengan oleh Mona."Ya sudah, ayo kita belanja," lanjut Arka masuk ke kamar lagi untuk mengambil kunci mobil.Arka mengendarai mobil di kecepatan rata-rata, perutnya sudah bergejolak minta diisi. Akhirnya mampir ke tukang bubur ayam dulu untuk makan. Alis Mona mengeryit saat Arka bukan pergi ke minimarket tetapi dia takut bertanya."Turun! Kita ma

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    5

    Matahari sangat terik dan cuaca sangat panas, Mona terbangun dari tidur. Ia sedikit merasa baikan, melirik resep obat, ternyata siang ini harus meminum pil untuk menyembuhkan demam. Bangkit perlahan lalu menuju dapur menyiapkan bubur untuknya, makanan buat kakak ipar."Bismillah," kata Mona bangkit dari kasur menuju dapur dengan pelan.Mona mulai memasak dengan tubuh lemas, ia harus mengerjakan pekerjaan rumah karena tak mau menyusahkan sang kakak ipar lagi. Dengan hati-hati menyiapkan bahan lalu menggoreng, ia mengulas senyuman saat semua telah beres. Pelan-pelan menuju ruang kerja Arka karena dia tau pasti lelaki itu tengah mengerjakan kesibukannya."Masss," panggil Mona dengan suara pelan sambil mengetuk pintu."Masuk!" perintah Arka tanpa menoleh ke pintu yang telah terbuka."Mas, makan siang sudah siap," tutur Mona membuat Arka menoleh sekilas lalu fokus tidak menghiraukan ucapan adik iparnya.Mona berdiri diam di depan pint

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    6

    Tiga hari berlalu akhirnya Mona sudah sembuh total, ia langsung bebenah. Rencana besok baru mau masuk sekolah, hari ini harus melakukan pekerjaan rumah tangga terlebih dahulu. Menata makanan di meja, membuatkan kopi seperti biasa. Setelah dilihat telah beres semua, dia melangkah menuju kamar Arka untuk memberitahu waktunya sarapan."Massss, sudah waktunya sarapan," panggil Mona sambil mengetuk pintu."Kamu sudah sembuh?" tanya Arka saat membuka pintu membuat Mona terkejut dan mengelus dadanya."Su-sudah Mas, ayo sarapan sudah aku buatkan, kopi juga udah ada," terang Mona hanya dibalas deheman oleh Arka.Lelaki itu duduk mulai menikmati sarapan, ia memandang Mona yang sehabis makan langsung beberes lagi membuat ia mengeryitkan alis. "Apa kamu tidak masuk sekolah?" tanya Arka tanpa basa-basi membuat pekerjaan Mona terhenti dan menoleh membalas tatapan Arka yang sangat tajam."Tidak, Mas. Mona mau sekolah besok saja, sekarang mau bebenah dul

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    7

    Semua teman-teman Mona sudah pulang, gadis itu langsung mengerjakan pekerjaan rumah. Menyiapkan makan malam, lalu masuk ke kamar Arka untuk membersihkan tempat tersebut. Dengan cekatan Mona merapikan seluruhnya. Mengembuskan napas lelah, lekas mandi karena Mona akan istirahat. Tubuh sangat letih akibat belajar kelompok dan membersihkan kediaman Arka. "Tidur sebentar aja deh," kata Mona setelah membersihkan diri, membiarkan tubuhnya hanya berbalut handuk.Arka menggeramkan marah saat sampai rumah Mona tidak membukakan pintu. Dengan rasa kesal yang mengganjal, Arka melangkah ke mobil untuk mengambil kunci cadangan. Saat memasuki kamar, ia baru teringat bahwa adik iparnya tadi mengerjakan tugas kelompok di sini. Dia langsung melihat CCTV lalu menggeram kesal saat melihat Mona selalu bergenggaman tangan bersama salah satu laki-laki."Gadis ini harus diberi hukuman agar tau posisinya," seru Arka lalu bangkit ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Seh

