Home / Romansa / Malam Penuh Topeng / Kediaman Mistwatcher (Bagian 2)

Share

Kediaman Mistwatcher (Bagian 2)

Author: Yuan
last update Last Updated: 2024-04-09 10:05:42

Selalu ramai setiap kali sang ibu mengadakan pesta di rumahnya. Ada sebuah rasa sesak ketika dia melihat begitu banyak orang-orang, namun dia terus tersenyum pada mereka, membiarkan para debutante yang mengarah padanya, berusaha menarik hati, melayangkan kipas mereka.

Diora berdiri di sampingnya, tersenyum pada para bangsawan yang memperhatikan mereka. Adiknya masih menggenggam minuman yang dia ambil, setengah penuh karena sedikit dia teguk.

“Kau harus mengajak salah satu dari mereka berdansa,” dia menyarankan. “Aku yakin Ibu sedang mengawasimu, dia akan ingin kau setidaknya berdansa dengan satu orang.”

“Aku tak tahu apa yang kau bicarakan.”

“Kau menghindari mereka, Kakak,” sahutnya, masih tersenyum ketika beberapa memperha

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Malam Penuh Topeng   Kediaman Mistwatcher (Bagian 3)

    Hiraya membawa dirinya sendiri berjalan-jalan di taman, berusaha untuk tidak berada terlalu jauh dari balkon atau orang-orang yang berdiri dan berkumpul di sekitar. Dia tak menginginkan kejadian yang sama dengan yang dia alami dengan Alaric beberapa hari sebelumnya.Alaric.Dia merasakan sesuatu yang lain setelah mereka berdua bertemu — bahwa hidupnya seolah terpatri padanya. Apapun yang Hiraya lakukan, dia akan selalu terpikir akan dia. Bayang-bayang tentang bagaimana jika menghantui setiap langkahnya.Bagaimana jika dia mengatakan yang sebenarnya?Bagaimana jika dia tak mengelak?Bagaimana jika dia mengenali Alaric?

    Last Updated : 2024-04-10
  • Malam Penuh Topeng   Kediaman Mistwatcher (Bagian 4)

    Diora terduduk di bangku teras, sementara musik baru saja berhenti mengalun, dan dia merasakan sebuah pergerakan di belakangnya. Dia menoleh pada temannya, tersenyum kecil.“Kau terlihat menikmati pesta ini,” ucapnya. “Apa kau tak lagi takut jika paman atau bibimu menyadari bahwa kau ada disini.”“Sejujurnya,” ucap Hiraya, duduk di sampingnya. “Aku sedikit takut.”“Oh?” temannya menaikkan alis, memperhatikannya. “Tapi kau terlihat sangat menikmati pesta ini,” dia bersikeras. “Kau berdansa dengan dua orang.”Hiraya menghela nafas. Dia memikirkan Abraham Rosemeijer yang tadi baru saja berdansa dengannya. Dan bagaimana, bahkan dalam waktu singkat mereka, dia merasa bahwa tak ada yang bisa me

    Last Updated : 2024-04-11
  • Malam Penuh Topeng   Teman yang Asing (Bagian 1)

    Alaric tengah berada di dekat jendela, tangannya menggenggam sebuah gelas berisi minuman penuh yang belum dia teguk. Dia dapat melihat Hiraya berdansa dengan seseorang tadi malam, dan tentu saja dia akan mengenali Tuan Rosemeijer dimana pun dia berada.Dia mengenalinya ketika dia datang ke Firedale untuk pertama kali, mencoba peruntungan bisnis dan membawa banyak sekali orang-orang di klub menuju jalannya. Entah berhasil atau tidak, pangeran itu tak tahu.Namun jika Hiraya ingin berurusan dengannya, dia merasa bahwa dia tak bisa mencegahnya — rela atau tidak.Atau mungkin dia harus menampakkan diri dan mengambilnya kembali. Abraham Rosemeijer tidak memiliki kesempatan apapun jika itu adalah sang putra mahkota. Dia bisa saja melakukan itu jika dia adalah seseorang yang egois, atau dia bisa saja melakukannya jik

    Last Updated : 2024-04-12
  • Malam Penuh Topeng   Teman yang Asing (Bagian 2)

    Dimitri takkan pernah melupakan warna rambut tersebut, yang hitam legam panjang hingga ke pinggang begitu berbeda dengan dirinya yang pirang. Dia selalu mengingat bahwa gadis itu mengungkapkan rasa irinya karena rambutnya yang emas.“Aku selalu menginginkan rambut pirang,” dia memprotes, kentara di ingatannya. “Tak adil jika hanya kau yang memilikinya.”“Kau seharusnya meminta ibumu untuk memberikanmu ini,” tawanya saat itu.Putra sang duke berjalan menembus kerumunan, mata tak lepas darinya sementara gadis itu tengah tersenyum pada seseorang, membungkuk setelah menyerahkan kartu dansanya.Dia pasti akan menari dengan seseorang lagi.Tak masalah.Dimitri akan mengambil kartu dansa itu dan menuliskan setiap bagian kosong dengan namanya. Hingga tak ada lagi yang tersisa darinya dan debutante itu akan menjadi miliknya seorang. Atau mungkin dia harus bersiap untuk beberapa strategi dimana dia bisa meminangnya.Dia teringat perkataan sang ratu pada saat setelah Alaric meninggalkan mereka.

