Share

35. Calon anak tiri

Author: Rossy Dildara
last update Last Updated: 2024-12-21 23:44:43

Agnes terus menatapku dengan ekspresi campuran kekecewaan dan kemarahan. Aku harus segera menjelaskan sebelum situasi semakin memburuk.

"I-ituuu-"

Namun, Om Erick tiba-tiba muncul di hadapan kami lalu menyela, "Kalian berdua ini kenapa sih? Kok kelihatan tegang gitu?" Padahal aku hampir saja ingin memberikan penjelasan kepada Agnes.

"Ini, Dad, bibir Mas Calvin merah-merah seperti habis terkena lipstik, ditambah bajunya juga bau parfum perempuan," jawab Agnes cepat sambil menunjuk ke arahku.

Om Erick mendekat lalu mengendus, tapi aku sedikit menjauh karena menurutku situasi ini tidak membuatku nyaman.

"Bener kan, Dad? Bau parfum perempuan? Mana itu parfumnya Viona lagi!" kesal Agnes menyeru.

Dengan nada mengintimidasi, Om Erick bertanya, "Kamu ketemu Viona tadi, Cal?" Aku menelan ludah dan rasanya aku tidak mengelak. Segera aku mengangguk cepat. "Di mana?"

"Di toilet tadi, nggak sengaja kok, Om," jawabku berusaha menenangkan kegugupan. Sambil memperhatikan Agnes yang menatapku dengan t
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   36. Menginap

    "Mas bicara serius 'kan? Nggak lagi bercanda??" tanya Agnes dengan ekspresi terkejut yang begitu jelas terlihat di matanya yang membulat sempurna."Iya, aku serius," jawabku sambil mengangguk mantap.Kedua tangan Agnes terlihat mengepal di atas kedua pahanya, namun tiba-tiba dia langsung memeluk tubuhku dengan erat, seolah-olah takut aku akan pergi."Apa ini berarti Mas masih memiliki perasaan terhadap Viona? Masih mencintainya?" tanya Agnes dengan nada yang terdengar sedikit mengintimidasi."Tentu saja tidak, Sayang. Kamu tahu kan, bahwa aku sudah move on dari Viona. Hanya kamu ... perempuan yang aku cintai di dunia ini," jawabku mencoba meyakinkannya, meskipun rasa ragu kembali muncul.Ah, mengapa aku tidak bisa bersikap biasa saja terhadap Agnes? Dengan mencintainya secara bebas dan membiarkan diri ini nyaman di dekatnya?Sampai detik ini pun, aku masih merasa tidak nyaman berada dalam pelukannya. Aku sendiri merasa sangat heran dengan diri sendiri."Aku pegang kata-kata Mas dan ak

    Last Updated : 2024-12-23
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   37. Viona menyukaiku?

    "Memangnya kenapa kalau kita tidul beltiga di sini, Ayah?"Kenzie justru berbalik bertanya padaku. Ya ampun, bukankah sudah sering kukatakan, ya? Kenapa dia masih belum paham juga?Tapi, umur Kenzie masih terlalu kecil, wajar jika dia seperti ini. Mungkin, akulah yang harus lebih sabar.Tatapan polos Kenzie membuat hatiku luluh. Aku mencoba menjelaskan dengan lembut, "Enggak bisa, Dek. Kan Ayah sudah bilang ... kalau Bunda dan Ayah nggak bisa bersama. Jadi kalau memang kamu mau tidur sama Ayah ... ya kita tidur berdua saja, di kamar Ayah, bagaimana?""Belalti Bunda ditinggal di sini sendilian dong, Ayah? Kasihan Bunda." Kenzie merengut, matanya terlihat berkaca-kaca memerhatikan Viona yang masih terlelap."Justru kalau kita bertiga, itu akan mengganggu Bunda, Dek. Kamu bilang 'kan kita main pesawat dulu sebelum tidur, nanti kalau kita mainnya di sini ... bisa-bisa Bunda kebangun, karena bisa saja kita berisik. Iya, kan?" Aku mencoba merayu.Aku juga tidak ingin momen kebersamaanku den

    Last Updated : 2024-12-25
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   38. Lancang sekali mulutmu!

