Share

Bab 338

Penulis: Dania Zahra
Musik di sekeliling perlahan mereda. Pembawa acara di atas panggung memulai sesi tanya jawab serta interaksi.

Charlene mengusap air mata di sudut mata Livy dengan lembut, lalu berkata dengan emosional, "Pantas saja waktu itu kamu tiba-tiba punya uang buat balik sekolah. Ternyata ketemu orang baik, bahkan orang baik itu adalah Rayn?"

Livy mengangguk kecil sambil merendahkan suaranya. "Dia mungkin sudah lupa sama aku."

Namun, Livy selalu menganggap Rayn sebagai penyelamat hidupnya. Jika bukan karena Rayn, dia pasti sudah berhenti sekolah dan mungkin hanya bisa bekerja sebagai pelayan restoran.

"Ya Tuhan, kejadian ini luar biasa sekali! Aku rasa kalau kamu ceritain ke Rayn, dia pasti bakal ingat lagi. Tapi ...." Charlene berhenti sebentar, lalu berbisik di telinga Livy. "Jangan-jangan kamu masih suka sama Rayn dan ingin pacaran sama idolamu sendiri?"

"Mana mungkin!" Livy buru-buru menjelaskan, "Aku cuma ingin mengucapkan terima kasih. Aku sama sekali nggak ada maksud lain!"

Menyukai idola
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 339

    Sepertinya itu memang masuk akal. Meskipun Livy merasa kebetulan ini terlalu mengejutkan, dia memutuskan untuk tidak terus memikirkannya. Setelah sampai di rumah, dia segera melupakan insiden kecil itu.Awalnya, rencananya malam ini setelah konser selesai, dia akan langsung pergi ke vila tepi pantai bersama Charlene untuk memulai liburan selama tiga hari. Namun, Charlene tiba-tiba menerima tugas untuk melakukan siaran langsung esok pagi. Mereka terpaksa menunda rencana itu hingga esok sore.Setelah mandi, Livy menerima panggilan dari Preston. Dia segera menjawab. Suara Preston yang lelah terdengar dari ujung telepon. "Ke mana saja? Kenapa nggak jawab telepon?""Hah? Kamu meneleponku tadi?" Livy keluar dari layar panggilan untuk memeriksa, ternyata memang ada tiga panggilan tak terjawab."Maaf ya, Sayang. Tadi aku di konser, jadi nggak dengar teleponmu," ujar Livy buru-buru. "Ada apa? Apa ada urusan?""Kalau nggak ada urusan, aku nggak boleh mencarimu?" Suara Preston terdengar datar dan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 340

    Livy sama sekali tidak terkejut. Situasi seperti ini sudah terlalu familier baginya, terutama setelah kejadian serupa di vila Bahran belum lama ini. Ditambah lagi, mengingat permintaan Rivano kemarin, jelas bahwa Zoey datang untuk pamer di depan pria yang dikatakan sebagai calon pasangannya.Seperti yang diduga, begitu Zoey menyapa Livy, pria di sampingnya langsung menunjukkan ekspresi penuh kegembiraan dan berkata, "Zoey, ternyata kamu nggak bohong! Kakakmu benaran menantu Keluarga Sandiaga!""Tentu saja!" Zoey menjawab dengan sombong. Dia mendekati Livy dengan sok akrab dan berujar, "Kak, aku sudah bawa perhiasan itu untukmu. Aku lelah sekali setelah perjalanan panjang ini. Aku boleh masuk sebentar untuk minum?""Kita boleh masuk?" Pria di sebelahnya bahkan lebih bersemangat. Dia menatap vila di depannya dengan mata berbinar kagum. "Zoey, itu artinya kamu adik ipar Pak Preston? Wah, berarti aku juga bisa punya hubungan dekat dengan Keluarga Sandiaga!""Sejak pertama kali melihatmu, a

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 341

    Mendengar Zoey berkata seperti itu, Ansel langsung panik.Meskipun dalam hatinya memang berpikir seperti itu, dia sama sekali tidak boleh membiarkan Zoey mengetahuinya!Dengan cepat, dia membujuk Zoey yang ada di depannya, "Zoey, apa maksudmu bilang begitu? Aku sama kamu karena benar-benar tulus menyukaimu, nggak ada hubungannya sama sekali dengan Keluarga Sandiaga atau kakak ipar.""Lagi pula, menurutku Livy pasti jadi sombong setelah menikah ke Keluarga Sandiaga dan bahkan nggak menganggapmu penting lagi. Sayang, kita harus hormat sama yang tua dan menyayangi yang muda, nggak usah terlalu dipikirin. Ayo, kubawa makan enak dulu, nanti kalau suasana hatinya sudah lebih baik, kita bisa kirim hadiah untuk memperbaiki hubungan sama dia."Zoey merasa sangat kesal di dalam hatinya. Ansel memang mengincar kekuasaan Keluarga Sandiaga! Namun, itu tidak masalah. Dengan adanya hubungan ini, Ansel pasti akan menjadi pesuruhnya!Punya seorang pria yang selalu siap kapan pun saat dibutuhkan dan sel