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    8

    Arka bangkit dari duduk, lalu mendekati Mona menatap tajam ke arah gadis itu. Membuat nyali Mona yang ingin berkata lagi jadi menciut. Menarik dagu adik ipar dan mencengkram agar membalas tatapannya"Bercermin dululah sebelum berbicara itu, Mona! Boleh saja kamu tidak melakukan kewajiban yang dilemparkan padamu. Tapi ganti uang yang dibawa kakak sialanmu itu," maki Arka lalu membuat Mona terjatuh duduk di lantai."Kamu ini tidak tau diri!" bentak Arka lalu menarik tangan Mona untuk mengikutinya."Diamlah di sini! Renungkan keinginanmu, apakah pantas atau tidak kamu pinta padaku," seru Arka mendorong Mona masuk gudang dan lelaki itu kunci."Masss, buka! Jangan dikunci Mona takut," teriak Mona menggedor pintu, ia mulai terisak ketakutan.Arka berlalu begitu saja meninggalkan gudang, ia sangat kesal mendengar permintaan Mona. Lelaki itu lebih memilih ke kamar untuk mengistirahatkan tubuh. Dia sangat lelah, membiarkan adik ipar tidur di gu

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    9

    Mona terbangun jam enam, matanya mengerjap menyesuaikan penglihatan. Ia turun dari kasur, merasa heran karena berada di kamar. Berpikir keras, tidak mungkin kejadian tadi malam hanya mimpi lantaran terasa sangat nyata."ishhh, sudahlah mendiangan aku mandi, cepat-cepat berangkat sekolah," ujar Mona saat melihat jam di dinding.Gadis itu terus meguap setelah memakai bedak dan memoles lipbalm di bibir. Hari ini ada kelas pagi, karena kemaren sore Mirna memberitahu lewat chat. Saat menuju dapur untuk membuat sarapan, tetapi ia bertemu Arka yang menenteng sesuatu. "Masss," lirih Mona pelan masih teringat kejadian semalam, ia ragu jika itu mimpi apalagi melihat tatapan Arka tidak seperti biasanya.Arka langsung menunjuk kening Mona dengan telunjuk. "Apa otakmu ini sudah berpikir dengan benar? mau patuh padaku atau mengganti rugi uang yang dibawa kakakmu," sinis Arka menatap tajam wajah Mona yang seketika pucat."Ternyata bukan mimpi, lagi mal

Latest chapter

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 43 (bagian 2)

    Beberapa tahun berlalu, anak perempuan Mona kini beranjak dewasa, ia berusia tujuh belas tahun. Sedangkan putranya sembilan tahun. Sepasang suami istri itu kini menjemput Ghibran."Jangan suka bolos dong, Sayang. Momy pusing selalu dipanggil ke sekolah gara-gara kelakuan kamu," nasihat Mona. Ghibran hanya menganggukan kepala, lelaki itu malah memainkan ponselnya. Arka yang melihat dari kaca geram, ia menghentikan kendaraan roda empat dan menatap kesal ke arah Ghibran. "Ghibran! Kamu denger gak sih kata Momy, kalau dinasihatin itu dengerin! Jangan sambil main handphone," omel Arka. Ghibran yang mendengar omelan Papanya itu langsung memasukan benda pipih tersebut ke saku. Ia segera menundukan kepala kala melihat tatapan tajam Arka. "Ghibran dengerin kok, Dad." Arka yang mendengar sahutan dengan nada malas itu membuat ia geram. Lelaki tersebut turun, lalu membuka pintu belakang. "Ayo turun! Kamu pulang jalan," sentak Arka. Mona yang mendengar itu membulatkan mata, sedangkan Ghibr

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 43 (bagian 1)

    Sorenya Dara benar diantarkan pindah oleh Amel, bahkan wanita itu terkejut karena semuanya telah disiapkan. Kini hanya Dara dan Annisa yang berada di kontrakan. Mona telah pergi bersama Gaia, Ghibran di gendongannya, pulang pakai taksi. Annisa merapikan semuanya, sedangkan Dara melihat sekeliling. Kontrakan ini sudah dibiayai beberapa bulan, kalau sudah sembuh dan melakukan operasi lagi. Ia berencana melamar kerja diluar. "Mendingan kamu istirahat aja, lumayan capek juga kan sampai sini," seru Annisa. Perempuan itu kini tengah memasukkan bahan makanan ke dalam kulkas pekerjaan jadi bertambah, Anisa berdoa semoga Dara tidak mengerjainya. Dara menganggu, dia perlahan menuju kamar dan berbaring di ke ranjang. "Ahh ... tempat ini sangat kecil sekali, jauh berbeda sama kediamannya. Tapi ... udah dikasih tempat aja allhamdulillah." Dara berkata dalam hatinya, ia memejamkan mata lalu terlelap. Sedangkan Annisa sibuk memasak dan merapikan barang. Dia mengembuskan napas lalu langsung du

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 42 (bagian 2)