    Ah, mikir apa aku ini?Itu tidak mungkin, karena sedari dulu dia tidak pernah mencintaiku.Lagian, apa pentingnya juga aku memikirkan hal seperti ini?Calvin ayoklah ... kenapa kamu jadi seperti ini? Harusnya kamu hanya fokus kepada Agnes dan Kenzie saja, karena Viona hanyalah masa lalu.Iya, hanya masa lalu.**Seusai santap pagi, kami menaiki mobil bersama menuju rumah Papa Tatang. Udara pagi yang sejuk membelai wajah kami, menciptakan suasana yang tenang dan damai. Suara mesin mobil yang kalem menjadi latar belakang perjalanan kami, sementara cahaya matahari pagi mulai menyinari jalan yang kami lalui.Namun, keheningan itu tiba-tiba terganggu oleh suara Viona yang terdengar mual-mual."Uuekk!" Suaranya terdengar lemah, membuatku segera menoleh ke arahnya. Wajahnya tanpa riasan terlihat pucat, dan aku segera bertanya, "Kamu kenapa, Vio? Sakit, ya?"Viona menggeleng cepat sambil menyentuh perutnya. "Enggak, Kak. Aku hanya kekenyangan." Tangannya gemetar sedikit, dan ekspresinya menc

    Last Updated : 2024-12-27
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   39. Apakah itu sebuah rahasia?

    Apakah dia mengira aku gila, atau apa? Kalau memang dia berniat untuk memecatku, walaupun sulit, aku akan berusaha menerimanya. Namun, jika diminta untuk menjauhi Kenzie dari Kak Calvin, aku tak bisa melakukannya.Baru kemarin, Kenzie begitu bahagia mendapatkan kehadiran Ayah yang selama ini dia rindukan. Bagaimana ini bisa terjadi, bahwa semua itu bisa direnggut hanya karena permintaan Nona Agnes?Terlihat jelas bahwa Nona Agnes sebenarnya tidak sepenuhnya menerima Kenzie. Maka, apa yang dia katakan kepada Kak Calvin hanyalah dusta belaka."Aku bisa bertindak nekat, jika kau tak menuruti permintaanku, Vio!" ancam Nona Agnes, sebelum pergi dari rumah dengan wajah masam, bahkan membanting pintu dengan keras.Brakkk!!Aku duduk perlahan di sofa, merenung sejenak.Satu hal yang pasti, aku tak akan pernah rela melihat Kenzie kehilangan kebahagiannya lagi setelah begitu lama merindukan sosok Ayahnya. Aku harus mencari cara untuk melindungi Kenzie, walaupun jalan yang harus kutempuh terasa

    Last Updated : 2024-12-28
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   40. Kakak sebaiknya putus saja

    "Begini, Cal. Seperti apa yang pernah Ayah minta padamu ... setelah kamu bertunangan, Ayah mau kamu dan Kenzie melakukan tes DNA ulang bersama Yogi juga," ucap Ayah membuat dahiku seketika berkerut.Aku sedikit heran, kukira tentang apa, ternyata tentang tes DNA ulang. Lagian untuk apa coba, melakukan tes ulang, toh hasilnya juga akan sama. Yang ada buang-buang waktu saja."Bagaimana? Besok ya, Cal, biar Ayah antar. Ayah juga sudah mencari rumah sakit yang paling bagus di Jakarta.""Terserah Ayah, tapi bagaimana dengan Yogi? Memangnya Ayah sudah berhasil menemukannya?" Sejujurnya malas, tapi aku sudah terlanjur setuju dari awal, jadi tidak bisa menolak."Udah, baru tadi pagi Ayah bertemu dengannya. Rupanya dia selama ini bekerja dengan salah satu rekan bisnis Ayah, Cal, dan dia jadi asisten CEO.""Oohhh. Terus ... apa dia setuju, diminta melakukan tes DNA?""Tentu saja dia setuju, kan Ayah yang minta. Besok jam 8 pagi, ya, Ayah akan menjemputmu dan Kenzie. Si Kenzie masih menginap di