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 342

    Rayn juga jelas melihat mereka. Dia tersenyum sambil mengangkat cangkir kopinya sedikit. "Bu Livy, sepertinya kita benar-benar berjodoh."Benar saja .... Pertemuan ini terasa begitu kebetulan hingga hampir sulit dipercaya."Maaf, kebetulan aku punya sedikit liburan, jadi ingin beristirahat di sini sebentar. Semua vila di sekitar ini adalah properti pribadi dan cuma tempat ini yang disewakan. Kalau kalian benar-benar merasa nggak nyaman, aku bisa segera pergi."Sikap Rayn yang begitu sopan justru membuat Livy dan Charlene merasa merekalah yang terlalu menuntut."Sudahlah, cukup kembalikan separuh uang kami saja," ujar Charlene sambil tersenyum dan mengedipkan mata. "Lagi pula, tinggal satu vila sama pria setampan ini adalah suatu kehormatan bagi aku dan Livy. Benar bukan, Livy?""Uh ...." Livy tidak tahu harus menjawab apa. Dia memang tidak keberatan berbagi vila dengan Rayn, tapi kalau disebut "suatu kehormatan", itu terdengar agak berlebihan."Kita semua ke sini untuk berlibur, aku ng

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 343

    Livy mengirimkan lokasinya langsung. Namun, setelah itu, Preston tidak lagi membalas."Ck, ck, ck."Di sebelahnya, Charlene mencondongkan tubuhnya untuk mengintip riwayat percakapan mereka. "Kalian biasanya memang berinteraksi seperti ini?"Livy mengangguk kecil, lalu bertanya dengan sedikit ragu, "Charlene, aku nggak terlalu berpengalaman sama pria. Sebelum ini cuma ada Stanley .... Menurut instingmu, kira-kira Preston benar-benar punya perasaan padaku atau nggak?"Memang, dia pernah menjalani hubungan dengan Stanley. Namun, itu hanyalah cinta monyet yang polos dan naif, lebih mirip dengan hubungan teman dekat yang saling percaya daripada hubungan romantis.Sekarang, saat mengingatnya kembali, Livy sadar bahwa dia hanya menganggap Stanley sebagai seseorang yang bisa diandalkan, seorang sahabat yang tumbuh bersama sejak kecil, bukan seseorang yang benar-benar dia sukai secara fisik.Sampai akhirnya dia bersama Preston, barulah dia mengerti apa itu ketertarikan fisik. Keinginan untuk di

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 344

    Pada akhirnya, acara kumpul-kumpul Livy dan Charlene malah berubah menjadi perjalanan bertiga. Menurut Charlene, harga makanan dan minuman di tempat ini memang cukup mahal.Jadi, kalau ada pria tampan yang rela jadi sugar daddy dadakan, kenapa tidak diterima saja?"Rasanya enak juga," ujar Charlene sambil makan dengan cepat, tetapi matanya terus mengawasi pantai."Meskipun sudah masuk musim gugur, cuaca di sini ternyata berbeda dengan di pusat kota. Sudah malam begini masih terasa panas .... Eh, eh, eh, Livy, gimana menurutmu pria itu?"Livy mengikuti arah yang ditunjukkan Charlene. Seorang pria muda, terlihat seperti mahasiswa, wajahnya cukup tampan dan menarik."Lumayan, tapi masih terlalu muda." Dia memberikan penilaian yang objektif.Charlene tertawa kecil. "Sayang, kamu lanjutkan makan, aku mau ke sana sebentar!"Lagi?!Livy hanya bisa menghela napas. Belum sempat mencegahnya, Charlene sudah berlari ke arah pria muda itu dengan penuh semangat."Temanmu benar-benar energik," koment