    Last Updated : 2024-04-13
  • Malam Penuh Topeng   Teman yang Asing (Bagian 3)

    Hiraya memperhatikan Diora yang menari dengan seseorang, tangannya menggenggam sebuah gelas yang tak lagi terisi — batinnya memaksanya untuk terus minum untuk melupakan apa yang baru saja dia ketahui.Alaric adasalah sang putra mahkota.Mungkin akan ada banyak orang yang mengatakan bahwa dia seharusnya mengetahuinya. Mungkin Diora atau bahkan Julian akan mengatakan itu padanya. Namun dia merasa dirinya terlalu terkecoh akan ide bahwa sang pangeran takkan pernah menyembunyikan identitasnya.Bahwa dia akan begitu bangga dengan statusnya hingga dia akan memamerkannya ke semua orang. Tak terkecuali seorang gadis asing bertopeng yang bertemu dengannya.Mungkin dia seharusnya berpikir lebih jauh bahwa Alaric tak pernah menyembunyikan apapun darinya — laki-laki itu memberi nama aslinya, terus bertanya jika dia benar-benar tak pernah mengenalnya. Namun Hiraya mungkin kepalang lugu untuk menyadarinya.Dia seharusnya tak menyalahkannya. Jika ada seseorang yang harus disalahkan, itu adalah diri

    Last Updated : 2024-04-15
  • Malam Penuh Topeng   Teman yang Asing (Bagian 4)

    Alaric tak tahu apa yang dia pikirkan ketika dia melihat Hiraya berada di sisi sang putra marquess. ada sebuah perasaan yang mengatakan bahawa dia tengah iri, bahwa ada perasaan tak terima bahwa gadis itu tak terganggu sama sekali terhadap laki-laki tersebut.Seharusnya begitu.Alaric sadar diri bahwa dia memanglah menyukai sang gadis, dia hanya belum tahu tentang bagaimana dia mampu membuatnya membuka hati padanya. Namun bukankah tak sopan untuk Hiraya jika dia mengutarakan rasa ketidaksukaannya?Lagipun ada rasa sadar diri bagi sang pangeran bahawa Hiraya tak tertarik padanya. Bahkan jika fakta yang sebenarnya adalah sebaliknya, gadis itu takkan pernah menunjukkannya.Jadi disinilah dia, terpaku dan terdiam sementara menatap mereka.Dimitri menoleh padanya, tersenyum kecil. “Jika ada panah yang mampu tersangkut dan terarah dari matamu, Tuan Mustwatcher akan sudah kehilangan nyawanya dan aku khawatir bahwa aku harus menghibur gadisku karena berkabung.”"Gadismu?” ulangnya, mengernyitk

    Last Updated : 2024-04-16
  • Malam Penuh Topeng   Memikat Nona Clearwing (Bagian 1)

    Hiraya tak tahu jika dia harus mengucapkan syukur atau tidak.Malam itu, dia menyadari betapa dingin perlakuan Alaric padanya. Alih-alih pangeran tersebut yang akan menawarkannya menaiki keretanya (dan dia tak yakin jika dia akan sampai di rumahnya jika dia berada berdua dengannya di ruangan tertutup), atau mungkin mengatakan sesuatu yang akan menguji kesabarannya, dia justru melewatinya begitu saja.Bahkan hingga dia memanggil bukan nama depannya, melainkan marganya.Itu cukup bagi Hiraya untuk meyakinkan diri bahwa dia telah menyerah. Dan dia merasa senang untuk itu. Dia akan mampu melanjutkan kehidupannya tanpa gelisah bahwa sang pangeran menginginkan sedikit lagi kepuasan darinya.Bahwa hidupnya akan tetap seperti ini tanpa ada lagi perubahan yang mungkin saja terjadi. Bahwa dia akan membantu di rumah pamannya tanpa beban, lalu mungkin menemani Diora dalam pencarian suaminya.Dia akan begitu bersyukur jika itu adalah yang terjadi.Walaupun ada sedikit rasa curiga di dalam dadanya.