    Setelah mengatakan itu, Mona langsung membuka pintu. Lalu matanya melihat kedua asisten. "Tenang aja, kalian bisa lakuin pekerjaan lagi. Aku mau menyelesaikan urusanku dulu," ucap Mona lembut. Setelah mendapatkan anggukan, Mona langsung menutup pintu lagi. Tatapan itu tajam bak pisau yang baru diasah. Dara yang mendapatkan itu, mendadak nyalinya menciut. "Aku menyayangimu, aku menganggapmu sebagai saudara. Tapi inikah balasanmu, hendak merebut suamiku!" sinis Mona. Mona mencengkram bahu Dara dengan kuat, melampiaskan kekesalannya. Lalu ia mengembuskan napas menetralkan kemarahan dan kekecewaan pada sang teman. "Sudahlah, yang penting Mas Arka gak melirik sedikitpun. Tapi tetap saja! Hati ini hancur gara-gara kamu melakukan hal itu," ungkap Mona. Dara juga ikut menitihkan air mata, ia menepis tangan Mona yang memegang bahunya. Wanita itu langsung mengambil buku dan pulpen di laci lalu menulis sesuatu dan memberikan kepada Mona, kemudian mengempaskan bokong ke ranjang karena kaki

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 42 (bagian 1)

    Arka menghela napas kala mendengar dengkuran halus sang istri. Ia memilih tidak ambil pusing dam ikut menjelajah alam mimpi. Sedangkam di kamar Dara, wanita itu terus memikirkan apa yang dikatakan Mona. "Apa dia tau?" Dara bertanda pada dirinya sendiri, karena frustasi menjambak rambut. "Ahh ... ini membuat gue pusing, apa yang harus dilakukan." Wanita itu terus memonolog, ia menjatuhkan tubuh ke kasur. Memikirkan perkataan Mona. Dia sangat frustasi, berkali-kali memukul kasur karena pusing. " Ah ... ini sangat memusingkan, kalau dia tahu kenapa masih bersikap baik." Dara terus bergelut dengan pikirannya tanpa sadar telah lelah karena kelelahan. Waktu berlalu begitu cepat pagi tiba. Kini mereka tengah sarapan bersama, sesekali Dara melirik Mona terlihat wanita itu biasa saja. "Dara Aku ingin ngomong sesuatu sama kamu," lontar Mona. Mendengar perkataan Mona, Dara langsung memandang dia lalu mengangguk sebagai jawaban. "Setelah sarapan, kita bicara di kamar kamu," ucap Mona.

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 41 (bagian 2)

    Acara itu akhirnya selesai, yang mendekorasi halaman ini telah pulang. Begitu pula Atha, kini semua tengah beristirahat di ruang tengah."Aku mau nidurin Ghibran dulu, lihat matanya udah berat banget. Tadi berisik jadi dia gak bisa tidur," tutur Mona.Mona bangkit dari duduknya, ia tengah menimang Ghibran. Gaia dan Arka mengangguk mengiyakan. "Mama, Pah, aku juga mau bobo. Ngantuk banget nih," celetuk Gaia.Arka bangkit lalu melangkah mengikuti sang anak."Sini Papa anter," sahut Arka.Gaia menoleh menandang sang Papa. Ia mengeryitkan alis karena merasa aneh dengan tingkah lelaki itu. "Tumben," celetuk Gaia.Mona yang mendengar itu tertawa."Takut kamu iri sama Ghibran, makanya Papa menggantikan Mamamu buat antar putri kecil ini," ujar Arka.Arka berjongkok, ia mengusap kepala Gaia dengan sayang."Apaan sih, Pah. Aku juga ngerti dong, akukan sekarang seorang Kakak," ujar Gaia.Gaia langsung mempautkan bibirnya, ia menatap kesal sang Papa.Sedangkan Mona yang hendak pergi tak jadi, i

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 41 (bagian 1)

    Annisa juga terkejut melihat isi rumah. Ia langsung berlari dan berteriak memanggil penghuni rumah ini."Dewi ... Nyonya Mona, Tuan Arka! Gaia, kalian di mana." Annisa terus berlari mencari semua orang, meninggalkan Dara yang tertatih.Kala sampai di dekat halaman, saat hendak berteriak lagi. Tangannya di tarik seseorang, membuat ia terkejut dan hendak memekik tetapi mulutnya langsung dibekam."Jangan teriak, ini aku," bisik Dewi. Annisa langsung menoleh melirik Dewi, sedangkan wanita itu lekas melepaskan bekamannya. "Kalau nanti aku jantungan gimana!" omel Annisa dengan nada pelan. Dewi meletakan jari telunjuk di bibir, lalu ia menarik Annisa agar mengikutnya bersembunyi. Kala mendengar suara langkah kaki ke arah halaman. Wanita itu mengetik sesuatu di ponselnya dan ditunjukan pada Annisa. [Kita bakal kasih kejutan sama Dara, kita bakal keluar dan teriak suprise gitu. Kami semua udah pada ngumpet pada kalian datang. Isi rumah berantakan itu kami sengaja.] Annisa menganggukkan k

