Share

Zia dan Ibunya

Air mata Zia mengalir deras menyaksikan ibunya terbaring di ranjang rumah sakit. Gadis itu langsung meraih tangan ibunya seraya membawa bobot tubuhnya berlabuh pada kuris di samping ranjang tersebut. Perlahan air matanya berkurang, menyadari Resa baik-baik saja saat ia merasakan hangat tangan yang sedang ia genggam.

Ya, dia memang membenci ibunya karena masih menjalani pekerjaanya menjadi wanita malam dan mucikari. Namun, sebesar apapun rasa bencinya, Resa tetaplah ibunya yang sudah membesarkannya dulu dengan penuh cinta. Zia yakin ibunya pasti bisa menyadari kalau perbuatannya salah dan mau ke jalan yang benar.

Zia menghapus sisa air matanya saat menyadari kelopak mata wanita paruh baya itu bergerak terbuka. Mungkin suara isaknya mengganggu tidurnya, tetapi biarlah. Setidaknya dengan cara itu ia bisa memastikan kalau ibunya tak terluka parah.

“Zia?” suara pertama yang terucap dari bibir Resa.

“Iya, Bu. Aku Zia,” jawabnya lembut dan halus diakhiri senyumannya.

Air mata haru Resa mener
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status