    Last Updated : 2024-04-17
  • Malam Penuh Topeng   Memikat Nona Clearwing (Bagian 2)

    “Halo, Hiraya.”Gadis itu menutup pintu ketika mendengarnya bicara, suaranya dingin ketika dia beralih dari jendela. Dia dapat melihatnya duduk di sebuah kursi yang selalu dia tempati, di depannya adalah meja kosong dimana dia akan meletakkan kue dan teh.“Nah,” ujarnya. “Kau tahu dimana kau harus meletakkan itu ‘kan?”Hiraya beranjak ke depannya, dengan hati-hati meletakkan nampan tersebut di atas pahanya sebelum memindahkan teko dan cangkir ke atas meja, menuangkan teh hangat lalu meletakkan kue kering di sampingnya.Dia menyerahkan cangkir yang telah terisi pada sepupunya, yang mengangkat alis sebelum menerimanya. Hiraya mengawasinya menyeruput minuman, menatap ke luar.Dari sudut pandang seperti ini, Helena seperti gadis bangsawan biasa, yang pandangannya begitu jauh dan sulit digapai, dia akan menarik hati banyak bangsawan dengan apa yang dia tunjukkan saat ini. Namun Hiraya tak bisa melupakan bagaimana dia memukuli para pelayan.Dia tak bisa melupakan cambuk di punggungnya.Gadi

    Last Updated : 2024-04-18

Latest chapter

  • Malam Penuh Topeng   Epilog

    Enam tahun kemudianBloomingflame adalah sebuah pedesaan yang sangat sunyi. Begitu sunyi hingga bahkan teriakan Hiraya dapat terdengar malam itu.Sang putri mahkota telah memutuskan untuk menghabiskan masa kehamilannya yang kedua di rumah ibunya, mengulang apa yang Viscountess Clearwing alami selama dia memilikinya.Sang putra mahkota berada di luar, menggendong putra mereka yang dalam diam mengkhawatirkan ibunya.“Dia akan baik-baik saja,” Alaric meyakinkan. “Ibumu adalah orang yang kuat. Dia akan melahirkan adikmu dan segera kembali pada kita.”Vien menganggukkan kepala, namun terus mengeratkan pelukannya pada sang ayah, meneteskan air mata ketika mendengar ibunya berteriak kembali.

  • Malam Penuh Topeng   Pada Akhirnya (Bagian 3)

    Pesta dansa terakhir berada di Flarevana, tepat di kediaman putra sang duke dan istrinya — Dimitri dan Diora Fernthier.Itu berarti bahwa mereka yang diundang akan pergi dan diberikan penginapan selama mereka tinggal untuk pesta dansa tersebut. Termasuk pada putra dan putri mahkota kerajaan mereka.Hiraya mengintip dari jendela kereta mereka, sementara Alaric berada di depannya. Gadis itu tersenyum kecil, sementara suaminya menyentuh tangannya, menggenggamnya erat.“Ini adalah kali pertamamu datang kemari, benar ‘kan?”Dia menganggukkan kepala, tersenyum. “Kau sudah sering kemari?”“Tentu saja,” ucapnya. “Keluarga Fernthier adalah sepupu kita — aku telah menghabiskan

  • Malam Penuh Topeng   Pada Akhirnya (Bagian 2)

    Hiraya dapat merasakan seluruh pasang mata menghadap ke arahnya. Ruang singgasana begitu luas, dan mereka memberikan jalan padanya melalui jalur karpet merah menuju Alaric, bersama dengan sang raja dan ratu yang menunggu di depannya.Tidak.Dia berusaha untuk tidak menyentuh tangannya yang bergetar, sementara sepatu yang membawanya ke arah mereka teredam, menutup gema yang seharusnya ada ketika dia menapaki lantai marmernya.Akan sangat aneh jika dia mundur dan melarikan diri. Namun Hiraya dapat merasakan sesak di dadanya, dia terlalu gugup untuk ini.Berjalan menuju mereka terasa begitu mudah, namun sulit di saat yang sama. Takkan ada kesempatan untuk berbalik ketika dia sudah sampai di ujung sana.Dia akan benar-benar menja

  • Malam Penuh Topeng   Pada Akhirnya (Bagian 1)

    Sepanjang hidupnya, Hiraya tak pernah mengira bahwa dia akan menjadi salah satu dari daftar yang langsung diterima sang ratu ketika dia mengundangnya untuk datang dan minum teh di serambinya.Sang ratu duduk di depannya, menyeruput teh yang disediakan, bersamaan dengan kue yang telah dengan hati-hati Eloise susun di atas meja.“Aku yakin kau memiliki alasan untuk memanggilku kemari, Lady Clearwing,” ucapnya. “Kau takkan mengundangku kemari tanpa alasan.”Hiraya meletakkan cangkirnya, menghela nafas.Dia dan Alaric telah meninggalkan pesta pernikahan Fernthier lebih cepat, tepat setelah mereka menerima dokumen-dokumen dari Sir Phillips. Dan Hiraya telah menghabiskan malam dengan memilah dokumen yang akan diinginkan sang ratu, bersama dengan menyusu