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 345

    Saat Livy baru saja hendak berbicara, Charlene sudah kembali dengan wajah puas, sambil menggoyangkan ponselnya dengan bangga. "Anak kuliahan itu benar-benar polos.""Sudah tukar kontak?" Livy sama sekali tidak terkejut. Charlene memang punya wajah cantik dan selalu berhasil setiap kali dia mengambil inisiatif."Tentu saja." Charlene tertawa kecil, lalu merangkul bahu Livy. "Nanti malam akan ada pesta kembang api di sana, ayo kita lihat sama-sama."Setelah itu, dia melirik ke arah Rayn dan bertanya, "Tuan bintang besar, mau ikut sama kami?""Nggak perlu. Tempatnya ramai, kalau terjadi sesuatu, manajerku pasti akan panik." Rayn menolak dengan nada pasrah.Sebenarnya, dia juga ingin pergi, tetapi statusnya sebagai selebriti membuatnya berada dalam posisi sulit. Jika dia pergi ke tempat ramai, ada kemungkinan besar dia akan dikenali, apalagi jika dia tertangkap kamera bersama dua wanita cantik. Tidak bisa dibayangkan bagaimana media akan memutarbalikkan cerita itu nanti.Bukan masalah besa

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 346

    Dalam sekejap, hati Livy terasa dingin. Kenapa Sylvia bisa bersama Preston? Bukankah Preston sedang dinas ke luar kota ...?Jari-jarinya mencengkeram ponsel erat-erat.Di sekelilingnya, semua orang menikmati kembang api dengan sukacita. Charlene pun tampak asyik mengambil foto dan video, lalu mengunggahnya ke media sosial dengan senyum puas. Namun, hanya Livy yang merasa seperti terasingkan dari semua yang ada di sekelilingnya.Dunia terasa hampa dan satu-satunya hal yang memenuhi pandangannya adalah layar ponsel. Sylvia kembali mengirim pesan.[ Bu Livy, Preston nggak tahu harus milih hadiah apa untukmu, jadi dia minta aku menemaninya .... Gimana kalau kamu kasih sedikit petunjuk? ][ Kamu juga tahu, aku tumbuh di Keluarga Widodo dan terbiasa sama para putri kaya. Biasanya, mereka cuma suka barang-barang mewah. Tapi Bu Livy hidup sederhana sejak kecil, sayangnya di luar negeri sepertinya nggak ada barang murah pinggir jalan yang bisa dibeli ....]Apakah Sylvia sedang menghina dirinya?

Bab terbaru

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 430

    Astaga, situasi macam apa ini?Telinga Livy terasa panas membara. Tanpa bisa dikendalikan, pikirannya mulai dipenuhi gambaran-gambaran yang tidak senonoh.Akhirnya, dia memutuskan untuk tidak membalas pesan mesum dari Preston. Dia mengalihkan perhatiannya kembali ke pekerjaan dan mulai mencari informasi tentang Mathias.Informasi tentang pria itu cukup terbatas di internet. Katanya, dia adalah pria paruh baya yang merintis usahanya dari nol dan dikenal memiliki cara bicara yang baik.Namun, ada juga beberapa rumor negatif yang menyebutkan bahwa selama bertahun-tahun, dia diam-diam berselingkuh dari istrinya dan memiliki banyak wanita di luar.Livy tidak tahu mana yang benar dan mana yang tidak. Yang bisa dilakukan hanya mempersiapkan diri, mempelajari berbagai hal tentang musik, catur, kaligrafi, dan lukisan.Meskipun dia tahu usahanya mungkin tidak terlalu berpengaruh, setidaknya itu lebih baik daripada tidak mempersiapkan apa pun.Setelah sibuk sepanjang sore, Livy akhirnya tiba di r

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 429

    "Livy, ke mana saja tadi? Kenapa lama sekali tanpa bilang apa-apa ke kami? Jangan-jangan kamu malas-malasan?"Pria paruh baya itu berdiri dengan perut buncitnya. Meskipun gemuk, dia tetap berusaha memakai jas seperti orang lain. Namun, penampilannya malah seperti agen asuransi yang sedang mengalami krisis paruh baya.Livy mengerutkan keningnya sedikit dan menjelaskan, "Pak Preston mencariku, ada beberapa hal yang harus disampaikan.""Oh, ternyata Pak Preston ...." Umay menyipitkan matanya, tampak sedikit mengejek. "Ya, wajar saja Pak Preston masih memperhatikanmu. Bagaimanapun, dulu kamu bekerja di bawahnya.""Tapi, aku harap wanita sepertimu nggak langsung berpikir macam-macam hanya karena seorang pria bersikap baik sedikit kepadamu. Ingat, Pak Preston sudah punya istri. Lebih baik kamu realistis saja dan pertimbangkan untuk ....""Kak Umay, sebenarnya ada urusan apa mencariku?" Melihat pria menyebalkan di depan berbicara semakin tidak sopan, Livy buru-buru memotong ucapannya."Nggak