    Last Updated : 2024-12-29
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   41. Ulah Agnes

    Apa katanya?? Pipinya yang merah karena ulah Agnes??Rasa marah dan kecewa seketika menguasai diriku. Jantungku semakin berdebar, tidak terbayangkan Agnes bisa sekejam itu.Tidak masuk akal bagiku, mengapa Agnes begitu kasar terhadap Viona. Viona tidak bersalah dalam situasi ini, dia hanyalah bagian dari masa laluku."Kak ... aku mohon ...." Viona tiba-tiba memegang tanganku dengan kuat, matanya mulai berkaca-kaca. "Jika Kakak benar-benar menyayangi Kenzie, tolong jangan menikahi Nona Agnes. Aku tidak ingin Kenzie memiliki bunda tiri yang tidak menyayanginya, Kak. Dan jika Kakak bersedia dan tidak keberatan ...." Viona menjeda sebentar, lalu menarik napas dalam dan perlahan menghembuskannya."Un-untuk kebaikan kita semua, terutama Kenzie, bagaimana kalau kita ... kita kembali, Kak. Kita ru-rujuk!" Suaranya patah di akhir kalimat, tapi ucapannya membuatku terkejut.Mataku seketika membulat.Apakah aku salah dengar? Rasanya telingaku ini rusak. Bagaimana mungkin, seorang Viona, ingin ru

    Last Updated : 2024-12-30
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   42. Mencelakai Kenzie

    "Jawab saja dulu pertanyaanku," tegasku dengan mantap, mencoba menemukan kejelasan dalam kekacauan yang sedang terjadi.Agnes menggelengkan kepala sambil mendesaah. "Kenzie akan menjadi anakku, Mas. Aku tidak akan meminta hal seperti itu. Mas ini benar-benar aneh," ucapnya dengan nada yang penuh keheranan."Tapi kamu jujur, kan?" tanyaku dengan ragu dan sedikit khawatir."Ya, Mas. Kenapa juga aku harus berbohong. Kita akan menjadi satu keluarga, bukan?" Agnes kembali memeluk tubuhku, menciumi dadaku dengan penuh kasih, mencoba meyakinkanku.Aku menghela nafas dalam, merasa semakin terjebak dalam labirin kebingungan.Apakah Agnes benar-benar berbicara jujur? Siapa sebenarnya yang berbohong? Apakah Viona? Tetapi, apa motifnya untuk berbohong?Atau... apakah semua ini terjadi karena dia ingin rujuk denganku?Akh tidak mungkin! Alasan itu tidak masuk akal jika dia sampai berbohong, apalagi pipi Viona juga lebam.Aku yakin, Viona adalah perempuan baik. Namun, begitu pula dengan Agnes. Dia

    Last Updated : 2024-12-31
  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   43. Kok pucat sekali wajahmu?

    "Kalau itu adalah solusi untuk menguasai harta Calvin, kenapa tidak?" Daddy tertawa dengan nada jahat, lalu merangkul pundakku. "Akan lebih baik jika keturunan Calvin hanya darimu saja, yang keluar dari rahimmu. Karena harta warisan yang akan diterima oleh anak pertama, terutama seorang laki-laki ... sangatlah besar, Nes.""Tapi bagaimana dengan Viona? Aku khawatir dia akan merebut Mas Calvin dariku, Dad," ujarku dengan suara gemetar dan rasa takut yang semakin menguat."Tidak perlu khawatir tentang Viona. Dia tidak akan mampu merebut Calvin darimu jika kamu berhasil hamil dari Calvin. Jadi ... tetaplah merayu Calvin agar mau tidur denganmu. Tidak perlu menunggu sampai setelah menikah, karena takutnya terlalu lama," kata Daddy dengan suara tegas, kembali memberikanku saran.Aku langsung merenung, mencoba mencerna semua apa yang Daddy katakan.Sejauh ini, semua saran dari Daddy selalu aku lakukan. Meskipun ada sebagian yang gagal, tapi ada juga yan