  • Malam Penuh Topeng   Penentuan (Bagian 4)

    Kediaman keluarga Mistwatcher dipenuhi hiruk pikuk orang-orang, makanan disediakan di meja-meja bertaplak putih, sementara minuman berada di ujungnya.Diora berkeliling dengan gaun pengantinnya, putih bersih dengan pita mengelilingi rambutnya. Gadis itu tersenyum, menerima ucapan selamat dan memberikan terima kasihnya pada tamu-tamu yang datang.Hiraya mengawasinya dari salah satu meja, tersenyum kecil hingga temannya itu mendatanginya, minuman masih berada di tangan.“Lady Fernthier,” sapanya, membuat Diora tertawa, memeluk lengannya erat. “Kau benar-benar sangat bahagia ya?”“Tentu saja,” ucapnya. “Menurutmu dia akan segera melakukannya?”Hiraya merasakan jantungnya berdetak.

  • Malam Penuh Topeng   Penentuan (Bagian 3 — 18+)

    Hiraya memperhatikan dirinya di depan cermin, rambutnya telah tersisir dan terlepas dari ikat dan jepit — Eloise telah mundur dari ruangannya dan kembali sementara malam semakin larut.Dia menundukkan kepala, memainkan kalung yang ada di lehernya dan melepasnya, meletakkannya di atas meja riasnya. Bahkan saat itu, dia dapat melihat wajah Alaric yang tersenyum memperhatikannya dari cermin.“Apa apa?” sahutnya, mengetahui bahwa pangeran itu tengah duduk di ranjangnya. “Berhenti memperhatikanku.”Alaric tertawa, berbaring disana walaupun mengalihkan sisi tubuhnya hingga dia masih dapat terus memperhatikannya. “Kau sadar akan pandanganku?”“Setelah terlalu lama, aku akhirnya bisa menyadarinya bahkan ketika aku tak dapat melihat kehadiranmu.”

  • Malam Penuh Topeng   Penentuan (Bagian 2)

    Diora terdiam sepanjang Hiraya menjelaskan padanya.Keduanya tengah duduk di sebuah bangku, sementara temannya mengusir dua laki-laki yang mengikuti mereka untuk tidak terlalu dekat sebelum duduk bersamanya.Mungkin ini karena mereka dekat. Diora merasa bahwa Hiraya tidak memiliki kekakuan ketika menjelaskan padanya.Penjelasannya hati-hati — namun tidak seperti ibunya yang terlalu berputar dan membuatnya kebingungan. Tapi tetap saja, Diora merasakan panas menjalar di pipinya ketika dia terus melanjutkan penjelasannya.Dan gadis itu pasti menyadari kegundahannya, menghela nafas. “Kita seharusnya tidak membicarakan ini disini,” ucapnya. “Aku seharusnya mengatakan ini di lain tempat.”Ketika dia he

  • Malam Penuh Topeng   Penentuan (Bagian 1)

    Hiraya telah menduga bahwa Julian telah merubah pikirannya, namun dia tak pernah menduga bahwa Dimitri Fernthier cukup berdedikasi untuk segera meminang gadis itu.Dia dan Alaric tengah memutuskan untuk pergi bersama. Dengan musim yang akan berakhir, begitulah dengan acara-acara sosial mereka. Ini akan menjadi promenade terakhir sebelum semuanya mengucapkan selamat tinggal pada musim ini.Hiraya tengah terduduk di tenda mereka, mengibaskan kipas di hari yang panas ketika dia melihat putra sang duke berjalan ke arah tenda para Mistwatcher. sang marquess dan Julian berdiri untuk menyambutnya.Alaric menundukkan kepala untuk membisikkan sesuatu padanya. “Menurutmu apa yang akan terjadi?”

  • Malam Penuh Topeng   Harapan Mengancam (Bagian 4)

    "Kau benar-benar akan menikah dengan Tuan Fernthier?”Dia memperhatikan Diora yang menundukkan kepala, mengangguk. Dia memahami bahwa gadis itu telah bersama Dimitri Fernthier sepanjang musim ini, dan dengan sedikitnya bangsawan yang mendekatinya, putra sang duke dapat dengan mudah mendapatkan perhatiannya.“Aku menyukainya,” dia mengakui. “Dan aku tahu bahwa dia memiliki perasaan yang sama denganku.”Tentu saja. Semua orang yang mengenal mereka bisa melihat itu. Dan dia merasa bahwa Diora tak perlu tahu tentang apa yang dikatakan oleh Julian — bahkan dia memiliki keraguan seperti itu pada Alaric di hari-hari pertama dia mengenalnya.“Menurutmu,” mulainya lagi. “Kakakku sudah merubah pikirannya?”

DMCA.com Protection Status