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 428

    Livy tertegun. Preston ... apa maksudnya?Preston kembali berkata, "Dia cuma keponakanku, sedangkan kamu adalah istriku."Oh, jadi begitu. Livy mengerti sekarang. Bagi Preston, statusnya sebagai istri memang sedikit lebih tinggi daripada status seorang keponakan. Namun, hanya sebatas itu. Hanya karena saat ini, dia masih menjadi istri Preston."Lebih baik nggak usah," ujar Livy setelah berpikir sejenak. "Aku juga jarang punya waktu untuk memakai tas seperti ini. Kalau cuma disimpan di rumah, rasanya akan terbuang sia-sia.""Biarkan saja terbuang sia-sia," kata Preston dengan tidak acuh. Baginya, uang seperti ini hanyalah jumlah kecil. Jika istrinya menyukai sesuatu, dia akan membelinya tanpa peduli apakah benda itu akan terpakai atau tidak."Tapi ...." Livy masih ingin berkata sesuatu, tetapi Preston sudah menariknya ke dalam pelukan."Aku memberikan hadiah untuk istriku, tapi kamu malah menolaknya berulang kali? Kamu pikir aku miskin sampai nggak sanggup membelikanmu sesuatu sekecil i

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 427

    "Mana mungkin!" Livy buru-buru melambaikan tangannya. "Di departemen sekretaris masih ada banyak senior. Kamu juga termasuk salah satu senior buatku. Jangan bicara seperti itu.""Ya, ya, aku paham." Ivana buru-buru menutup mulutnya, lalu melanjutkan, "Aku serius kali ini. Pak Preston mencarimu, dia suruh kamu ke atas.""Kenapa kamu yang mencariku?" Livy sedikit terkejut. Biasanya kalau ada urusan seperti ini, Bendy yang datang menemuinya.Ivana menjawab, "Sepertinya Pak Bendy ada urusan mendadak. Dia cuma sempat mampir sebentar ke departemen sekretaris untuk menyampaikan pesan. Sudahlah, Livy, cepat naik ke atas. Siapa tahu Pak Preston berubah pikiran dan mau memindahkanmu kembali ke departemen sekretaris!"Tidak mungkin, 'kan? Semalam Preston sudah mengatakan bahwa dia tidak akan memindahkannya kembali sebelum misinya selesai.Dengan penuh rasa penasaran, Livy segera mengetuk pintu kantor Preston."Masuk."Saat mendorong pintu, Livy melihat Preston sedang tidak bekerja. Pria itu memeg

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 426

    "Hah?" Livy sempat mengira dirinya salah dengar. Namun, saat melihat Preston menunggu dengan ekspresi seperti ingin dilayani, dia yakin bahwa dirinya tidak salah dengar.Membantu dia mandi? Dia menatap laki-laki di hadapannya dengan mata membelalak.Sebagian besar pakaiannya sudah terlepas, memperlihatkan tubuh ramping dengan garis otot yang tegas. Di bawah cahaya lampu, sosok itu terlihat begitu mencolok hingga membuat jantungnya berdebar.Ditambah lagi dengan wajah Preston yang dingin, tegas, dan sempurna, semuanya memberikan dampak visual yang sangat kuat.Sejak kejadian itu, sebenarnya sudah beberapa hari berlalu sejak terakhir kali mereka melakukannya. Seorang wanita ... juga memiliki kebutuhannya sendiri.Livy berdeham, mencoba menahan rasa malu yang merayap di hatinya. Dia terus mengingatkan diri sendiri bahwa dia masih membutuhkan bantuan pria ini.Sambil menggigit bibirnya, dia mulai membuka kancing kemeja Preston. Sesudah itu, dia bergerak turun ke celana. Ketika tiba giliran