    Last Updated : 2025-01-01

Latest chapter

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   99. Demam

    "Kamu mungkin belum bisa menjawab, tapi dari matamu saja… Papa sudah bisa menebaknya," kata Papa, membuatku semakin terkejut. Papa bisa menebak perasaanku, padahal aku sendiri masih bingung. "Meskipun kamu tidak ingat momen saat menjadi istrinya Calvin, tapi Papa harap kamu jangan pernah menolak jika Calvin menginginkan sesuatu darimu. Karena bagaimanapun, kamu adalah istrinya. Dosa hukumnya jika seorang istri menolak suaminya, Vio." Bukan hanya Kak Calvin, ternyata Papa juga membahas hal yang sama. Kenapa mereka selalu bicara tentang hubungan intim? Sepenting itukah hal itu dalam rumah tangga? Aku bahkan tak ingat bagaimana rasanya. "Kali ini Papa minta tolong ya, Vio." Papa menambahkan. Sentuhannya lembut di tanganku, tatapannya penuh pengertian. "Laki-laki berbeda dengan perempuan, Vio. Perempuan bisa kuat menahannya meskipun itu sampai bertahun-tahun, tapi laki-laki, seminggu saja sudah kelabakan. Begitu pula dengan Calvin, yang sudah lebih dari seb

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   98. Aku belum siap

    "Iya, Kak." Viona mengangguk, matanya tertunduk malu. Seketika itu juga, rasa kecewa menusuk hatiku. Ah, pedih sekali. "Jadi, aku simpan pembalutnya nggak, Kak? Aku lupa, soalnya. Takutnya keburu bocor kalau aku nggak pakai sekarang." "Kamu nggak pernah menyimpan pembalut, Sayang," jawabku lirih, suaraku terdengar lesu. "Oh, begitu. Ya sudah, aku mau minta Bibi belikan saja, deh." Aku segera menahan tangan Viona saat dia hendak melangkah. "Biar aku yang belikan. Kamu tunggu di sini saja." Meskipun hatiku dipenuhi kecewa, aku harus tetap menjadi laki-laki yang bisa diandalkan. Hanya dengan begitu, mungkin hati Viona akan luluh. "Terima kasih, Kak. Maaf merepotkan." "Sama-sama." Aku tersenyum, lalu memberanikan diri untuk mendekat. Aku ingin mencium pipinya, namun Viona langsung mundur, menghindari sentuhanku. "Maaf. Apa mencium pipimu saja tidak boleh?" tanyaku dengan nada sedih.

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   97. Tidak sabar

    Aku duduk di teras bersama Papa, sambil menyeruput secangkir kopi yang kubawa buatan Viona tadi. Aku penasaran dengan apa yang akan Papa bicarakan. Tampaknya serius, karena Kenzie pun tidak diizinkan untuk bergabung. "Sebenarnya Papa hanya ingin memberikan ini padamu, Cal." Papa mengambil sesuatu di dalam kantong celananya. Entah itu apa, tapi ada nama jamu yang tertera di sana. "Ini jamu, Pa?" tanyaku. Tapi aku bingung mengapa Papa ingin memberikan itu padaku. "Iya, ini jamu penyubur kandungan untuk Viona. Papa masih berharap Viona bisa hamil lagi, Cal. Biar Kenzie ada temannya." "Memangnya boleh, ya, Pa ... Viona minum jamu? Kan dia habis keracunan." Aku hanya khawatir, takut jamu ini mengandung bahan-bahan yang membuat Viona kembali mengalami keracunan. "Papa sudah sempat tanya sama dokter dan kata dia boleh kok, Cal." "Dokternya Viona bukan, Pa, yang bilang begitu?" tanyaku heran. "Iya." Papa mengangguk. "Eh tapi, Viona sendiri sedang mengkonsumsi obat subur nggak, Cal? Ba