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 40 (bagian 2)

    Annisa yang membaca itu langsung berjongkok, ia memegang lengan Dara."Aku mohon, Dara. Jangan buat aku dipecat oleh Tuan Arka, kalau aku gak kerja bagaimana nanti ...." Ucapan Annisa terhenti kala Dara menepis pegangan tangan wanita itu. Terlihat Dara menghela napas lalu mengetik sesuatu. [Berdiri! Kamu membuat aku seperti orang jahat.]Annisa menggeleng kala Dara menyodorkan handphone agar ia membacanya. Dara mengepalkan tangan lalu mengetik sesuatu lagi. [Iya-iya aku gak bakal lapor, ayo cepat bangun! Bikin malu aja.] Setelah membaca ketikan itu, Annisa langsung mengulas senyum. Ia bangkit dan menghapus jejak air mata. "Jangan pulang dulu, Dara. Kita jalan-jalan, udah lama bukan gak jalan-jalan gini," celetuk Annisa. Dara yang mendengar itu memandang Annisa. "Emang gak bosen di rumah terus," lanjut Annisa. Dara mengangguk mengiyakan, ia langsung mengecek saldonya dan mengulas senyum. Bergegas melangkah diikuti Annisa. Wanita itu langsung memesan taksi, Annisa yang melihat i

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 40 (bagian 1)

    "Kamu mau coba-coba bohongin aku, ya!" omel Mona pelan.Tangan wanita itu bergerak mencubit pinggang sang suami. Membuat Arka mengaduh, sedangkan Gaia menutup mulut agar tidak menertawakan Papanya. "Aku gak bohongin kamu, kok. Kamu, kan yang ngomong sendiri," sahut Arka. Arka membela dirinya, sedangkan Atha yang melihat adegan itu hanya tersenyum kecil. Ia mengajak Gaia untuk berkeliling dan meninggalkan sepasang suami istri ini. Mona hanya melirik kesal Arka, ia langsung melangkah pergi kala Dewi memanggil. "Iya, Dew. Sebentar," sahut Mona. Kala melangkah pergi, Mona menjulurkan lidah meledek sang suami. Sedangkan Arka hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu."Istriku, istriku. Kenapa semakin kesini semakin menggemaskan sih," gumam Arka.Lelaki itu akhirnya melangkah untuk melihat-lihat keadaan."Semoga Dara sadar deh, dan tau diri. Dia masih aja ngejar-ngejar suami temannya sendiri, padahal Mona begitu baik sama dia," batin Arka berseru.Sedangkan Atha dan Gaia, mereka te

  • Malam Pertama Dengan Kakak Ipar    Extra part 39 (bagian 2)

    "Ayo Dara," ajak Annisa. Dara yang mendengarnya melengos, ia langsung melangkah meninggalkan Annisa. "Kita mau ke mana kira-kira, Dara?" tanya Annisa. Dara melirik kesal Annisa. Ia menghentikan langkahnya lalu mengetik sesuatu. [Kamu berisik, banget! Kita cari tukang bubur kacang hijau.]Annisa memutarkan bola mata, dan mengangguk. Mereka berjalan menuju tempat yang biasa Dara membeli.Sesampai di sana, keduanya langsung memesan kala sampai."Dara, kamu bawa uang gak? Aku kelupaan bawa dompet nih, soalnya," ucap Annisa. Dara membulatkan matanya kala mendengar ucapan Annisa. Ia langsung mengambil ponsel untuk meminta uang pada Arka. Kala melihat benda pipih itu, bertepatan suara notifikasi pesan masuk.[Aku sudah meminta Mas Arka mengirim uang ke akun dana, kamu. Cek deh,] Wanita tersebut langsung memanyunkan bibirnya, ia lekas mengecek aplikasi yang disebutkan Mona. Terlihat dia menghela napas, dan menaruh ponselnya ke saku."Huh ... padahal tadi kesempatan aku mengirim pesan sa

DMCA.com Protection Status