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 425

    Preston masih punya sedikit kendali atas dirinya sendiri. Lagi pula, setelah 2 hari berturut-turut, tubuh Livy pasti masih butuh waktu untuk beristirahat dengan baik."Kalau begitu ... 6 juta?" Dengan berat hati, Livy menambahkan 2 juta lagi. Wajahnya pun terlihat tegang. "Benaran nggak bisa lebih lagi? Bonusku sedikit banget."Terakhir kali, dia hanya mendapat 1 juta. Itu bahkan tidak cukup untuk membayar satu hidangan Preston."Beberapa hari lagi, bagian keuangan akan mentransfer sisa bonusmu yang sebelumnya. Jadi, kamu nggak bakal sampai kekurangan uang. Lagi pula, bukannya aku sudah kasih kamu kartu? Punya uang tapi nggak dipakai. Kamu bodoh ya?" Nada suara Preston terdengar agak pasrah.Bonus sebelumnya? Livy kaget dan baru teringat. Dia buru-buru bertanya, "Masalah dengan Sherly itu ulahmu ya?"Meskipun kemungkinan besar jawabannya adalah iya, dia tetap ingin memastikan. "Hmm, aku menyuruh Bendy menyelidikinya.""Bonusmu ternyata disalahgunakan oleh Sherly, jadi aku meminta bagia

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 424

    Jantung Livy seakan-akan berhenti berdetak sejenak. Dia awalnya hanya ingin bertingkah manja untuk mencari jalan pintas, tetapi Preston malah menanggapinya dengan serius.Setelah tertegun sesaat, Livy tiba-tiba merasa dirinya seperti seorang badut. Benar juga, mereka ini pasangan suami istri macam apa?Mereka bukanlah pasangan dalam arti yang sesungguhnya. Jadi, Preston sama sekali tidak punya kewajiban untuk berbagi rahasia bisnis dengannya. Bisa jadi, dia justru sedang menjaga jarak dan tidak ingin berbagi dengannya."Kenapa diam?" Melihat Livy termenung, Preston semakin kesal dan kembali bertanya, "Apa kamu punya sedikit perasaan untukku?""Kenapa nggak? Tentu saja punya." Livy tidak mengerti kenapa pria ini tiba-tiba marah. Tadi, dia sempat mengira Preston tersinggung karena dirinya terlalu percaya diri, tetapi sekarang kenapa justru bertanya soal perasaan?Apakah dia ingin Livy membujuknya? Livy tidak yakin. Atau Preston sedang menguji perasaannya yang sebenarnya?Pada akhirnya, L

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 423

    Tadi dia ... sudahlah.Preston berdeham pelan, lalu sedikit mengubah topik pembicaraan. "Soal barbeku itu, akhir pekan ini kamu bawa aku ke sana.""Hah?" Livy tampak terkejut dan buru-buru mengingatkan, "Tempat itu cukup terpencil dan semua mejanya di luar ruangan. Aku takut kamu bakal kurang nyaman makan di sana.""Kamu bisa makan, kenapa aku nggak bisa?" balas Preston dengan santai."Baiklah."Lagi pula, Preston yang minta sendiri. Jangan sampai nanti setelah diajak, dia malah menunjukkan ekspresi tidak senang. Itu pasti akan membuat Livy kesal.Sambil menuangkan segelas air lagi untuk dirinya sendiri, Livy menyadari tatapan yang dilayangkan Preston kepadanya. Dengan sigap, dia juga menuangkan segelas air untuk pria itu.Preston menerima air putih yang diberikan Livy, lalu tiba-tiba berkata, "Aku dengar kamu berhasil mengamankan kerja sama ini hanya dalam 5 hari.""Mm ... sebenarnya masih banyak yang belum aku pahami, jadi butuh waktu cukup lama. Tapi, ya sudahlah, setidaknya ini lan

  • Malam Penuh Gelora Bersama Bosku   Bab 422

    Ryan berbicara dengan pelan, tetapi kata-katanya mengandung makna menyindir jika didengar dengan lebih saksama. Namun, kata-kata itu juga terdengar sedang mengeluh. Ryan sedang mengeluh padanya?Namun, begitu pemikiran itu muncul, Livy langsung menepis pemikiran itu dan berpikir itu pasti hanya sekadar mengeluh biasa saja. Ryan bisa mengajak seseorang dengan mudah, tetapi dia malah menolak undangannya tiga kali. Oleh karena itu, wajar saja jika Ryan mengeluh."Maaf, aku benar-benar agak sibuk," jelas Livy dengan suara pelan."Nggak masalah, aku sudah memaafkanmu," kata Ryan sambil tersenyum dan tatapannya terlihat santai, seolah-olah bisa menarik perhatian siapa pun yang melihatnya."Selesai!"Setelah mengambil beberapa foto lagi, Hesti segera mengembalikan ponselnya pada Ryan dan berkata dengan semangat, "Tuan Ryan, kamu dan Livy benar-benar terlihat sangat serasi, aku sampai nggak tahan untuk mengambil beberapa foto lagi.""Nggak masalah, terima kasih," kata Ryan sambil kembali menge

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status