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   96. Belalai gajah

    Satu bulan kemudian.... Tok! Tok! Tok! Suara ketukan palu di persidangan membuat hatiku lega. Hukuman Agnes penjara seumur hidup dan hukuman mati untuk kasus percobaan pembunuhan dan pembunuhan terhadap janin telah dijatuhkan. Keadilan telah ditegakkan. Setelah proses sidang ini selesai, aku memutuskan untuk pulang bersama Ayah. Sama sekali aku tak ada niat untuk menemui Agnes, karena bagiku, semuanya sudah selesai. Luka di hatiku masih terasa, tapi aku berusaha untuk move on. "Cal ... bagaimana keadaan Viona? Sudah ada perkembangan?" tanya Ayah, suaranya lembut namun penuh harap. Aku menoleh, menggeleng pelan, lesu. "Ingatannya belum pulih sepenuhnya, Yah. Tapi Viona sudah jauh lebih dekat dengan Kenzie dan Papa." "Lalu, bagaimana denganmu? Apakah setelah Viona keluar dari rumah sakit, kamu sudah pernah menyentuhnya??" Wajahku langsung memanas. Aku bisa merasakan rona merah membakar pipiku, terlihat jelas di kaca spion. Maluku luar biasa. Sebenarnya, sampai sekarang a

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   95. Aku mencintaimu, Viona

    Mata Calvin membulat. "Ya Allah, Sayang! Enggak dong!" Dia menggeleng cepat. Suara Kenzie polos bertanya, "Anak haram itu apa, Ayah?" Pertanyaan polos itu menambah kekacauan di hatiku, mencampur aduk rasa bingung, takut, dan curiga. "Nanti Ayah jelaskan padamu. Tapi Ayah jelaskan hal ini kepada Bunda dulu, ya?" Calvin mengusap puncak kepala Kenzie dengan lembut, mencoba menenangkan putranya. Lalu, dia menatapku, matanya penuh pengertian. "Kenzie itu bukan anak haram, Sayang. Dia anak sah, hasil dari hubungan halal kita." "Tapi... kenapa dia sudah ada saat kita menikah? Harusnya dia baru lahir beberapa bulan setelah pernikahan kita," tanyaku masih bingung. Foto itu masih terbayang jelas di benakku. Calvin tersenyum, lalu menarikku untuk duduk di sofa empuk yang berada di sudut ruangan. "Sebelumnya, kita sempat menikah sebelum Kenzie lahir. Hanya saja, pernikahan kita waktu itu tidak berlangsung lama.

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   94. Anak haram

    "Viona sayang... Ayo kita turun." Calvin telah lebih dulu turun dari mobil, lalu membukakan pintu mobil untukku. Sementara Kenzie dan Pak Tatang juga ikut turun."Kita mau ngapain ke sini, Pak? Apakah kita sudah sampai?" tanyaku bingung."Kita mampir untuk ziarah, Sayang. Kamu harus bertemu dengan almarhum Kenzo." Kalimat Calvin terasa berat."Kenzo? Siapa Kenzo?" Nama itu sama sekali tak terpatri dalam ingatanku. Aku mencoba mengingat, namun hanya hampa yang kurasakan. "Kenzo itu adik bayi Bunda, adik bayi yang sudah Ayah beri nama," jelas Kenzie, suaranya terdengar polos.Air mata membasahi pipi Calvin saat dia berkata, "Kenzo adalah anak kedua kita, Sayang, adik Kenzie." Pandangannya sendu, bola matanya berkaca-kaca. "Sayangnya... dia tidak berhasil tertolong di dalam perutmu.""Maksudnya... aku sempat keguguran?" Aku mencoba mencerna setiap kata, setiap makna yang tersirat di baliknya."Iya," jawab Calvin, m

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   93. Menahan rindu

    Empat hari berlalu, terasa begitu panjang.Akhirnya, dokter mengizinkan Viona pulang, yang kebetulan bertepatan dengan hari libur. Syukur Alhamdulillah.Selama empat hari di rumah sakit, dokter terus memantau perkembangannya. Terapi okupasi pun dilakukan dan beberapa obat Viona rutin konsumsi, namun tak ada hasil yang signifikan. Tatapan Viona masih terasa asing, ingatannya belum kembali.Meski begitu, rasa syukur tetap memenuhi hatiku. Viona sudah sehat kembali, tubuhnya segar seperti sedia kala. Namun, ada sesuatu yang mengganjal."Sebelum pulang, boleh saya bicara sebentar dengan Bapak, Pak Calvin?" Pinta dokter, tatapannya penuh makna. Aku mengangguk, lalu kami berdua masuk ke ruangannya. Aku duduk di hadapannya, hanya terhalang meja. "Meskipun Bu Viona sudah sehat secara fisik, tapi saya mohon Bapak untuk menahan diri. Tunda hubungan intim selama satu atau dua minggu."Wajahku memerah. Sejujurnya, sudah lebih dari semi

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   92. Keadilan akan ditegakkan

    "Aku mau pergi, tolong jaga di sini dan jangan kemana-mana!" perintahku tegas kepada dua orang pengawal yang berdiri tegap di sisi kanan dan kiri pintu.Sejak Viona dirawat, aku memang menyewa dua orang penjaga yang selalu siaga di depan kamarnya. Meskipun Agnes sudah ditangkap, rasa takut masih membayangi."Baik, Pak," jawab mereka serempak, suaranya kompak dan mantap.***"Calvin!!"Suara itu memecah kesunyian saat aku baru saja melangkah keluar rumah sakit. Aku menoleh, dan jantungku berdebar kencang melihat Om Erick tiba-tiba berlari menghampiri dan langsung berjongkok, lalu memeluk lututku. Tubuhnya gemetar."Calvin... tolong maafkan Agnes, jangan hukum dia," rayunya, suaranya terisak, mengungkapkan keputusasaan yang mendalam."Maaf?" Aku terkekeh hambar, sebuah senyum sinis terpatri di bibirku. "Kata maaf saja tidak akan mengembalikan semuanya, Om." Suaraku dingin, keras, mencerminkan luka yan

  • Malam Panas Dengan Mantan Suami   91. Ngompol

    "Iya, mandi bareng. Apalagi sekalian .…" Aku mendekat ke arah telinganya, suara berbisik penuh godaan. "Bercinta." "Iihhhh!!!" Viona langsung mendorongku menjauh, wajahnya memerah padam seperti buah delima yang ranum. "Kenapa sih?" Entah mengapa aku gemas melihatnya, ingin kembali menggodanya. Viona terlihat seperti anak gadis yang sedang dimabuk cinta, lucu dan menggemaskan. "Aku hanya jujur. Dan kamu sendiri yang sering memintanya duluan." "Bapak! Aku geli sekali mendengarnya!" omelnya, bibirnya mengerucut cemberut. Aku terkekeh pelan. "Iya iya, maaf. Sekarang ayo kita ke kamar mandi, mangkanya kamu nggak perlu malu sega .…" Ucapanku terhenti saat aku kembali menyentuh tubuh Viona. Gerakanku terhenti saat jariku menyentuh celana istriku yang basah. "Lho, kok basah?" "Iihhh!!" Viona terlihat malu, langsung menarik selimutnya. Aroma samar-samar menusuk hidungku. Sekarang aku tahu kenapa celananya basah.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status